- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#2974
Part 87
Quote:
Dicky : "Kok jadi gw ?"
Rea : "Emang lo yang mau ketemuan kan.. Gih sana.. Orangnya cantik kok.."
Dicky : "Sama lo lah.."
Rea : "Gw ngantuk, anjir.."
Dicky : "Malam minggu harus keluar.. Buruan mandi sana.."
Rea : "Ogah.."
Dicky : "Daripada gw rusuhin disini.."
Rea : "Sue.. Iye dah.. Demi lo nih.. Sahabat gw.."
Dicky : "Hahahahahaha.. Gitu dong.."
Aku segera bangkit dari tempat tidurku dan menuju kamar mandi.
Setelah mandi, aku berpakaian dan tak lupa memakai wangi-wangian.
Hari sudah malam.
Dan saatnya aku keluar dengan Dicky.
Mama : "Mau kemana, Re ?"
Rea : "Ini si Dicky ngajakin keluar.."
Mama : "Udah malem.. Naik apa ?"
Rea : "Motornya Dicky.."
Mama : "Jangan.. Nih.. Pake mobil Mama..", sambil memberiku kunci mobilnya.
Dicky : "Wah, serius tante ?"
Mama : "Iya.. Lagian Dicky badannya gede gitu.. Kasian motornya.."
Rea : "Buahahahahahahaha.. Babon emang dia.."
Dicky : "Hadeuh.. Ga dirumah, ga disini.. Diledekin mulu.."
Rea : "Aku pergi ya, Ma.. Assalamu 'alaikum.."
Dicky : "Jalan dulu tante.. Assalamu 'alaikum.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."
Aku keluar dengan Dicky dari rumahku.
Kami berdua berjalan menuju tempat dimana mobil Mama diparkirkan.
Kami masuk dan langsung menuju tempat dimana Aurel menunggu.
Rea : "Dimana alamatnya ?"
Dicky : "Lah.. Mana gw tau.."
Rea : "Emang dia ga SMS ?"
Dicky : "Dia SMS nya ke HP lo kali, Re.."
Rea : "Oh iya.."
Dicky : "Bego lu.."
Rea : "Gw capek.. Ga konsen.."
Aku membuka HPku.
Aurel sudah mengirimkan alamatnya.
Kami bertemu disalah satu cafe yang ada disana.
Setelah memarkirkan mobil, aku SMS Aurel.
Quote:
Tak lama kemudian, ada seorang perempuan cantik sekali sedang menunggu didepan cafe.
Rambutnya panjang, tubuhnya juga modis.
Rea : "Woi.."
Dicky : "Apa ?"
Rea : "Tuh Aurel..", sambil menunjuk perempuan itu.."
Dicky : "Anjrit.. Cantik, Re.. Ayo samperin..", sambil berjalan kearah perempuan itu..
Dicky : "Aurel.. Hahahahahahaha.."
.... : "Siapa nih ?"
Dicky : "Dicky.. Temennya Rea.."
.... : "Rea siapa ?"
Dicky : "Ini Rea.. Lo SMS dia kan tadi pagi ?"
.... : "Gw ga kenal siapa kalian.. Kalian siapa ?"
Dicky : "Lo Aurel kan ?"
.... : "Bukan.. Salah orang lo.. Gw Agnes.."
Dicky : "Oh.. Waduh.. Maaf, mbak.. Hehehehehehe..
.... : "Dasar orang aneh..", sambil berjalan meninggalkan Dikcy.
Rea : "Kenapa balik lagi ?"
Dicky : "Bukan Aurel.."
Rea : "Emang bukan bego.. Hahahahahahahaha.."
Dicky : "Sue lo.. Ngerjain gw.."
Rea : "Lagian main sosor aja.. Hahahahahahaha.."
5 menit kemudian, Aurel muncul
Rea : "Itu Aurel.."
Dicky : "Lo aja yang panggil.. Nanti gw dikerjain lagi.."
Rea : "Ngga.."
Dicky : "Ga percaya gw.."
Rea : "Yailah.. Nih gw samperin.."
