- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#2503
Part 78
Suara adzan shubuh sudah berkumandang dimasjid dekat rumahku.
Aku segera bangun dari tidurku.
Aku mengambil air wudhu dan bersiap menuju ke masjid.
Aku melihat kekamar orang tuaku.
Ternyata kamar ini kosong.
Kemana mereka ?
Mungkin sedang pergi keluar kota.
Aku bergegas menuju masjid untuk sholat.
Setelah itu aku pulang ke rumah untuk mandi dan sarapan.
Kali ini aku masak sendiri untuk sarapanku.
Lalu, aku pergi ke warnet untuk berjaga dengan Roy.
Aku harus bersiap-siap menjawab sederetan pertanyaan yang akan diberikan teman-temanku nanti tentang pertemuanku dengan Lydia kemarin.
Seperti biasa, warnet ini masih tutup dipagi hari karena Roy sedang tidur.
Tapi, karena aku memegang kunci cadangan, aku bisa membuka warnet ini.
Setelah membukanya, aku nyalakan PC Server dan PC Client untuk bermain game online.
Roy : "Buset.. Pagi bener lu.."
Rea : "Iya.. Dirumah sepi.."
Roy : "Hhmm.."
Rea : "Tumben lo bangun.."
Setelah itu, tidak ada suara lagi dari Roy.
Sepertinya dia kembali ke kamarnya dan tertidur.
Tapi, aku mencium bau tak sedap dari sini.
Bau nya sangat busuk.
Tidak mungkin pagi-pagi ada hantu yang akan menampakkan dirinya disini.
Aku ikuti dari mana asal bau itu.
Semakin penasaran aku dengan bau ini.
Ternyata bau ini berasal dari toilet.
Rea : "Buset !! Kalo boker tutup bodoh !!"
Roy : "Oh iya.. Lupa..", matanya masih setengah terpejam.
Rea : "Anjir, bau banget.. Makan apaan lo.."
Roy : "Hhmm.."
Aku tutup pintu toilet itu dari luar.
Lalu Roy menguncinya dari dalam.
Ternyata bau itu berasal dari Roy yang lupa menutup pintu toilet.
Aku langsung ambil pengharum ruangan dan aku semprotkan keseluruh ruangan.
Beberapa menit kemudian, Roy keluar dari toilet.
Roy : "Ah, lega.."
Rea : "Bau, njir.."
Roy : "Nama nya juga lupa.."
Rea : "Sono tidur lagi.."
Roy : "Gw udah ga ngantuk.."
Rea : "Tumben.."
Roy : "Gimana kemaren lo nyasar ngga ?"
Rea : "Untungnya ga nyasar.. Cuma jauh banget itu tempatnya.."
Roy : "Nah, kalo lo masih lurus lagi, bisa tembus ke Cianjur tuh.."
Rea : "Serius lo ?"
Roy : "Beneran.. Itu jalur Jonggol sering dipake buat jalur alternatif kalo mau ke Bandung.."
Rea : "Buset.. Untung ga kebablasan gw.."
Roy : "Kayak gimana orangnya ?"
Rea : "Biasa aja sih.. Cantik ngga.. Jelek juga ngga.. Tapi kalo buat gw sih, tampangnya ga ngebosenin.."
Roy : "Hahahahahahaha.. Bisa aja buaya.."
Rea : "Lo tuh kadal.."
Roy : "Diajakin nonton bokep kaga lu ?"
Rea : "Ya ngga lah.. Kalo pun diajak juga gw pasti nolak.."
Roy : "Body nya gimana ? Bagus ga ?"
Rea : "Pertanyaan lu kaga ada yang laen apa, Roy ?"
Roy : "Jawab dulu napa.."
Rea : "Body nya langsing.. Tapi ga kurus.."
Roy : "Manteb dong.. Lo sikat ga ?"
Rea : "Sikat.. Gigi lo gw sikat pake sikat WC.."
Aku lanjutkan permainanku hingga siang hari.
