Materi IPv6 ini ditujukan untuk pembaca umum, non teknik, atau pemula di dunia networking dengan tujuan untuk memperkenalkan teknologi IPv6 dan perkembangannya di Indonesia. Materi ini merupakan materi yang melengkapi thread yang dibuat oleh saudara "risnaini" yang lebih teknis yang bisa diakses di https://www.kaskus.co.id/thread/0000...preview-bab-i/
Thread ini akan lebih banyak berbicara mengenai kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan IPv6 dan perkembangan fitur-fiturnya.
Sumber dari materi di bawah akan banyak mengambil dari Laporan Gugus Tugas IPv6 Indonesia 2013-2016, Permen Kominfo mengenai Fundamental Technical Plan, dan tata aturan perundangan yang berkaitan.
Materi yang diupload masih belum final dan terus diupdate dengan informasi terbaru.
Spoiler for FAQ :
Q: Apa sih IPv6 dan IP Address ini?
A: IP Address (TCP/IP) adalah salah satu protokol internet yang digunakan secara luas dan menjadi infrastruktur dasar dari internet. Tiap perangkat yang terhubung dengan internet harus memiliki IP Address sebagai 'alamat rumah' sehingga bisa dihubungi dan menghubungi pusat layanan (server) atau pelanggan lain. Pengalamatan yang saat ini menggunakan versi 4 telah habis alokasinya dan mulai digantikan dengan versi 6. Di dalam migrasinya diharapkan mulus sehingga pelanggan akhir tidak menyadari perbedaannya, hal itu adalah tugas Gugus Tugas IPv6 Indonesia (ID-IPv6TF).
Q: Apa perlunya saya baca tulisan ini?
A: Pengetahuan umum bagi pelanggan akhir namun krusial bagi yang menekuni ilmu jaringan internet.
Q: Mengapa harus IPv6? Apakah tidak cara yg lain?
A: IPv4 sudah habis tinggal reserve di ISP dan IPv6 adalah penerusnya
Q: Apakah IPv4 kompatibel dengan IPv6 ?
A: Sayangnya tidak, harus ada proses translasi diantaranya
Q: Apakah IPv4 masih bisa dipakai?
A: Tentu saja, IPv6 merupakan komplemen dan bisa berjalan secara bersamaan dengan IPv4
Q: Sampai kapan IPv4 bisa dipakai?
A: Asalkan dilakukan strategy migrasi yang tepat, IPv4 akan tetap bisa dipakai 15-20 tahun lagi
Q: Apakah saya sudah membutuhkan IPv6?
A: Tergantung bisnis Anda dan seberapa cepat laju konsumsi IP di perusahaan Anda. Jika Anda end user, tergantung dari penyedia layanan internet Anda, silakan cek apakah sudah menyediakan akses IPv6.
Q: Aplikasi apa saja yang memakai IPv6?
A: Semua aplikasi yang membutuhkan IP Address terutama dalam jumlah besar yang tidak bisa dicukupi IPv4
Q: Seberapa besar investasi yang harus kami persiapkan untuk migrasi IPv6?
A: Harus ada assessment dan audit kesiapan jaringan dan SDM sblmnya.
Q: Bagaimana kesiapan perangkat dan aplikasinya?
A: Untuk perangkat jaringan dipastikan sudah 100% siap. Untuk CPE keluaran 2014 ke atas sudah siap. Android dan iOS terbaru sudah siap. Windows sejak Win97 sp 3 sudah siap, demikian pula OSX, Ubuntu, Linux, dan OS lainnya. Aplikasi mobile terakhir kami cek saat asesmen Smartfren, berjalan dengan lancar.
Q: Dimana saya bisa mendapatkan IPv6 dan mempersiapkan SDM dan jaringan?
A: Anda bisa menghubungi ISP di seluruh Indonesia untuk mendapatkannya
Spoiler for Video Internet for Dummy:
Bagaimana paket data dikirimkan
Sejarah Internet
Diubah oleh satriyow 12-01-2017 09:43
0
7.9K
Kutip
31
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pada saat dibuat IPv4 diharapkan dapat berumur panjang dan fleksible dalam melayani pertumbuhan jaringan. Namun ternyata IPv4 mulai menunjukkan keterbatasannya. Keterbatasan tersebut bukan hanya pada peningkatan permintaan alamat IP terutama di negara-negara berpenduduk besar seperti China dan India namun keterbatasan IPv4 juga karena mulai meledaknya penggunaan VoIP. IPv6 kemudian dibuat dengan format baru dengan ruang alamat yang sangat besar sehingga masalah kekurangan alamat tidak akan terjadi lagi dan peralatan lain yang ingin disambungkan ke Internet juga tidak mengalami kendala lagi.
