- Beranda
- Stories from the Heart
DIARY MATA INDIGO - SEASON 2 : SEBUAH CERITA LANJUTAN INDIGO INTERDIMENSIONAL
...
TS
jeniussetyo09
DIARY MATA INDIGO - SEASON 2 : SEBUAH CERITA LANJUTAN INDIGO INTERDIMENSIONAL
ONCE AGAIN…. WELCOME TO MY THREAD
Thread ini adalah thread lanjutan dari Thread sebelumnya Diary Mata Indigo : Sebuah Cerita Indigo Interdimensional, link :
DIARY MATA INDIGO - SEASON 1


Thread ini adalah pengalaman lanjutan yang dihasilkan dari penglihatan seseorang yang bisa melihat “mereka”. Mereka yang tak kasat mata. Mereka yang berada di alam sebelah. Mereka yang sering disebut dengan hantu, jin, siluman, roh, makhluk halus atau arwah.
Thread ini berisi tentang pengalaman lanjutan dari apa yang dilihat, dialami dan dirasakan dari seorang Indigo interdimensional. Istilah indigo adalah sebutan bagi mereka yang memiliki kemampuan indra keenam, dan dalam thread ini khusus hanya membahas tentang pengalaman Indigo Interdimensional, bukan indigo yang lain. Indigo Interdimensional adalah salah satu kemampuan Indigo dimana seseorang bisa melihat, mendengar bahkan berkomunikasi dengan makhluk halus atau penghuni alam sebelah.
Isi thread ini murni berbagi cerita dan pengalaman dan sama sekali tidak bicara tentang pengertian atau pemahaman tertentu. Bagi orang yang mungkin punya pemahaman atau pengertian yang berbeda dipersilahkan. Tapi yang jelas hal-hal itu tidak akan direspon
Thread ini tidak melulu akan berisi cerita yang bernuansa dark atau horror. Ada kisah sedih, kisah asmara (percintaan), bahkan kisah lucu pun ada
Penulis tidak mengharapkan komentar yang menimbulkan perpecahan, apalagi yang berbau SARA, akan tetapi jika ternyata ada juga yang berkomentar demikian, maka semoga mendapatkan hidayah dan semoga orang tersebut semakin dimulikan dan dan ditinggikan derajatnya oleh Tuhan Yang Maha Esa. Terlepas nanti ada syarat dan ketentuan berlakunya atau tidak.
Selebihnya ane cuma bisa mengucapkan, selamat menikmati.
Enjoy….
PS :
Untuk memudahkan dan karena Diary ini terdiri dari beberapa part ane sediakan link nya. Dengan rendah hati ane juga tidak lupa menghimbau untuk membudayakan komeng bagi Agan & Sista. Cendol bila Agan & Sista ikhlas, rate jika berkenan, bata mohon ditiadakan
Sebelumnya : SEASON 1 - DIARY MATA INDIGO
SEASON 2 :
Part 1 : MATA INDIGO - PROLOG
Part 2 : MATA INDIGO - NGROGO SUKMO (ASTRAL PROJECTION) PART 1
Part 3 : MATA INDIGO - NGROGO SUKMO (ASTRAL PROJECTION) PART 2
PART 4 : MATA INDIGO - GADIS DI KAMPUS BARU PART 1
PART 5 : MATA INDIGO - GADIS DI KAMPUS BARU PART 2
PART 6 : MATA INDIGO - GADIS DI KAMPUS BARU PART 3
PART 7 : MATA INDIGO - TUKAR ILMU PART 1
PART 8 : MATA INDIGO - TUKAR ILMU PART 2
PART 9 : MATA INDIGO - STATUS YOWAN PART 1
PART 10 : MATA INDIGO - STATUS YOWAN PART 2
PART 11 - MATA INDIGO - BENY & IBU NYA PART 1
PART 12 : MATA INDIGO - BENY & IBU NYA PART 2
PART 13 : MATA INDIGO - BENY & IBU NYA PART 3
PART 14 : MATA INDIGO - 2 INDIGO (PERTENGKARAN)
PART 15 : MATA INDIGO - 2 INDIGO (KESALAHAN)
PART 16 : MATA INDIGO - 2 INDIGO (PENYELESAIAN)
PART 17 : MATA INDIGO - ASMARA (AKU, DIA & NARUTO)
PART 18 : MATA INDIGO - BILA RASA KU INI RASA MU
PART 19 : MATA INDIGO - RISALAH HATI (SORROW & TEARS)
PART 20 : MATA INDIGO - HATI SANG MANTAN
PART 21 : MATA INDIGO - INDIGO ON STAGE
PART 22 : MATA INDIGO - MAKRAB (KENGERIAN TAK KASAT MATA) PART 1
PART 23 : MATA INDIGO - MARAB (KENGERIAN TAK KASAT MATA) PART 2
PART 24 : MATA INDIGO - MAKRAB (KENGERIAN TAK KASAT MATA) PART 3
PART 25 : MATA INDIGO - MOVE TO THE ON PART 1
PART 26 : MATA INDIGO - MOVE TO THE ON PART 2
PART 27 : MATA INDIGO - MOVE TO THE ON PART 3
PART 28 : MATA INDIGO - KENANGAN DI KOTA SOLO
PART 29 : MATA INDIGO - DI UJUNG TAKDIR PART 1
PART 30 : MATA INDIGO - DI UJUNG TAKDIR PART 2
PART 31 : MATA INDIGO - CINTA & BENCI PART 1
PART 32 : MATA INDIGO - CINTA & BENCI PART 2
PART 33 : MATA INDIGO - CINTA & BENCI PART 3
PART 34 : MATA INDIGO - KALA NETRA 1
PART 35 : MATA INDIGO - KALA NETRA 2
PART 36 : MATA INDIGO - KALA NETRA 3
PART 37 : MATA INDIGO - TAK INGIN KEHILANGAN MU
PART 38 : MATA INDIGO - INGATAN YANG HILANG
PART 39 : EPILOG - KITA TIDAK SEDANG BERCINTA LAGI / TAMAT
SIDE STORY
SIDE STORY 1 : INDIGO 101
SIDE STORY 2 : RIGOR MORTIS

