- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#2682
Part 81
Bel masuk berbunyi.
Aku dan teman-temanku masuk kedalam kelas.
Sepertinya Haiva masih marah kepadaku.
Aku ingin menegurnya tetapi, aku urungkan niatku.
Pelajaran dimulai, dan aku tidak bisa berkonsenterasi belajar.
Disampingku tidak ada siapa-siapa.
Haiva juga diam saja.
Hingga akhirnya bel pulang sekolah berbunyi.
Aku membereskan semua barang-barangku.
Semua murid sudah keluar dari kelas ini.
Hanya ada aku dan Haiva.
Rea : "Va.."
Iva : "...."
Rea : "Maafin gw, Va.."
Iva : "...."
Rea : "Jangan diem aja dong.."
Iva : "Udahlah.. Lo ga salah, Re.. Gw balik ya..", dia berdiri dan meninggalkanku.
Aku juga segera beranjak dari tempat dudukku.
Sekolah ini sudah sepi dengan murid-murid.
Aku panaskan motor papaku lalu berangkat menuju warnet didekat rumahku untuk berjaga.
Sesampainya disana, aku langsung masuk ke ruangan dan duduk dimeja server.
Roy : "Lemes amat.."
Rea : "Iya.."
Roy : "Sakit ?"
Rea : "Ngga.."
Rea : "Bete aja gw.."
Roy : "Hahahahaha.. Ribut ?"
Rea : "iya.. Salah paham doang.."
Roy : "Sama Vina ?"
Rea : "Bukan.. Vina mulu ah.."
Roy : "Ama siapa ?"
Rea : "Temen gw.."
Roy : "Cewek ?"
Rea : "Iyaaaa...!! Nanya mulu anjir kayak wartawan koran lampu merah.."
Roy : "Haduh.. Cewek mulu.. Main sono.. Tanggung level lo dikit lagi 50 kan."
Rea : "Iya ya.. Jum'at dah gw gocapin.. Gw farming dulu.."
Roy : "Yoi.. Sikat.."
Aku login disalah satu PC yang tak terpakai.
Lalu aku login kedalam game dan melanjutkan permainan.
Aku ingin mengumpulkan modalku untuk keperluan hunting dihari Jum'at nanti.
"Permisi.."
Ada suara perempuan didepan pintu.
Sepertinya aku kenal dengan suara ini.
"Kak Andrea..", panggilnya.
Aku memalingkan arah pandanganku kearah suara itu.
Dia adalah sosok perempuan yang aku kenal.
Dia sempat menghilang dari hidupku dimasa lalu.
Dan kini, dia kembali.
Dia menghampiriku lalu memelukku dengan erat.
Velina : "Aku kangen sama kakakku.."
Rea : "Adek.."
Velina : "Kenapa, kak ?"
Rea : "Sombong.. Udah ga main ke sini lagi.. Aku SMS nomornya ga aktif.."
Velina : "Maaf, Kak.. Nomor HPku ganti.. Disuruh mantanku.. Dia juga ga ngebolehin aku kesini.."
Rea : "Terus, kamu kok kesini ?"
Velina : "Aku udah putusin dia, Kak.. Tenang aja.. Hehehehehehe.."
Rea : "Mau main ?"
Velina : "Iya, Kak.. Udah lama aku ga main.."
Rea : "Ya udah main disini aja.. Aku di PC Server.."
Velina : "Server ? Kakak jaga disini sekarang ?"
Rea : "Iya, berdua sama Roy.."
Tak lama kemudian, Roy keluar dari sangkarnya.
Velina : "Bang Roy.."
Roy : "Lah.. Velina.. Hahahahahahha.. Kemana aja lo ?"
Velina : "Sibuk bang.. Main dong.. Sampe malem.."
Roy : "Buset.."
Velina : "Gampang nanti dianterin pulang sama Kak Andrea.."
Rea : "Lah.. Kok aku ?"
Velina : "Kakak ga mau ? Jahat ih.."
Roy : "Tau lo.. Anterin tuh adek lo.."
Velina : "Aku marah nih.."
Rea : "Zz.. Iya iya.."
Velina : "Yeeeyy..", sambil teriak kegirangan.
Tak lama kemudian, teman-teman sekelasku datang.
Ada Fathian, Bima, dan Hermawan.
Bima : "Re, 5 jam.."
