Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#3217
Part 92
"Perasaan udah gw delete semua SMS dari Aurel sama Call Log deh.." pikirku.

Rea : "Kenapa sama Aurel, yank ?"
Lydia : "Dia SMS nih.. Minta es krim.."
Rea : "Oh.. Dari sini emang aku mau kerumahnya nanti.. Ada acara.. Tapi malem sih yank.."
Lydia : "Acara ? Dia siapa kamu ? Sodara ?"
Rea : "Iya lah.. Harusnya aku bareng sama orang tua aku.. Tapi kan aku mau ketemu kamu, maka nya nanti aku nyusul.."
Lydia : "Aku pikir selingkuhan kamu.."
Rea : "Selingkuh ? Hahahahahaha.."
Lydia : "Jadi kita mau kemana ?"
Rea : "Nonton aja yuk.. Sekalian makan siang.."
Lydia : "Tadi dikamar aku ajak bikin film kamu nya ga mau.."
Rea : "Ya iyalah aku ga mau.. Aku kan harus jaga kamu.. Bukan ngerusak kamu, sayang..", sambil mengelus pipinya.
Lydia : "Oh gitu ya.. Hahahahahahaha.. Makasih sayang.. Yuk berangkat.."

Aku dan Lydia berangkat menuju sebuah mall yang jaraknya setengah jam dari sini.
Bukannya aku tidak nafsu, tetapi aku tidak mau terjadi seperti aku dengan Calista.
Bagaimana aku bertanggung jawab atas Lydia jika kami berdua berbeda keyakinan.
Kalau kami berdua berkeyakinan yang sama, mungkin setan akan lebih kuat berbisik.
Hehehehehe.

Sesampainya disana, kami membeli tiket terlebih dahulu.
Setelah itu kami makan siang.

Lydia : "Eh yank.. Dulu sama mantan kamu, pacarannya udah ngapain aja ?"
Rea : "Ngapain ya ?"
Lydia : "Ciuman pernah ?"
Rea : "Kalo ciuman bukan sama pacar kali ya.. Nyebutnya apa ya yang enak ?"
Lydia : "Terus sama siapa ?"
Rea : "Aku sama dia dulu ga punya hubungan apa-apa.. Tapi kita udah ngelakuin jauh dari ciuman.."
Lydia : "HTSan ?"
Rea : "Ya semacam itu deh, yank.."
Lydia : "Udah ngapain aja, yank ?"
Rea : "Ciuman.. Terus ya begitu deh.. Tapi ga sampe ML yank.."
Lydia : "Kamu belom pernah ML yank ?"
Rea : "Ya belom lah.. Takut juga kalo lawanku hamil.."
Lydia : "Hahahahahaha.. Pantesan tadi sama aku ga mau.."
Rea : "Masalahnya bakalan panjang, yank.."
Lydia : "Panjang gimana ?"
Rea : "Pertama, kita beda keyakinan.. Kalo kamu kenapa-kenapa, aku ga bisa bertanggung jawab.."
Lydia : "...."
Rea : "Kedua.. Kita ga bisa terus kayak gini selamanya, yank.. Suatu saat kita pasti bakalan berpisah.."
Lydia : "....", dia hanya menundukkan kepalanya.
Rea : "Kamu kenapa, yank ?"
Lydia : "....", dia hanya menggelengkan kepalanya.

Lydia : "Kita bener-bener harus pisah, yank ?"
Rea : "Untuk saat ini nggak, yank.."
Lydia : "Padahal baru aja aku seneng punya pacar dan aku mau jalanin hubungan ini serius.."
Rea : "Untuk saat ini kita jalanin aja dulu.. Kedepannya kan kita ga tau kayak gimana.."
Lydia : "Tapi aku ga mau pisah, yank.."
Rea : "Iya aku juga ga mau.. Udah jalanin dulu aja.. Masalah kita harus putus, biar waktu aja yang nentuin.."
Lydia : "...."
Rea : "Yang penting.. Sekarang kita seneng-seneng dulu.. Kamu sayang aku, kamu sayang aku..", sambil memegang tangannya.
Lydia : "Tapi aku ga mau putus.."
Rea : "Ngga.. Siapa yang bilang kalo kita putus.. Aku ga putusin kamu.."
Lydia : "Beneran ?"
Rea : "Beneran yank.."
Lydia : "Hehehehe.. Ya udah jalanin dulu aja.."
Rea : "Film nya masih lama kan ?"
Lydia : "Satu jam lagi sih.."
Rea : "Habis makan, kita jalan-jalan dulu yuk.."
Lydia : "Ayo yank.."

