Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#2437
Part 76
Ini adalah hari dimana sehari sebelum aku pergi untuk bertemu Lydia.
Suara nada dering telepon dari HPku mengeluarkan suara yang keras dengan lantunan salah satu lagu dari the GazettE.
Aku segera bangun dari tidurku.
Aku lihat dilayar HPku ada nama Lydia.
Mau apa dia pagi-pagi begini membangunkanku ?


Quote:


Aku bangkit dari tidurku.
Lalu aku berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan bersiap sholat shubuh.
Padahal, Lydia itu seorang non-muslim tetapi dia sering mengingatkanku akan sholat.
Zaman sekarang, jarang yang seperti ini.
Yang ada malah saling menghujat dan hilangnya rasa toleransi.

Kembali ke cerita.

Setelah menjalankan ibadah sholat shubuh, aku mandi dan bersiap menuju sekolah.
Tak lupa aku sarapan pagi dengan Mama dan Papa sebelum berangkat.
Sehabis sarapan, aku langsung berangkat menuju kesekolah.
Sekolah pagi ini masih sepi.
Hanya ada aku disini.
Aku langsung masuk ke kelasku dan tidur-tiduran dimejaku.

Aku mendengar suara langkah kaki mendekat.
Suara itu semakin lama, semakin jelas.
Langkah itu berhenti tepat didepanku.
Wangi parfum ini adalah wangi dari seseorang yang pernah aku cinta.
Aku tidak akan melupakan wangi ini.

Rea : "Ada apa, Lista ?"
Lista : "Aku duduk disini boleh ?"
Rea : "Boleh.. Kenapa pagi-pagi kesini ?"
Lista : "Kamu duduk sama Iva ya ?"
Rea : "Iya.."
Lista : "...."
Rea : "Ada apa sih, Ta ?"
Lista : "Aku cuma mau ingetin kamu.."
Rea : "Ingetin ?"
Lista : "Kamu pasti inget sama kelakuan kamu waktu kita dikamar.."
Rea : "Yang mana ?"
Lista : "Kamu ngeraba-raba badanku sama cium bibir aku.."
Rea : "Oh.."
Lista : "Jangan lupa.."
Rea : "Apa ?"
Lista : "Nikahin aku.. Ga mau tau.."
Rea : "Ya ampun, Ta.. Kan yang deketin kamu banyak.."
Lista : "Jangankan yang deketin.. Yang aku pacarin juga udah ada.."
Rea : "Ya udah.. Suruh aja pacar kamu.."
Lista : "Tapi kan yang duluan pegang-pegang kan kamu !"
Rea : "Hadeuh.."
Lista : "Aku ga peduli kamu mau jalan sama siapa.. Pacaran sama siapa.. Yang penting, nikahnya sama aku.."
Rea : "Terus, pacar kamu ?"
Lista : "Biarin aja.. Kan yang penting nikahnya sama kamu.."
Rea : "Oh, terus kalo kamu dipegang-pegang, di raba-raba dan dirudapaksa pacar kamu, aku yang harus tanggung jawab ? Jangan gila kamu, Calista.."
Lista : "...."
Rea : "Kenapa diem ?"
Lista : "Pikiran kamu kenapa jahat begitu sama aku ?"
Rea : "Aku cuma mengantisipasi aja.. Yakin kamu mau menggaransikan tubuhmu yang indah ini dari sentuhan cowok lain ?"
Lista : "...."
Rea : "Calista.. Dengerin aku.."
Lista : "....", dia mulai menangis.."
Rea : "Hei.. Jangan nangis dulu.. Dengerin aku dulu.."
Lista : "Apa.."
Rea : "Aku cuma bisa berusaha untuk nikahin kamu, Calista.. Kita jalanin dulu aja hidup kita yang ada.. Kamu punya pacar.. Sedangkan aku, punya kenalan.. Kita ga tau rencana Tuhan seperti apa kedepannya.. Aku cuma bisa berusaha untuk nikahin kamu.. Tapi kalo Tuhan bicara kamu bukan jodohku, aku bisa apa.."
Lista : "Aku juga mau berusaha untuk kamu, Re.."
Rea : "Tapi, kalo Tuhan bilang kita harus berpisah, kamu jangan sedih ya.."
Lista : "....", dia hanya mengangguk.
Rea : "Jangan nangis lagi ya.. Sekarang kamu balik ke kelas.. Sebentar lagi disini ramai sama temen-temenku.. Ga enak diliat ah kamu di sini nangis didepan aku.."
Lista : "Iya.. Makasih untuk pengertiannya ya, Re.."

