- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#1587
Part 48
"Ya udah, kalau gitu aku pulang dulu ya. " kata ane sembari beranjak berdiri dan berjalan pelan meninggalkan Wulan. Baru beberapa langkah ane berjalan, ane dengar suara Wulan terisak.
"Kamu sekarang gitu ya sama aku, Vin. " kata Wulan menahan tangis.
"Tadi kamu tega ninggalin aku, dan sekarang kamu juga tega ninggalin aku sendirian. " kata Wulan sembari terisak.
Yaah elah, tadi dibentak-bentak, diusir-usir, sekarang pergi beneran dibilang ninggalin, emang ane gak pernah bener ya, keluh ane dalam hati. Dan..waduh, Wulan malah nangis lagi. Ane lalu mendekati Wulan yang mulai sesenggukan.
“Maafkan sikapku tadi Lan. “ kata ane sembari duduk di sebelah Wulan.
“Aku janji nggak akan tinggalin kamu lagi. “ lanjut ane.
“Janji ya, Vin ?” kata Wulan sembari menatap ane dengan berlinang air mata.
“Aku sakit banget saat kamu tinggalin tadi. “ kata Wulan dengan sesenggukan.
“Iya iya aku janji. " kata ane meyakinkan.
"Udah kamu jangan nangis dong. " bujuk ane.
Wulan nggak menjawab malah makin kenceng nangisnya. Ane jelas kebingungan lalu toleh kiri dan kanan, untungnya nggak ada siapa-siapa disitu. Para mahasiswa yang tadi main bola di lapangan juga udah pada bubar. Kalo dilihat orang kan malu-maluin, ntar ane dikira ngapa-ngapain Wulan, yang masih menangis tersedu-sedu.
“Lan, udah dong berhenti nangisnya, ntar dilihat orang kan malu-maluin. “ bujuk ane.
“Heehh, sssttt … udah nangisnya, kan ada aku disini. “ kata ane.
Meskipun ane bujuk agar berhenti Wulan tetep aja nangis. Tampaknya dia begitu sakit hati akibat kejadian tadi siang. Untung aja setelah agak lama tangisnya mulai reda dan dia agak tenang. Ane lihat jam udah menunjukkan pukul lima lebih seperempat. Langit juga udah beranjak gelap, yang menandakan matahari akan terbenam. Oh iya astaga... ane sampai lupa mau ngabari ibunya Wulan.
"Aku kabari ibu kamu ya. Kasihan beliau pasti khawatir banget. " kata ane sembari mengeluarkan HP. Wulan cuma mengangguk pelan, tangisnya udah mulai reda.
"Tapi aku nggak mau pulang Vin. " kata Wulan terbata-bata.
"Lha terus ? " tanya ane.
"Aku masih pengen sama kamu. " jawab Wulan sesenggukan sembari menyeka air matanya pakai tangan.
"Iya iya, yang penting aku kabari dulu ibu kamu, biar beliau nggak khawatir. " kata ane.
Ane lalu menelpon ke rumah Wulan dan mengabarkan pada ibunya kalau Wulan ada bersama ane, yang tentu saja kabar ini disambut dengan gembira. Tapi Wulan langsung menggeleng saat ane nanya apa dia mau bicara dengan ibunya, mungkin karena dia nggak mau ketahuan ibunya kalau lagi menangis.
"Lan, aku ajak ke suatu tempat yuk, biar kamu nggak sedih. " ajak ane.
"Kemana Vin ? " tanya Wulan.
"Udah ayo ikut aja. " kata ane beranjak berdiri sambil menggandeng tangan Wulan.
Ane kemudian mengajak Wulan ke sebuah gedung baru yang berada di selatan gedung perpustakaan. Sepertinya gedung 4 lantai tersebut akan dipakai untuk ruang aula, tata usaha dan ruang administrasi lainnya. Karena gedungnya masih baru sehingga masih sepi dan banyak ruangan yang kosong. Wulan berkali-kali nanya mau kemana tetapi nggak ane pedulikan. Akhirnya sampailah kami di balkon lantai 4. Meskipun cuma lantai 4, tapi dari balkon kami bisa melihat pemandangan ke arah barat kota menjelang senja. Apalagi langit saat itu cerah sehingga terlihat sangat indah dengan kombinasi warna jingga dan biru gelap.