Spoiler for Fitur IPv6 :
Berikut fitur2 IPv6
Spoiler for SKALABILITAS:
IPv6 memiliki ruang alamat 128 bit atau 2^4 kali lebih besar dibandingkan dengan IPv4 yang hanya 32 bit. Dengan ruang alamat yang besar memungkinkan untuk melakukan banyak levelisasi subnet dan alokasi alamat dari backboneInternet hingga ke subnet individual dalam sebuah organisasi.
Berikut perbandingan IPv4 dan IPv6
Spoiler for KEAMANAN:
IPv6 telah dilengkapi dengan fitur keamanan seperti enkripsi payload (Encryption Security Payload) dan otentikasi sumber (Authentication Header). Merupakan sebuah kewajiban di IPv6 untuk mengikutsertakan Ipsec yang akan membuat semua node dalam posisi aman karena ia mempunyai infrastruktur kunci. Manfaat sistem ini adalah dapat melindungi paket dari end to end melalui seluruh jaringan IPv6. Tidak seperti IPsec pada IPv4 yang harus dimodifikasi dan mempunyai kemampuan terbatas pada saat end point menggunakan NAT.
Spoiler for APLIKASI REAL TIME:
Untuk dapat memperoleh kualitas yang lebih baik pada lalu lintas data yang real time seperti VoIP, IPv6 telah dilengkapi dengan ”flow label” dalam spesifikasi headernya. Dengan mekanisme ini sebuah router dapat mengenali aliran paket end to end tanpa memerlukan aplikasi lain, sehingga proses QoS lebih efisien. Ini serupa dengan layanan yang terdapat pada MPLS (Multi Protocol Label Swicthing), tetapi flow label sudah include dalam paket sehingga tidak perlu mekanisme tambahan.
Spoiler for PLUG N PLAY:
IPv6 juga telah dilengkapi dengan mekanisme plug and play yang memfasilitasi koneksi sebuah peralatan ke jaringan secara otomatis. Hal ini akan membantu administrator jaringan untuk menghemat waktu dan tenaga. Dengan mekanisme konfigurasi otomatis ini, konfigurasi host secara manual tidak diperlukan lagi. Fitur ini menjadi fitur kunci IPv6 masa depan pada saat peralatan rumah tangga seperti TV, kulkas, DVD player dan PDA telah menggunakan alamat IP. Kita tidak lagi tergantung dengan DHCP untuk menggunakan peralatan tersebut.
Spoiler for MOBILITAS:
IPv6 didesain untuk lebih efisien dengan mekanisme mobile yang ditingkatkan dari IPv4. Ia dilengkapi dengan header mobilitas (Mobility Header) yang didefinisikan untuk Mobile IPv6. MH adalah sebuah header extensi yang digunakan oleh node mobile, node penghubung dan home agent. MH dapat digunakan untuk semua pesan yang terkait dengan mekanisme pembentukan dan pemeliharaan binding (ikatan).
Spoiler for OPTIMALISASI PROTOKOL:
IPv6 adalah pengembangan dari IPv4 dan bukan protokol yang menghapus IPv4. Fungsi – fungsi IPv4 yang sering digunakan tetap dipakai di IPv6, namun beberapa karakter IPv4 yang jarang digunakan dibuang di IPv6 seperti flag, Fragment offset dan checksum. Dengan demikian Protokol Internet menjadi lebih optimal penggunaannya dan lebih efisien.
Spoiler for EKSTENSIBILITAS:
IPv6 header membuka peluang untuk penambahan pilihan – pilihan baru di masa depan. IPv6 mempunyai header extensi yang bersifat pilihan sebagaimana option header pada IPv4. Bedanya, header extensi pada IPv6 tidak terhitung sebagai header IPv6 sehingga tidak perlu pemrosesan khusus di router. Selain itu header extensi tidak terbatas pada 40 bytes seperti option header.