Calista beranjak dari tempatku.
Dia berjalan keluar menuju kelasnya.
Detik-detik terus berlalu, murid-murid sudah berdatangan.
Haiva juga sudah datang dan duduk disampingku.

Iva : "Tumben.."
Rea : "Apaan ?"
Iva : "Ngga tidur.."
Rea : "Oh, ada gangguan tadi.."
Iva : "Apaan ?"
Rea : "Mau tau aja lo.."
Iva : "Gw dipojok dong.."
Rea : "Mao molor ?"
Iva : "Hehehehehehe.. Iya.."
Rea : "Ya udah sini.."

Iva berpindah tempat duduk.
Sekarang, dia ada dipojokan dan siap untuk tidur.
Bel masuk berbunyi, dan guru sudah masuk kekelasku.

Iva : "Re.."
Rea : "Ga bawa gw.."
Iva : "Bohong lo, anjir.."
Rea : "Apaan sih.."
Iva : "Mana sini ah..", sambil merogoh saku celanaku dan tasku.

"Hei itu yang dipojok ngapain ?", tanya seorang guru yang ada didepan kelas.
"Pacaran mereka, Bu..", jawab murid-murid.
"Iya bu mereka pacaran.."

Suasana kelas menjadi gaduh seketika karena seorang guru menegur kami.
Ini semua gara-gara Haiva.
Kalau saja dia tidak memaksa untuk mengambil headset dan HPku, pasti hal ini tidak terjadi.

Bel istirahat pertama berbunyi.
Semua murid turun kebawah menuju kantin, sedangkan aku lebih memilih berada didalam kelas.
Haiva juga masih ada disampingku.
Tidak seperti biasanya dia duduk mematung.

Rea : "Lo kenapa, Va ?"
Iva : "Tadi.."
Rea : "Kenapa ?"
Iva : "Gw ga sengaja nyentuh itu.."
Rea : "Nyentuh apa ?"
Iva : "Tadi gw nyentuh punya lo..", sambil menunjuk kearah kemaluanku.
Rea : "Hah ? Yang bener lo ?"
Iva : "Sorry.."
Rea : "Gw ga kerasa, Va.. Beneran.."
Iva : "Iya, tapi gw yang terasa.. Sorry banget, Re.."
Rea : "Iya ga apa-apa.."

Suasana didalam kelas mendadak sunyi dan sepi.
Berbeda dengan suasana diluar sana yang ramai dan gaduh.
Sampai akhirnya, Haiva membuka obrolan.

Iva : "Lo udah pernah ML, Re ?"
Rea : "Belom.."
Iva : "...."
Rea : "Kenapa ?"
Iva : "Nanya aja.."
Rea : "Lo udah ?"
Iva : "Hampir.."
Rea : "Hampir ?"
Iva : "....", dia menganggukkan kepalanya.

Iva : "Waktu itu, cowok gw.. Eh.. Mantan sih lebih tepat nya.. Gw dibawa kerumahnya.. Kosong gitu kan rumahnya.."
Rea : "Nah terus gimana ?"
Iva : "Dia awalnya nyium gw.. Lama-lama gw juga kebawa suasana dan keenakan.. Pas dia mau buka celana gw, gw tahan tangannya.. Gw bilang gw ga mau sampe disitu.. Tapi dia tetep maksa.. Ya udah akhirnya gw marah terus kabur dari rumahnya.."
Rea : "Waduh.. Parah amat.."
Iva : "Ya gitu deh.. Maka nya gw suka takut kalo kerumah cowok gw yang sekarang kalo lagi kosong.. Takut kebablasan gw.."
Rea : "Emang lo nafsuan, Va ?"
Iva : "Ngga sih.. Tapi kalo udah dipancing, nafsu gw gede, Re.."
Rea : "Bahaya banget lo.. Hahahahahahaha.."
Iva : "Malah ketawa.. Mana sini HP sama headset lo.."
Rea : "Iya iya nih..", sambil memberikan HP dan headsetku.
Iva : "Daritadi kek.. Gw pinjem sampe balik.."
Rea : "Iye dah.."