Mawan : "Wih.. Ada cewek nih.."
Velina : "Hai.."
Mawan : "Hai juga.."
Rea : "Dek, jangan main sama mereka.. Mereka penjahat.."
Tian : "Buset.. Rea punya kenalan cantik ga bagi-bagi.. Kenalin.. Gw Fathian..", sambil bersalaman.
Rea : "Udah udah..", sambil menepis tangannya.
Tian : "Galak amat sih lu.."
Velina : "Hahahahaha.. Dia kan kakakku.. Wajar kalo galak adeknya dipegang-pegang.."
Mawan : "5 jam, Re.."
Rea : "Okeh.."
Teman-temanku segera login di PC yang berada diluar ruangan ini.
Aku lanjutkan permainanku yang tadi tertunda.
Lalu, masuklah Adrian dan menghampiriku.
Adrian : "Pe.. 5 jam, Pe.."
Rea : "Apaan tuh, Pe ?"
Adrian : "OP.. Hahahahahahaha.."
Rea : "Anjir.. Eh, Dri.. Dicariin cewek nih.."
Adrian : "Lah.."
Velina : "Hehehehehe.. Hai, Kak.."
Adrian : "Velina ?"
Velina : "Kakak lupa sama aku ?"
Adrian : "Hahahahahaha.. Ngga kok.. Kamu kemana aja ?"
Velina : "Ga kemana-mana, Kak.. Aku ga bisa kesini kemarin-kemarin.."
Adrian : "Re, gw main sebelah Velina boleh ?"
Reza : "Woi woi.. Tempat gw tuh..", tiba-tiba Reza masuk.
Velina : "Mas Reza..!!", sambil memeluk Reza.
Reza : "Kemana aja dek ?"
Velina : "Ga kemana-mana, Mas.. Hahahahahaha.."
Rea : "Sampingnya Velina itu tempat gw.. Ini PC mau dipake Roy.."
Roy : "Bisa aja lo.. Hahahahahaha.."
Rea : "Gw kan penguasa warnet sini sekarang.."
Adrian : "Ayo, Za.. Main didepan aja.."
Reza : "Yok.."
Adrian : "5 jam ya.."
Rea : "Okeh.."
Adrian dan Reza bermain di PC yang berada didepan.
Tidak mungkin dia bermain didalam yang non-smoking area.
Aku duduk disamping Velina dan bermain bersamanya.
Satu jam kemudian, Vina datang.
Vina : "Ngapain lo disitu ?"
Rea : "Main.."
Vina : "Jangan main disitu.."
Rea : "Ya terus dimana ?"
Vina : "Belakang lo kan kosong.. Kenapa harus disitu sih ?"
Rea : "Suka-suka gw lah, Vin.."
Vina : "Mainnya disini...", sambil menarik bangku yang aku duduki ke PC yang berada dibelakangku.
Rea : "Ah rese lo.."
Vina : "Lagian disitu juga kosong.. Ngapain sih disitu ?"
Aku tak bisa melanjutkan perdebatan dengan Vina karena dialah yang punya warnet ini.
Aku mengalah dan melanjutkan permainan di PC yang terletak dibelakang Velina.
Padahal aku sudah nyaman disamping Velina.
Velina hanya memandang Vina dengan tatapan sinis.
Begitu juga dengan Vina.
Mereka saling bertatapan layaknya musuh.
Tak lama kemudian, Velina logout dari PC tersebut dan menghampiriku.
Rea : "Kok udahan ?"
Velina : "Bete.. Ada yang rese soalnya..", sambil melirik Vina yang ada dimeja server.
Rea : "Ga apa-apa, Dek.. Lanjutin aja.."
Velina : "Anterin aku pulang sekarang, Kak.."
Rea : "Loh, katanya mau sampe malem.."
Velina : "Anterin aku.. SEKARANG !!", sambil menarik tanganku keluar.
Vina hanya melihatku ditarik keluar oleh Velina.
Adrian, Reza, dan teman-temanku yang lain menatap kami dengan penuh pertanyaan.
Aku nyalakan motor papaku dan siap mengantar Velina pulang.
Velina : "Kita nongkrong dulu, Kak.. Aku bete beneran.."
Rea : "Dimana ?"
Velina : "Taman aja yuk.."
Rea : "Menteng ?"
Velina : "Boleh.. Disana aja.."
