- Beranda
- Stories from the Heart
Perjalanan 200 HARI
...
TS
layangkangenmu
Perjalanan 200 HARI

Thank's to Hamba Allah for making a great Cover

Perjalanan ini begitu berat, namun tak terasa karena ada seseorang yang selalu setia menemani gw. Begitu banyak cobaan yang menimpa kami. Tak lelah ia menemani gw, dan terus menemani gw hingga saat ini. Ia tak pernah lelah untuk tetap melewati cobaan itu bersama gw. Gw sangat mencintai dia. Bagaimana sabarnya ia menghadapi sikap gw yang terkadang seperti anak kecil.
Hingga tiap perjalanan kami, ia selalu bertanya "Mas . . apa aja yang sudah mas tulis" Tiap melewati hari2 kelam itu, ia selalu berkata begitu. Gw memang hanya ingin mencertitakan kisah kami sebagai dongeng untuk anak2 kami nanti. Romansa, teror, kebahagiaan, ketakutan, menghiasi perjalanan kami. Dia akan tetap menjadi Hasanahku. Dan kali ini, gw mencoba untuk menuliskannya berdasarkan apa yang sudah ditulis dalam buku tua ini. Selamat datang, dan selamat mengikuti perjalanan kami.
Gw bukanlah manusia hebat. Gw tak pandai menuliskan gaya bahasa yang menarik.
Tapi, semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini. HAPPY READING
Tapi, semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini. HAPPY READING

Spoiler for FAQ:
Pembukaan
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5A - Bagian 5B
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11A - Bagian 11B
Bagian 12A - Bagian 12B
Bagian 13
Bagian 14
The End of the Beginning . . .
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53 - Perjalanan 200 Hari
Part 54 - Ending
- Goresan Pena untuk Dimas
- Untuk Suamiku
Mohon dimaklum apabila ada salah penulisan nama, hari, tempat, dll.
Jika berkenan, gimme
and share
Terima kasih yang sudah banyak mendukung agar kisah ini tetap berlanjut 
and share
Terima kasih yang sudah banyak mendukung agar kisah ini tetap berlanjut 
Diubah oleh layangkangenmu 13-01-2018 22:04
JohanZing0 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
117K
816
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
layangkangenmu
#287
Part 11 - Sebuah Hadiah
Jangan pernah menjudge gw. You know my story, not my life. Ambil positifnya, buang negatifnya 
Setelah lama berdiskusi dengan Hasanah mengenai kondisi ibu. Hasanah meminta tolong kepada orang tuanya untuk membantu menjaga ibu. Dan tanpa rasa keberatan, pak Agung dan tante Ratih bersedia untuk menemani ibu kapanpun. Bahkan selang pak Agung bekerja, tante Ratih bersedia menemani ibu seharian dirumah. Gw merasa lega karena sudah ada yg merawat ibu, tapi kekhawatiran seorang anak pada ibunya yang ditinggal sendiri pasti ada. Lu ga khawatir dengan kondisi ibu yang lo tinggal? Lo bukan seorang manusia. Keesokan harinya gw kembali berangkat menuju tempat kerja, karena ga mungkin gw tinggalin kerjaan lama2.
Singkat cerita sorenya gw tengah tiba di rumah gw. Gw beberes rumah yang belum sempat kami bereskan sejak tiba disini karena insiden alm.ayah. Gw akan mencari orang tak bertanggung jawab itu. Beberapa hari kemudian gw teringat pesan Dimas kepada gw. Dimana gw harus berhati2, apa ini ulah Lily? Tapi ga mungkin, menurut saksi mereka melihat orang lain dan itu murni kecelakaan. Gw merebahkan tubuh gw dikasur, sementara Hasanah sedang menyiapkan makan malam
Gw tak menghiraukan ucapan Dimas. Seketika itu Hasanah datang ke kamar.
Gw ga bisa berkata apa2 lagi. Kalau gw bisa menyuruh ayah untuk tidak mengantar kami, mungkin ibu ga sendirian dirumah. Gw merasa sangat bersalah atas kepergian ayah. Gw tertunduk, dan lagi2 gw menangis didepan istri gw. Heningnya suasana disini membuat kesedihan gw semakin mendalam. Mungkin inilah yang sedang dirasakan ibu. Kesunyian tanpa ditemani seorang suami.
Gw hanya tersenyum mendengar ucapan Hasanah. Entah kenapa ia selalu punya cara membuat gw tersenyum dengan kata2 manisnya. Dan bujukannya membuat gw mau makan. Beberapa hari kemudian, gw mendapat telefon dari atasan di kantor pusat. Beliau sangat puas dengan kinerja gw, dan para karyawan lainnya. Sehingga, seketika gaji gw turun, gw mengecek isi saldo di ATM gw. Yang biasanya gw menerima 1.4jt tiap bulannya, diluar pendapatan gw disini. Namun saat gw cek buku tabungan gw, gw melihat ada income sebesar 5jt. Gw menghubungi atasan gw, karena takunya ada kesalahan dalam pemberian gaji.
Profit Sharing
Bonus ini dibagikan ke karyawan berdasarkan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan dan jumlah saham yang dimiliki karyawan. Makin besar keuntungannya, makin besar bonus yang didapatkan si karyawan.
Terkadang gw merasa heran atas pemberian bonus yang diberikan atasan gw. Tapi gw hanya bisa mensyukuri apa yang telah gw dapat. “Selalu ada jalan bagi orang-orang yang mau berusaha” Keesokan harinya, gw mendapat sebuah kiriman di kantor gw. Namun karena gw sedang sibuk melayani, istri gw lah yang mengambil paket itu. Seketika itu ia duduk disamping gw sambil membuka amplop coklat itu. Kemudian ia membaca kertas itu dengan seksama
MasyaAllah . . benar, ini adalah sebuah tiket penerbangan ke Prancis. Ya Allah . . nikmat apakah ini? Gw yakin ada hikmah dibalik semua cobaan ini. Gw melihat lembar2 dokumen lainnya yang hanya berisi tentang pedoman tentang perusahaan, dan gw melihat sebuah surat kecil.
“Dimas ini adalah hadiah untukmu dan istrimu. Saya sangat senang dengan kinerjamu yang kian hari kian membaik. Saya tahu bahwa kamu baru saja kehilangan seseorang yang berarti. Dan anggaplah ini sebagai rasa simpati saya. Tolong jangan ditolak, ini rejekimu. Dan saya rasa kamu dan istrimu pantas mendapatkan hal ini. Selamat berlibur ya Dim. Jangan lupa oleh2
”