Pengunjung semakin siang, semakin ramai.
Aku putuskan untuk melanjutkan permainan di PC server.
Tak lama kemudian, sebuah mobil merah terparkir didepan warnet.
Siapa lagi kalau bukan mobilnya mak lampir.
Dia keluar dari mobilnya lalu masuk kedalam.
Vina : "Kemaren kemana lo ?"
Rea : "Ketemuan ama cewek.. Kenapa ?"
Vina : "Gw cariin juga.. Gw ada perlu.."
Rea : "Ada apaan ?"
Vina : "Ikut gw deh.."
Rea : "Kemana ?"
Vina : "Ikut pokoknya..", dia menarik tanganku dengan paksa.
Rea : "Eh eh.. Main tarik aja lu.."
Aku ditarik oleh Vina kedalam mobil.
Aku dipaksa masuk ke kursi kemudi.
Lalu, Vina duduk disampingku.
Rea : "Mau kemana tuan Putri ?"
Vina : "Najis lo.. Panggil gw yang bener.."
Rea : "Mao kemana, Mak Lampir ?"
Vina : "Iiihhh.. Lo ngeselin ya..", sambil menarik hidungku.
Rea : "Aduh.. Apaan sih, Vin ?"
Vina : "Cari tempat ngobrol yang enak.."
Rea : "Suka-suka gw nih ?"
Vina : "Iya.."
Rea : "Okeh.."
Aku nyalakan mobilnya Vina.
Aku kemudikan mobil ini kearah Semanggi.
Disana kami berkunjung ke Plaza Semanggi.
Vina : "Ngapain kesini ?"
Rea : "Kita ke cafe yang ada diatas.."
Vina : "Hhmm.. Oke.."
Setelah memarkirkan mobil, kami naik lift menuju keatas.
Disana terdapat banyak restoran dan cafe.
Kami mengunjungi salah satu cafe yang nyaman untuk berbincang.
Vina : "Lo ga sekalian makan ?"
Rea : "Bareng lo aja.. Lo laper ?"
Vina : "Laper.."
Rea : "Mau makan apa ?"
Vina : "Samain aja sama lo.."
Rea : "Ya udah bentar.. Gw pesenin ya.."
Vina : "Kok lo jadi manis gini ke gw ?"
Rea : "Emang iya ? Biasa aja ah.. Lo kan perempuan.. Emang udah seharusnya laki-laki memperlakukan perempuan seperti itu kan ?"
Vina : "...."
Aku beranjak dari mejaku.
Aku memesan makanan dan minuman untukku dan Vina.
Setelah itu, aku kembali.
Beberapa menit kemudian, makanan dan minuman untuk kami datang.
Vina : "Udah dibayar ?"
Rea : "Udah.."
Vina : "...."
Rea : "Kenapa ?"
Vina : "Kan gw yang ngajak jalan, kenapa lo yang bayar ?"
Rea : "Selama gw masih mampu untuk bayarin biaya jalan sama seorang perempuan, gw akan bayarin, Vin.."
Vina : "Makasih.. Kok lo jadi manis gini ke gw ?"
Rea : "Biasa aja kok.. Hehehehehe.."
Vina : "Gw ngerasa ada yang beda sama lo.."
Tiba-tiba, dia memegang keningku.
Tangannya terasa lembut.
Aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Matanya menatapku dengan penuh keheranan.
Vina : "Lo sakit ?", sambil memegang keningku.
Rea : "Apaan sih.. Gw ga apa-apa..", sambil menepiskan tangannya.
Vina : "Hahahahahahaha.. Gw kira lo sakit.."
Rea : "Lo kali yang sinting.."
Vina : "Kemarin lo ketemu si Lydia itu ?"
Rea : "Iya.."
Vina : "Hahahahahahaha.. Gimana gimana ?"
Rea : "Gimana apa nya, Vin ?"
Vina : "Dia orangnya gimana ?"