Aku arahkan motor papa ku kearah taman yang kami tuju.
Disana, aku langsung parkirkan motor papaku dan mencari bangku taman yang kosong untuk duduk.
Velina : "Aku bete sama perempuan itu.."
Rea : "Kenapa ?"
Velina : "Masa dia narik kakak gitu aja sih.."
Rea : "Ya aku juga ga tau.. Aku juga ga bisa lawan dia.."
Velina : "Kakak gimana sih ! Masa mau aja disuruh-suruh cewek kayak dia.. Jelas banget dia ga seneng kakak deket-deket aku.."
Rea : "Ya kalo bisa juga udah aku lawan dek.."
Velina : "Kenapa kakak ga lawan ?"
Rea : "Dia yang punya warnet.. Sedangkan aku cuma jagain.."
Velina : "...."
Velina : "Aku ga mau main kesana lagi.."
Rea : "Kenapa ?"
Velina : "Gara-gara ada cewek itu.. Ngeselin.."
Rea : "Terus kita ga ketemu lagi dong.."
Velina : "Ga tau deh, Kak.. Lagian aku tuh udah capek-capek luangin waktu aku buat ketemu kakak, Kak Adrian, Mas Reza dan bang Roy.."
Rea : "...."
Velina : "Dia malah memperburuk suasana.."
Velina : "Kak.."
Rea : "Iya, Dek.."
Velina : "Maafin aku ya, Kak.. Kemarin tiba-tiba ganti nomor ga ngabarin kakak.. Kakak pasti nyariin aku.."
Rea : "Iyalah.. Jelas.."
Velina : "Maaf, Kak.. Habisnya, mantanku yang maksa.. Aku ga boleh hubungin kakak dan ga boleh main ke warnet lagi.."
Rea : "Ya, yang penting kan adek sekarang bisa main lagi.."
Velina : "Tapi gara-gara ada cewek itu aku jadi ga mau main lagi.."
Rea : "Terus kalo mau ketemu gimana ?"
Velina : "Gampang kok, Kak.. Nanti aku hubungin kakak deh.. Nomor kakak masih yang lama, kan ?"
Rea : "Masih kok.. Emang masih ada nomorku ?"
Velina : "Hahahahahaha.. Sebenernya udah di hapus sama mantanku, tapi dia ga bisa hapus kakak dari ingatanku.."
Rea : "Halah.. Lebay kamu, Dek.."
Kami hanya sekedar mengobrol dan bercanda melepas rindu.
Kami sudah lama tak bertemu.
Aku sempat tak percaya dia kembali lagi.
Tetapi, suasana berubah ketika Vina datang.
Hari sudah menjelang malam.
Kami masih berada ditempat ini.
Velina : "Kak.. Kayaknya, perempuan tadi suka sama kakak deh.."
Rea : "Ga mungkin lah.. Dia lebih tua dari aku.."
Velina : "Ah kakak.. Cinta ga mandang umur, Kak.. Dia kayak ga seneng kakak deket-deket aku.."
Rea : "Biarin aja.. Adek udah mau pulang ? Yuk aku anter.."
Velina : "Ayo, Kak.."
Kami berjalan menuju parkiran motor.
Lalu aku antarkan Velina hingga depan rumahnya.
Velina : "Hati-hati dijalan ya, Kak.. Makasih udah anterin aku.. Nanti aku SMS kakak pake nomor lamaku.."
Rea : "Iya, Dek.. Aku pergi dulu ya.."
Velina : "Dah, Kakak.."
Aku segera kembali ke warnet untuk melanjutkan permainanku.
Disana masih ada Vina yang duduk di PC Server.
Vina : "Dari mana lo ?"
Rea : "Nganterin balik.."
Vina : "Oh.. Emang dia siapa ?"
Rea : "Pelanggan lama.."
Vina : "Lo deket banget sama dia.."
Rea : "Emang.. Lo ga seneng gitu sih.."
Vina : "Ga ah.. Biasa aja.."
Rea : "Terus kenapa lo nyuruh gw pindah tadi ?"
Vina : "...."
Rea : "Ga jelas lo ah.."
Aku bermain hingga malam.
Setelah itu aku pulang kerumah untuk beristirahat.
Velina muncul kembali setelah sekian lama menghilang.
Lalu siapa yang akan menjadi warna ketiga dari pelangi itu ?
