- Beranda
- Stories from the Heart
Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]
...
TS
taucolama
Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]
Quote:
Quote:
Quote:
Spoiler for Prolog:
Quote:
Quote:
Yang suka mohon Rate,Komen, Share.Diubah oleh taucolama 28-02-2017 07:49
afrizal7209787 dan 47 lainnya memberi reputasi
42
1M
1.8K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
taucolama
#711
Gadis Misterius part 2
Mobil memasuki parkiran cafe. Aku, Tania, Anisa dan Yana turun. Kami memasuki cafe dan memilih meja dekat taman.
"Siang, wah bos bawa adiknya": kata Intan
"Eh ka Intan kerja disini": tanya Tania
"Ka Intan, dan teman teman buka cafe ini": kataku
"Ih koq ga bilang bilang kalau tau dari dulu pasti aku ajak temen temen nongkrong disini asal ada diskonnya": kata Tania.
"Gampang diskon mah asal rajin nongkrong disini": kata Intan.
"Sok dipilih apa yang disuka, kaka tinggal sebentar ya": kataku.
Aku melangkah kedalam cafe menuju ruang kantor. Didalam ada Erni,Opik,Joko dan Irene.
"Wah pada ngumpul disini": kataku.
"Iya nih, aka kamu datang sama siapa": tanya Erni.
"Sama Tania dan temennya": kataku
"Waduh ada alamat gue dibully lagi ama Tania belum lagi disini ada kakaknya": kata Joko
"Segitunya ama adek aku kamu Joko, tapi gimana ya wajah kamu kayanya menggoda untuk dibully": kataku.
"Waduh mulai deh Pik, ayo katanya mau belanja kebutuhan cafe disupermarket ntar keburu ketauan Tania": kata Joko
"Ok, teman teman kita pergi dulu": kata Opik.
Joko dan Opik pergi keluar cafe.
"Napa sih Joko kaya takut ama Tania?": kataku
"hihihi dulu Joko niatnya mau ngebecandain Tania, eh malah Joko yang jadi bahan candaan Tania, adek kamu tuh tengil lucu": kata Erni.
"Emang kadang ngeselin tuh anak": kataku
"Sama kaya kakaknya hihihi": kata Erni.
"Oh ya gimana rame ga cafe nya":tanyaku
"Mulai ada peningkatan dari bulan kemarin": kata Erni.
"Asal ada untuk gajian karyawan dan belanja aja dulu gapapa yang penting berjalan": kataku.
"Kalo buat kita kita yang kerja cukup tapi buat ngasih keuntungan buat kamu aka belum ada": kata Erni.
"Iya ga papa biasa usaha baru merintis ya seperti ini": kataku.
"iya ka, tapi kami semua senang kerjasama di usaha cafe ini": kata Erni.
"Kalau kamu gimana Ren, koq diem aja dari tadi": kataku.
"Aku betah makasih yah udah ajak gabung": kata Irene.
"Aka aku kedepan yah kangen denger celotehan adik kamu": kata Erni.
"Iya": jawabku.
Erni kedepan menemui Tania.
"Aka aku berterimakasih banyak kamu udah bantu aku berubah jadi baik": kata Irene.
"Sama sama, ingat ya Irene cowo tidak baik pun mencari cw baik untuk jadi istri, apalagi cowo baik. Semoga aja kamu bisa menemukan yang terbaik untukmu": kataku.
"Aku menyesal dulu tak menjaga hubungan kita, padahal kini aku yakin kamu yg terbaik bagiku": kata Irene.
"Yang lalu biarlah berlalu semoga kamu bisa temukan yang lebih baik dari aku": kataku.
"Makasih, tapi ..ah sudahlah aku kedepan dulu bantu bantu didapur": kata Irene.
Irene pun meninggalkan ku sendiri diruang ini. Ku menutup pintu ruang ini. Aku merasa dari tadi sosok yang menempel di Anisa ingin berbicara.
Sosok itu masuk ke ruangan ini menembus tembok sosok wanita berpakaian jaman dulu.
"aku nyimas bunga (nama disamarkan) senang bertemu denganmu ": kata sosok itu.
"ada maksud apa kamu ingin bicara": kataku
"aku dan karuhun mu sudah bersama sejak ratusan tahun lalu bahkan eyang matahari (nama disamarkan) pendampingmu dan aku masih bertalian": kataku.