Rea : "Hhmm.. Dia sih biasa aja.. Cuma secara tampilan, dia ngga ngebosenin.. Badannya langsing.."
Vina : "Dasar otak mesum.. Gw nanya dia orang nya gimana ? Bawel apa cerewet ? Sifatnya kayak gimana ? Kok jadi ngomongin badan.. Dasar cowok.. Otak nya ngeres.. Selalu kebagian badan kalo ngomongin cewek.."
Rea : "Kalo sifat sih gw belom terlalu nangkep ya.. Tapi pas awal ketemu, dia salting gitu.."
Vina : "Dia suka sama lo kali.."
Rea : "Suka apa nafsu nih ? Lo tau sendiri hobi nya apa.."
Vina : "Bisa dua-duanya sih.. Dari suka terus timbul Nafsu.. Makanya itu muka jangan diganteng-gantengin.."
Rea : "Apaan.. Biasa aja gw.."
Vina : "Biasa aja.. Lo pikir gw ga merhatiin sepanjang jalan dari parkiran kesini ? Banyak yang ngelirik lo.."
Rea : "Masa sih ?"
Vina : "Lo nya aja bego.."
Makanan sudah habis kami lahap semua.
Minumanpun sudah habis.
Tetapi, Vina memesan sebuah minuman kembali untuk menemani perbincanganku dengannya.
Rea : "Lo mau ngomongin masalah apa ?"
Vina : "Sahabat gw.."
Rea : "Dia kenapa ?"
Vina : "Gw mau bikin kejutan pas dia ulang tahun.."
Rea : "Kapan emang ulang tahunnya ?"
Vina : "Masih lama sih.."
Rea : "Ya elah.. Masih lama kok diomonginnya sekarang.."
Vina : "Biar ada persiapan.. Gw bingung konsepnya gimana.."
Rea : "Bikin acara kecil-kecilan aja.. Undang temen-temen deket lo sama dia.."
Vina : "Hhmm.. Iya juga sih.. Bisa hemat biaya.."
Rea : "Kalo masih bingung nanti gw bantuin deh.."
Vina : "Hahahahahaha.. Makasih hani bani..", sambil mencubit pipiku.
Rea : "Aduh.. Apaan sih.."
Vina : "Hahahahahaha.. Lo lucu tau.."
Vina : "Lo tau ngga kenapa lo sering dilirik cewek-cewek ?"
Rea : "Kenapa emang ?"
Vina : "Bentar..", dia merogoh tasnya untuk mengambil sesuatu.
Vina : "Nih.. Coba ngaca..", sambil memberikan cermin kecil.
Rea : "Gw kenapa ?"
Vina : "Bibir lo.. Lo selalu tersenyum, Re.. Lo selalu terlihat bahagia.."
Rea : "Masa sih ?"
Vina : "Kalo lo lagi senyum, lo makin manis.. Wajar aja cewek-cewek pada ngelirik lo.."
Rea : "Manis apaan.. Gw tuh ga ganteng.. Gw ga manis.. Gw biasa aja.."
Vina : "Itu kan penilaian lo.. Kalo gw suka sama senyum lo itu.. Kayaknya hidup lo bahagia terus.."
Rea : "Bahagia terus darimana ? Gw pernah sakit hati.. Gw pernah sedih.."
Vina : "Re.."
Rea : "Ya ?"
Vina : "Gw mau cerita banyak sama lo.. Tapi, kita pindah tempat ya.. Jangan disini.."
Rea : "Lo mau dimana ?"
Vina : "Ditempat biasa lo nenangin pikiran.. Dimana ?"
Rea : "Oh ya udah yuk.."
Kami beranjak dari cafe ini.
Kami berjalan menuju parkiran.
Dan aku menemukan sesuatu yang aneh disini.
Mobilnya Vina ada dimana ?
Rea : "Vin.."
Vina : "Ya, Re.."
Rea : "Mobil kamu mana ?"
Vina : "Kita tadi parkir disini ?"
Rea : "Jangan-jangan.. Mobil kamu hilang !!"
