dylancalistaAvatar border
TS
dylancalista
Diary Si Jomblo Perak (Cerita Cinta, Komedi, Plus Horror)




Hay agan dan aganwati, salam kenal. Ane new bie nih di kaskus, jadi mohon bantuannya untuk kasih saran atau kritik kalau cerita ane nnti rada mulai ngebosenin atau nggak nyambung.

Ane mau nulis cerita nih, tentang kehidupan jomblo yang ane lakoni, selama 25 tahun! Ceritanya nggak real 100%, tapi ada beberapa scene yang emang asli ane alami, Oo yah, Nama Ane Evan, keren ya nama ane? tapi sama teman-teman ane sering diplesetin jadi Epan, Yah, biar ga lama-lama berbasa basi, kita mulai aja ya gan? cekidot.

Quote:




Klik me!

Prolog

Part 1

Part 2

Part 3

Part 4

Part 5

Part 6

Part 7

Part 8

Part 9

Part 10

Part 11

Part 12

Part 13

Part 14 (1)

Part 14 (2)

Part 15 (1)

Part 15 (2)

Part 16

Part 17 (1)

Part 17(2)

Part 17(2)

Part 18(1)

Part 18(2)

Part 19(1)

Part 19(2)

Part 19(3)

Part 20

Part 21

Part 22

Part 23

Part 24

Part 25

Part 26

Part 26(2)

Part 27

Part 28

Part 29

Part 30(1)

Part 30(2)

Part 30(3)

Part 31(1)

Part 31(2)

Part 32(1)

Part 32(2)

Part 33

Part 34

Part 35

Part 36

Part 36(2)

Part 36(3)

Part 37(1)

Part 37(2)

Part 38(1)

Part 38(2)

Part 39

Part 40(1)

Part 41

Part 42

Part 43

Part 44

Part 45

Part 46

Part 47

Diubah oleh dylancalista 27-03-2019 14:27
Gimi96
jamalfirmans282
mrezapmrg97
mrezapmrg97 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
321.9K
1.1K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
dylancalistaAvatar border
TS
dylancalista
#266
Part 23

Gua buru-buru membereskan tas yang gua bawa dan bergegas ke kamar, kalau kondisi kayak begini pura-pura budeg aja sekalian. Gua keluar kamar setelah mengganti baju oblong, gua melihat Bapak sedang duduk di meja makan. Baru pertama kali gua melihat bapak dengan wajah pucat dan agak kurusan, selama ini Bapak selalu terlihat sehat dalam bayangan gua. Gagah dan kuat, itu gambaran sosok Bapak di mata gua. Selalu jadi panutan gua dari dulu, gua samperin bapak dan duduk di sampingnya.

Gua: Pa
Bapak: Sudah pulang toh kamu, sudah makan belum?
Gua: Sudah, Pa. Papa sakit?
Bapak: Nggak, Cuma masuk angin biasa. Nanti dikeroki Emakmu juga sembuh


Bapak selalu berbohong, dia selalu berusaha membuat gua nggak khawatir dengan kondisinya. Sejak gua kecil, Bapak selalu begitu. Sehingga sosok bapak memang selalu terkesan kuat di mata gua. Superman tanpa sayap, itu gambaran bapak di mata gua.

Gua: Nanti kita ke dokter ya, Pa?
Bapak: Jangan, ngapain. Nanti dikeroki juga sembuh
Gua: Jangan begitu, Pak. Kapan sembuhnya coba, nanti kita ke puskesmas ya
Bapak: Bapak sudah minum obat
Gua: Tapi masih kelihatan pucat, pak.
Bapak: Cuma butuh istirahat. Kamu gimana kerjaannya?
Gua: Baik, Pak.


Emak yang selesai ngerumpi dengan ibu-ibu tadi ikut menghampiri kami dan duduk bersama di meja makan. Emak meletakkan sesisir buah pisang di meja dan menyodorkannya ke gua.

Emak: banyak makan buah, Nak. Kamu kurus begini, kayak gak keurus. Emak selalu khawatir kalo kamu di jakarta nggak ada yang urusin

Emak mulai lagi nih kayaknya, gua pura-pura mati juga nih. Seperti biasa, Bapak selalu jadi penengah dan langsung mengalihkan pembicaraan.
Bapak: Yo di makan, Nak. Jangan melamun.

Gua mengambil sebuah pisang dan melahapnya, Emak tersenyum melihat gua yang begitu lahap makan. Suara ketukan pintu terdengar dari luar, gua berjalan pelan ke arah pintu untuk membukakan pintu buat tamu gua. Dan kaget juga sih, Della yang berdiri di depan pintu sambil menenteng rantang. Dia tersenyum manis. Dan kalo ditanya soal wajahnya yang gua lihat saat ini?
Ya, dia cantik. Cantik sekali, gua menatap Della lagi, bingung aja sih. Kok dia bisa jadi cantik? Wajahnya juga nggak berubah berubah kayak tempo hari di jakarta.
Della: Hai, Mas. Ibuku suruh aku bawain ini buat kamu. Karna kemarin di Jakarta kamu sudah baik anterin aku jalan-jalan

Gua masih diam, melongo dan nggak percaya dengan apa yang gua lihat. Sampai Della menyodorkan rantang makanan itu kepada gua.