Yowan and Yus in Anime stye.... So Cooolllll.... LOVE IT.....

Ilustrasi Yowan, in colour.... Everything still reminds me of you......
OTHER STORY
JON SANSIRO STORY 1 - The Beginning of The End
JON SANSIRO STORY 2 - The Beginning of The End is The Beginning
JON SANSIRO STORY 3 - Pohon Pisang
JON SANSIRO STORY 4 - Macan Siliwangi
JON SANSIRO STORY 5 - Genesis
JON SANSIRO STORY 6 - Leak
LANJUT DIARY MATA INDIGO SEASON 3

Thread ini adalah thread lanjutan dari Thread sebelumnya Diary Mata Indigo : Sebuah Cerita Indigo Interdimensional, link :
DIARY MATA INDIGO - SEASON 1


Thread ini adalah pengalaman lanjutan yang dihasilkan dari penglihatan seseorang yang bisa melihat “mereka”. Mereka yang tak kasat mata. Mereka yang berada di alam sebelah. Mereka yang sering disebut dengan hantu, jin, siluman, roh, makhluk halus atau arwah.
Thread ini berisi tentang pengalaman lanjutan dari apa yang dilihat, dialami dan dirasakan dari seorang Indigo interdimensional. Istilah indigo adalah sebutan bagi mereka yang memiliki kemampuan indra keenam, dan dalam thread ini khusus hanya membahas tentang pengalaman Indigo Interdimensional, bukan indigo yang lain. Indigo Interdimensional adalah salah satu kemampuan Indigo dimana seseorang bisa melihat, mendengar bahkan berkomunikasi dengan makhluk halus atau penghuni alam sebelah.
Isi thread ini murni berbagi cerita dan pengalaman dan sama sekali tidak bicara tentang pengertian atau pemahaman tertentu. Bagi orang yang mungkin punya pemahaman atau pengertian yang berbeda dipersilahkan. Tapi yang jelas hal-hal itu tidak akan direspon
Thread ini tidak melulu akan berisi cerita yang bernuansa dark atau horror. Ada kisah sedih, kisah asmara (percintaan), bahkan kisah lucu pun ada
Penulis tidak mengharapkan komentar yang menimbulkan perpecahan, apalagi yang berbau SARA, akan tetapi jika ternyata ada juga yang berkomentar demikian, maka semoga mendapatkan hidayah dan semoga orang tersebut semakin dimulikan dan dan ditinggikan derajatnya oleh Tuhan Yang Maha Esa. Terlepas nanti ada syarat dan ketentuan berlakunya atau tidak.
Selebihnya ane cuma bisa mengucapkan, selamat menikmati.
Enjoy….
PS :
Untuk memudahkan dan karena Diary ini terdiri dari beberapa part ane sediakan link nya. Dengan rendah hati ane juga tidak lupa menghimbau untuk membudayakan komeng bagi Agan & Sista. Cendol bila Agan & Sista ikhlas, rate jika berkenan, bata mohon ditiadakan