Vina : "APA !!"
Aku segera bangun dari tidurku.
Aku mengambil air wudhu dan bersiap menuju ke masjid.
Aku melihat kekamar orang tuaku.
Ternyata kamar ini kosong.
Kemana mereka ?
Mungkin sedang pergi keluar kota.
Aku bergegas menuju masjid untuk sholat.
Setelah itu aku pulang ke rumah untuk mandi dan sarapan.
Kali ini aku masak sendiri untuk sarapanku.
Lalu, aku pergi ke warnet untuk berjaga dengan Roy.
Aku harus bersiap-siap menjawab sederetan pertanyaan yang akan diberikan teman-temanku nanti tentang pertemuanku dengan Lydia kemarin.
Seperti biasa, warnet ini masih tutup dipagi hari karena Roy sedang tidur.
Tapi, karena aku memegang kunci cadangan, aku bisa membuka warnet ini.
Setelah membukanya, aku nyalakan PC Server dan PC Client untuk bermain game online.
Roy : "Buset.. Pagi bener lu.."
Rea : "Iya.. Dirumah sepi.."
Roy : "Hhmm.."
Rea : "Tumben lo bangun.."
Setelah itu, tidak ada suara lagi dari Roy.
Sepertinya dia kembali ke kamarnya dan tertidur.
Tapi, aku mencium bau tak sedap dari sini.
Bau nya sangat busuk.
Tidak mungkin pagi-pagi ada hantu yang akan menampakkan dirinya disini.
Aku ikuti dari mana asal bau itu.
Semakin penasaran aku dengan bau ini.
Ternyata bau ini berasal dari toilet.
Rea : "Buset !! Kalo boker tutup bodoh !!"
Roy : "Oh iya.. Lupa..", matanya masih setengah terpejam.
Rea : "Anjir, bau banget.. Makan apaan lo.."
Roy : "Hhmm.."
Aku tutup pintu toilet itu dari luar.
Lalu Roy menguncinya dari dalam.
Ternyata bau itu berasal dari Roy yang lupa menutup pintu toilet.
Aku langsung ambil pengharum ruangan dan aku semprotkan keseluruh ruangan.
Beberapa menit kemudian, Roy keluar dari toilet.
Roy : "Ah, lega.."
Rea : "Bau, njir.."
Roy : "Nama nya juga lupa.."
Rea : "Sono tidur lagi.."
Roy : "Gw udah ga ngantuk.."
Rea : "Tumben.."
Roy : "Gimana kemaren lo nyasar ngga ?"
Rea : "Untungnya ga nyasar.. Cuma jauh banget itu tempatnya.."
Roy : "Nah, kalo lo masih lurus lagi, bisa tembus ke Cianjur tuh.."
Rea : "Serius lo ?"
Roy : "Beneran.. Itu jalur Jonggol sering dipake buat jalur alternatif kalo mau ke Bandung.."
Rea : "Buset.. Untung ga kebablasan gw.."
Roy : "Kayak gimana orangnya ?"
Rea : "Biasa aja sih.. Cantik ngga.. Jelek juga ngga.. Tapi kalo buat gw sih, tampangnya ga ngebosenin.."
Roy : "Hahahahahahaha.. Bisa aja buaya.."
Rea : "Lo tuh kadal.."
Roy : "Diajakin nonton bokep kaga lu ?"
Rea : "Ya ngga lah.. Kalo pun diajak juga gw pasti nolak.."
Roy : "Body nya gimana ? Bagus ga ?"
Rea : "Pertanyaan lu kaga ada yang laen apa, Roy ?"
Roy : "Jawab dulu napa.."
Rea : "Body nya langsing.. Tapi ga kurus.."
Roy : "Manteb dong.. Lo sikat ga ?"
Rea : "Sikat.. Gigi lo gw sikat pake sikat WC.."
Aku lanjutkan permainanku hingga siang hari.
Pengunjung semakin siang, semakin ramai.