Aku beranjak dari bangku cafe itu.
Aku hampiri Aurel yang sedang berdiri didepan cafe.
Rea : "Hai, Rel.."
Aurel : "Hehehehehe.. Hai, Kak.."
Rea : "Ngapain disini ? Yuk masuk.. Ada temenku juga.."
Aurel : "Iya, Kak.."
Aku ajak Aurel untuk masuk kedalam cafe.
Kami duduk bersama disatu meja.
Rea : "Pesen aja, Rel.."
Aurel : "Iya, kak.."
Dicky : "Tenang.. Rea yang bayar.. Hahahahahaha.. Gw Dicky.. Yang tadi nelpon..", sambil menjabat tangannya.
Aurel : "Aurel.. Hehehehehe.."
Dicky : "Mau makan apa ? Pesen aja.."
Rea : "Pesen aja.. Aku bayarin.."
Aurel : "Ga usah deh.. Aku ga enak.."
Dicky : "Ga apa-apa.."
Rea : "Gw bayarin Aurel, Dik.. Lo bayar sendiri.."
Dicky : "Setan.. Mobil doang keren lo.."
Rea : "Apa sih.."
Aurel : "Jadi didepan itu mobil Kak Rea ?"
Rea : "Bukan.."
Dicky : "Iya bener.. Emang selama ini dia disekolah gimana ? Pura-pura sederhana ? Kebangetan lo, Re.."
Rea : "Anjir.. Mulut lo ga bisa di rem apa ?"
Aurel : "Aku ga tau loh kalo Kak Rea anak orang kaya.."
Dicky : "Wah.. Ga bener lo.."
Rea : "Berisik sih lo, Dik.. Asli dah.."
Dicky : "Traktir gw maka nya biar gw ga berisik.."
Rea : "Halah.. Ya udah sana pesen apa kek lo.. Sekalian buat Aurel.."
Dicky : "Oke bos.. Hahahahahaha.."
Dicky segera beranjak dari tempat duduknya dan memesan makanan.
Hanya ada aku dan Aurel disini.
Aurel : "Maaf ya, Kak.."
Rea : "Kenapa ?"
Aurel : "Yang tadi pagi.."
Rea : "Hahahahaha.. Ga apa-apa, Kok.."
Aurel : "Aku udah bohongin kakak pake nama Elin.."
Rea : "Tapi beneran aku ga kepikiran loh kalo itu kamu, Rel.."
Aurel : "Aku dipaksa terus sama Dillah.. Rese tuh orang.."
Rea : "Jangan gitu ah.. Karena dia kan kamu jadi tau nomorku, dan aku juga jadi tau nomormu.."
Aurel : "Iya sih, Kak.. Hehehehehe.."
Rea : "Lama banget si gedong.."
Aurel : "Biarin aja kak.."
Rea : "Kamu mau berduaan doang sama aku emangnya ?"
Aurel : "Hhmm.. Iya gitu deh. Hehehehe.."
Rea : "Kamu malem minggu ga jalan sama pacar ?"
Aurel : "Pacar ? Hahahahahaha.. Aku mana punya pacar.."
Rea : "Masa sih ? Kamu kan cantik, Rel.. Masa ga ada yang mau sama kamu.."
Aurel : "Yang deketin aku mah banyak banget, Kak.. Tapi ga ada yang aku suka.."
Rea : "Terus siapa yang kamu suka ?"
Aurel : "Siapa ya ?"
Rea : "Aku denger-denger, kamu suka ngelirik kakak kelas dari depan kelas kamu, Rel.."
Aurel : "Iya.. Hehehehehe.."
Rea : "Siapa yang kamu lirik-lirik, Rel ?"
Aurel : "Aku mau jawab tapi aku takut kakak marah.."
Rea : "Ya kalo kamu jujur ya aku ga mara.."
Aurel : "Yang sering aku lirik-lirik itu ya.. Kakak.. Hehehehehehe.."
Tak lama kemudian, datanglah Dicky membawa minuman dan makanan.
Dicky : "Makan nih makan.."