Sebelumnya : SEASON 1 - DIARY MATA INDIGO
Quote:
SEASON 2 :
Part 1 : MATA INDIGO - PROLOG
Part 2 : MATA INDIGO - NGROGO SUKMO (ASTRAL PROJECTION) PART 1
Part 3 : MATA INDIGO - NGROGO SUKMO (ASTRAL PROJECTION) PART 2
PART 4 : MATA INDIGO - GADIS DI KAMPUS BARU PART 1
PART 5 : MATA INDIGO - GADIS DI KAMPUS BARU PART 2
PART 6 : MATA INDIGO - GADIS DI KAMPUS BARU PART 3
PART 7 : MATA INDIGO - TUKAR ILMU PART 1
PART 8 : MATA INDIGO - TUKAR ILMU PART 2
PART 9 : MATA INDIGO - STATUS YOWAN PART 1
PART 10 : MATA INDIGO - STATUS YOWAN PART 2
PART 11 - MATA INDIGO - BENY & IBU NYA PART 1
PART 12 : MATA INDIGO - BENY & IBU NYA PART 2
PART 13 : MATA INDIGO - BENY & IBU NYA PART 3
PART 14 : MATA INDIGO - 2 INDIGO (PERTENGKARAN)
PART 15 : MATA INDIGO - 2 INDIGO (KESALAHAN)
PART 16 : MATA INDIGO - 2 INDIGO (PENYELESAIAN)
PART 17 : MATA INDIGO - ASMARA (AKU, DIA & NARUTO)
PART 18 : MATA INDIGO - BILA RASA KU INI RASA MU
PART 19 : MATA INDIGO - RISALAH HATI (SORROW & TEARS)
PART 20 : MATA INDIGO - HATI SANG MANTAN
PART 21 : MATA INDIGO - INDIGO ON STAGE
PART 22 : MATA INDIGO - MAKRAB (KENGERIAN TAK KASAT MATA) PART 1
PART 23 : MATA INDIGO - MARAB (KENGERIAN TAK KASAT MATA) PART 2
PART 24 : MATA INDIGO - MAKRAB (KENGERIAN TAK KASAT MATA) PART 3
PART 25 : MATA INDIGO - MOVE TO THE ON PART 1
PART 26 : MATA INDIGO - MOVE TO THE ON PART 2
PART 27 : MATA INDIGO - MOVE TO THE ON PART 3
PART 28 : MATA INDIGO - KENANGAN DI KOTA SOLO
PART 29 : MATA INDIGO - DI UJUNG TAKDIR PART 1
PART 30 : MATA INDIGO - DI UJUNG TAKDIR PART 2
PART 31 : MATA INDIGO - CINTA & BENCI PART 1
PART 32 : MATA INDIGO - CINTA & BENCI PART 2
PART 33 : MATA INDIGO - CINTA & BENCI PART 3
PART 34 : MATA INDIGO - KALA NETRA 1
PART 35 : MATA INDIGO - KALA NETRA 2
PART 36 : MATA INDIGO - KALA NETRA 3
PART 37 : MATA INDIGO - TAK INGIN KEHILANGAN MU
PART 38 : MATA INDIGO - INGATAN YANG HILANG
PART 39 : EPILOG - KITA TIDAK SEDANG BERCINTA LAGI / TAMAT
SIDE STORY
SIDE STORY 1 : INDIGO 101
SIDE STORY 2 : RIGOR MORTIS
Quote:
Quote:
Quote:

Yowan and Yus in Anime stye.... So Cooolllll.... LOVE IT.....

Ilustrasi Yowan, in colour.... Everything still reminds me of you......
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
OTHER STORY
JON SANSIRO STORY 1 - The Beginning of The End
JON SANSIRO STORY 2 - The Beginning of The End is The Beginning
JON SANSIRO STORY 3 - Pohon Pisang
JON SANSIRO STORY 4 - Macan Siliwangi
JON SANSIRO STORY 5 - Genesis
JON SANSIRO STORY 6 - Leak
LANJUT DIARY MATA INDIGO SEASON 3