Della: Mas Evan? Mas? Kenapa melamun?
Gua: Maaf, Del. Makasih ya, gua…
Della: Tenang, Mas. Aku nggak mikirin hal yang udah lewat kemarin di Jakarta. Tenang, makanannya tak ku racuni kok. Ikhlas, Cuma ucapan terima kasih. Kita kan bisa menjadi teman baik.
Gua: Maaf ya, Del. Kalo…

Emak menghampiri gua dan Della sambil tersenyum kecil: Eh, Nak Della ayoo masuk dulu, bawa apa ini? Kok repot-repot?
Della dan Emak masuk ke ruang tamu, Della tampak cantik dengan baju yang sederhana, rok panjang dan kaos lengan pendek, wajahnya polos tanpa make up. Tapi ntah kenapa cantik banget jadinya, mungkin kemarin dia ke Korea? Buat oplas? Kelewat cantik nih jadinya, nggak kayak artis korea sih. Cantiknya alami, seperti siapa ya? Cantiknya cewek indonesia banget gitu. Wajahnya jadi mirip Artika Sari Devi (Mantan Putri Indonesia itu loh)

Emak: Pan, bawain minuman dong buat Della. Gimana sih? Ada tamu nih.
Gua nurut-nurut aja sih, ngambilin segelas the buat Della. Sebenarnya gua masih penasaran, kok ini cewek bisa jadi cantik?

Emak: Sampaikan salam dan makasih ke ibumu ya, Della. Makasih loh dibawain makanan segalaa
Della: Iya, gapapa, Bu. Cuma ala kadarnya aja kok. Mas Evan di sini sampai kapan?
Gua: Mungkin 4 hari, Del
Emak: Sekarang giliran kamu yang ajakin dia jalan-jalan, Del.
Della: iya, ayoo kita jalan-jalan, Mas. Di sini masih alami semuanya, tak ada polusi
Gua: Ntar aja ya, Del. Makasih loh makanannya.

Della melirik jam tangannya lalu bangun dari tempat duduknya, kelihatannya Della buru-buru.
Della: Bu, aku pamit ya. Mau angkat cucian ibu di rumah
Emak: Ya, Nak. Rajin sekali, calon istri yang baik.


Mampus lu pan, mampus. Nggak ada yang lebih mengerikan dari kode emak. Gua beranjak masuk ke kamar gua, gua cuek aja daripada disindir mulu sama emak. Gua masuk ke kamar gua, yang tanpa gua sadari, nggak ada yang berubah. Komik-komik koleksi gua masih tertata rapi dimeja, beberapa poster pesepak bola favorit gua masih tertempel di dinding yang sudah tampak terkelupas catnya termakan waktu. Meja belajar gua juga masih rapi, mungkin karna emak selalu menjaga kebersihan kamar gua, sehingga gua masih berasa nyaman dan nggak bau apek kayak kamar yang udah lama nggak ditinggali. Gua membuka jendela kamar gua yang menghadap ke arah halaman belakang rumah gua, hawa dingin menusuk badan gua, gua melihat beberapa tuyul kecil sedang bermain di bawah pohon mangga besar yang ada dibelakang rumah gua, pantes aja hawanya nggak enak. Gua tutup kembali jendela kamar gua dan gua hampir lupa satu hal. Daritadi kayla mana?
Gua melongok kanan-kiri berusaha mencari gadis itu, iseng-iseng gua panggil-panggil dia. Tapi tak ada yang menyahut.
Kayla tak juga muncul, dia ke mana? Gua berjalan keluar kamar dan menemukan Bapak asyik nonton TV acara berita, dan emak kelihatannya lagi memasak. Gua bergabung dengan Bapak dan duduk di sisinya.

Gua: berita apa Pak?
Bapak: itu, ada kecelakaan tadi. Kecelakaan bus, penumpangnya 40 orang, yang hidup Cuma 5 orang. Untung yah lek, kamu tadi aman-aman aja.
Gua: Iya, Pak. Karna doa bapak sama emak juga.
Bapak: Kemarin Pakde Iyan nyariin kamu, lek. Kelihatannya ada hal penting yang mau dia ceritakan ke kamu, besok baiknya kamu ke sana, Nak.


Gua mengangguk pelan seolah teringat banyak hal yang ingin gua tanyakan ke pakde iyan. Besok gua harus nemuin Pakde Iyan.

anonymcoy02
pulaukapok
adityazafrans
adityazafrans dan 5 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.