Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#3320
Part 94
Kaki dan tanganku lemas seketika setelah membaca pesan dari Lydia.
Lalu, Vina datang dan menghampiriku.
Aku langsung menatap wajahnya.
Dan sekarang kamu saling bertatapan.

Vina : "Kenapa lo, Re ?"
Rea : "Ah.. Ngga.."
Vina : "Tangan lo gemeteran gitu.. Sakit ?"
Rea : "Ngga.. Gw ga apa-apa.. Cuma kesel aja.."
Vina : "Re.."
Rea : "...."
Vina : "Rea yang gw kenal ga gini.. Dia selalu ngeledekin gw dan bikin gw sebel.."
Rea : "....", sambil memberikan HPku.
Vina : "Kenapa ?"
Rea : "Baca SMS dari cewek gw.."
Vina : "Kok dia begitu sih ? Lo udah tanya kenapa ?"
Rea : "Karena dia kalah taruhan sama temennya.."
Vina : "Bukan.. Bukan itu maksud gw.. Kenapa bisa cewek lo mau mesum sama cowok lain ? Bisa aja karena dipaksa dan diancam.."
Rea : "Lo tanyain deh.. Gw ga bisa ngetik dan mikir.."
Vina : "Ya udah.. Gw yang tanya atas nama lo.. Nanti gw kasih tau isinya.."

Vina sibuk mengetik SMS dari HPku untuk bertanya-tanya dengan Lydia.
Lebih baik memang dia yang mengintrogasi, karena aku tidak bisa berpikir jernih.
Aku tak habis pikir apa yang dilakukan Lydia dengan lelaki selain diriku.
Setelah 15 menit dia memegang HPku, dia memberikannya lagi kepadaku.

Vina : "Baca sendiri, Re.."
Rea : "...."
Vina : "Tahan emosi ya.."


Quote:


Vina : "Udah ?"
Rea : "Udah.."
Vina : "Intinya, dia dipaksa.. Sebenernya dia ga mau.. Tapi.. Keputusan ada ditangan lo.."
Rea : "Gw bingung, Vin.."
Vina : "Mau gw anter ke tempat itu ?"
Rea : "Tempat apa ?"
Vina : "Tempat biasa lo tenangin pikiran lo.."
Rea : "Ya udah.. Tapi gw boleh balik dulu ?"
Vina : "Oke.. Nanti SMSin gw alamat lo.. Gw jemput lo.."
Rea : "Ya udah.. Gw balik ya.."

Aku keluar dari warnet dengan lemas.
Aku nyalakan motor papaku dan pergi menuju rumahku.
Setelah selesai berganti pakaian, aku SMS Vina.
Tak lama kemudian, dia sudah berada didepan rumahku.
Aku segera keluar dari rumahku lalu masuk kedalam mobilnya.

Vina : "Re.."
Rea : "Apa.."
Vina : "Semangat dong.."
Rea : "Saat ini belom bisa, Vin.. Gw masih ga habis pikir.."
Vina : "Ya udah.. Tenang.. Kita jalan sekarang ya.."

Vina melajukan mobilnya menuju tempat itu.
Tempat dimana aku biasa menghabiskan waktu untuk melihat lautan.
40 menit kemudian, sampailah kami ditempat yang kami tuju.
Aku dan Vina duduk sambil memandangi lautan.
Ditemani oleh angin laut yang bertiup pelan.

Vina : "Ga ada pelangi hari ini ?"
Rea : "....", aku hanya menggelengkan kepalaku.
Vina : "Gw juga ga bisa nyalahin cewek lo sih.."
Rea : "Makanya gw bingung.."
Vina : "Yang salah menurut gw itu hobi nya dimasa lalu.."
Rea : "Gw udah larang dia dari lama, Vin.."
Vina : "Sabar ya..", sambil memegang tanganku.
Rea : "Makasih, Vin.."

Rea : "Gw harus gimana ? Putusin dia ?"
Vina : "Kalo lo putus, lo mau nyari lagi ?"
Rea : "Ga sih.. Gw udah ada.."
Vina : "Udah ada gimana ?"
Rea : "Selang beberapa hari gw jadian sama Lydia, gw jadian lagi sama adek kelas gw.."
Vina : "Jadi lo selingkuh ?"
Rea : "Iya.. Tapi, gw sayang sama dua-duanya.. Berat buat gw untuk mutusin salah satu.."
Vina : "Aduh, Re.. Nyari penyakit aja lo.. Kalo ketahuan gimana ?"
Rea : "Ga bakalan ketahuan, Vin.. Lydia di Bogor.. Adek kelas gw di Jakarta Timur.."