Diubah oleh jeniussetyo09 18-02-2020 09:42
recktry dan 26 lainnya memberi reputasi
25
2.5M
6.3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
jeniussetyo09
#770
MATA INDIGO – STATUS YOWAN PART 2
“Aku memang punya pacar Yus…….”. Tubuhku langsung lemas mendengarnya. Sudah ku duga. Aku hanya bisa menunduk. Enggan menatap wajahnya. Aku hanya berusaha fokus untuk menguatkan hati dan pikiranku. Yah, sudah lah. Apa boleh buat.
“Tapi itu dulu……”, Yowan meneruskan kata-kata nya. Dahi ku langsung berkerut mendengarnya. Hati ku yang tadinya lesu jadi kembali terpompa. Hei, apa ini maksudnya? Aku lihat mulai ada senyum tipis di bibir Yowan. Seakan tergelitik melihat tingkahku yang bagaikan monyet salah gaya gara-gara tali kolornya putus.
“Kalau sekarang?”. Aku bertanya pada nya dengan nada yang agak tinggi. Yowan seolah mengulur waktu. Sengaja tidak langsung menjawab. Berlama-lama menyeruput jus alpukat yang tadi sudah dipesan nya. Mata nya sedikit mengerling kepadaku. Menggoda hatiku yang sudah dibakar rasa tidak sabar.
“Sekarang Aku single Yus…….”. Hatiku langsung bergemuruh dengan sorak-sorai gegap gempita. Tanpa sadar tangan ku mengepal dan berteriak “YESSS!!!” sekeras-keras nya dalam hati. Lega sekali rasanya mendengar jawaban Yowan. Kesempatan untuk ku ternyata masih ada. Walaupun rasanya bagaikan di atas angin, Aku tetap berusaha tenang. Karakter ku yang merupakan keturunan Jawa cukup berperan. Ojo Dumeh, Ojo Kagetan, Ojo Gumunan – Jangan tinggi hati, Jangan gampang terkejut, Jangan gampang takjub.
“Tapi Aku sempat dengar dari teman-teman kampus, katanya kamu punya pacar Yow?”. Aku sebetulnya sudah memegang jawaban Yowan sebelumnya, tetapi Aku ingin coba sedikit menggalinya lebih jauh. Nada suaraku Aku buat setenang mungkin, walaupun hati ku sudah tidak sabar ingin mengungkapkan segala rasa yang selama ini terpendam.
“Baru 4 bulan yang lalu Aku putus sama pacar ku Yus. Jadi ya sudah 4 bulan ini Aku jomblo. Kayak kamu……”. Jawaban Yowan bagaikan sinyal yang sangat kuat kepadaku. Sudah tidak ada lagi yang menghalangi segala rasa ku ini padanya. Tinggal satu tahapan lagi yang perlu untuk kuselesaikan. Bagaimana caranya Aku dan Yowan bisa jadian. Aku hanya perlu menyatakan perasaanku padanya, atau menembaknya kalau istilah gaul anak jaman sekarang. Tetapi Aku bingung bagaimana memulainya. Jujur, hal ini baru yang pertama kalinya buatku. Aku harus coba mengungkapkan nya walaupun sulit.
Tanpa Aku sadari mulutku hanya terbuka saja. Seakan hendak mengeluarkan kata-kata tetapi suaraku tidak keluar. Aku terlalu gugup. Walaupun status Yowan sekarang ini single belum tentu juga dia langsung mau jadi pacar ku. Pikiran itu dengan cepat menyergap dan menguasai diriku. Membuat diriku berubah menjadi orang linglung nan bloon.
“Kamu dah tau status ku kan? Memangnya kenapa?”, Aku bisa lihat Yowan sengaja agak memancingku karena melihatku bagaikan orang kikuk. Otak ku malah berpikir semakin keras untuk mengeluarkan kata-kata. Bagaimana memulai pembicaraan yang bisa membuat dia mengerti kalau Aku mengajaknya jadian. Aku coba menghilangkan sedikit rasa gugup ku dengan menyeruput teh botol yang ada di depanku. Tanpa sadar teh botol itu malah Aku minum sampai habis.
“Kamu haus ya?”. Yowan geli melihat tingkahku. Senyum nya yang manis memperlihatkan gigi gingsulnya yang menyembul mungil. Senyum yang semenjak pertama Aku lihat selalu membuat setiap lagu cinta yang Aku dengar terasa makin enak didengar. Senyum yang seolah memberikan seribu matahari untuk menyemangati hari-hari ku. Senyum yang membuatku percaya bahwa keindahan itu adalah hal yang nyata di dunia ini.
