- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#2717
Part 82
Ini adalah 3 hari setelah kejadian Vina dan Velina kemarin.
Hari-hari sebelumnya, aku lewati dengan biasa saja.
Vina juga tidak menampakkan batang hidungnya dari 2 hari kemarin.
Pagi ini, aku dibangunkan oleh suara adzan yang dibarengi oleh telepon dari Lydia.
Perhatian sekali perempuan yang satu ini.
Aku pikir, dia akan kecewa setelah bertemu denganku.
Tetapi nyatanya tidak.
Bahkan, dia semakin perhatian kepadaku.
Aku segera bangkit dari tidurku.
Setelah mengambil air wudhu, aku sholat shubuh dan bersiap menuju sekolah.
Tak lupa aku sarapan dengam keluargaku dibawah.
Mama : "Masih jaga warnet, Re ?"
Rea : "Masih, Ma.."
Mama : "Sebenernya mama ga mau kamu kerja gitu, Re.."
Rea : "Mama tenang aja.. Lagian kan aku mau ngerasain kerja kayak apa terus beli sesuatu pake hasil usaha sendiri.."
Mama : "Mama sama papa masih punya uang buat itu, Re.."
Rea : "Aku tau, Ma.. Mama sama Papa uangnya banyak.. Mama dan Papa punya jabatan.. Tapi aku ga mau jadi anak manja, Ma.."
Mama : "Kamu itu.. Keras kepala.."
Rea : "Hehehehehehe.. Kalo keras kepala tapi tujuannya baik, ya ga apa-apa, Ma.."
Mama : "Ya asal dari cara halal, mama sih dukung-dukung aja.. Asal belajar kamu ga terganggu.. Apa lagi kamu udah kelas XII.. Nanti akan menghadapi UN.."
Rea : "Masalah itu, Mama tenang aja.. Aku bakalan lulus kok.. Aku ga berniat ngulang tahun depan.."
Mama : "Udah ada niat mau masuk mana pas kuliah ?"
Rea : "UI aja, Ma.. Hahahahahahaha.."
Mama : "Belajar yang bener maka nya.."
Rea : "Iya, Ma.. Aku berangkat ya, Ma.. Assalamu 'alaikum.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."
Aku keluar dari rumahku dan menyalakan motor Papa ku.
Aku panaskan sebentar motor ini sebelum berangkat.
5 menit kemudian, aku berangkat menuju sekolahku.
Seperti biasa, aku adalah murid pertama yang sampai disekolah.
Aku taruh tas ku diatas meja.
Aku melihat kesebuah meja yang sebelumnya aku tempati.
Terbayang olehku bayang-bayang Haiva yang sedang tertidur dipojokan sana.
Lamunanku buyar ketika aku ingat bahwa aku harus mengabarkan Lydia jika aku sudah sampai disekolah.
Beginilah Lydia.
Hobi sekali menggodaku dengan cara memancing fantasi liarku.
Pagi, siang, malam, sama saja.
Menit demi menit terus berlalu.
Murid-murid berdatangan satu persatu.
Ada satu murid yang membuatku kaget.
Seseorang yang aku kenal dari game yang juga teman semasa SMPku.
Dia bernama Akbar.
Dia berjalan kearahku dan duduk disampingku.
Rea : "Lo disini, Bar ?"
Akbar : "Kampret.. Nama gw emang sederetan sama nama lo.."
Rea : "Lo kemana aja ga masuk ?"
Akbar : "Cabut.. Kesekolahan gw yang lama.."
Rea : "Wahahahahahahaha.. Tumben masuk.."
Akbar : "Mau ga mau.. Orang tua gw dipanggil.."
Rea : "Cabut mulu lagian.. Hahahahahaha.."
Akbar Prasaja.
Dia adalah temanku dari SMP.
Sebelumnya, dia sekolah di SMA negeri di Jakarta Pusat.
Dulu, dia hobi sekali tawuran antar pelajar.
Tetapi, karena disana dia diterima dijurusan IPS, akhirnya dipindahkanlah dia ke SMAku.
Aku pertama mengenalnya dari game Ragnarok Online.
Kebetulan dia adalah rival sekaligus teman huntingku.
Kelas 3 SMP, dia pindah dari Bekasi, Jawa barat ke Jakarta Pusat.
Dan sekarang dia sudah tenang dialam sana karena kecelakaan pada saat rafting di sungai Elo, Magelang.
Bel masuk berbunyi.
Murid-murid yang lain segera masuk kedalam kelas.