Aku putuskan untuk melanjutkan permainan di PC server.
Tak lama kemudian, sebuah mobil merah terparkir didepan warnet.
Siapa lagi kalau bukan mobilnya mak lampir.
Dia keluar dari mobilnya lalu masuk kedalam.
Vina : "Kemaren kemana lo ?"
Rea : "Ketemuan ama cewek.. Kenapa ?"
Vina : "Gw cariin juga.. Gw ada perlu.."
Rea : "Ada apaan ?"
Vina : "Ikut gw deh.."
Rea : "Kemana ?"
Vina : "Ikut pokoknya..", dia menarik tanganku dengan paksa.
Rea : "Eh eh.. Main tarik aja lu.."
Aku ditarik oleh Vina kedalam mobil.
Aku dipaksa masuk ke kursi kemudi.
Lalu, Vina duduk disampingku.
Rea : "Mau kemana tuan Putri ?"
Vina : "Najis lo.. Panggil gw yang bener.."
Rea : "Mao kemana, Mak Lampir ?"
Vina : "Iiihhh.. Lo ngeselin ya..", sambil menarik hidungku.
Rea : "Aduh.. Apaan sih, Vin ?"
Vina : "Cari tempat ngobrol yang enak.."
Rea : "Suka-suka gw nih ?"
Vina : "Iya.."
Rea : "Okeh.."
Aku nyalakan mobilnya Vina.
Aku kemudikan mobil ini kearah Semanggi.
Disana kami berkunjung ke Plaza Semanggi.
Vina : "Ngapain kesini ?"
Rea : "Kita ke cafe yang ada diatas.."
Vina : "Hhmm.. Oke.."
Setelah memarkirkan mobil, kami naik lift menuju keatas.
Disana terdapat banyak restoran dan cafe.
Kami mengunjungi salah satu cafe yang nyaman untuk berbincang.
Vina : "Lo ga sekalian makan ?"
Rea : "Bareng lo aja.. Lo laper ?"
Vina : "Laper.."
Rea : "Mau makan apa ?"
Vina : "Samain aja sama lo.."
Rea : "Ya udah bentar.. Gw pesenin ya.."
Vina : "Kok lo jadi manis gini ke gw ?"
Rea : "Emang iya ? Biasa aja ah.. Lo kan perempuan.. Emang udah seharusnya laki-laki memperlakukan perempuan seperti itu kan ?"
Vina : "...."
Aku beranjak dari mejaku.
Aku memesan makanan dan minuman untukku dan Vina.
Setelah itu, aku kembali.
Beberapa menit kemudian, makanan dan minuman untuk kami datang.
Vina : "Udah dibayar ?"
Rea : "Udah.."
Vina : "...."
Rea : "Kenapa ?"
Vina : "Kan gw yang ngajak jalan, kenapa lo yang bayar ?"
Rea : "Selama gw masih mampu untuk bayarin biaya jalan sama seorang perempuan, gw akan bayarin, Vin.."
Vina : "Makasih.. Kok lo jadi manis gini ke gw ?"
Rea : "Biasa aja kok.. Hehehehehe.."
Vina : "Gw ngerasa ada yang beda sama lo.."
Tiba-tiba, dia memegang keningku.
Tangannya terasa lembut.
Aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Matanya menatapku dengan penuh keheranan.
Vina : "Lo sakit ?", sambil memegang keningku.
Rea : "Apaan sih.. Gw ga apa-apa..", sambil menepiskan tangannya.
Vina : "Hahahahahahaha.. Gw kira lo sakit.."
Rea : "Lo kali yang sinting.."
Vina : "Kemarin lo ketemu si Lydia itu ?"
Rea : "Iya.."
Vina : "Hahahahahahaha.. Gimana gimana ?"
Rea : "Gimana apa nya, Vin ?"
Vina : "Dia orangnya gimana ?"
Rea : "Hhmm.. Dia sih biasa aja.. Cuma secara tampilan, dia ngga ngebosenin.. Badannya langsing.."