"Bagaimana, indah bukan ? " kata ane sembari melihat pemandangan langit yang mulai gelap.
"Wah indah sekali Vin. " jawab Wulan tersenyum senang.
"Kok kamu tahu tempat ini ? " tanya Wulan.
"Aku sering kok kesini habis dari perpus. Apalagi jika habis kuliah jam tiga, aku pasti nongkrong sendirian disini. " kata ane.
"Melihat pemandangan kota dan langit pas senja, sangat cocok bagiku buat melepas stress seharian kuliah. " kata ane lagi.
"Kok aku baru tahu ya kamu suka ketempat ini. " kata Wulan.
"Hehe iya, soalnya aku kesini kan emang niatnya pengen sendirian jadi ya perginya diem-diem. " kata ane ketawa.
"Dan kamu tahu ? "
"Apa ? " tanya Wulan.
"Kamu orang pertama yang aku ajak ke sini Lan. " kata ane.
"Benarkah ? Kamu ternyata romantis juga yah. " jawab Wulan.
"Haha masa sih ? Aku cuma ingin kamu nggak sedih lagi. " kata ane ketawa.
"Aku senang sekali kamu ajak ke tempat ini Vin. " kata Wulan.
"Syukurlah kalau kamu senang. Soalnya tadi aku sempet kuatir juga kamu nangisnya lama banget. " kata ane.
"Huuu aku nangis kan gara-gara kamu juga. " kata Wulan sembari mencablek lengan ane.
"Iya iya sorry. " jawab ane ketawa.
"Eh kok ada kotoran di matamu ? " kata Wulan menunjuk mata kanan ane.
"Masa sih ? Di mana ? " kata ane sembari mengucek-ucek mata kanan ane.
"Udah ilang belum ? " tanya ane.
"Belum, sini aku ilangin. Menunduklah. " kata Wulan. Ane kemudian menundukkan kepala menuruti kata-kata Wulan.
"Kamu merem dong biar bisa kubersihin. " kata Wulan lagi, dan ane pun memejamkan kedua mata ane.
Tiba-tiba Wulan memegang kedua pipi ane, dan ane merasakan ada sesuatu yang hangat dan basah menempel di bibir ane, sesuatu yang nggak asing yang pernah ane rasakan sebelumnya. Spontan ane kaget sekali dan langsung membuka mata. Ternyata...oh ternyata... Wulan kembali mencium bibir ane. Ane hanya bisa bengong dengan tingkah Wulan barusan, sedangkan Wulan menatap ane sambil tersenyum penuh arti.
"Kamu curang ya. " protes ane.
"Soalnya kalau aku ajak kamunya pasti gak mau. " jawab Wulan.
"Iya, tapi kalau ada yang liat gimana ? " kata ane lagi.
"Lho kan kamu sendiri yang bilang kalau tempat ini sepi nggak ada orang. " kata Wulan nggak mau kalah.
"Tapi gak pake cium juga keles. " jawab ane.
"Ah kamu jadi orang kolot banget sih. " kata Wulan bersungut-sungut.
"Sapa yang kolot ? " tanya ane.
"Ya kamu itu. " jawab Wulan.
"Hahh... iya deh terserah kamu. " kata ane.
"Dah yuk udah gelap, ntar aku dikira bawa kabur anak gadis orang lagi. " kata ane bercanda.
"Kamu bawa kemana juga aku mau kok. " jawab Wulan.
"Beneran nih ? " tanya ane.
"Iyaa tapi kalo niat bawa kabur jangan lupa ajak makan juga. " jawab Wulan ketus.
"Yeee bilang aja lapar. " ledek ane.
"Gitu ya ? Aku sejak siang kelaparan gara-gara siapa coba ?! " kata Wulan lagi-lagi mencablek lengan ane, tapi nggak sakit. Ane cuma ketawa melihat Wulan uring-uringan.