Begitu juga dengan Haiva yang masuk dengan terburu-buru dan langsung menyandarkan tubuhnya dipojokan.
Iva : "Haduh.. Untung gw ga telat.."
Rea : "Buset.. Kesiangan lo ?"
Iva : "Iya.. Haduh.. Gara-gara angkot mogok.. Sue banget, anjir.."
Rea : "Udah ga marah sama gw ?"
Iva : "Kapan gw marah sama lo ?"
Rea : "Kemarin.."
Iva : "Halah.. Itu emang gw yang salah.. Gw malu mau ngomong sama lo.. Maka nya gw diem.. Hahahahahaha.."
Rea : "Sue.. Demek dasar.."
Iva : "Lo demek.."
Akbar : "Oh panggilan lo demek sekarang, Va ?"
Iva : "Kampret nih si Rea.. Eh, HP lo dong.."
Rea : "Nih.. Kalo ketahuan, lo harus tanggung jawab..", sambil memberikan HP dan headsetku.
Iva : "Oke boss.."
Pelajaran dimulai.
Aku dan Akbar mengikuti pelajaran ini dengan baik.
Walaupun Akbar ini nakal, tetapi prestasinya sangat memuaskan.
Sedangkan Haiva, dia asyik mendengarkan musik yang ada di HPku.
Sampai akhirnya istirahat pertama tiba.
Semua murid keluar dari kelas.
Tetapi tidak denganku dan Haiva.
Kami berdua malah tidur-tiduran dipojokan kelas.
Akbar : "Woi.. Ngapain lo mojok ?"
Rea : "Tidur.."
Iva : "Hhmm.. Ganggu aja lo, jelek.."
Akbar : "Mesum ya lo berdua ?"
Rea : "Brisik, anjir.. Gw lagi tidur-tiduran.."
Tak lama kemudian, seorang teman perempuanku masuk dan datang menghampiri Akbar.
Wulan : "Hai, Bar.."
Akbar : "Hai, Lan.."
Wulan : "Kemana aja lo ?"
Akbar : "Cabut.. Maen.. Biasa.. Hahahahahaha.."
Wulan : "Lo tuh ga berubah sih.. Udah gw bilangin jangan gitu lagi.."
Akbar : "Abisnya gw suntuk.."
Akbar : "Lo apa kabar, Lan ?"
Wulan : "Baik-baik aja gw.."
Akbar : "Masih dideketin sama doi ?"
Wulan : "Hahahahahaha.. Males ah gw bahas gituan.."
Akbar dan Wulan hanya mengobrol.
Aku dan Haiva hanya bisa tidur-tiduran sambil mendengarkan mereka bicara.
Hingga akhirnya, waktu masuk tiba.
Wulan : "Re, lo sama Iva dulu ya.."
Rea : "Lah.. Lo aja sini.."
Wulan : "Iihh.. Udah sana.. Gw sama Akbar bentar.."
Akbar : "Tau lo.. Sana lo sama Iva aja.. Enak kan mojok.. Hahahahahaha.. Awas ngecrit nya muncrat kemana-mana.."
Iva : "Mulut lo tajem ya, Bar.."
Rea : "Sue emang ini anak kalo ngomong.."
Guru telah masuk kedalam kelas.
Kami semua melanjutkan pelajaran.
Aku dan Haiva hanya mendengarkan musik dari HPku.
Sedangkan Wulan dan Akbar mengobrol sambil tertawa.
Aku curiga dengan mereka berdua.
Sebenarnya ada apa ?
Hingga akhirnya bel istirahat siang berbunyi.
Aku dan Akbar berjalan menuju masjid belakang sekolah untuk sholat dzuhur.
Kemudian, kami makan siang bersama dengan yang lainnya dikantin.
Setelah itu, aku kembali kekelas lebih dulu.
Kalian tahu sendiri kalau aku bersama mereka, pasti mereka meledekku dan Aurel jika berpapasan.
Sesampainya dikelas, aku duduk dimejaku.
Tak lama kemudian, Wulan datang.
Wulan : "Akbar mana ?"
Rea : "Masih dibawah.."
Wulan : "Kok lo ga bareng ?"
Rea : "Lo tau sendiri kalo gw bareng gimana.. Yang ada gw diledekin mulu ama Aurel.."
Wulan : "Hahahahahaha.. Lagian ada-ada aja sih si Aurel bisa suka sama lo.."
Rea : "Mana gw tau, Lan..:"
Wulan : "Dia udah punya pacar belom ?"