Kami segera menghabiskan makan siang kami.
Setelah itu kami berkeliling didalam Mall ini.
Tanganku terus digenggam oleh Lydia.
Seakan-akan memang dia tidak mau berpisah denganku.
Seandainya dia tahu bahwa aku menduakannya, pasti hal ini tidak akan terjadi.
Tetapi, keadaan ini semakin buruk untukku.
Yang pasti aku harus memilih diantara Lydia dan Aurel.
Atau tidak keduanya.

Setelah selesai berkeliling, kami segera menuju bioskop.
Tak lama kemudian, kami masuk kedalam teather dan menonton film bersama.
2 jam berlalu, dan kami telah selesai menonton.
Karena aku ada janji dengan Aurel, aku harus segera mengantar Lydia pulang.

Rea : "Aku langsung anterin kamu pulang ya.."
Lydia : "Yah.. Kirain masih mau lama-lama sama aku.."
Rea : "Aku kan harus ke acara sodara aku, yank.. Dari sini sore.. Sampe disana malem.."
Lydia : "Ya udah deh.. Padahal aku masih kangen sama kamu.."
Rea : "Nanti kalo ada waktu lagi, kita ketemu lagi.."
Lydia : "Kalo kamu capek, biar aku kesana aja ga apa-apa.."
Rea : "Eh jangan.. Jauh banget rumah aku.."
Lydia : "Ya tapi kamu jarang kesini.."
Rea : "Nanti aku usahain sering-sering ketemu kamu.."
Lydia : "Janji ?"
Rea : "Iya aku janji.."
Lydia : "Hehehehehe.. Ya udah yuk.. Kita pulang.. Nanti kamu telat lagi.."

Aku dan Lydia segera menuju parkiran motor di mall ini.
Setelah memanaskan motor papa sebentar, kami langsung berangkat menuju rumah Lydia.
40 menit perjalanan, sampailah aku dirumahnya.

Lydia : "Masuk dulu yuk, yank.."
Rea : "Aku buru-buru nih, yank.."
Lydia : "Sebentar aja.. Dirumahku belum ada orang kok.. Cuma kita berdua.."
Rea : "Hhmm.. Sebentar aja ya.."
Lydia : "Iya.."
Rea : "Ga berduaan dikamar.. Ga pake kunci pintu.."
Lydia : "Yah ayank.. Dikamar tapi ga pake kunci pintu deh.."
Rea : "Aku pulang aja deh.."
Lydia : "Eh eh.. Iya iya.. Diruang tamu aja.."
Rea : "Hehehehehehe.. Gitu dong.."

Aku parkirkan motorku didepan rumah Lydia.
Lalu, aku masuk kedalam rumahnya.
Aku duduk diruangan tamu dan Lydia mengambilkan air untukku.

Lydia : "Diminum dulu yank.."
Rea : "Ga ada obat biusnya kan ?"
Lydia : "Ngga lah.."
Rea : "Hehehehehehe.."
Lydia : "Yank.."
Rea : "Ya.."
Lydia : "Aku masih kepikiran kata-kata kamu.."
Rea : "Yang mana ?"
Lydia : "Kamu bilang kita ga bisa terus selamanya karena beda keyakinan.."
Rea : "...."
Lydia : "Kalo tau begini, dari awal kita ga usah ketemu dan kenal.."
Rea : "Kok gitu, yank ?"
Lydia : "Hatiku sakit yank.."
Rea : "...."
Lydia : "Kenapa aku baru sadar pada saat aku udah sayang banget sama kamu.."
Rea : "Yank.. Udah ga usah dipikirin lagi.. Aku ga ada niat untuk mutusin kamu kok.."
Lydia : "Iya aku percaya sama kamu yank.. Tapi aku ga percaya sama keadaan kita.."
Rea : "Ga percaya gimana ?"
Lydia : "Kamu ga akan putusin aku, dan aku juga ga mau putusin kamu.. Tapi, nanti suatu saat pasti ada keadaan kita harus putus kan yank.."
Rea : "Ya.. Aku juga ga tau.. Aku cuma bisa jalanin hubungan ini sama kamu karena aku sayang kamu.. Bukan karena kasihan atau terpaksa.."
Lydia : "Janji sama aku mau yank ?"
Rea : "Janji apa ?"
Lydia : "Jangan putusin aku sampai bener-bener keadaan yang bikin kita putus.."
Rea : "Iya aku janji.."
Lydia : "Sayang banget sama ayankku..", sambil memelukku dengan erat.