Setelah lama berdiskusi dengan Hasanah mengenai kondisi ibu. Hasanah meminta tolong kepada orang tuanya untuk membantu menjaga ibu. Dan tanpa rasa keberatan, pak Agung dan tante Ratih bersedia untuk menemani ibu kapanpun. Bahkan selang pak Agung bekerja, tante Ratih bersedia menemani ibu seharian dirumah. Gw merasa lega karena sudah ada yg merawat ibu, tapi kekhawatiran seorang anak pada ibunya yang ditinggal sendiri pasti ada. Lu ga khawatir dengan kondisi ibu yang lo tinggal? Lo bukan seorang manusia. Keesokan harinya gw kembali berangkat menuju tempat kerja, karena ga mungkin gw tinggalin kerjaan lama2.
Singkat cerita sorenya gw tengah tiba di rumah gw. Gw beberes rumah yang belum sempat kami bereskan sejak tiba disini karena insiden alm.ayah. Gw akan mencari orang tak bertanggung jawab itu. Beberapa hari kemudian gw teringat pesan Dimas kepada gw. Dimana gw harus berhati2, apa ini ulah Lily? Tapi ga mungkin, menurut saksi mereka melihat orang lain dan itu murni kecelakaan. Gw merebahkan tubuh gw dikasur, sementara Hasanah sedang menyiapkan makan malam
Quote:
Gw tak menghiraukan ucapan Dimas. Seketika itu Hasanah datang ke kamar.
Quote:
Gw ga bisa berkata apa2 lagi. Kalau gw bisa menyuruh ayah untuk tidak mengantar kami, mungkin ibu ga sendirian dirumah. Gw merasa sangat bersalah atas kepergian ayah. Gw tertunduk, dan lagi2 gw menangis didepan istri gw. Heningnya suasana disini membuat kesedihan gw semakin mendalam. Mungkin inilah yang sedang dirasakan ibu. Kesunyian tanpa ditemani seorang suami.
Quote:
Gw hanya tersenyum mendengar ucapan Hasanah. Entah kenapa ia selalu punya cara membuat gw tersenyum dengan kata2 manisnya. Dan bujukannya membuat gw mau makan. Beberapa hari kemudian, gw mendapat telefon dari atasan di kantor pusat. Beliau sangat puas dengan kinerja gw, dan para karyawan lainnya. Sehingga, seketika gaji gw turun, gw mengecek isi saldo di ATM gw. Yang biasanya gw menerima 1.4jt tiap bulannya, diluar pendapatan gw disini. Namun saat gw cek buku tabungan gw, gw melihat ada income sebesar 5jt. Gw menghubungi atasan gw, karena takunya ada kesalahan dalam pemberian gaji.
Quote:
Profit Sharing
Bonus ini dibagikan ke karyawan berdasarkan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan dan jumlah saham yang dimiliki karyawan. Makin besar keuntungannya, makin besar bonus yang didapatkan si karyawan.
Quote:
Terkadang gw merasa heran atas pemberian bonus yang diberikan atasan gw. Tapi gw hanya bisa mensyukuri apa yang telah gw dapat. “Selalu ada jalan bagi orang-orang yang mau berusaha” Keesokan harinya, gw mendapat sebuah kiriman di kantor gw. Namun karena gw sedang sibuk melayani, istri gw lah yang mengambil paket itu. Seketika itu ia duduk disamping gw sambil membuka amplop coklat itu. Kemudian ia membaca kertas itu dengan seksama
Quote:
MasyaAllah . . benar, ini adalah sebuah tiket penerbangan ke Prancis. Ya Allah . . nikmat apakah ini? Gw yakin ada hikmah dibalik semua cobaan ini. Gw melihat lembar2 dokumen lainnya yang hanya berisi tentang pedoman tentang perusahaan, dan gw melihat sebuah surat kecil.
“Dimas ini adalah hadiah untukmu dan istrimu. Saya sangat senang dengan kinerjamu yang kian hari kian membaik. Saya tahu bahwa kamu baru saja kehilangan seseorang yang berarti. Dan anggaplah ini sebagai rasa simpati saya. Tolong jangan ditolak, ini rejekimu. Dan saya rasa kamu dan istrimu pantas mendapatkan hal ini. Selamat berlibur ya Dim. Jangan lupa oleh2
” Quote:
JabLai cOY memberi reputasi
1