Haiva tertidur dipojokan ruangan ini sambil mendengarkan lagu yang ada di HPku.
Dia tertidur sambil duduk dan menyandarkan tubuhnya didinding.
Aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Dia cantik..
Wajar saja mantannya nafsu dengannya.
Tetapi, dia juga sama berbahayanya jika dipancing.
Aku terus menatap wajahnya itu.
Sesekali aku tersenyum melihat dia sedang tertidur lelap.
Hingga akhirnya bel masuk berbunyi.

Pelajaran kali ini adalah pelajaran agama islam.
Gurunya mengajar dengan santai.
Aku juga tidak membangunkan Haiva.
Hingga akhirnya, bel pulang sekolah berbunyi.
Aku langsung ambil HPku dan headsetku dari Haiva.
Dan Haiva pun terbangun.

Iva : "Eh.. Udah bel masuk ya ?"
Rea : "Udah pulang, bego.."
Iva : "Astaga.. Lo ga bangunin gw ?"
Rea : "Gw ga tega, Va.. Hahahahahahaha.."
Iva : "Aduh.. Pasti gw diliatin sekelas.."
Rea : "Ngga.. Takutan amat.. Gw duluan ya.. Gw mau ngejar sholat jum'at dimasjid deket warnet.."
Iva : "Oke.. Thanks ya, Re.."

Aku segera keluar dari kelas dan berjalan menuju parkiran motor.
Aku nyalakan motor milik Papa dan melaju menuju masjid didekat warnet.
Setelah sholat jum'at, aku pergi kewarnet untuk berjaga.
Suasana disini sangat ramai.
Aku melihat motor yang sudah tidak asing lagi dimataku.
Motor ini milik Fathian.
Benar saja, didalam ada Fathian dan Hermawan sedang bermain game.
Saat itu game RF Online sedang booming.
Aku juga bermain di server Lunar, bangsa Bellato.

Rea : "Thian, Mawan.. Ngapain lo ?"
Mawan : "Lah.. Rea.. Main lah.."
Thian : "Lo ngapain ?"
Rea : "Gw jaga disini.. Gw kedalem ya.."
Mawan : "Okeh.."

Aku masuk kedalam dan duduk didepan PC server.
Aku mencoba browsing untuk ruteku menuju Cileungsi, Kab. Bogor besok.
Lalu, Roy keluar dari sangkarnya.

Roy : "Masih aja lu.."
Rea : "Gw ngeri nyasar.."
Roy : "Lo lewat jalan raya bogor aja.. Lurus terus sampe lewatin Fly Over Pasar Rebo.."
Rea : "Terus ?"
Roy : "Nanti ada plang Cibubur belok kiri, nah lo ke kiri.. Kalo ga salah namanya jalan Lapangan Tembak.."
Rea : "Buset.. Serem amat.."
Roy : "Nanti ada plang Jambore belok kanan, lo belok kanan.. Udah ikutin aja terus itu jalan.. Tembusnya Cibubur Junction.."
Rea : "Nah kalo dari situ gw tau deh.. Lurus doang sampe Cileungsi.."
Roy : "Kalo nyasar, telpon gw aja.."

Aku catat arah jalan yang diberikan oleh Roy di HPku supaya aku tidak lupa.
Yang aku tahu saat itu, perjalanan ini pasti jauh dan membutuhkan waktu lama.
Semoga saja tidak terjadi apa-apa padaku dijalan nanti.
Lydia, tunggulah aku disana.
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.