Vina, Lydia, Haiva, atau Velina ?
Aku dan teman-temanku masuk kedalam kelas.
Sepertinya Haiva masih marah kepadaku.
Aku ingin menegurnya tetapi, aku urungkan niatku.
Pelajaran dimulai, dan aku tidak bisa berkonsenterasi belajar.
Disampingku tidak ada siapa-siapa.
Haiva juga diam saja.
Hingga akhirnya bel pulang sekolah berbunyi.
Aku membereskan semua barang-barangku.
Semua murid sudah keluar dari kelas ini.
Hanya ada aku dan Haiva.
Rea : "Va.."
Iva : "...."
Rea : "Maafin gw, Va.."
Iva : "...."
Rea : "Jangan diem aja dong.."
Iva : "Udahlah.. Lo ga salah, Re.. Gw balik ya..", dia berdiri dan meninggalkanku.
Aku juga segera beranjak dari tempat dudukku.
Sekolah ini sudah sepi dengan murid-murid.
Aku panaskan motor papaku lalu berangkat menuju warnet didekat rumahku untuk berjaga.
Sesampainya disana, aku langsung masuk ke ruangan dan duduk dimeja server.
Roy : "Lemes amat.."
Rea : "Iya.."
Roy : "Sakit ?"
Rea : "Ngga.."
Rea : "Bete aja gw.."
Roy : "Hahahahaha.. Ribut ?"
Rea : "iya.. Salah paham doang.."
Roy : "Sama Vina ?"
Rea : "Bukan.. Vina mulu ah.."
Roy : "Ama siapa ?"
Rea : "Temen gw.."
Roy : "Cewek ?"
Rea : "Iyaaaa...!! Nanya mulu anjir kayak wartawan koran lampu merah.."
Roy : "Haduh.. Cewek mulu.. Main sono.. Tanggung level lo dikit lagi 50 kan."
Rea : "Iya ya.. Jum'at dah gw gocapin.. Gw farming dulu.."
Roy : "Yoi.. Sikat.."
Aku login disalah satu PC yang tak terpakai.
Lalu aku login kedalam game dan melanjutkan permainan.
Aku ingin mengumpulkan modalku untuk keperluan hunting dihari Jum'at nanti.
"Permisi.."
Ada suara perempuan didepan pintu.
Sepertinya aku kenal dengan suara ini.
"Kak Andrea..", panggilnya.
Aku memalingkan arah pandanganku kearah suara itu.
Dia adalah sosok perempuan yang aku kenal.
Dia sempat menghilang dari hidupku dimasa lalu.
Dan kini, dia kembali.
Dia menghampiriku lalu memelukku dengan erat.
Velina : "Aku kangen sama kakakku.."
Rea : "Adek.."
Velina : "Kenapa, kak ?"
Rea : "Sombong.. Udah ga main ke sini lagi.. Aku SMS nomornya ga aktif.."
Velina : "Maaf, Kak.. Nomor HPku ganti.. Disuruh mantanku.. Dia juga ga ngebolehin aku kesini.."
Rea : "Terus, kamu kok kesini ?"
Velina : "Aku udah putusin dia, Kak.. Tenang aja.. Hehehehehehe.."
Rea : "Mau main ?"
Velina : "Iya, Kak.. Udah lama aku ga main.."
Rea : "Ya udah main disini aja.. Aku di PC Server.."
Velina : "Server ? Kakak jaga disini sekarang ?"
Rea : "Iya, berdua sama Roy.."
Tak lama kemudian, Roy keluar dari sangkarnya.
Velina : "Bang Roy.."
Roy : "Lah.. Velina.. Hahahahahahha.. Kemana aja lo ?"
Velina : "Sibuk bang.. Main dong.. Sampe malem.."
Roy : "Buset.."
Velina : "Gampang nanti dianterin pulang sama Kak Andrea.."
Rea : "Lah.. Kok aku ?"
Velina : "Kakak ga mau ? Jahat ih.."
Roy : "Tau lo.. Anterin tuh adek lo.."
Velina : "Aku marah nih.."
Rea : "Zz.. Iya iya.."
Velina : "Yeeeyy..", sambil teriak kegirangan.
Tak lama kemudian, teman-teman sekelasku datang.
Ada Fathian, Bima, dan Hermawan.
Bima : "Re, 5 jam.."
Mawan : "Wih.. Ada cewek nih.."
