- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#2775
Part 83
Quote:
Ruang server ini menjadi saksi kisahku dengan Lydia.
Aku resmi berpacaran dengannya.
Lydia adalah pacar keduaku setelah Nia.
Roy : "Cieee.. 'aku juga sayang adek..', Hahahahahaha.. Pasti Velina.."
Rea : "Anjir.. Lo nguping, Roy ?"
Roy : "Lah kan gw dibelakang daritadi.."
Rea : "Bukan Velina itu.. Lain lagi.."
Roy : "Hahahahahaha.. Kalo gw kasih tau Velina gimana ?"
Rea : "Ya ga gimana-gimana.."
Roy : "Palingan lu ditabok.. Hahahahahaha.."
Rea : "Ditabok kenapa lagi ?"
Roy : "Lu jadian nya ama cewek lain, bukan sama dia.."
Rea : "Dia ga nogmong apa-apa ke gw.."
Roy : "Ah, emang lo nya aja ga peka.."
Rea : "Iye dah.."
Aku melanjutkan permainanku yang tertunda.
Tak lama dari itu, ada SMS masuk ke HPku.
Quote:
Rea : "Woi.."
Roy : "Apaan ?"
Rea : "Velina mau kesini.. Vina ga kemari kan ?"
Roy : "Ngga tau.. Dia mah suka-suka dia kalo mau kesini.."
Rea : "Oh.. Mudah-mudahan aja kagak nongol.."
Roy : "Dia udah tau lo punya cewek baru ?"
Rea : "Siapa ?"
Roy : "Velina.."
Rea : "Belom.. Kan gw belom kasih tau.."
Satu jam kemudian, datanglah sesosok perempuan yang cantik.
Dia adalah perempuan yang sudah aku anggap sebagai adikku sendiri.
Dia adalah Velina.
Dia masih mengenakan seragam sekolahnya yang berwarna putih.
Velina : "Kakak..."
Rea : "Hai, Dek.."
Velina : "Beneran ga ada dia kan ?"
Rea : "Ga ada.. Adek mau main ?"
Velina : "Ngga sih.. Aku mau numpang tidur-tiduran aja dibelakang.. Aku males pulang.."
Velina melangkahkan kakinya keruangan belakang.
Tempat itu biasa digunakan oleh Roy untuk beristirahat.
Roy : "Woi.. Ngapain lu ?"
Velina : "Numpang istirahat, Bang.."
Roy : "Masih pake seragam lagi.. Nanti gw dikira main ama bocah lagi.."
Velina : "Ih apa sih, Bang.. Kak Rea sini juga dong.."
Rea : "Iya iya..", sambil melangkah kedalam.
Roy : "Yang jaga depan siapa ?"
Rea : "Lo lah.."
Roy : "Jiah.. Sue lo..", sambil melangkah ke meja server.
Hanya ada aku dan Velina disini.
Rea : "Adek kenapa ?"
Velina : "Males, Kak.. Dirumah ada mantanku.."
Rea : "Hah ? Ngapain ?"
Velina : "Dia masih ngejar-ngejar aku, Kak.. Makanya aku kesini.."
Rea : "Ya udah.. Adek disini aja dulu.. Udah makan belom ?"
Velina : "Udah kok, Kak.. Kak, aku ngantuk.. Aku tiduran disini ya.."
Rea : "Ya udah.. Aku depan ya.."
Velina : "Kakak temenin aku disini.."
Rea : "Aduh, Dek.. Aku ga mau ada hal yang ga diinginkan terjadi.."
Velina : "Maksudnya gimana, Kak ?"
Rea : "Adek.. Aku akuin kamu itu cantik.. Apa lagi bentuk tubuhmu ini yang bagus menurutku.. Aku ga mau nanti aku malah berfantasi liar terus kamu aku apa-apain.."
Velina : "Kalo kakak mau.. Aku juga mau kok, Kak..", sambil merebahkan tubuhnya.
Rea : "Aduh.. Tau ah.. Kamu ini..", sambil melangkah keluar.
Aku keluar dari ruangan belakang menuju PC yang kosong.
Aku lanjutkan permainanku yang tertunda.
Aku tahu bahwa Velina hanya bercanda.
Tetapi, candaannya berhasil membuat fantasi liarku menampakkan wujudnya dipikiranku.
Roy : "Woi.."
Rea : "Apaan.."
Roy : "Adek lu cepet banget tidurnya.."
Rea : "Biar aja.. Daripada berisik dia.."
