- Beranda
- Stories from the Heart
Yaudah, gue mati aja
...
TS
dasadharma10
Yaudah, gue mati aja
Cover By: kakeksegalatahu
Thank for your read, and 1000 shares. I hope my writing skill will never fade.
Gue enggak tau tulisan di atas bener apa enggak, yang penting kalian tau maksud gue


----------
----------
PERLU DIKETAHUI INI BUKAN KISAH DESPERATE, JUDULNYA EMANG ADA KATA MATI, TAPI BUKAN BERARTI DI AKHIR CERITA GUE BAKALAN MATI.
----------
Spoiler for QandA:
WARNING! SIDE STORY KHUSUS 17+
NOTE! SIDE STORY HANYA MEMPERJELAS DAN BUKAN BAGIAN DARI MAIN STORY
Spoiler for Ilustrasi:
Cerita gue ini sepenuhnya REAL bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, demi melindungi privasi, gue bakalan pake nama asli orang-orang itu. Nggak, gue bercanda, gue bakal mengganti nama mereka dengan yang lebih bagus. Dengan begitu tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kecuali mata kalian.
Spoiler for INDEX:
Diubah oleh dasadharma10 06-01-2017 18:49
xue.shan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.1M
3.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dasadharma10
#3339
LAST PART
Gue membuka mata gue perlahan, di depan gue ada sebuah jaring yang menempel di kursi depan berisi air mineral. Sejak kapan taksi pake jaring kayak gini di jok bagian belakang?
GREK…! GREEEK….!
Tunggu! Ini bukan di taksi! Gue masih di dalam kereta!
Sewaktu gue tengok ke arah kanan gue, ada perasaan lega yang belum pernah gue rasain sebelumnya. Sebuah senyuman yang bikin gue nyaman, senyuman punya Emil.
“Kamu udah bangun–“
Gue peluk Emil erat.
“Kamu kenapa?”
“Jangan pernah tinggalin aku lagi.” Air mata gue mengalir perlahan, “Aku enggak mau kehilangan kamu, Mil.”
Emil membalas pelukan gue, “Enggak bakalan."
Emil mendorong gue kemudian memperhatikan gue dengan seksama.
Gue menyeka air mata gue, "Malu-maluin, ya?"
Emil menggeleng, "Enggak kok. Tapi bentar deh, kamu bangun tiba-tiba nangis, mimpi buruk?"
"Enggak kok, mimpi indah."
"Kok nangis?"
Gue memeluk Emil lagi, "Mimpi indah, saking indahnya aku bersyukur itu cuma mimpi."
"Udah... lepasin, enggak enak diliatin sama orang, Wi."
Gue lepaskan pelukan gue, "Biarin orang mau bilang apa deh."
Emil memberikan gue sebuah nasi kotak, "Kamu sarapan dulu, tadi aku sekalian ke gerbong makan beliin ini."
"Makasih, Mil."
"Aku suapin, ya?"
"Enggak usah, aku makan sendiri aja. Awas, aku mau ke toilet cuci tangan."
Gue beranjak dari kursi gue menuju ke toilet. Iya, gue ke toilet yang gue datengin di mimpi gue. Begitu gue masuk, gue perhatikan kaca di dalam. Di tengahnya ada sebuah tulisan dengan tinta permanen.
"I won't, bro!" gumam gue.
Gue membuka mata gue perlahan, di depan gue ada sebuah jaring yang menempel di kursi depan berisi air mineral. Sejak kapan taksi pake jaring kayak gini di jok bagian belakang?
GREK…! GREEEK….!
Tunggu! Ini bukan di taksi! Gue masih di dalam kereta!
Sewaktu gue tengok ke arah kanan gue, ada perasaan lega yang belum pernah gue rasain sebelumnya. Sebuah senyuman yang bikin gue nyaman, senyuman punya Emil.
“Kamu udah bangun–“
Gue peluk Emil erat.
“Kamu kenapa?”
“Jangan pernah tinggalin aku lagi.” Air mata gue mengalir perlahan, “Aku enggak mau kehilangan kamu, Mil.”
Emil membalas pelukan gue, “Enggak bakalan."
Emil mendorong gue kemudian memperhatikan gue dengan seksama.
Gue menyeka air mata gue, "Malu-maluin, ya?"
Emil menggeleng, "Enggak kok. Tapi bentar deh, kamu bangun tiba-tiba nangis, mimpi buruk?"
"Enggak kok, mimpi indah."
"Kok nangis?"
Gue memeluk Emil lagi, "Mimpi indah, saking indahnya aku bersyukur itu cuma mimpi."
"Udah... lepasin, enggak enak diliatin sama orang, Wi."
Gue lepaskan pelukan gue, "Biarin orang mau bilang apa deh."
Emil memberikan gue sebuah nasi kotak, "Kamu sarapan dulu, tadi aku sekalian ke gerbong makan beliin ini."
"Makasih, Mil."
"Aku suapin, ya?"
"Enggak usah, aku makan sendiri aja. Awas, aku mau ke toilet cuci tangan."
Gue beranjak dari kursi gue menuju ke toilet. Iya, gue ke toilet yang gue datengin di mimpi gue. Begitu gue masuk, gue perhatikan kaca di dalam. Di tengahnya ada sebuah tulisan dengan tinta permanen.
"Dont Leave Her!"
"I won't, bro!" gumam gue.
END
Diubah oleh dasadharma10 24-12-2016 22:05
JabLai cOY memberi reputasi
1