Velina : "Hai.."
Mawan : "Hai juga.."
Rea : "Dek, jangan main sama mereka.. Mereka penjahat.."
Tian : "Buset.. Rea punya kenalan cantik ga bagi-bagi.. Kenalin.. Gw Fathian..", sambil bersalaman.
Rea : "Udah udah..", sambil menepis tangannya.
Tian : "Galak amat sih lu.."
Velina : "Hahahahaha.. Dia kan kakakku.. Wajar kalo galak adeknya dipegang-pegang.."
Mawan : "5 jam, Re.."
Rea : "Okeh.."
Teman-temanku segera login di PC yang berada diluar ruangan ini.
Aku lanjutkan permainanku yang tadi tertunda.
Lalu, masuklah Adrian dan menghampiriku.
Adrian : "Pe.. 5 jam, Pe.."
Rea : "Apaan tuh, Pe ?"
Adrian : "OP.. Hahahahahahaha.."
Rea : "Anjir.. Eh, Dri.. Dicariin cewek nih.."
Adrian : "Lah.."
Velina : "Hehehehehe.. Hai, Kak.."
Adrian : "Velina ?"
Velina : "Kakak lupa sama aku ?"
Adrian : "Hahahahahaha.. Ngga kok.. Kamu kemana aja ?"
Velina : "Ga kemana-mana, Kak.. Aku ga bisa kesini kemarin-kemarin.."
Adrian : "Re, gw main sebelah Velina boleh ?"
Reza : "Woi woi.. Tempat gw tuh..", tiba-tiba Reza masuk.
Velina : "Mas Reza..!!", sambil memeluk Reza.
Reza : "Kemana aja dek ?"
Velina : "Ga kemana-mana, Mas.. Hahahahahaha.."
Rea : "Sampingnya Velina itu tempat gw.. Ini PC mau dipake Roy.."
Roy : "Bisa aja lo.. Hahahahahaha.."
Rea : "Gw kan penguasa warnet sini sekarang.."
Adrian : "Ayo, Za.. Main didepan aja.."
Reza : "Yok.."
Adrian : "5 jam ya.."
Rea : "Okeh.."
Adrian dan Reza bermain di PC yang berada didepan.
Tidak mungkin dia bermain didalam yang non-smoking area.
Aku duduk disamping Velina dan bermain bersamanya.
Satu jam kemudian, Vina datang.
Vina : "Ngapain lo disitu ?"
Rea : "Main.."
Vina : "Jangan main disitu.."
Rea : "Ya terus dimana ?"
Vina : "Belakang lo kan kosong.. Kenapa harus disitu sih ?"
Rea : "Suka-suka gw lah, Vin.."
Vina : "Mainnya disini...", sambil menarik bangku yang aku duduki ke PC yang berada dibelakangku.
Rea : "Ah rese lo.."
Vina : "Lagian disitu juga kosong.. Ngapain sih disitu ?"
Aku tak bisa melanjutkan perdebatan dengan Vina karena dialah yang punya warnet ini.
Aku mengalah dan melanjutkan permainan di PC yang terletak dibelakang Velina.
Padahal aku sudah nyaman disamping Velina.
Velina hanya memandang Vina dengan tatapan sinis.
Begitu juga dengan Vina.
Mereka saling bertatapan layaknya musuh.
Tak lama kemudian, Velina logout dari PC tersebut dan menghampiriku.
Rea : "Kok udahan ?"
Velina : "Bete.. Ada yang rese soalnya..", sambil melirik Vina yang ada dimeja server.
Rea : "Ga apa-apa, Dek.. Lanjutin aja.."
Velina : "Anterin aku pulang sekarang, Kak.."
Rea : "Loh, katanya mau sampe malem.."
Velina : "Anterin aku.. SEKARANG !!", sambil menarik tanganku keluar.
Vina hanya melihatku ditarik keluar oleh Velina.
Adrian, Reza, dan teman-temanku yang lain menatap kami dengan penuh pertanyaan.
Aku nyalakan motor papaku dan siap mengantar Velina pulang.
Velina : "Kita nongkrong dulu, Kak.. Aku bete beneran.."
Rea : "Dimana ?"
Velina : "Taman aja yuk.."
Rea : "Menteng ?"
Velina : "Boleh.. Disana aja.."
Aku arahkan motor papa ku kearah taman yang kami tuju.