Rea : "Kalo itu, gw mesti cari tau dulu.. Terakhir ketemu waktu kelas X.. Dia pernah pacaran.. Tapi, ga tau deh sekarang gimana.."
Wulan : "Yah.."
Rea : "Lo kenapa sih ?"
Wulan : "Ngga apa-apa.. Dia cabut buat nyamperin pacarnya kali ya di sekolah yang lama ?"
Rea : "Aduh, Lan.. Mana gw tau sih.. Emang gw dukun apa.. Lo tanya aja sendiri.."
Wulan : "Malu lah gw.."
Rea : "Cantik doang lo.. Hahahahahaha.. Bisa malu juga.."
Perempuan ini bernama Putri Wulan Handayani.
Biasa dipanggil Wulan.
Sebenarnya bisa saja dipanggil Putri.
Tetapi sudah pasaran nama Putri disini.
Hehehehehe.
Bel masuk sudah berbunyi.
Kali ini, teman-temanku tidak berhasil meledekku dengan Aurel.
Mungkin aku hanya beruntung.
Kami melanjutkan pelajaran hingga pulang sekolah.
Setelah itu, aku bersiap menuju warnet tercinta.
Aku panaskan motor papaku.
Lalu, aku melaju kearah tujuanku.
Sesampainya disana, aku parkirkan motorku didepan warnet.
Tidak ada tanda-tanda mobil merah dan wangi yang khas disini.
Semenjak kejadian dengan Velina, dia tidak menunjukkan kehadirannya.
Aku masuk kedalam ruang server dan duduk disana.
Roy sedang asyik bermain gitar dikandangnya.
Roy : "Wih.. Anak sekolah.."
Rea : "Apa sih.."
Roy : "Vina kemana ? Parah lu.. Ga nongol lagi kan dia.."
Rea : "Bagus lah.. Biar Velina bisa main.."
Roy : "Hahahahahahaha.. Setau gw nih, nama nya cewek kalo udah musuhan, ga bakalan mau dateng kemari.. Apa lagi ketemu nya disini.."
Rea : "Maksud lo, Vina sama Velina ga bakalan kesini lagi ?"
Roy : "Bisa jadi.."
Aku ambil HPku dan mencoba telepon Vina.
Tetapi dia terus menolak panggilanku.
Lalu, tak lama kemudian ada SMS dari Lydia.
Hari-hari sebelumnya, aku lewati dengan biasa saja.
Vina juga tidak menampakkan batang hidungnya dari 2 hari kemarin.
Pagi ini, aku dibangunkan oleh suara adzan yang dibarengi oleh telepon dari Lydia.
Perhatian sekali perempuan yang satu ini.
Aku pikir, dia akan kecewa setelah bertemu denganku.
Tetapi nyatanya tidak.
Bahkan, dia semakin perhatian kepadaku.
Quote:
Aku segera bangkit dari tidurku.
Setelah mengambil air wudhu, aku sholat shubuh dan bersiap menuju sekolah.
Tak lupa aku sarapan dengam keluargaku dibawah.
Mama : "Masih jaga warnet, Re ?"
Rea : "Masih, Ma.."
Mama : "Sebenernya mama ga mau kamu kerja gitu, Re.."
Rea : "Mama tenang aja.. Lagian kan aku mau ngerasain kerja kayak apa terus beli sesuatu pake hasil usaha sendiri.."
Mama : "Mama sama papa masih punya uang buat itu, Re.."
Rea : "Aku tau, Ma.. Mama sama Papa uangnya banyak.. Mama dan Papa punya jabatan.. Tapi aku ga mau jadi anak manja, Ma.."
Mama : "Kamu itu.. Keras kepala.."
Rea : "Hehehehehehe.. Kalo keras kepala tapi tujuannya baik, ya ga apa-apa, Ma.."
Mama : "Ya asal dari cara halal, mama sih dukung-dukung aja.. Asal belajar kamu ga terganggu.. Apa lagi kamu udah kelas XII.. Nanti akan menghadapi UN.."
Rea : "Masalah itu, Mama tenang aja.. Aku bakalan lulus kok.. Aku ga berniat ngulang tahun depan.."
Mama : "Udah ada niat mau masuk mana pas kuliah ?"
Rea : "UI aja, Ma.. Hahahahahahaha.."
Mama : "Belajar yang bener maka nya.."
Rea : "Iya, Ma.. Aku berangkat ya, Ma.. Assalamu 'alaikum.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."
Aku keluar dari rumahku dan menyalakan motor Papa ku.
Aku panaskan sebentar motor ini sebelum berangkat.