"Kamu sekarang gitu ya sama aku, Vin. " kata Wulan menahan tangis.
"Tadi kamu tega ninggalin aku, dan sekarang kamu juga tega ninggalin aku sendirian. " kata Wulan sembari terisak.
Yaah elah, tadi dibentak-bentak, diusir-usir, sekarang pergi beneran dibilang ninggalin, emang ane gak pernah bener ya, keluh ane dalam hati. Dan..waduh, Wulan malah nangis lagi. Ane lalu mendekati Wulan yang mulai sesenggukan.
“Maafkan sikapku tadi Lan. “ kata ane sembari duduk di sebelah Wulan.
“Aku janji nggak akan tinggalin kamu lagi. “ lanjut ane.
“Janji ya, Vin ?” kata Wulan sembari menatap ane dengan berlinang air mata.
“Aku sakit banget saat kamu tinggalin tadi. “ kata Wulan dengan sesenggukan.
“Iya iya aku janji. " kata ane meyakinkan.
"Udah kamu jangan nangis dong. " bujuk ane.
Wulan nggak menjawab malah makin kenceng nangisnya. Ane jelas kebingungan lalu toleh kiri dan kanan, untungnya nggak ada siapa-siapa disitu. Para mahasiswa yang tadi main bola di lapangan juga udah pada bubar. Kalo dilihat orang kan malu-maluin, ntar ane dikira ngapa-ngapain Wulan, yang masih menangis tersedu-sedu.
“Lan, udah dong berhenti nangisnya, ntar dilihat orang kan malu-maluin. “ bujuk ane.
“Heehh, sssttt … udah nangisnya, kan ada aku disini. “ kata ane.
Meskipun ane bujuk agar berhenti Wulan tetep aja nangis. Tampaknya dia begitu sakit hati akibat kejadian tadi siang. Untung aja setelah agak lama tangisnya mulai reda dan dia agak tenang. Ane lihat jam udah menunjukkan pukul lima lebih seperempat. Langit juga udah beranjak gelap, yang menandakan matahari akan terbenam. Oh iya astaga... ane sampai lupa mau ngabari ibunya Wulan.
"Aku kabari ibu kamu ya. Kasihan beliau pasti khawatir banget. " kata ane sembari mengeluarkan HP. Wulan cuma mengangguk pelan, tangisnya udah mulai reda.
"Tapi aku nggak mau pulang Vin. " kata Wulan terbata-bata.
"Lha terus ? " tanya ane.
"Aku masih pengen sama kamu. " jawab Wulan sesenggukan sembari menyeka air matanya pakai tangan.
"Iya iya, yang penting aku kabari dulu ibu kamu, biar beliau nggak khawatir. " kata ane.
Ane lalu menelpon ke rumah Wulan dan mengabarkan pada ibunya kalau Wulan ada bersama ane, yang tentu saja kabar ini disambut dengan gembira. Tapi Wulan langsung menggeleng saat ane nanya apa dia mau bicara dengan ibunya, mungkin karena dia nggak mau ketahuan ibunya kalau lagi menangis.
"Lan, aku ajak ke suatu tempat yuk, biar kamu nggak sedih. " ajak ane.
"Kemana Vin ? " tanya Wulan.
"Udah ayo ikut aja. " kata ane beranjak berdiri sambil menggandeng tangan Wulan.
Ane kemudian mengajak Wulan ke sebuah gedung baru yang berada di selatan gedung perpustakaan. Sepertinya gedung 4 lantai tersebut akan dipakai untuk ruang aula, tata usaha dan ruang administrasi lainnya. Karena gedungnya masih baru sehingga masih sepi dan banyak ruangan yang kosong. Wulan berkali-kali nanya mau kemana tetapi nggak ane pedulikan. Akhirnya sampailah kami di balkon lantai 4. Meskipun cuma lantai 4, tapi dari balkon kami bisa melihat pemandangan ke arah barat kota menjelang senja. Apalagi langit saat itu cerah sehingga terlihat sangat indah dengan kombinasi warna jingga dan biru gelap.