Rea : "Banyak banget.."
Dicky : "Lo ini yang bayar..Hahahahahaha.. Kan ada cewek nih.."
Rea : "Asli dah ini anak gw tabok juga."
Aurel : "Kak Rea sama Dicky temenan dari kapan ?"
Rea : "SMP.."
Dicky : "Yoi.."
Aurel : "Bisa ya ? Temen-temenku udah pada mencar semua.."
Rea : "Ya sama.. Nih sisa babon doang yang sering hubungin aku.."
Dicky : "Kamu kenal Rea dari mana ?"
Aurel : "Ketemu pas aku MOS sih.. Cuma bego nya dulu aku ga tanya siapa nama nya.. Hahahahaha.."
Rea : "Udah 2 tahun lalu ya, Rel.. Tapi baru kenal kemarin.. Terus ngobrol nya baru sekarang.."
Dicky : "Bego banget sih lo, Re.."
Rea : "Kok gw ?"
Dicky : "Harusnya lo sebagai cowok, tanya duluan ke cewek.. Masa nunggu cewek nya SMS dulu.."
Rea : "Ngomong aja lu.. Kalo lo jadi gw juga pusing lo.."
Aurel : "Pusing karena banyak yang deketin ya, Kak.. Hahahahahaha.."
Rea : "Kamu tau ?"
Aurel : "Tau lah.. Dikelasku pada ngomongin kakak tau.."
Kami mengobrol dan tertawa bersama.
Aku tidak menyangka akan merasa sedekat ini dengan Aurel.
Kalau bukan karena Dillah dan Dicky, kami tidak akan bertemu dan bercanda seperti sekarang ini.
Hari semakin malam, aku putuskan untuk pulang.
Rea : "Rel, aku balik ya.."
Aurel : "Oh iya, Kak.."
Dicky : "Eh bentar sini..", sambil menarik tangan Aurel kebelakang cafe ini.
Aku ikuti mereka karena penasaran.
Mereka sepertinya membicaraka sesuatu.
Aku mencoba menguping pembicaraan mereka.
Dicky : "Eh.. Ngaku sama aku.. Kamu suka sama Andrea kan ?"
Aurel : "Ih.. Apa sih..?"
Dicky : "Ngaku aja deh.."
Aurel : "Ngga tuh.. Biasa aja.."
Dicky : "Ga mungkin biasa aja.. Aku tau dari awal ketemu, kamu liatin dia terus buang muka.."
Aurel : "Kamu mau nya apa sih ?"
Dicky : "Bilang, kamu suka sama Andrea.."
Aurel : "Iya emang aku suka sama Kak Rea semenjak pertama kali ketemu.."
Dicky : "Kenapa bisa suka ?"
Aurel : "Pertama, dia ganteng.. Hehehehehe.. Kedua, dia baik banget.."
Dicky : "Aku bantu kamu jadian sama Rea mau ga ? Dia kan temenku.. Pasti mau denger apa kataku.. Tapi kalo kamu jadian, traktir aku ya.."
Sudah kuduga.
Dicky akan berbicara seperti itu.
Dia justru mengambil kesempatan dalam situasi seperti ini.
Pasti setelah ini dia akan menawarkan tawaran yang sama kepadaku.
Kalau begitu, jika aku menjadi kekasihnya Aurel, dia akan medapatkan imbalan dari Aurel dan aku.
Berarti imbalannya dua kali dia terima.
Aku tidak akan biarkan ini terjadi.
Hehehehehe..
Aku segera kembali ke mobilku dan menunggu mereka.
Setelah Dicky datang, aku langsung tancap gas menuju rumahku.
Karena aku sangat mengantuk, aku putuskan untuk tidur malam ini diatas ranjangku.
Aurelia Everlyn.
Ternyata dia sering menatapku dari kejauhan.
Padahal dia cantik, tetapi kenapa hanya aku yang dia suka ?
Apakah Aurelia Everlyn akan menjadi warna pelangi yang keempat ?
Atau Lydia ?
Aku juga tidak mengetahuinya.
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