"akan kutunjukkan": kata sosok itu.
Dan suasana ruangan menjadi berbeda menjadi seperti di masa lampau di masa kerajaan dan kulihat eyang matahari seperti seorang pemimpin dan sosok itu nyimas bunga sedang sungkem pada eyang. Kemudian pemandangan berubah menjadi asal muasal eyang dan nyimas tentang leluhur aku.
"Seperti itulah aku dan eyang adalah pendamping dari golongan putih. Dan kamu salah satu yang diincar dari dua golongan karena kemampuan kamu. Semua dengan tujuan masing masing. Karena semua diciptakan memenuhi takdir. Kamu akan bertemu orang yang sama dengan takdirmu baik kamu memilih di pihak terang atau gelap": kata sosok Nyimas.
"Aku masih tak mengerti penjelasan ini": kataku.
"Masih banyak waktu takdirku dengan Anisa selesai ketika bertemu denganmu kini aku mengikuti kamu hingga kamu bertemu dengan orang yang memiliki takdir yang sama denganmu": kata sosok Nyimas yang berubah perlahan lahan menjadi ular sanca besar dan menghilang.
Ah penjelasan apa tadi, apa takdir kedepanku. Ya sudahlah kujalani saja apa yang kan terjadi. Aku keluar ruangan. Kulihat Tania dan teman teman sedang bersenda gurau. Kuhampiri mereka
"Kaka terimakasih sosok yg mengikutiku selama ini hilang": kata Anisa yang kini wajahnya ceria. Aku hanya tersenyum.
"Pada ngomongin apa sih": kata Tania.
"Itu mulutnya lagi penuh habisin dulu baru ngomong": kataku
"Abis enak sih yang masak siapa sih": kata Tania.
"Irene sama Erni": kata Intan.
"Mau dong diajarin": kata Tania
"Boleh aja": kata Erni.
Mereka ngobrol dan sesekali gelak tawa terdengar. Kulihat Anisa pun ikut bercanda seakan lepas dari tekanan, kuheran banyak orang ingin bisa melihat makhluk alam lain tapi kami yang bisa melihat malah ingin menjadi orang biasa
Mobil memasuki parkiran cafe. Aku, Tania, Anisa dan Yana turun. Kami memasuki cafe dan memilih meja dekat taman.
"Siang, wah bos bawa adiknya": kata Intan
"Eh ka Intan kerja disini": tanya Tania
"Ka Intan, dan teman teman buka cafe ini": kataku
"Ih koq ga bilang bilang kalau tau dari dulu pasti aku ajak temen temen nongkrong disini asal ada diskonnya": kata Tania.
"Gampang diskon mah asal rajin nongkrong disini": kata Intan.
"Sok dipilih apa yang disuka, kaka tinggal sebentar ya": kataku.
Aku melangkah kedalam cafe menuju ruang kantor. Didalam ada Erni,Opik,Joko dan Irene.
"Wah pada ngumpul disini": kataku.
"Iya nih, aka kamu datang sama siapa": tanya Erni.
"Sama Tania dan temennya": kataku
"Waduh ada alamat gue dibully lagi ama Tania belum lagi disini ada kakaknya": kata Joko
"Segitunya ama adek aku kamu Joko, tapi gimana ya wajah kamu kayanya menggoda untuk dibully": kataku.
"Waduh mulai deh Pik, ayo katanya mau belanja kebutuhan cafe disupermarket ntar keburu ketauan Tania": kata Joko
"Ok, teman teman kita pergi dulu": kata Opik.
Joko dan Opik pergi keluar cafe.
"Napa sih Joko kaya takut ama Tania?": kataku
"hihihi dulu Joko niatnya mau ngebecandain Tania, eh malah Joko yang jadi bahan candaan Tania, adek kamu tuh tengil lucu": kata Erni.
"Emang kadang ngeselin tuh anak": kataku
"Sama kaya kakaknya hihihi": kata Erni.
"Oh ya gimana rame ga cafe nya":tanyaku
"Mulai ada peningkatan dari bulan kemarin": kata Erni.
"Asal ada untuk gajian karyawan dan belanja aja dulu gapapa yang penting berjalan": kataku.
