Part 15 (1)

Bener aja, Della tahu betul kelemahan gua adalah Emak. Ntah apa yang dia ceritakan ke Emak, akhirnya Emak benar-benar memaksa gua untuk ngajakin Della jalan hari ini. Bedua doang, si emak pake alasan kalau dia mau reunian segala, jadi gua dan Della nungguin dia di mal. Gua nggak tahu mau ke mana sabtu gini, karna biasanya gua jomblo dan gua keluar Cuma buat beli makanan, menghindari pemandangan-pemandangan remaja-remaja alay yang lagi mesra-mesraan pacaran dan pemandangan makhluk tak kasat mata yang ternyata, lebih banyak keluar di malam minggu gini, mungkin mereka juga mau malam mingguan juga.
Gua akhirnya ngajak Della ke bioskop, maksud gua biar gua nggak usah liat wjaahnya dengan jelas dan biar gua nggak kepaksa ngajak dia ngobrol. Gua sibuk nonton film yang gua pilih, sementara Della kayaknya masih belum menyerah untuk buat gua luluh padanya.
Della: Mas Evan
Gua pura-pura nggak denger, pura-pura asyik dengan film di depan gua. Sampai akhirnya dia mengguncang-guncangkan lengan gua, agresif juga nih cewek. Padahal kata Dion kan gadis desa lebih lugu.
Della: Mas Evan, akunya kok di cuekin
Gua: ini film seru, di kampung nggak ada. Nonton aja, del
Della: Aku maunya ngobrol sama Mas Evan loh
Gua: di bioskop nggak boleh ngobrol, Del
Della: Ya udah abis ini kita makan ya?
Gua: Gua nggak laper, Del. Abis ni kita pulang aja
Della: Tapi aku laper, Mas. Biar kita bisa ngobrol juga
Gua: makan di rumah aja
Della: Nggak mau. Maunya makan sama Mas
Gua diemin aja, seandainya dia bukan cewek yang dikenalin Emak pasti udah gua tinggalin ini cewek.

Begitu film selesai diputar, Della tampak kegirangan. Senyumnya yang berusaha dimanis-manisin di depan gua jadi kelihatan makin nyeremin di mukanya.
Della menggandeng tangan gua dengan erat dan mengajak gua ke salah satu restoran junk food terkenal
Yang gambarnya kakek tua. Aga kesel sih ditarik begitu, tapi karna tenaga ni cewek kuat banget, gua Cuma bisa pasrah.
Setelah memesan makanan yang Della mau, gua pun duduk dipojok ruangan, tempat pilihan Della. Gua bisa lihat tatapan cowok-cowok di sekeliling gua yang kelihatan mengagumi ‘kecantikan’ Della, seandainya mereka bisa lihat bagaimana wajah asli Della
Pasti mereka jadi nggak kuat ngabisin makanan mereka, gua cuek aja dan gua lepasin tangan Della yang ternyata daritadi masih genggam erat tangan gua, gua keluarin gadget gua berusaha nggak ngeladenin dia
Della: Mas Evan, aku dicuekin lagi
Gua: Gua ngantuk, Del. Lu makan aja, buruan. Gua mau pulang
Della menatap gua dengan tatapan bingung, gua lagi ngebayangin muka gua yang sook cool ini kayak Lee min hoo di serial The heirs waktu dia lagi ngehindarin ceweknya, hahahha. #guaberasagantengmaksimal
Della: Mas, Aku ada salah apa? Kenapa dari kemarin aku dicuekin ya?
Gua masih nggak liat wajahnya: Nggak kok. Gua emang orangnya begitu
Della: Masa sih? Kata Emaknya Mas Evan, Mas Evan orangnya lucu, cerewet, trus baik
Gua: itu dulu
Della: tapi kata temen-temen Mas Evan, Mas Evan orangnya ceria kok
Gua: Tuh makanna lu dateng, makan gih
Della masih nyuekin paket dua ayam yang dia psen, seandainya di depan gua bukan della, pasti udah gua abisin itu ayam
Della: kok Mas Evan bda ya sama cowok-cowok yang lain?
Gua: Karna gua bukan mereka, kalo lu nggak suka, bilang aja ke Emak, lu nggak mau dijodohin sama gua
Della: Mas, karna Mas kayak gini, aku makin yakin mau dijodohin sama Mas

Watdehel, apa maksud ni cewek? Gua mulai geram, gua diemin aja dia. Della masih mencoba mencari perhatian gua, ngasihin makanannya ke gua, senyum-senyum nggak jelas. agresif banget ni cewek.
Gua: gua nggak mau nerima perjodohan ni, del
Della: Kenapa Mas? Della kurang menarik ya?
Gua: Gua dari awal nggak suka sama lu
Della: Mas masih belum punya pacar kan? Kenapa nggak coba dulu?

Selama gua idup 25 tahun, baru sekali ada cewek yang bilang gini ke gua. Tapi kenapa Della? Yaowoh.

Gua: Gua nggak suka maksain sesuatu, Del.
Gua mulai ngerangkai kata-kata, nggak mungkin gua bilang tentang penglihatan gua tentang wajahnya. Gua jadi ngerti perasaan cewek-cewek yang gua tembak waktu mau nolak gua, ternyata susah juga yang ngerangkai kata-kata
Della: Kita nggak maksain, kita biarin jalan apa adanya, kenapa mas nggak mau coba dulu?
Coba, coba emang gua tester? Di cobain dulu, gua masih coba ngerangkai kata-kata gua, apa ya yang harus gua ngomongin?
Kentang mana kentang?