- Beranda
- Stories from the Heart
Kisah Kasih Orang Cina Tengik
...
TS
willyahox
Kisah Kasih Orang Cina Tengik

Quote:
Perkenalkan nama gua Willy. Kenapa gua tulis story gua di kaskus dan bukan di buku diary, karena gua mau menyatakan pengakuan hidup gua bagi kalian yang ingin baca.
Guide and Rules:
1. Ikutin aja rule SFTH
2. Mau kepo mangga di pm
3. Trit ini ada sedikit cerita 18++ tapi gak vulgar
4. No SARA. Yang ribut gua aduin ke pak Tito
5. Cerita di part2 akhirnya agak sedikit rohani tapi gua buatkan untuk umum
6. Update maksimal 10 hari sekali.
Cerita gua ini diawali masa SD Kelas 5 sampe gua update terus dimasa mendatang. Gua ada karena Tuhan dan gua nulis ini karnaNya.
Beberapa pengakuan gua ialah dulu gua orang ateis yang songong, pernah di bully setahun, kisah cinta maju mundur bahkan pernah sampe sakit jiwa, dan beberapa kehidupan gua yang hancur.
Gua dilahirkan di Jakarta tahun 199* (tebak sendiri pas di cerita aja). Gua dilahirkan dari keturunan etnis tionghoa yang dibilang kebanyakan orang kaya tapi kehidupan gua sangat-sangat amad sederhana (ada makan udah cukup) dan yang notabenenya aliran budism, penuh dengan tata aturan yang ketat di masa kecil bahkan sampai SMA, keributan bokap nyokap yang tak kunjung berhenti sampai sekarang serta didalam kehidupan gua semua itu sekarang ini gua sudah mendapat kebahagiaan sejati.
Saat ini gua kerja dan kuliah semester 9 dan sedang nyusun skripsi bab 4 tentang prediksi kebangkrutan ekonomi dunia (Update : Gua sudah wisuda tanggal 23 Desember 2016)
. Dulu gua memiliki sifat yang sombong karena kepinteran, songong, dan gak tau etika didepan orang banyak. Hanya patuh sama keluarga doang. Inilah salah gua yang dulu. Tapi sekarang gua bisa memaknai hidup ini.
Gimana ceritanya?
Cekidot aja ya
Quote:
Sekian spoiler dari gua. Atas perhatiannya gua ucapkan terimakasih.
Diubah oleh willyahox 01-01-2017 06:36
anasabila memberi reputasi
1
9.4K
74
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
willyahox
#64
Part 3-Rendi & Miranda
Jangan berpengharapan kepada manusia.
Bullying menjadi warna gua di kelas 6 SD. Dan lu tahu propokatornya siapa? Dialah si Rendi. Bukan hanya gua yang menjadi korban. Ada 1 perempuan, namanya miranda. Bukan suatu kebetulan lagi di sebangku sama gua.
Satu tahun menjadi ancaman hidup gua di sekolah. Entah apa yang terjadi sikap Rendi menjadi buas. Seperti tidak terkontrol. Temannya menjadikannya kepala suku. Tapi setelah dewasa, gua baru tahu itulah proses bandelnya anak2. Gua merasa kesal, padahal orangtuanya sangat rajin beribadah dan kental dengan kehidupan keagamaannya, namun melihat tingkahnya yang sering mukul, mencuri, seolah2 tidak takut akan dosa. Waktu itu gua kembali menjadi ateis tepatnya buddhis. Melihat gua menderita, Ghea menjauh dari gua. Dan gua pun gak ikut sekolah minggu dengannya. Timbulah kebencian dalam hati gua untuk menjudge diri gua yang bodoh atau mereka sendiri yang sudah keterlaluan. Temen gua disini hanya Miranda. Dan beberapa orang yang masih suka atau gak terpengaruh oleh gengnya Rendi.
Tiap hari, tiap detik selama disekolah nilai gua menjadi turun, karena waktu itu gua sengaja merendahkan diri gua agar rendi bisa ranking satu. Disaat itu gua masih beranggapan rendi berubah karena mungkin gua pernah rank 1 di kelas 5. Padahal kelas 1-3 sd mah gua masuk rank 10 aja udah bersyukur. Tapi emang karunia dari Tuhan kelas 4 SD itu otak gua tiba2 lancar. Hahaha. Aneh bin ajaib. Lewat semester 1 kelas 6, sikap rendi merasa agak berubah. Namun berbalik kasar ketika menjelang semester akhir.