"Kalo buat kita kita yang kerja cukup tapi buat ngasih keuntungan buat kamu aka belum ada": kata Erni.
"Iya ga papa biasa usaha baru merintis ya seperti ini": kataku.
"iya ka, tapi kami semua senang kerjasama di usaha cafe ini": kata Erni.
"Kalau kamu gimana Ren, koq diem aja dari tadi": kataku.
"Aku betah makasih yah udah ajak gabung": kata Irene.
"Aka aku kedepan yah kangen denger celotehan adik kamu": kata Erni.
"Iya": jawabku.
Erni kedepan menemui Tania.
"Aka aku berterimakasih banyak kamu udah bantu aku berubah jadi baik": kata Irene.
"Sama sama, ingat ya Irene cowo tidak baik pun mencari cw baik untuk jadi istri, apalagi cowo baik. Semoga aja kamu bisa menemukan yang terbaik untukmu": kataku.
"Aku menyesal dulu tak menjaga hubungan kita, padahal kini aku yakin kamu yg terbaik bagiku": kata Irene.
"Yang lalu biarlah berlalu semoga kamu bisa temukan yang lebih baik dari aku": kataku.
"Makasih, tapi ..ah sudahlah aku kedepan dulu bantu bantu didapur": kata Irene.
Irene pun meninggalkan ku sendiri diruang ini. Ku menutup pintu ruang ini. Aku merasa dari tadi sosok yang menempel di Anisa ingin berbicara.
Sosok itu masuk ke ruangan ini menembus tembok sosok wanita berpakaian jaman dulu.
"aku nyimas bunga (nama disamarkan) senang bertemu denganmu ": kata sosok itu.
"ada maksud apa kamu ingin bicara": kataku
"aku dan karuhun mu sudah bersama sejak ratusan tahun lalu bahkan eyang matahari (nama disamarkan) pendampingmu dan aku masih bertalian": kataku.
"akan kutunjukkan": kata sosok itu.
Dan suasana ruangan menjadi berbeda menjadi seperti di masa lampau di masa kerajaan dan kulihat eyang matahari seperti seorang pemimpin dan sosok itu nyimas bunga sedang sungkem pada eyang. Kemudian pemandangan berubah menjadi asal muasal eyang dan nyimas tentang leluhur aku.
"Seperti itulah aku dan eyang adalah pendamping dari golongan putih. Dan kamu salah satu yang diincar dari dua golongan karena kemampuan kamu. Semua dengan tujuan masing masing. Karena semua diciptakan memenuhi takdir. Kamu akan bertemu orang yang sama dengan takdirmu baik kamu memilih di pihak terang atau gelap": kata sosok Nyimas.
"Aku masih tak mengerti penjelasan ini": kataku.
"Masih banyak waktu takdirku dengan Anisa selesai ketika bertemu denganmu kini aku mengikuti kamu hingga kamu bertemu dengan orang yang memiliki takdir yang sama denganmu": kata sosok Nyimas yang berubah perlahan lahan menjadi ular sanca besar dan menghilang.
Ah penjelasan apa tadi, apa takdir kedepanku. Ya sudahlah kujalani saja apa yang kan terjadi. Aku keluar ruangan. Kulihat Tania dan teman teman sedang bersenda gurau. Kuhampiri mereka
"Kaka terimakasih sosok yg mengikutiku selama ini hilang": kata Anisa yang kini wajahnya ceria. Aku hanya tersenyum.
"Pada ngomongin apa sih": kata Tania.
"Itu mulutnya lagi penuh habisin dulu baru ngomong": kataku
"Abis enak sih yang masak siapa sih": kata Tania.
"Irene sama Erni": kata Intan.
"Mau dong diajarin": kata Tania
"Boleh aja": kata Erni.
Mereka ngobrol dan sesekali gelak tawa terdengar. Kulihat Anisa pun ikut bercanda seakan lepas dari tekanan, kuheran banyak orang ingin bisa melihat makhluk alam lain tapi kami yang bisa melihat malah ingin menjadi orang biasa
jenggalasunyi dan 10 lainnya memberi reputasi
11
![Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/12/02/9119792_201612020532230372.jpg)
![Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]](https://dl.kaskus.id/i1109.photobucket.com/albums/h440/awtian/ob9bzx9x-1.gif)
A :
INDEX