Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ibrahimsina3Avatar border
TS
ibrahimsina3
Tingkat Nalar Anak Indonesia Lemah


REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sosiolog Universitas Sumatera Utara Prof Dr Badaruddin, MA mengatakan, minat baca anak-anak Indonesia perlu lebih ditingkatkan lagi untuk memperoleh penalaran yang lebih baik dan memiliki kecerdasan."Sebab, selama ini penalaran yang dimiliki anak-anak Indonesi masih lemah dan perlu mendapat perbaikan," kata Badaruddin di Medan, Sabtu.

Oleh karena itu, menurut dia, para orang tua mau pun guru-guru di sekolah perlu lebih mengarahkan siswa SD, SMP, dan SMA agar fokus membaca buku-buku pelajaran di sekolah."Selain itu, anak Indonesia juga diberikan buku-buku bacaan ilmiah, pengetahuan umum dan lainnya yang berbobot untuk menambah wawasan, serta meningkatkan penalaran," ujar Badaruddin.

ia menyebutkan, para siswa tersebut juga diharuskan rajin meminjam buku-buku perpustakaan sekolah, sehingga dengan demikian generasi muda calon-calon pemimpin bangsa itu semakin pintar.Siswa yang selalu membaca buku-buku sekolah, akan kelihatan pintar dan memiliki penalaran lebih luas.

"Kegiatan yang bermanfaat dan menambah wawasan seperti itu, harus ditingkatkan dan dipraktikkan langsung oleh siswa tersebut," ucap Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unversitas Sumatera Utara (USU) itu.

Badaruddin menjelaskan, anak-anak Indonesia memang dikenal unggul di bidang hapalan, namun lemah dalam hal penalaran.Sehubungan dengan itu, para guru di sekolah disarankan untuk memberikan penalaran dan hapalan bagi siswanya,"Melalui kegiatan tersebut, diharapkan anak-anak Indonesia semakin cerdas, pintar, berkualitas dan mampu menyaingi pelajar yang ada di luar negeri," kata mantan Dekan Fisip USU itu.

Sebelumnya, pada hasil survei 2012, Indonesia menempati peringkat 71 dari 72 negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).PISA merupakan sistem ujian yang diinisiasi oleh OECD untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi yakni membaca, matematika, dan sains.

http://www.republika.co.id/berita/pe...ndonesia-lemah

Lemah kyk panasbung dan panastak. anjing emoticon-fuck
0
2.9K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.3KThread41.1KAnggota
Tampilkan semua post
antiintiAvatar border
antiinti
#10
contek kurikulum pendidikan Europa klo bisa
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.