Kaskus

Story

3005fmAvatar border
TS
3005fm
Di ujung jalan
Diubah oleh 3005fm 15-01-2017 19:24
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
14.4K
117
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
3005fmAvatar border
TS
3005fm
#110
Di ujung jalan (Bimo POV)
Bab 15

Lost Her


Kenapa nyokap harus bilang 'ikhlasin Nadia' ? Something wrong here.Gue memaksakan diri untuk bangun dari ranjang sambil berusaha meraih cairan infus yang tergantung di atas.

"Bim, kamu jangan gerak-gerak dulu. Kamu baru aja sadar...." Nyokap gue berusaha menahan gue sambil mengelus pelan rambut gue. Tapi gue nggak mau sekedar di sini tiduran, sedangkan Nadia entah apa yang terjadi sama dia sampe nyokap gue bilang begitu.

"Aku mau liat Nadia. Di mana dia ? Keadaannya gimana bahkan aku nggak tau !" Gue berteriak frustasi sambil mengacak-acak rambut gue.

Nyokap gue terlihat pasrah. Ia luluh dengan membantu gue mengambil cairan infus yang tergantung sambil membantu gue untuk berdiri dari ranjang.

"Kamu sementara pake kursi roda dulu jalannya. Kaki kamu masih belom kuat buat jalan jauh. Nanti ibu anter kamu ke Nadia."

Gue menurut. Nyokap mengantarkan gue ke ruang ICU. Kursi roda gue berheti di sebuah ranjang dengan banyak alat terpasang di sana. Gue melihat itu Nadia. Ada nyokap dan bokapnya Nadia dan mereka semua menangis....

Gue mendengar samar-samar suara dokter bilang 'maafkan kami pak, bu'.
Dokter itu kemudian menyalami orang tua Nadia menyusul seorang perawat perempuan yang melepaskan seluruh peralatan di tubuh Nadia.

Gue berusaha bangun dari kursi roda. Mencoba menyadari kalo di depan gue adalah nyata....

"Nad ? Kamu kenapa diem aja ? NAD ! BANGUN NAD !!!!"
Gue meremas tangan Nadia yang dingin. Dia udah bener-bener ninggalin gue....

"Sudah nak Bimo. Kami semua ikhlas Nadia sudah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa," kata bokapnya Nadia sambil menepuk pelan bahu gue.

Gue berjalan keluar ruangan ICU. Gue menangis. Setelah sekian lama gue nggak menangis... Kenapa Tuhan malah mengambil orang yang gue sayang, gue baru aja memutuskan untuk membuka hati gue untuk Nadia tapi malah Tuhan panggil dia dulu...

Kebegoan gue yang nggak hati-hati saat menyetir membuat gue menjedotkan kepala gue ke tembok. SHIT ! Gue. Itu. PEMBUNUH....

***


Pemakaman Nadia berlangsung dengan cepat. Orang tua Nadia memilih untuk tidak menyemayankan jenazah Nadia di rumah duka seperti pada umumnya. Siangnya jenazah Nadia langsung dimakamkan di TPU.

Pemakaman Nadia dihadiri oleh Ardi, Bulan, nyokap gue & Kak Vina, dan sebagian besar dari keluarganya Nadia.

Setelah doa bersama, satu-persatu meninggalkan gue. Mungkin mereka tau kalo gue butuh waktu banyak di sini. Orang tua Nadia memang nggak menyalahkan gue sama sekali. Mereka malah menyakinkan gue kalo semua ini takdir Tuhan.

Pernah nggak sih lo ngerasa takdir itu kejam ? Takdir yang mempertemukan lu dengan seseorang, lalu di hari lain takdir juga yang misahin lu dengan orang itu...


Note : Halo semuanya. Finally gue balik lagi lanjutin cerita ini. Maaf kalo hampir sebulan gue nggak update. Seperti yang kalian tau kalo bokap gue kemaren sempet di rawat di rs. Makasih untuk yang nggak bosen nungguin update dan bilang gws buat bokap gue. He is in heaven, now. Jadi mulai hari ini gue akan balik update dan lanjutin cerita ini sampe selesai. Makasih.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.