Spoiler for Format Pengalamatan IPv6 :
Format pengalamatan IPv6 diatur pada RFC 2373. Sebagaimana telah disebutkan bahwa ruang alamat Ipv6 adalah 128 bit atau 4 kali dibandingkan ruang alamat pada Ipv4. Jumlah bit tersebut menunjukkan ruang alamat dengan perbandingan sebagai berikut:
1. IPv4, 32 bit berarti 232 alamat atau 4.294.967.296 kemungkinan alamat.
2. IPv6, 128 bit berarti 2128 kemungkinan alamat atau 3,4 x 1038 alamat atau 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 kemungkinan alamat unik.
Ruang alamat IPv6 memang didesain untuk memudahkan pembagian hirarki alamat yang merefleksikan keruwetan Internet saat ini. Dengan 128 bit ruang alamat, IPv6 menyediakan banyak level hirarki dan sangat fleksibel dalam mendesain hirarki alamat dan routing. Sementara IPv4 tidak dapat memenuhi fleksibilitas ini.
Alamat IPv6 direpresentasikan sebagai delapan kelompok bilangan yang masing-masing berisi 16 bit dan dipisahkan oleh tanda : (titik dua). Setiap kelompok dituliskan dalam 4 bilangan hexadesimal (0, 1,2,.....,A, B,C,D,E dan F). Dengan nilai A=10, B=11, C=12, D=13, E=14 dan F=15. Berikut ini adalah sebuah contoh penulisan alamat IPv6.
2001:0DB8:0000:0000:0202:B3FF:FE1E:8329
Penyederhanaan alamat dapat dilakukan dengan tidak menuliskan 0 disebelah kiri angka bukan nol. Jika terdapat satu kelompok berisi angka 0, maka dapat digantikan dengan sebuah 0. Sebagai contoh alamat tersebut dapat ditulis kembali menjadi:
2001: DB8:0:0:202:B3FF:FE1E:8329
Apabila ada satu atau lebih kelompok yang hanya berisi 0, maka dapat digantikan dengan tanda titik dua ganda (double colon), seperti berikut:
2001: DB8::202: B3FF:FE1E:8329
Dengan catatan bahwa titik dua ganda hanya diperbolehkan muncul sekali dalam satu alamat IPv6. Berikut ini adalah contoh lain penulisan alamat IPv6.
Selain itu juga terdapat cara penulisan yang menunjukkan kelompok alamat IPv6 yang didasarkan pada jumlah bit yang spesifik yang sub jaringan (subnet). Dihitung mulai dari kiri ke kanan menggunakan bit-bit sisanya untuk menggambarkan peralatan tunggal dalam suatu jaringan. Sebagai contoh:
2001: DB8:0:ABCD::/48
Notasi alamat di atas berarti bagian dari alamat yang menunjukkan subnet nya adalah 48 bit. Oleh karena setiap bilangan hexadesimal mempunyai 4 bit, maka 48 bit terdiri atas 12 digit bilangan hexa. Pada contoh diatas 2001: DB8:0000 dan bit – bit sisanya digunakan untuk menunjukkan node – node dalam jaringan tersebut.
Spoiler for Alamat khusus dalam IPv6 :
Terdapat beberapa kekhususan pada alamat IPv6, diantaranya adalah sebagai berikut:
Alamat loopback, yang sangat membantu pada saat melakukan testing IP karena dapat digunakan untuk mengirim paket tanpa harus keluar dari subnet. Di IPv4 kita kenal alamat loopback sebagai 127.0.0.1, maka di IPv6 dituliskan dengan 0:0:0:0:0:0:0:1 atau ::1.
Alamat yang tidak spesifik, alamat ini digunakan sebagai alamat sumber oleh sebuah host pada proses boot ketika ia mengirimkan permintaan informasi konfigurasi alamat. Pada IPv4 ditulis sebagai 0.0.0.0 dan di IPv6 sebagai 0:0:0:0:0:0:0:0 atau (:.
Alamat tunnel IPv6 diatas IPv4, alamat ini menunjukkan bahwa alamat IPv4 tertentu kompatibel dengan alamat IPv6 dan memungkinkan untuk mengirimkan paket IPv6 melalui jaringan IPv4. Representasi alamat ini misalnya ::156.55.23.5.
Alamat IPv4 dimapping menjadi alamat IPv6, maksudnya alamat pada jaringan IPv4 yang dituliskan sebagai alamat IPv6. Node IPv6 dapat mengirimkan paket ke alamat IPv4. Cara penulisannya adalah dengan menambahkan alamat IPv4 di bagian 32 bit paling belakang. Sebagai contoh ::FFFF.156.55.23.5.