5 menit kemudian, aku berangkat menuju sekolahku.
Seperti biasa, aku adalah murid pertama yang sampai disekolah.
Aku taruh tas ku diatas meja.
Aku melihat kesebuah meja yang sebelumnya aku tempati.
Terbayang olehku bayang-bayang Haiva yang sedang tertidur dipojokan sana.
Lamunanku buyar ketika aku ingat bahwa aku harus mengabarkan Lydia jika aku sudah sampai disekolah.
Quote:
Beginilah Lydia.
Hobi sekali menggodaku dengan cara memancing fantasi liarku.
Pagi, siang, malam, sama saja.
Menit demi menit terus berlalu.
Murid-murid berdatangan satu persatu.
Ada satu murid yang membuatku kaget.
Seseorang yang aku kenal dari game yang juga teman semasa SMPku.
Dia bernama Akbar.
Dia berjalan kearahku dan duduk disampingku.
Rea : "Lo disini, Bar ?"
Akbar : "Kampret.. Nama gw emang sederetan sama nama lo.."
Rea : "Lo kemana aja ga masuk ?"
Akbar : "Cabut.. Kesekolahan gw yang lama.."
Rea : "Wahahahahahahaha.. Tumben masuk.."
Akbar : "Mau ga mau.. Orang tua gw dipanggil.."
Rea : "Cabut mulu lagian.. Hahahahahaha.."
Akbar Prasaja.
Dia adalah temanku dari SMP.
Sebelumnya, dia sekolah di SMA negeri di Jakarta Pusat.
Dulu, dia hobi sekali tawuran antar pelajar.
Tetapi, karena disana dia diterima dijurusan IPS, akhirnya dipindahkanlah dia ke SMAku.
Aku pertama mengenalnya dari game Ragnarok Online.
Kebetulan dia adalah rival sekaligus teman huntingku.
Kelas 3 SMP, dia pindah dari Bekasi, Jawa barat ke Jakarta Pusat.
Dan sekarang dia sudah tenang dialam sana karena kecelakaan pada saat rafting di sungai Elo, Magelang.
Bel masuk berbunyi.
Murid-murid yang lain segera masuk kedalam kelas.
Begitu juga dengan Haiva yang masuk dengan terburu-buru dan langsung menyandarkan tubuhnya dipojokan.
Iva : "Haduh.. Untung gw ga telat.."
Rea : "Buset.. Kesiangan lo ?"
Iva : "Iya.. Haduh.. Gara-gara angkot mogok.. Sue banget, anjir.."
Rea : "Udah ga marah sama gw ?"
Iva : "Kapan gw marah sama lo ?"
Rea : "Kemarin.."
Iva : "Halah.. Itu emang gw yang salah.. Gw malu mau ngomong sama lo.. Maka nya gw diem.. Hahahahahaha.."
Rea : "Sue.. Demek dasar.."
Iva : "Lo demek.."
Akbar : "Oh panggilan lo demek sekarang, Va ?"
Iva : "Kampret nih si Rea.. Eh, HP lo dong.."
Rea : "Nih.. Kalo ketahuan, lo harus tanggung jawab..", sambil memberikan HP dan headsetku.
Iva : "Oke boss.."
Pelajaran dimulai.
Aku dan Akbar mengikuti pelajaran ini dengan baik.
Walaupun Akbar ini nakal, tetapi prestasinya sangat memuaskan.
Sedangkan Haiva, dia asyik mendengarkan musik yang ada di HPku.
Sampai akhirnya istirahat pertama tiba.
Semua murid keluar dari kelas.
Tetapi tidak denganku dan Haiva.
Kami berdua malah tidur-tiduran dipojokan kelas.
Akbar : "Woi.. Ngapain lo mojok ?"
Rea : "Tidur.."
Iva : "Hhmm.. Ganggu aja lo, jelek.."
Akbar : "Mesum ya lo berdua ?"
Rea : "Brisik, anjir.. Gw lagi tidur-tiduran.."
Tak lama kemudian, seorang teman perempuanku masuk dan datang menghampiri Akbar.
Wulan : "Hai, Bar.."
Akbar : "Hai, Lan.."
Wulan : "Kemana aja lo ?"
Akbar : "Cabut.. Maen.. Biasa.. Hahahahahaha.."
Wulan : "Lo tuh ga berubah sih.. Udah gw bilangin jangan gitu lagi.."
Akbar : "Abisnya gw suntuk.."
Akbar : "Lo apa kabar, Lan ?"
Wulan : "Baik-baik aja gw.."
Akbar : "Masih dideketin sama doi ?"