Tak lama kemudian, datanglah Reza dan Adrian.
Entah mengapa mereka selalu saja datang berdua.
Reza : "Woi OP !! 5 Jam !!"
Rea : "Ssst.. Berisik.."
Adrian : "Yailah biasanya juga.."
Roy : "Brisik, nyet..", sambil melempar kertas kearah Adrian dan menunjuk keruangan dalam.
Adrian : "Ada Vina ?", dia bertanya setengah berbisik.
Roy : "Bukan.."
Reza : "Siapa sih ?", sambil melangkah masuk.
Reza : "Oh, Velina.. Tumben tidur disini.."
Rea : "Jangan digangguin dulu, Za.."
Adrian : "Yuk, Za.. Main didepan aja.."
Reza : "Okeh.."
Tak terasa aku sudah bermain dan berjaga hingga hari menjelang malam.
Tetapi Velina tidak juga bangun dari tidurnya.
Aku lihat HPnya bergetar.
Tanda ada telepon masuk ke HPnya.
Rea : "Adek.."
Velina : "Hhmm.."
Rea : "Udah maghrib.."
Velina : "Iya, Kak.."
Rea : "Tadi ada yang telpon adek.."
Velina : "Hhmm.. Mama sama mantanku yang telepon.. Nanti aku SMS mama aja, Kak.."
Rea : "Mau pulang ngga ?"
Velina : "Tapi anterin.."
Rea : "Iya iya.. Aku anterin.."
Velina : "Sebentar lagi ya, Kak.. Aku masih ngantuk.."
Rea : "Iya, Dek.. Nanti bilang aja kalo udah siap.."
Aku melangkah keluar dari warnet ini untuk sekedar duduk didepan.
Sambil menikmati angin yang berhembus, aku membuka HPku dan SMS Lydia.
Quote:
Velina : "Kakak.."
Rea : "Eh.. Kamu, dek.."
Velina : Kakak SMSan sama siapa ?"
Rea : "Sama.. Si ini nih.."
Velina : "Kakak punya pacar ya ?"
Rea : "Iya dek.."
Velina : "Kakak ga cerita kemarin sama aku.."
Rea : "Jadiannya baru tadi.."
Velina : "Oh.."
Rea : "Eh iya.. Yuk pulang.."
Velina : "Ga jadi deh, Kak.. Aku pulang sendiri aja.."
Rea : "Loh kok gitu ?"
Velina : "Ga apa-apa.. Aku mau pulang sendiri.."
Velina melangkah kedalam dan meninggalkanku diluar.
Dia hanya sekedar mengambil tas nya lalu keluar kembali.
Rea : "Ayo, Dek.. Tadi katanya minta dianterin.."
Velina : "Ga usah.. Ga apa-apa.. Aku sendiri aja.."
Rea : "Kamu kenapa sih, Dek ?"
Velina : "Ga apa-apa.. Udah, Kak.. Aku pulang sendiri aja.."
Rea : "Kamu marah aku punya pacar ?"
Velina : "Ngga.. Aku pulang, Kak.."
Rea : "Aku tau kamu kenapa-kenapa.. Ga mungkin kamu tiba-tiba begini.."
Velina : "....", dia mulai mengeluarkan air mata.
Rea : "Adek.."
Velina : "Aku ga apa-apa, Kak..", sambil menghapus air matanya yang keluar.
Rea : "Kok nangis ?"
Velina : "Aku pulang, Kak.. Ga apa-apa aku sendiri aja.. Makasih ya, Kak.."
Dia melangkah perlahan menjauhiku.
Aku merasakan langkahnya yang berat untuk meninggalkan tempat ini.
Aku hanya bisa melihatnya melangkah hingga akhirnya hilang dari pandanganku.
Roy : "Woi.."
Rea : "Eh.. Elu.. Kenapa dia ?"
Roy : "Lah ? Tanya diri lu sendiri.."
Rea : "Kok gw ?"
Roy : "Lo tuh kalo jadian sama cewek, lo liat-liat dulu.. Ada yang tersakiti ngga.. Ada yang bisa nerima ngga.. Jangan asal main terima aja.."
Rea : "Maksudnya gimana ?"
Roy : "Dasar bego.. Ga nyadar juga.. Peka jadi cowok makanya..", sambil melangkah kedalam.
Aku tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Roy.
Tapi, aku yakin.
Velina pasti tidak senang dengan jawabanku barusan.
Aku sedang berhadapan dengan situasi yang sulit saat ini.
Vina, Velina, Lydia.
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