Balik ke miranda. Gua menjalin persahabatan yang erat. Bahkan sampai detik ini. Dia orang ambon. Pendek, tapi gua akuin semok dan hitam manis. Sifat asli dia ialah ekspresif namun menjadi pendiem karena dibully. Gua dan dia menjadi rada males ke sekolah karena ada geng2an yang gak jelas. Padahal rendi dan gua dulu cukup erat. Miranda tidak terlalu pintar. Masih butuh bimbingan dalam belajar. Tapi yang dia miliki ialah kerendahan hati. Saat itu perasaan kita berdua sama. Sama2 tidak tahu harus ngapain. Yang gua harapin, guru2 cepet dateng untuk ngajar. Soalnya kalo jam kosong, gua dan miranda pura2 belajar. Ada beberapa orang jg belajar. Namun yang disorot hanya kita berdua. Kadang mereka ganggu dan kita hiraukan. Rasa deg degan menjadi olahraga kita saat guru kosong.
Menjadi penakut. Iya. Karena tekanan batin. Pernah gua sekelompok dengan rendi ketika pelajaran IPA tentang proses cangkok. Tim gua berlima. Cowok 3 cewek 2. Ghea masuk dalam tim gua. Tugas ini gak pernah gua lupakan karena menjadi salah satu makanan pahit dalam hidup gua. Tugasnya 6 bulan. Kita disuruh mencari pohon untuk dicangkok. Dan hasil cangkokan dibawa ke kelas untuk dinilai. Dalam proses berjalannya waktu kita pakai pohon temen gua yang satu tim namanya hendra. Dia punya kebun. Dan hari pertama kita kerjakan, gua bantu hendra untuk mulai membersihkan kayu pohon lalu kita beri tanah setelah 4 hari kemudian. Gua pernah ada urusan sama nyokap tiba2 sehingga satu hari gua gak ikut kerjain tugas tsb. Singkat cerita 4 bulan kemudian, cangkokan kita gak berhasil. Sehingga kita beralasan beli. Sudah beli dan kita diberi nilai 90. Guru gua tanya "ada dari kalian yang tidak mengerjakan?" lalu temen gua yang cewek (bukam Ghea) menyebut nama gua karna waktu itu gua pernah gak ikut dateng. Alhasil si ghea dan rendi yaudah nyalahin gua juga. Fix gua dapet 60.
Masalah bagi gua bukan di nilai. Menn.. Itu gua ikut patungan beli, dan disaat datang gua serius kerjain dan alhasil kalian merendahkan gua. Setelah dari itu hati gua hancur dan jujur sikap respek atau peduli ke mereka itu bullshit.
Satu hal, setelah gua dewasa , tnyta mereka masih anak2. Namun dampaknya baru dewasa. So bagi orang tua toleransi ke anak perlu, tapi didiklah mereka saat dini untuk tahu etika, moral dan sopan santun. Ajarilah mereka pendidikan agama, agar dalam masa pertumbuhannya dia tidak menjadi propokator bullying.
Sejak SMP sampai saat ini gua gak pernah contact sama rendi.
Selamat tahun 2017 all.
Bullying menjadi warna gua di kelas 6 SD. Dan lu tahu propokatornya siapa? Dialah si Rendi. Bukan hanya gua yang menjadi korban. Ada 1 perempuan, namanya miranda. Bukan suatu kebetulan lagi di sebangku sama gua.
Satu tahun menjadi ancaman hidup gua di sekolah. Entah apa yang terjadi sikap Rendi menjadi buas. Seperti tidak terkontrol. Temannya menjadikannya kepala suku. Tapi setelah dewasa, gua baru tahu itulah proses bandelnya anak2. Gua merasa kesal, padahal orangtuanya sangat rajin beribadah dan kental dengan kehidupan keagamaannya, namun melihat tingkahnya yang sering mukul, mencuri, seolah2 tidak takut akan dosa. Waktu itu gua kembali menjadi ateis tepatnya buddhis. Melihat gua menderita, Ghea menjauh dari gua. Dan gua pun gak ikut sekolah minggu dengannya. Timbulah kebencian dalam hati gua untuk menjudge diri gua yang bodoh atau mereka sendiri yang sudah keterlaluan. Temen gua disini hanya Miranda. Dan beberapa orang yang masih suka atau gak terpengaruh oleh gengnya Rendi.