Aku balas pelukan yang dilakukan oleh Lydia.
Air mata yang membasahi pipinya terasa ditubuhku dan berbekas dibajuku.
Hatinya benar-benar tulus mencintaiku.
Tetapi, aku yang bodoh sudah menduakannya.
Atau mungkin aku yang terlalu bodoh karena sudah membuatnya jatuh hati kepadaku disaat aku tahu bahwa kami berbeda keyakinan.
Cinta beda keyakinan ini pasti sangat membuat Lydia sakit.
Tetapi, aku justru mendua dengan Aurel, adik kelasku yang sudah menyukaiku sejak lama.

Rea : "Yank.."
Lydia : "...."
Rea : "Aku pulang ya.."
Lydia : "Sekarang ?"
Rea : "Iya.. Nanti telat aku nya.."
Lydia : "Ya udah.. Kabarin aku kalo udah sampe sana ya.."
Rea : "Iya.. Jangan nangis lagi ya.."
Lydia : "Hati-hati dijalan yank.. Jangan ngebut.."
Rea : "Iya sayang.."

Aku cium kening Lydia.
Dia memelukku kembali.
Tangisannya tak kunjung henti.
Seharusnya aku tidak berkata seperti itu tadi.
Tetapi, aku sudah terlanjut mengatakannya.

Aku segera berangkat dari rumah Lydia menuju ke daerah rumah Aurel.
Aku diminta untuk menemuinya di cafe waktu aku dan dia bertemu.
Aku juga tidak lupa untuk membelikannya es krim kesuakaannya.
2 jam perjalanan dan sampailah aku.
Tak lama kemudian, datanglah Aurel.

Aurel : "Yank..", sambil menyentuk bahuku.
Rea : "Eh kamu yank.."
Aurel : "Mau nonton dimana ?"
Rea : "Enaknya dimana ya ?"
Aurel : "Kamu ga lupa kan ?"
Rea : "Nih.. Aku ga lupa kok..", sambil memberi es krim kepadanya.
Aurel : "Yeey, makasih yank.. Kamu biasa nonton dimana ?"
Rea : "Ada sih dideket rumahku.."
Aurel : "Ya udah disana aja.."
Rea : "Kamu pulang malem emang ga apa-apa ?"
Aurel : "Ngga.. Aku udah izin kok.."
Rea : "Ya udah ayo berangkat.."

Tidak membutuhkan waktu lama untuk kesana.
Sesampainya disana, kami mengantri untuk membeli tiket.
Setelah itu, kami menunggu didepan studio.

Aurel : "Tadi kamu ngapain aja emang disana ?"
Rea : "Cuma jual duit digame terus main bareng sebentaran.."
Aurel : "Cowok kan ?"
Rea : "Ada cewek nya juga sih.."
Aurel : "Cewek main game ?"
Rea : "Iya.."
Aurel : "Bener ? Kamu ngga selingkuh kan ?"
Rea : "Ngga lah.."

Tak lama kemudian, HPku bergetar.
Ada nama Lydia di layar HPku.

Rea : "Yank, aku keluar sebentar ya.."
Aurel : "Mau ngapain ?"
Rea : "Sodara aku nelpon.. Kayaknya mau ngomongin masalah kemarin.."
Aurel : "Ya udah aku tunggu sini.."

Aku segera berlari keluar dan mengangkat telepon dari Lydia.


Quote:


Aku masuk kembali dan menghampiri Aurel.
Tak lama kemudian, pintu studio dibuka dan kami masuk untuk menonton film yang akan diputar.
Sepanjang film diputar, Aurel selalu merangkul dan menyandarkan kepalanya dibahuku.
Aku juga sesekali mengusap-usap kepalanya.
Setelah selesai menonton, aku segera antar Aurel ketempat yang dia tunjukkan dekat dengan rumahnya.
Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai disana.

Aurel : "Makasih untuk hari ini yank.."
Rea : "Sama-sama, yank.."
Aurel : "Besok, kita ketemu lagi yank ?"
Rea : "Besok kayaknya aku mau jaga warnet yank.."
Aurel : "Aku ikutan boleh ?"
Rea : "Nanti kamu bosen ngga ?"
Aurel : "Kalo sama kamu mah ga bosen yank.."
Rea : "Ya udah.. Besok pagi aku jemput ya.. Aku pulang ya yank.."
Aurel : "Iya.. Hati-hati dijalan, yank.."

Aku segera kembali kerumah.
Sesampainya disana, aku langsung masuk kekamarku dan merebahkan tubuhku.
Lelah sekali hari ini.
Aku ambil HPku dari saku celanaku dan SMS Lydia.

Quote:


Keadaan ini membuatku berpikir keras.
Lydia benar-benar mencintaiku sampai dia ingin membuat keputusan sendiri agar bisa terus tetap bersamaku.
Sampai kapan aku harus seperti ini ?
Atau apa aku jujur sama bahwa aku telah mendua ?
Diubah oleh .raffertha 12-01-2017 16:14
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.