Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#2807
Part 84 (Special for Velina}
Malam itu, aku pulang dari warnet.
Tubuhku terasa lelah.
Sesampainya dirumah, aku segera mandi untuk membersihkan badanku.
Setelah berpakaian, aku rebahkan tubuh ini diatas ranjang.
Pikiranku masih terbayang-bayang oleh Velina yang menangis.
Aku putuskan untuk menghubunginya lewat telepon.
Aku telepon satu kali, dia menolaknya.
Aku telepon untuk kedua kali, dia tidak mengangkatnya.
Dan yang ketiga kali, nomornya tidak aktif.
Ada apa dengan Velina ?
Mungkin memang dia marah denganku.
Aku akan hubungi dia nanti.
Lebih baik aku kabari Lydia bahwa aku sudah pulang.

Quote:


Mataku mulai lelah.
Aku putuskan untuk istirahat agar besok bisa beraktifitas seperti biasa.

Alarmku berbunyi dengan keras.
Aku segera bangun dan mematikannya.
Setelah itu, aku bergerak menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Aku duduk kembali diatas tempat tidurku hingga adzan shubuh berkumandang.
Lalu, aku sholat shubuh dikamarku.
Setelah sholat, aku buka jendela kamarku.
Udara yang dingin langsung masuk kedalam dan menusuk kulitku.
Lalu, aku login kedalam akun media sosialku.
Ada sebuah pesan masuk dari Velina yang dia kirimkan tengah malam tadi.


Quote:


Tubuhku terasa kaku setelah membaca pesannya.
Tanganku tak kuasa untuk membalas pesannya.
Pikiranku kacau dan terbang kemana-mana.
Jantung dan nafasku juga jadi tak beraturan.

Begitu bodohnya diriku yang tidak tahu akan perasaannya.
Padahal dia sudah menunjukkannya dari dulu.
Kenapa aku baru mengetahuinya sekarang ?
Kenapa bisa aku menerima cinta dari perempuan yang baru kemarin aku kenal ?
Dan, kenapa waktu itu aku bohongi diriku sendiri bahwa aku juga menyayangi Velina ?

Vania, Calista, dan Velina adalah korban dari kekejamanku.
Kekejaman dari perasaan yang aku kubur dalam-dalam dan sulit untuk aku ungkapkan.
Rasanya aku ingin menangis.
Menangis karena kebodohanku yang amat sangat.

Aku segera mandi dan berpakaian lengkap.
Bukan untuk pergi kesekolah, tapi aku ingin ketempat dimana aku bisa menenangkan pikiranku.
Pikiranku tak bisa berpikir jernih.
Tak butuh waktu lama untuk sampai disana.

Aku segera duduk dipinggir laut.
Ditemani oleh ombak yang menderu.
Angin laut yang berhembus membuat halusinasiku akan masa lalu datang kedalam hati dan pikiranku.

Quote:


Aku mencoba menghubungi Velina.
Tetapi memang nomor itu tidak aktif kembali.
Sungguh aku tidak bisa melupakan hari-hariku bersama dirinya.
Dia yang lucu, manja, dan menggemaskan.
Dia yang selalu memelukku ketika senang dan sedih.
Dia yang selalu bercerita dikala duka dan suka.
Tetapi, dia sudah pergi menghilang dariku untuk selama-lamanya.

Aku menatap kelautan luas.
Bayang-bayang pelangi diatas laut kini mulai nampak jelas disana.

Warna pertama, ada Vania Okalina.
Perempuan pertama yang mengajariku menyayangi dengan tulus hati dan memperkenalkan tempat ini.

Warna kedua, ada Calista Candrarini.
Perempuan yang mengajarkanku betapa pentingnya kejujuran dalam suatu hubungan.

Warna ketiga dari pelangi itu sekarang nampak jelas disana.
Dia adalah Velina Anastasya.
Dia yang memberikan kesejukan dihati.
Dia yang bisa membuatku luluh dengan senyuman dan canda-tawa nya.
Dia yang menyayangiku dengan tulus.

Tetapi sayangnya, dia harus pergi.
Pergi dari hidupku selamanya.

Maafkan aku,
Velina Anastasya.
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.