Rea : "Gw putusin Lydia aja deh, Vin.."
Vina : "Kenapa ?"
Rea : "Gw kecewa sama dia.. Lagian, gw sama dia beda keyakinan, Vin.."
Vina : "Aduh.. Pacaran beda keyakinan itu menyakitkan loh, Re.. Mendingan lo udahin cepetan.. Daripada semakin lama semakin sakit akhirnya.."
Rea : "Iya.. Tapi gw butuh waktu untuk putusin dia.. Kalo lagi kayak gini, dia pasti ga terima.. Lagian gw capek bolah balik Jakarta-Bogor, Vin.."
Vina : "Ambil baiknya aja gimana, Re.. Gw percaya sama lo, kok.."
Rea : "Kenapa lo baik sama gw, Vin ?"
Vina : "Kenapa ya ? Karena gw kepengen baik aja sih.."
Rea : "Hhmm.. Gw kan sering bikin lo kesel.."
Vina : "Cuma lo yang berani bikin gw sebel, Re.. Kalo cowok-cowok yang deketin gw malah pada godain gw.. Makanya gw ga mau deket-deket mereka.. Gw lebih enak deket sama lo.."
Rea : "Makasih udah mau deket sama gw, Vin.. Tapi, gw bukan cowok yang baik, Vin.."
Vina : "Ga baik gimana ?"
Rea : "Gw udah mainin hati perempuan.. Gw dua in Lydia dengan Aurel.. Gw sama mantan HTSan gw juga udah parah mainnya.."
Vina : "Lo nilai orang lain dan diri lo sendiri dari masa lalunya, Re ?"
Rea : "Kadang.."
Vina : "Re..", dia memegang tanganku lagi.
Rea : "...."
Vina : "Masa lalu gw juga buruk.. Gw anak dari kalangan broken home.. Kalo gw lagi kangen sama orang tua gw, gw cuma bisa nangis sendirian dan mabok-mabokan.."

Vina : "Gw juga bukan orang baik.."
Rea : "Tapi lo baik sama gw, Vin.."
Vina : "Itu dia yang mau gw kasih tau ke lo, Re.. Jangan nilai orang dari masa lalu nya.. Masa lalunya boleh negatif dan buruk, tapi lihat keadaannya yang sekarang.."
Rea : "...."
Vina : "Cewek lo ga salah.. Lo ga salah.. Dia ngelakuin itu karena dipaksa.. Dia juga disakitin sama cowok itu secara fisik.. Dia takut dan terpaksa melakukan.. Lo coba pikirin itu dulu, Re.."
Rea : "Iya gw udah pikirin.."
Vina : "Dia sayang sama lo kan ?"
Rea : "Iya.. Dia sampe mau pindah agama karena cinta banget sama gw.."
Vina : "Mending kalo emang lo mau putusin dia, lo ngomong baik-baik.. Jangan marah sama dia.. Cinta beda agama itu menyakitkan.."
Rea : "Iya nanti gw coba.. Minggu ini deh gw ngomong.."
Vina : "Gw percaya kok kalo lo itu orang baik.."
Rea : "Makasih ya, Vin.. Lo udah mau nemenin gw disini.."
Vina : "Udah hampir gelap nih langitnya.."
Rea : "Sebentar lagi ya, Vin.."
Vina : "Kenapa ? Pelangi nya muncul ?"
Rea : "Hhmm.. Begitulah.."
Vina : "Udah ada berapa warna ?"
Rea : "3.. Vania, Calista, Velina.."
Vina : "Yang keempat belom ada ?"
Rea : "Belom ada yang mengesankan dihati gw, Vin.."


Aku berada disana sampai hari gelap.
Setelah langit sudah gelap, aku dan Vina memutuskan untuk pulang.
Vina mengantarkanku hingga kedepan rumah.

Vina : "Udah jangan dipikirin terus.. Nanti lo stres.. Ga ada yang ngeledekin gw lagi.."
Rea : "Iya.. Makasih ya, Vin.."
Vina : "Gw ada diwarnet kalo lo butuh gw.."
Rea : "Oke.."
Vina : "Daahh.."

Vina melajukan mobilnya meninggalkanku didepan pagar rumahku.
Aku hanya bisa melihat lampu mobil belakangnya pelan-pelan menghilang dari pandanganku.
Aku pun masuk kedalam rumahku.

Rea : "Assalamu 'alaikum.."
Papa : "Wa 'alaikum salam.. Lah.. Gw pikir lo dikamar.."
Rea : "Ngga, Pa.. Aku abis dari luar.."
Papa : "Mama beli sop kambing tuh.. Udah makan ?"
Rea : "Ga laper, Pa.. Nanti aja.. Aku mau langsung ke kamar.."

Aku pergi keatas menuju kamarku.
Sesampainya dikamar, aku berganti pakaianku.
Aku buka jendela kamarku dan duduk diatasnya sambil menatap langit malam ini.
Aku buka HPku yang belum aku periksa isi pesan yang masuk dari sore hari.
Ada pesan dari Aurel yang belum sempat aku buka.


Quote:


Aku tutup jendela kamarku.
Lalu aku naik keatas ranjang untuk beristirahat.
Hari ini sangat melelahkan.
Tak lama kemudian, Lydia menelponku.


Quote:


Hari ini adalah hari yang melelahkan untukku.
Lelah hati, lelah tenaga, lelah pikiran.
Mengapa aku begitu cemburu dengan Lydia ?
Padahal masih ada Aurel didekatku.
Beruntungnya, Vina bisa mengerti keadaanku dan bisa merubah suasana hatiku walau hanya sesaat.
Disaat pelangi diatas lautan tak bisa aku lihat penampakannya, Vina yang membuatku tenang dan kembali melihat pelangi itu.
Walaupun warna keempatnya masih samar-samar kelihatannya.

Eh, tunggu.
Warna keempat ?
Lydia atau Aurel ?
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.