Vina : "Dasar otak mesum.. Gw nanya dia orang nya gimana ? Bawel apa cerewet ? Sifatnya kayak gimana ? Kok jadi ngomongin badan.. Dasar cowok.. Otak nya ngeres.. Selalu kebagian badan kalo ngomongin cewek.."
Rea : "Kalo sifat sih gw belom terlalu nangkep ya.. Tapi pas awal ketemu, dia salting gitu.."
Vina : "Dia suka sama lo kali.."
Rea : "Suka apa nafsu nih ? Lo tau sendiri hobi nya apa.."
Vina : "Bisa dua-duanya sih.. Dari suka terus timbul Nafsu.. Makanya itu muka jangan diganteng-gantengin.."
Rea : "Apaan.. Biasa aja gw.."
Vina : "Biasa aja.. Lo pikir gw ga merhatiin sepanjang jalan dari parkiran kesini ? Banyak yang ngelirik lo.."
Rea : "Masa sih ?"
Vina : "Lo nya aja bego.."
Makanan sudah habis kami lahap semua.
Minumanpun sudah habis.
Tetapi, Vina memesan sebuah minuman kembali untuk menemani perbincanganku dengannya.
Rea : "Lo mau ngomongin masalah apa ?"
Vina : "Sahabat gw.."
Rea : "Dia kenapa ?"
Vina : "Gw mau bikin kejutan pas dia ulang tahun.."
Rea : "Kapan emang ulang tahunnya ?"
Vina : "Masih lama sih.."
Rea : "Ya elah.. Masih lama kok diomonginnya sekarang.."
Vina : "Biar ada persiapan.. Gw bingung konsepnya gimana.."
Rea : "Bikin acara kecil-kecilan aja.. Undang temen-temen deket lo sama dia.."
Vina : "Hhmm.. Iya juga sih.. Bisa hemat biaya.."
Rea : "Kalo masih bingung nanti gw bantuin deh.."
Vina : "Hahahahahaha.. Makasih hani bani..", sambil mencubit pipiku.
Rea : "Aduh.. Apaan sih.."
Vina : "Hahahahahaha.. Lo lucu tau.."
Vina : "Lo tau ngga kenapa lo sering dilirik cewek-cewek ?"
Rea : "Kenapa emang ?"
Vina : "Bentar..", dia merogoh tasnya untuk mengambil sesuatu.
Vina : "Nih.. Coba ngaca..", sambil memberikan cermin kecil.
Rea : "Gw kenapa ?"
Vina : "Bibir lo.. Lo selalu tersenyum, Re.. Lo selalu terlihat bahagia.."
Rea : "Masa sih ?"
Vina : "Kalo lo lagi senyum, lo makin manis.. Wajar aja cewek-cewek pada ngelirik lo.."
Rea : "Manis apaan.. Gw tuh ga ganteng.. Gw ga manis.. Gw biasa aja.."
Vina : "Itu kan penilaian lo.. Kalo gw suka sama senyum lo itu.. Kayaknya hidup lo bahagia terus.."
Rea : "Bahagia terus darimana ? Gw pernah sakit hati.. Gw pernah sedih.."
Vina : "Re.."
Rea : "Ya ?"
Vina : "Gw mau cerita banyak sama lo.. Tapi, kita pindah tempat ya.. Jangan disini.."
Rea : "Lo mau dimana ?"
Vina : "Ditempat biasa lo nenangin pikiran.. Dimana ?"
Rea : "Oh ya udah yuk.."
Kami beranjak dari cafe ini.
Kami berjalan menuju parkiran.
Dan aku menemukan sesuatu yang aneh disini.
Mobilnya Vina ada dimana ?
Rea : "Vin.."
Vina : "Ya, Re.."
Rea : "Mobil kamu mana ?"
Vina : "Kita tadi parkir disini ?"
Rea : "Jangan-jangan.. Mobil kamu hilang !!"
Vina : "APA !!"
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