Tiap hari, tiap detik selama disekolah nilai gua menjadi turun, karena waktu itu gua sengaja merendahkan diri gua agar rendi bisa ranking satu. Disaat itu gua masih beranggapan rendi berubah karena mungkin gua pernah rank 1 di kelas 5. Padahal kelas 1-3 sd mah gua masuk rank 10 aja udah bersyukur. Tapi emang karunia dari Tuhan kelas 4 SD itu otak gua tiba2 lancar. Hahaha. Aneh bin ajaib. Lewat semester 1 kelas 6, sikap rendi merasa agak berubah. Namun berbalik kasar ketika menjelang semester akhir.
Balik ke miranda. Gua menjalin persahabatan yang erat. Bahkan sampai detik ini. Dia orang ambon. Pendek, tapi gua akuin semok dan hitam manis. Sifat asli dia ialah ekspresif namun menjadi pendiem karena dibully. Gua dan dia menjadi rada males ke sekolah karena ada geng2an yang gak jelas. Padahal rendi dan gua dulu cukup erat. Miranda tidak terlalu pintar. Masih butuh bimbingan dalam belajar. Tapi yang dia miliki ialah kerendahan hati. Saat itu perasaan kita berdua sama. Sama2 tidak tahu harus ngapain. Yang gua harapin, guru2 cepet dateng untuk ngajar. Soalnya kalo jam kosong, gua dan miranda pura2 belajar. Ada beberapa orang jg belajar. Namun yang disorot hanya kita berdua. Kadang mereka ganggu dan kita hiraukan. Rasa deg degan menjadi olahraga kita saat guru kosong.
Menjadi penakut. Iya. Karena tekanan batin. Pernah gua sekelompok dengan rendi ketika pelajaran IPA tentang proses cangkok. Tim gua berlima. Cowok 3 cewek 2. Ghea masuk dalam tim gua. Tugas ini gak pernah gua lupakan karena menjadi salah satu makanan pahit dalam hidup gua. Tugasnya 6 bulan. Kita disuruh mencari pohon untuk dicangkok. Dan hasil cangkokan dibawa ke kelas untuk dinilai. Dalam proses berjalannya waktu kita pakai pohon temen gua yang satu tim namanya hendra. Dia punya kebun. Dan hari pertama kita kerjakan, gua bantu hendra untuk mulai membersihkan kayu pohon lalu kita beri tanah setelah 4 hari kemudian. Gua pernah ada urusan sama nyokap tiba2 sehingga satu hari gua gak ikut kerjain tugas tsb. Singkat cerita 4 bulan kemudian, cangkokan kita gak berhasil. Sehingga kita beralasan beli. Sudah beli dan kita diberi nilai 90. Guru gua tanya "ada dari kalian yang tidak mengerjakan?" lalu temen gua yang cewek (bukam Ghea) menyebut nama gua karna waktu itu gua pernah gak ikut dateng. Alhasil si ghea dan rendi yaudah nyalahin gua juga. Fix gua dapet 60.
Masalah bagi gua bukan di nilai. Menn.. Itu gua ikut patungan beli, dan disaat datang gua serius kerjain dan alhasil kalian merendahkan gua. Setelah dari itu hati gua hancur dan jujur sikap respek atau peduli ke mereka itu bullshit.
Satu hal, setelah gua dewasa , tnyta mereka masih anak2. Namun dampaknya baru dewasa. So bagi orang tua toleransi ke anak perlu, tapi didiklah mereka saat dini untuk tahu etika, moral dan sopan santun. Ajarilah mereka pendidikan agama, agar dalam masa pertumbuhannya dia tidak menjadi propokator bullying.
Sejak SMP sampai saat ini gua gak pernah contact sama rendi.
Selamat tahun 2017 all.
Diubah oleh willyahox 31-12-2016 23:24
0