dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah 2: Challenge Accepted




Cover By: adriansatrio


Cerita ini didasari oleh pemikiran otak gue yang banyak orang enggak suka, malah kebanyakan menghujat. Awalnya gue risih juga, otak juga otak gue, kenapa orang lain yang ributin. Tapi aneh bin nyata, enggak tau kenapa, lama-kelamaan gue malah suka setiap kali kena hujat. Nah, demi mendapat hujatan-hujatan itulah cerita ini dibuat. WARNING: 15TAHUN+

Spoiler for QandA:


"Bukannya apatis ato apa, gue cuma males urusan sama hal-hal yang mainstream. Buat lo mungkin itu menarik, buat gue itu kayak suara jangkrik. Kriik... Krikk... bikin geli."
-Calon wakil ketua LEM-


Explanation

Spoiler for Index:
Diubah oleh dasadharma10 15-09-2017 10:22
alejandrosf13
anasabila
imamarbai
imamarbai dan 7 lainnya memberi reputasi
6
374.3K
1.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#171
PART 3

“Baru sampe?
Gue manggut-manggut, “Untung aja belum telat.”
“Buruan ke lapangan belakang, divisimu kayaknya udah siap-siap kerja.”
“Temeninlah, masa iya jalan sendiri.”

Pagi ini gue bangun tepat waktu, gue bangun lebih awal dari kepulangan kubu Nekomamushi. Hari ketiga ospek gue bisa mandi di kosan, bukannya numpang mandi di SPBU lagi.

“Inget Disti yang kemarin?” tanya Grace.
“Inget, kok. Yang ada miba laporan ke kita itu kan?”
“Dia bilang dia pacarmu.”
“Pacar?! Kok bisa?”
“Ya mana aku tau.” Grace membuka muffin yang ada di tangannya, “Inget-inget aja deh kelakuanmu yang man yang bikin ada miba ngerasa jadi pacarmu.”
“Waduh, gawat ini mah. Kalo berita ini kesebar tujuanku ikutan panitia ospek bisa gagal total.”
“Makanya kalo mau jadi volunteer tuh yang ikhlas, jangan pamrih buat kenalan sama miba.” Grace menunjukkan foto seseorang di hapenya, “Ini anaknya.”
“Bayi? Disti tuh masih bayi?!”
Grace menoyor gue, “Ini foto anaknya Bentigo, bukan Disti.”
“Ya kirain mau kasih liat Disti yang mana.”
“Yakali aku fotoin Dist–”
“Bentigo udah punya anak?! Bukannya dia nikah baru enam bulan?”
Grace manggut-manggut, “Dia dijebak, istrinya udah hamil duluan.”
“Ada ya cewek kayak gitu, serem juga.”
“Makanya jangan gampang percaya sama cewek,” kata Grace. “Kalo bisa jaga jarak deh sama mereka.”

Gue berjalan menjaga jarak dari Grace.

“Kamu kenapa?” tanya Grace.

Kayaknya semua hal dalam hidup gue akhir-akhir ini udah gue ceritain semua. Kosan yang baru, kesibukan yang baru, dan juga kisah asmara gue yang baru.
Kisah asmara yang baru? Sama Grace?

“Enggaklah! Ngapain juga cemburu sama orang enggak jelas kayak kamu!”
“Seburuk itukah?”
“Iya, enggak lebih enggak kurang.”
“Tapi kamu sayang, kan?”
“Sekedar kakak-adek, enggak lebih makanya enggak cemburu.”

Kalo ada yang nanya kenapa gue pindah kos, jawabannya simpel, gue diusir. Iya, diusir sama yang punya. Setelah semua penghuni kos lama pindah ke rumah masing-masing, tinggal berdua gue sama Emil di kosan. Gara-gara pak jendral takut kita ada apa-apa, makanya dia minta kita buat pindah.

“Emil sekarang kos dimana, Wi?”
“Emil? Emang kamu kenal?”
“Denger-denger aja, sih.” Grace menyenggol-nyenggol gue, “Katanya kamu naksir dia.”
“Pepy emang blangsak, dia kan yang cerita?”
Grace manggut-manggut, “Siapa lagi.”
“Sebenernya kalian berdua pernah ketemu, waktu kosan mati lampu tapi.”
“Yang kamu cerita bra ketinggalan itu, kan?”
Gue manggut-manggut, “Bisa gitu, ya.”
“Jadi…, Emil sekarang dimana?”
“Asrama kampusnya, dia enggak mau cari kos baru, takut enggak cocok sama orang-orangnya.”
“Emang susah sih ya cari kosan, kalo lagi apes malah dapet kosan kayak punyamu.”

Kalo lagi apes malah dapet kosan kayak punya gue? Apa iya gue apes? Tunggu, gimana kalo sebenernya gue malah beruntung? Mungkin gue ngerasa sial karena baru pertama dan masih belum terbiasa aja. Kalo gue udah terbiasa dengan fenomena dua kubu, mungkin kosan gue sebenernya merupakan kosan yang istimewa buat gue.

“Kayaknya aku tau musti ngapain, Grace.”
Gue kecup atas telinga Grace.
“Dawi geli!” Grace mengusap-usap telinganya, “Lagian tau mau ngapain, sih? Pindah kos?”
Gue menggeleng, “Bukan itu, sesuatu yang jauh lebih besar.”

Gue angkat Grace sambil gue puter-puter.

“Dawi! Turunin! Diliatin orang banyak!”

PRIIITT…!

Gue dan Grace menengok ke arah asal suara. Terlihat Arya berbicara kepada walkie talkienya.

“Divisi keamanan, dimohon tambahan personil untuk mengawasi panitia C-042. Diulangi, dimohon tambahan personil untuk mengawasi C-042.”
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.