"Bagaimana, indah bukan ? " kata ane sembari melihat pemandangan langit yang mulai gelap.
"Wah indah sekali Vin. " jawab Wulan tersenyum senang.
"Kok kamu tahu tempat ini ? " tanya Wulan.
"Aku sering kok kesini habis dari perpus. Apalagi jika habis kuliah jam tiga, aku pasti nongkrong sendirian disini. " kata ane.
"Melihat pemandangan kota dan langit pas senja, sangat cocok bagiku buat melepas stress seharian kuliah. " kata ane lagi.
"Kok aku baru tahu ya kamu suka ketempat ini. " kata Wulan.
"Hehe iya, soalnya aku kesini kan emang niatnya pengen sendirian jadi ya perginya diem-diem. " kata ane ketawa.
"Dan kamu tahu ? "
"Apa ? " tanya Wulan.
"Kamu orang pertama yang aku ajak ke sini Lan. " kata ane.
"Benarkah ? Kamu ternyata romantis juga yah. " jawab Wulan.
"Haha masa sih ? Aku cuma ingin kamu nggak sedih lagi. " kata ane ketawa.
"Aku senang sekali kamu ajak ke tempat ini Vin. " kata Wulan.
"Syukurlah kalau kamu senang. Soalnya tadi aku sempet kuatir juga kamu nangisnya lama banget. " kata ane.
"Huuu aku nangis kan gara-gara kamu juga. " kata Wulan sembari mencablek lengan ane.
"Iya iya sorry. " jawab ane ketawa.
"Eh kok ada kotoran di matamu ? " kata Wulan menunjuk mata kanan ane.
"Masa sih ? Di mana ? " kata ane sembari mengucek-ucek mata kanan ane.
"Udah ilang belum ? " tanya ane.
"Belum, sini aku ilangin. Menunduklah. " kata Wulan. Ane kemudian menundukkan kepala menuruti kata-kata Wulan.
"Kamu merem dong biar bisa kubersihin. " kata Wulan lagi, dan ane pun memejamkan kedua mata ane.
Tiba-tiba Wulan memegang kedua pipi ane, dan ane merasakan ada sesuatu yang hangat dan basah menempel di bibir ane, sesuatu yang nggak asing yang pernah ane rasakan sebelumnya. Spontan ane kaget sekali dan langsung membuka mata. Ternyata...oh ternyata... Wulan kembali mencium bibir ane. Ane hanya bisa bengong dengan tingkah Wulan barusan, sedangkan Wulan menatap ane sambil tersenyum penuh arti.
"Kamu curang ya. " protes ane.
"Soalnya kalau aku ajak kamunya pasti gak mau. " jawab Wulan.
"Iya, tapi kalau ada yang liat gimana ? " kata ane lagi.
"Lho kan kamu sendiri yang bilang kalau tempat ini sepi nggak ada orang. " kata Wulan nggak mau kalah.
"Tapi gak pake cium juga keles. " jawab ane.
"Ah kamu jadi orang kolot banget sih. " kata Wulan bersungut-sungut.
"Sapa yang kolot ? " tanya ane.
"Ya kamu itu. " jawab Wulan.
"Hahh... iya deh terserah kamu. " kata ane.
"Dah yuk udah gelap, ntar aku dikira bawa kabur anak gadis orang lagi. " kata ane bercanda.
"Kamu bawa kemana juga aku mau kok. " jawab Wulan.
"Beneran nih ? " tanya ane.
"Iyaa tapi kalo niat bawa kabur jangan lupa ajak makan juga. " jawab Wulan ketus.
"Yeee bilang aja lapar. " ledek ane.
"Gitu ya ? Aku sejak siang kelaparan gara-gara siapa coba ?! " kata Wulan lagi-lagi mencablek lengan ane, tapi nggak sakit. Ane cuma ketawa melihat Wulan uring-uringan.
Diubah oleh gridseeker 08-01-2017 04:24
khuman dan 6 lainnya memberi reputasi
7
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan