dylancalistaAvatar border
TS
dylancalista
Diary Si Jomblo Perak (Cerita Cinta, Komedi, Plus Horror)




Hay agan dan aganwati, salam kenal. Ane new bie nih di kaskus, jadi mohon bantuannya untuk kasih saran atau kritik kalau cerita ane nnti rada mulai ngebosenin atau nggak nyambung.

Ane mau nulis cerita nih, tentang kehidupan jomblo yang ane lakoni, selama 25 tahun! Ceritanya nggak real 100%, tapi ada beberapa scene yang emang asli ane alami, Oo yah, Nama Ane Evan, keren ya nama ane? tapi sama teman-teman ane sering diplesetin jadi Epan, Yah, biar ga lama-lama berbasa basi, kita mulai aja ya gan? cekidot.

Quote:




Klik me!

Prolog

Part 1

Part 2

Part 3

Part 4

Part 5

Part 6

Part 7

Part 8

Part 9

Part 10

Part 11

Part 12

Part 13

Part 14 (1)

Part 14 (2)

Part 15 (1)

Part 15 (2)

Part 16

Part 17 (1)

Part 17(2)

Part 17(2)

Part 18(1)

Part 18(2)

Part 19(1)

Part 19(2)

Part 19(3)

Part 20

Part 21

Part 22

Part 23

Part 24

Part 25

Part 26

Part 26(2)

Part 27

Part 28

Part 29

Part 30(1)

Part 30(2)

Part 30(3)

Part 31(1)

Part 31(2)

Part 32(1)

Part 32(2)

Part 33

Part 34

Part 35

Part 36

Part 36(2)

Part 36(3)

Part 37(1)

Part 37(2)

Part 38(1)

Part 38(2)

Part 39

Part 40(1)

Part 41

Part 42

Part 43

Part 44

Part 45

Part 46

Part 47

Diubah oleh dylancalista 27-03-2019 14:27
Gimi96
jamalfirmans282
mrezapmrg97
mrezapmrg97 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
321.9K
1.1K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
dylancalistaAvatar border
TS
dylancalista
#172
Part 19(3)

Jadi apa yang harus gua lakukan? berharap pada kemampuan gua, pastinya gua bakal kalah. Sejujurnya, gua nggak mau cari masalah sama makhluk manapun. Tapi gua udah janji, dan janji harus di tepati. Gua nggak ngerti apa yang harus gua lakukan sekarang, ada yang bisa bantu gua? pura-pura mati aja lah kayaknya.
Gua menatap langit-langit dengan pandangan kosong, baru pertama kali gua merasa sekosong ni pikiran gua. Gua udah janji ke Myanca besok bakal balik k rumah sakit untuk lihat apa yang terjadi sama cicinya. Tapi apa yang bisa gua lakukan?

Gua: Apa yang harus gua lakuin, Kay?

Kayla: Lakuin aja apa yang harus kamu lakukan

Gua: Itu nggak menjawab, Kay. Apa actionnya, apa yang harus gua lakukan? Terjun bebas?

Kayla: Silahkan kalo menurut kamu yang terbaik itu.

Gua: Tega banget lu, lu mau ajak gua ke alam lu?

Kayla: Pertanyaan kamu nggak perlu kujawab, tadi kan katanya mau terjun bebas

Gua menyandarkan diri gua ke tembok kamar gua, gua menutup mata dan mengehmbuskan nafas keras-keras.

Gua: Gua nggak bisa apa-apa, gua cuma cowok sok keren yang berusaha kelihatan pemberani di depan Myanca

Kayla: Kalo gitu pertanggung jawabkan dong, cowok itu harus bisa dipegang omongannya

Gua: Kenapa lu galak banget kayak emak gua?


Kayla: Karna kamu itu nggak dewasa, kamu itu suka sembarangan ngomong jadi kadang kamu nggak mikir dulu apa yang harus diomongin dan nggak. Dan kamu itu juga terlalu menganggap remeh diri kamu sendiri

Gua menatap Kayla tak percaya: Menganggap remeh?

Kayla: Ya, kamu itu kayak Drama king. Suka mengasihani diri, cobalah jadi cowok yang bisa diandalkan, berani ngambil langkah, percaya diri dikit lah

Gua: Bawel


tanpa sadar gua mencoba menoel hidungnya. tapi tangan gua seolah menembus tubuhnya yang seperti angin, Kayla tertawa girang. Ooh My God, kenapa dia bukan manusia, Tuhan? Dia terlalu cantik untuk jadi hantu. Dia harusnya jadi bidadari.

Kayla: Hey, bengong lagi. Aku belum selesai ceramah

Gua: Oke, apa lagi, Bu?

Kayla: Percaya dong sama diri kamu sendiri

Gua: Tapi melawan hantu itu nggak gampang, Kay.

Kayla: Siapa yang suruh kamu melawannya? emangnya kamu tau dia hantu yang baik atau jahat? hadapi dulu lah, jangan langsung ciut mentalnya.

Gua: Iya sih, Jadi apa yang harus gua lakukan sekarang?

Kayla: Hadapi aja. Besok coba kamu temui dulu

Gua: Bukan gua aja, tapi kita. Lu bakal selalu ngikutin gua kan?


Kayla terdiam, lalu melayang meninggalkan gua. Gua kembali sibuk dengan pikiran gua, apa yang harus gua lakukan besok?

****


Pagi ini gua sengaja datang pagian ke rumah sakit tempat cicinya myanca di rawat, ditemani Kayla tentunya. Myanca masih di saja juga menunggui cicinya yang sedang asyik bicara sendiri (tidak sendiri tentunya, masih bersama sosok menakutkan itu)

Myanca: Hai, Van. Makasih udah datang lagi

Gua nyengir kuda, sambil mendekati Myanca. Myanca mengajak gua mendekati tempat tidur cicinya. Sosok berbaju merah itu masih menatap gua dengan tatapan mengejek, mungkin karna kemarin terlihat seperti gua ketakutan melihatnya. Tapi gua coba memberanikan diri menatap balik tatapan sosok itu.

Myanca: Ci, ini temenku. Namanya Evan. Evan ini ciciku, namanya Melinda

Melinda menatap gua dengan tatapan kosong, Tapi sosok di sampingnya kembali bangun dari tempat tidur, kembali berdiri di hadapan gua. Gua belum pernah berkomunikasi dengan sosok tak kasat mata selain Kayla, jadinya jujur gua bingung bagaimana cara berkomunikasi dengannya. Hanya saja kali ini gua coba untuk bicara dalam hati, tapi mata gua mengarah ke arah sosok itu.

Gua: Siapa lu?

Sosok berbaju merah dengan luka mengerikan di lehernya itu menatap gua makin tajam, bula matanya kelihatan hampir keluar dari mata nya, tapi gua coba menguatkan diri gua untuk gak takut. Kayla juga selalu dibelakang gua, mungkin tujuannya untuk membuat gua nggak merasa sendiri.

Gua: Siapa lu? Jangan coba-coba menakuti sodara teman gua lagi. Apa tujuan lu di sini?

Gua merasa seperti mendengar suara asing di telinga gua, kayak berasa pasang headset dan dengar suara asing di telinga kita. Sosok itu tertawa, cekikikan.

Sosok berbaju merah: Pergilah, anak muda. Jangan mencampuri urusan ku.

Gua: Tapi kamu sudah menganggu cici sahabat gua. apa mau lu?

Sosok berbaju merah: Aku hanya melindunginya. pergilah. Aku tak mau diganggu

Gua: Tapi lu sudah menganggu manusia dan gua nggak bakal biarin lu makin lama menganggu


Myanca yang melihat gua diam sambil memandangi sesuatu di samping tempat tidur cicinya seolah mengerti apa yang gua lakukan, dia kembali duduk dan melihat gua dari tempat duduknya di sebelah cicinya.