Wulan : "Hahahahahaha.. Males ah gw bahas gituan.."
Akbar dan Wulan hanya mengobrol.
Aku dan Haiva hanya bisa tidur-tiduran sambil mendengarkan mereka bicara.
Hingga akhirnya, waktu masuk tiba.
Wulan : "Re, lo sama Iva dulu ya.."
Rea : "Lah.. Lo aja sini.."
Wulan : "Iihh.. Udah sana.. Gw sama Akbar bentar.."
Akbar : "Tau lo.. Sana lo sama Iva aja.. Enak kan mojok.. Hahahahahaha.. Awas ngecrit nya muncrat kemana-mana.."
Iva : "Mulut lo tajem ya, Bar.."
Rea : "Sue emang ini anak kalo ngomong.."
Guru telah masuk kedalam kelas.
Kami semua melanjutkan pelajaran.
Aku dan Haiva hanya mendengarkan musik dari HPku.
Sedangkan Wulan dan Akbar mengobrol sambil tertawa.
Aku curiga dengan mereka berdua.
Sebenarnya ada apa ?
Hingga akhirnya bel istirahat siang berbunyi.
Aku dan Akbar berjalan menuju masjid belakang sekolah untuk sholat dzuhur.
Kemudian, kami makan siang bersama dengan yang lainnya dikantin.
Setelah itu, aku kembali kekelas lebih dulu.
Kalian tahu sendiri kalau aku bersama mereka, pasti mereka meledekku dan Aurel jika berpapasan.
Sesampainya dikelas, aku duduk dimejaku.
Tak lama kemudian, Wulan datang.
Wulan : "Akbar mana ?"
Rea : "Masih dibawah.."
Wulan : "Kok lo ga bareng ?"
Rea : "Lo tau sendiri kalo gw bareng gimana.. Yang ada gw diledekin mulu ama Aurel.."
Wulan : "Hahahahahaha.. Lagian ada-ada aja sih si Aurel bisa suka sama lo.."
Rea : "Mana gw tau, Lan..:"
Wulan : "Dia udah punya pacar belom ?"
Rea : "Kalo itu, gw mesti cari tau dulu.. Terakhir ketemu waktu kelas X.. Dia pernah pacaran.. Tapi, ga tau deh sekarang gimana.."
Wulan : "Yah.."
Rea : "Lo kenapa sih ?"
Wulan : "Ngga apa-apa.. Dia cabut buat nyamperin pacarnya kali ya di sekolah yang lama ?"
Rea : "Aduh, Lan.. Mana gw tau sih.. Emang gw dukun apa.. Lo tanya aja sendiri.."
Wulan : "Malu lah gw.."
Rea : "Cantik doang lo.. Hahahahahaha.. Bisa malu juga.."
Perempuan ini bernama Putri Wulan Handayani.
Biasa dipanggil Wulan.
Sebenarnya bisa saja dipanggil Putri.
Tetapi sudah pasaran nama Putri disini.
Hehehehehe.
Bel masuk sudah berbunyi.
Kali ini, teman-temanku tidak berhasil meledekku dengan Aurel.
Mungkin aku hanya beruntung.
Kami melanjutkan pelajaran hingga pulang sekolah.
Setelah itu, aku bersiap menuju warnet tercinta.
Aku panaskan motor papaku.
Lalu, aku melaju kearah tujuanku.
Sesampainya disana, aku parkirkan motorku didepan warnet.
Tidak ada tanda-tanda mobil merah dan wangi yang khas disini.
Semenjak kejadian dengan Velina, dia tidak menunjukkan kehadirannya.
Aku masuk kedalam ruang server dan duduk disana.
Roy sedang asyik bermain gitar dikandangnya.
Roy : "Wih.. Anak sekolah.."
Rea : "Apa sih.."
Roy : "Vina kemana ? Parah lu.. Ga nongol lagi kan dia.."
Rea : "Bagus lah.. Biar Velina bisa main.."
Roy : "Hahahahahahaha.. Setau gw nih, nama nya cewek kalo udah musuhan, ga bakalan mau dateng kemari.. Apa lagi ketemu nya disini.."
Rea : "Maksud lo, Vina sama Velina ga bakalan kesini lagi ?"
Roy : "Bisa jadi.."
Aku ambil HPku dan mencoba telepon Vina.
Tetapi dia terus menolak panggilanku.
Lalu, tak lama kemudian ada SMS dari Lydia.
Quote:
Quote:
Diubah oleh .raffertha 02-01-2017 20:26
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
