#KIRANA#
“ Ha...ha...ha lucu juga ya filmnya “ tawaku dalam hati, “Dek kecilin dong suaranya, mama ga bisa tidur nih” dengus mama dengan nada sedikit kesal. “Padahal kan udah pagi juga, masih tidur aja” Pikirku sambil menurunkan volume suara film komedi dari salah satu channel tv swasta tersebut. Aku memang ga bisa tidur dari kemarin, atau lebih tepatnya susah tidur.
Akupun mencoba berdiri dan sedikit menguap,” Aduh..” Teriakku. “Kenapa dek ? “ Tanya mama setengah sadar, “ gapapa kok ma hehehe ..“ karena kelamaan duduk nih pikirku. Terlihat secercah cahaya dari sela-sela horden yang tergantung menutupi jendela yang besar itu. “ Masih gelap ya diluar “ intipku dari sela-sela jendela yang tertutup horden, aku pun membuka horden itu sedikit sambil bergumam “ Keren “, kota ini tetap istimewa ya baik pagi maupun malam hari.
Aku pun menutup kembali horden yang sempat aku buka tadi dan berjalan menuju lemari sambil bernyanyi-nyanyi kecil hampir tidak terdengar, karena takut membangunkan mama. “ Tas kecilku dimana ya ? “ gumamku dalam hati sambil mencoba mengingat terakhir kali aku memegang tas itu “ Tertinggal ...masa sih, seingatku aku masih memegang tas itu kemarin “ tanyaku dalam hati, sebenarnya aku ingin bertanya ke mama, tapi memikirkan mengenai omelan yang akan aku terima nantinya, niat itu buru-buru aku urungkan.
“ Ah aku pakai sabun hotel aja deh “ pikirku. Aku pun buru-buru mengambil handuk yang ada di sebelah lemari kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Bukannya aku orang yang pembersih, tetapi daripada duduk di kamar melihat indahnya gemerlap kota jogja sebelum fajar menyingsing dengan tatapan kosong lebih baik mandi, pikirku.
“Well...” gumamku, aku baru ingat waktu pertama kali sampai di kamar aku langsung menata beberapa barang pribadiku terutama tas mandi yang kuletakkan di wastafel kamar mandi. “ Sepertinya aku harus mulai melatih ingatanku, masa masih mudah udah gampang lupa aja, mungkin ini efek kelamaan libur..ha..ha..ha.” tawaku dalam hati.
Setelah selesai mandi akupun mulai menegeringkan rambut ku dengan hairdryer mama, karena kalau dikeringkan dengan cara manual akan cukup lama mengingat rambutku yang cukup lebat dan panjang. Aku mencoba membangunkan mama yang masih tidur untuk menemaniku sarapan di bawah tapi “ Kamu sarapan duluan aja dek, mama masih ngantuk belum mandi lagi “ kata mama –masih setengah sadar-, “Ok” kataku dengan nada sedikit kesal
“ Ini hari pertamaku -keduaku, kecuali kemarin malam ikut dihitung satu hari-, sepertinya lebih nikmat makan di pedagang kaki lima sembari melihat aktivitas penduduk sekitar di pagi hari “ pikirku, aku pun langsung keluar kamar dan berjalan menuju lift. “ sepi ya” gumamku “ ya iyalah masih jam - sambil melihat jam tangan yang aku pakai secara terbalik di tangan kanan ku- lima.
Setelah masuk ke dalam lift dan menekan tombol berwarna oranye bertuliskan angka 1. Terdengar sayup-sayup suara “ Dek tolong tahan liftnya “ Katanya sedikit teriak, akupun reflek menahan pintu lift yang hampir tertutup.
“ Makasih ya dek “ katanya sambil berusaha memperbaiki ritme nafasnya yang sempat kacau akibat berlari menuju lift.
“Lantai berapa pak ? “ tanyaku penuh senyum
-ii-