Spoiler for Tipe-tipe Pengalamatan IPv6 :
Menurut tipe dan luas lingkupnya, pengalamatan IPv6 kemudian dibagi lagi menjadi tiga tipe: unicast, multicast, dan anycast, serta beberapa lingkup: link, global, dan sebagainya. Tipe menunjukkan apakah paket dialamatkan ke satu atau banyak tujuan sementara lingkup berbicara mengenai konteks dari alamat tersebut. Pengalamatan IPv6 tidak ditempelkan (assigned) pada perangkat namun pada tiap antarmuka (interface) dari perangkat tersebut sehingga satu perangkat bisa jadi mendapat banyak alokasi alamat IPv6 yang berbeda.
Alamat unicast mengirimkan paket ke satu alamat yang telah diidentifikasi secara unik. Alamat multicast merupakan suatu identitas dari suatu kelompok antarmuka yang terdiri dari banyak alamat IPv6. Suatu paket ke alamat multicast akan dikirimkan ke semua anggota kelompok antarmuka tersebut. Alamat unicast juga mempunyai anggota banyak antarmuka dalam suatu kelompok, namun paket yang dikirimkan ke alamat unicast hanya dikirimkan ke salah satu anggotanya saja, biasanya yang paling dekat.
Tujuan dari berbagai macam tipe pengalamatan tersebut untuk memfasilitasi model-model komunikasi yang secara khusus dibutuhkan. Apabila secara umum hanya dikenal model unicast yang mengirimkan paket kepada alamat yang sudah ditentukan, multicast sering dipakai oleh metode Neighbor Discovery ketika router melakukan fungsi router-solicitation. Metode ini merupakan penomoran otomatis yang hanya ada di IPv6. Tipe anycast juga sering dipakai ketika suatu perangkat membutuhkan komunikasi dengan perangkat tetangganya melalui link-local-communication.
Spoiler for Metode Transisi IPv4 ke IPv6 :
Alasan mengapa penerapan IPv6 merupakan sebuah proses transisi dari IPv4, dan bukan proses upgrade dari IPv4, adalah non-compatibility antara IPv4 dengan IPv6. Salah satu masalah yang dapat timbul dalam jangka panjang adalah terpisahnya jaringan dan layanan berbasis IPv4 dan IPv6. Apabila Indonesia tidak menyikapi tren global dalam menerapkan IPv6, bukan tidak mungkin arus informasi ke dalam dan ke luar Indonesia akan terisolasi dari negara-negara lain.
Pada dasarnya dua host akan dapat berkomunikasi apabila keduanya menggunakan protokol yang sama dan router-router yang sepanjang jalur komunikasi keduanya juga mendukung protokol yang sama. Mengingat independensi dari kedua teknologi, best practicepenerapan IPv6 dilakukan melalui proses transisi dimana layanan IPv4 dan IPv6 tersedia secara bersamaan.
Spoiler for Dual-Stack :
Dalam jaringan dual stack, router-routernya memiliki kemampuan untuk mendukung trafik IPv4 dan IPv6 secara paralel dimana trafik IPv4 diteruskan melalui jaringan IPv4 dan trafik IPv6 melalui jaringan IPv6. Sedangkan dari sisi host, aplikasi-aplikasi di dalamnya dapat memilih protokol yang sesuai. Aplikasi-aplikasi yang dibuat untuk IPv4 tetap perlu diupgrade ke IPv6 untuk dapat beroperasi di dalam sistem jaringan dual stack ini.
Spoiler for Tunnelling:
Mekanisme Tunneling dibutuhkan dalam situasi dimana dua host menggunakan protokol yang sama tetapi router tidak mendukung protokol tersebut. Tunelling akan menjembatani non-compatibility dari IPv4 dan IPv6 dengan melakukan encapsulation paket data. Untuk paket data IPv6 yang akan melalui jaringan IPv4 akan dikapsulasi dengan penambahan tunnel header pada paket data di pintu masuk tunnel, dan diakhir tunnel paket akan dikapsulasi untuk memperoleh paket data yang asli, begitu juga untuk situasi paket data IPv4 melalui jaringan IPv6.
Spoiler for Translation :
Sedangkan untuk situasi dimana dua host yang akan berkomunikasi menggunakan protokol yang berbeda, dibutuhkan proses translation. Proses ini memungkinkan jaringan IPv4 dan IPv6 untuk saling berkomunikasi dengan memasukkan paket IPv6 ke dalam payload dari IPv4 sehingga terbaca sebagai paket IPv4 dan bisa melewati jaringan IPv4.