Sosok berbaju merah: Kamu mau jadi sok jagoan? Baiklah, kalau itu maumu

Tiba-tiba Melinda kejang-kejang, gua melihat sosok itu merasuki tubuh Melinda. Saat ini wajah Melinda terlihat mengerikan, dia tersenyum dingin seolah ingin membunuh siapapun yang menganggunya.

Melinda tertawa keras, gua bisa melihat dengan jelas sosok berbaju merah itu mengendalikan tubuh Melinda. Melinda melepas infus di tangannya dan turun dari tempat tidurnya, Myanca yang mencoba mendekat untuk membantu mengendalikan cicinya, tapi Myanca kalah cepat. Melinda lebih dulu menghampiri gua dan mencekik leher gua, sulit dipercaya wanita dengan tubuh kurus itu bisa mencekik gua dengan sangat keras, Kayla sempat berusaha membantu gua untuk melepaskannya, sehingga saat ini Melinda mencekik gua dengan tangan kanannya dan tangan kirinya mencekik Kayla. Myanca mencoba membantu gua tapi Myanca malah didorong oleh Melinda ke sofa, Myanca sempat terhempas hingga tangannya luka. Gua bingung apa yang harus gua lakukan, gua berdoa. Ntah mengapa saat itu gua merasa berdoa satu-satunya cara untuk membuat gua lebih tenang. Gua melihat ke sebelah gua, wajah Kayla sangat pucat di cekik oleh Melinda. Gua mencoba memegangi kepala Melinda sambil berdoa, cekikan di tangannya mengendur. Gua tarik tangan Melinda secara paksa, sehingga dia melepaskan Kayla lebih dulu, gue heran juga mengapa Kayla bisa disentuh olehnya. Mungkin karna sosok berbaju merah itu bisa melihat Kayla. Gua melepaskan tangannya Melinda dan gua tetap bacakan doa sambil terus gua pegang keningnya.
Ditengah-tengah alis matanya gua letakkan jari gua dan gua berdoa. Gua bukan sosok yang religius, tapi Bapak pernah mengajari gua kalau dalam situasi darurat di mana kita benar-benar merasa takut, kita bisa memegangi wajah kita, di tengah-tengah alis itu kita letakkan jari kita dan berdoa khusyuk.
Kayla yang terkapar di samping meja gua biarkan karna gua masih mengurusi Melinda yang masih menatap gua tajam. Gua terus membacakan doa, sementara Myanca berlari ke arah gua dan memberikan kalung rosario. Gua meletakkan kalung rosario itu di kening melinda di tengah-tengah kedua alisnya, sambil gua bacakan doa. tapi sosok merah itu masih belum menyerah, dia mencengkram bahu gua berusaha membuat gua berhenti membacakan doa.

Melinda: Hentikan, J*hanam. Kau terlalu banyak mencampuri urusanku!

Gua masih memegangi salib di keningnya, sementara cengkraman Melinda di bahu gua makin keras. Kayla berusaha menghampiri tapi gua beri isyarat agar dia menjauh. Gua nggak mau dia terluka, sangat mungkin sosok liar ini bisa membunuh kami, Ntah keberanian dari mana gua masih membaca doa, cengkraman di bahu gua makin sakit. Seolah bisa melepas kulit gua, gua menahan tangis kesakitan tapi gua nggak bisa mundur lagi sekarang.

Melinda: Br*ngsek kau tak mau melepaskanku juga, baiklah aku akan membuatmu mati!

Gua terus membaca doa, doa-doa untuk mengusir rasa takut dan memberi rasa aman. Tuhan, pertahanin diri anakmu ini bakal roboh. Apa yang harus gua lakukan?

Melinda tiba-tiba terjatuh ke tepat tidur dan sosok merah itu keluar dari tubuhnya. Lalu masuk ke tubuh Myanca yang sedang dekat dengan sekeranjang buah apel yang di sampingnya ada pisau.


Kentang dulu ya gan, sabarrrr. Bakal update lagi gann.


corongalam
anonymcoy02
pulaukapok
pulaukapok dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.