Disana, aku langsung parkirkan motor papaku dan mencari bangku taman yang kosong untuk duduk.
Velina : "Aku bete sama perempuan itu.."
Rea : "Kenapa ?"
Velina : "Masa dia narik kakak gitu aja sih.."
Rea : "Ya aku juga ga tau.. Aku juga ga bisa lawan dia.."
Velina : "Kakak gimana sih ! Masa mau aja disuruh-suruh cewek kayak dia.. Jelas banget dia ga seneng kakak deket-deket aku.."
Rea : "Ya kalo bisa juga udah aku lawan dek.."
Velina : "Kenapa kakak ga lawan ?"
Rea : "Dia yang punya warnet.. Sedangkan aku cuma jagain.."
Velina : "...."
Velina : "Aku ga mau main kesana lagi.."
Rea : "Kenapa ?"
Velina : "Gara-gara ada cewek itu.. Ngeselin.."
Rea : "Terus kita ga ketemu lagi dong.."
Velina : "Ga tau deh, Kak.. Lagian aku tuh udah capek-capek luangin waktu aku buat ketemu kakak, Kak Adrian, Mas Reza dan bang Roy.."
Rea : "...."
Velina : "Dia malah memperburuk suasana.."
Velina : "Kak.."
Rea : "Iya, Dek.."
Velina : "Maafin aku ya, Kak.. Kemarin tiba-tiba ganti nomor ga ngabarin kakak.. Kakak pasti nyariin aku.."
Rea : "Iyalah.. Jelas.."
Velina : "Maaf, Kak.. Habisnya, mantanku yang maksa.. Aku ga boleh hubungin kakak dan ga boleh main ke warnet lagi.."
Rea : "Ya, yang penting kan adek sekarang bisa main lagi.."
Velina : "Tapi gara-gara ada cewek itu aku jadi ga mau main lagi.."
Rea : "Terus kalo mau ketemu gimana ?"
Velina : "Gampang kok, Kak.. Nanti aku hubungin kakak deh.. Nomor kakak masih yang lama, kan ?"
Rea : "Masih kok.. Emang masih ada nomorku ?"
Velina : "Hahahahahaha.. Sebenernya udah di hapus sama mantanku, tapi dia ga bisa hapus kakak dari ingatanku.."
Rea : "Halah.. Lebay kamu, Dek.."
Kami hanya sekedar mengobrol dan bercanda melepas rindu.
Kami sudah lama tak bertemu.
Aku sempat tak percaya dia kembali lagi.
Tetapi, suasana berubah ketika Vina datang.
Hari sudah menjelang malam.
Kami masih berada ditempat ini.
Velina : "Kak.. Kayaknya, perempuan tadi suka sama kakak deh.."
Rea : "Ga mungkin lah.. Dia lebih tua dari aku.."
Velina : "Ah kakak.. Cinta ga mandang umur, Kak.. Dia kayak ga seneng kakak deket-deket aku.."
Rea : "Biarin aja.. Adek udah mau pulang ? Yuk aku anter.."
Velina : "Ayo, Kak.."
Kami berjalan menuju parkiran motor.
Lalu aku antarkan Velina hingga depan rumahnya.
Velina : "Hati-hati dijalan ya, Kak.. Makasih udah anterin aku.. Nanti aku SMS kakak pake nomor lamaku.."
Rea : "Iya, Dek.. Aku pergi dulu ya.."
Velina : "Dah, Kakak.."
Aku segera kembali ke warnet untuk melanjutkan permainanku.
Disana masih ada Vina yang duduk di PC Server.
Vina : "Dari mana lo ?"
Rea : "Nganterin balik.."
Vina : "Oh.. Emang dia siapa ?"
Rea : "Pelanggan lama.."
Vina : "Lo deket banget sama dia.."
Rea : "Emang.. Lo ga seneng gitu sih.."
Vina : "Ga ah.. Biasa aja.."
Rea : "Terus kenapa lo nyuruh gw pindah tadi ?"
Vina : "...."
Rea : "Ga jelas lo ah.."
Aku bermain hingga malam.
Setelah itu aku pulang kerumah untuk beristirahat.
Velina muncul kembali setelah sekian lama menghilang.
Lalu siapa yang akan menjadi warna ketiga dari pelangi itu ?
Vina, Lydia, Haiva, atau Velina ?
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