“Yow, pacaran yuk….”. Yowan melongo mendengar ucapanku. Aku tersadar kemudian kalau kalimat yang Aku ucapkan untuk menembaknya itu mungkin terlalu koboi. Terlalu to the poin. Bisa dibilang hanya orang yang benar-benar kurang pengalaman soal asmara yang tega menembak cewek dengan kata-kata seperti itu.
“Maaf Yow, maksudku Aku Cuma pengen bilang kalau selama ini kamu itu sudah lama menempati tempat yang istimewa di hati Aku. Selama ini Aku kirain kamu punya pacar. Jadi Aku agak ragu mau ngomong kayak begini sama kamu”. Aku sadar kalau Aku terlalu polos untuk urusan yang seperti ini. Tapi setidaknya Aku sudah membuktikan kalau Aku memiliki keberanian dan nyali untuk mengungkapkan semuanya. Senyum Yowan Aku lihat berubah menjadi gelak tawa yang renyah. Tangannya membuat gerakan menutup mulutnya sendiri, untuk menahan suara tawa nya agar tidak terlalu keras
“Yus kamu lucu deh…..”. Ucapan Yowan membuatku mati gaya. Aku menembaknya dan Yowan hanya tertawa. Sebenarnya itu bukan reaksi yang kuharapkan. Aku lihat tawanya lama kelamaan mereda. Matanya kemudian menatapku dengan tatapan yang membuat siapa pun melihatnya pasti jatuh hati.
“Aku juga suka kok……”. Kata-kata itu maknanya sebenarnya agak mengambang. Maksudnya suka lucu nya atau suka Aku nya? Walaupun maknanya kurang jelas tetapi justru bagiku memberikan harapan besar.
“Maksudnya, kamu juga suka Aku?”. Tanyaku sekedar ingin memastikan. Yowan tidak menjawab, tetapi kepala nya mengangguk ke arahku. Sebuah anggukan tanpa keraguan yang membuat hati ku girang setengah mati.
“Terus sekarang gimana”, Yowan malah balik bertanya pada ku. Aku agak bingung menjawabnya. Lagi pula apakah ini berarti kami sudah resmi pacaran. Kok sepertinya biasa saja, tidak berasa apa-apa.
“Emm… Ya udah…. Aku jadi cowok mu, kamu jadi pacarku”. Yowan menepok jidatnya. Aku hanya nyengir melihatnya. Aku akui Aku memang benar-benar kurang pengalaman untuk hal-hal yang seperti ini.
“Terus? Udah? Kaya gitu doang?”. Yowan sepertinya belum puas. Mati Aku. Musti apa lagi ini. Apa ada yang kurang? Tapi Aku lihat Yowan kemudian kembali tersenyum. Sepertinya apa yang dilakukannya barusan memang hanya untuk menggodaku. Perlahan Aku beranikan diri untuk memegang tangannya. Sempat Aku merasakan seperti ada sengatan-sengatan listrik, tetapi ketika tangan kami bersentuhan erat sengatan listrik itu menghilang. Berganti dengan sebuah aliran energi yang saling mengisi bergantian ke dalam tubuh kami.
“I'll promise you one thing, I would never let you go, cause you are my everything”. Aku harap apa yang Aku ucapkan padanya bisa menunjukkan bahwa Aku benar-benar serius padanya. Walaupun dalam bahasa inggris, mudah-mudahan dia bisa mengerti.
“Itu kok kayak lirik lagu ya? Sounds familiar….”, kata Yowan. Aku menunduk malu. Ketahuan deh. Yowan malah kembali tergelak melihatku.
“Iya Sayang…… iya…. Makasih ya…… Aku mau kok jadi pacar mu. Kita jalanin dulu sama-sama. Aku seneng kok sama kamu, apalagi kamu juga Indigo. Walaupun itu bukan yang utama. Yang jelas Aku mau sama kamu gara-gara Aku nyaman sama kamu. Kamu lucu. Suka bikin Aku ketawa. Setelah pacaran sama Aku, kamu jangan berubah ya. Bisa kan?”. Aku mengangguk mantap. Yess, My lady. Aku juga senang Yowan juga sudah memanggilku dengan sebutan istimewa.
Berjalan keluar ke arah pintu mall posisi tangan ku dan Yowan sudah bergandengan. Ketika membonceng di motorku tangannya juga sudah berani melingkar di pinggangku. Untung perutku tidak terlalu gendut. Dada Yowan sedikit menempel di punggungku. Memberikan sensasi yang hangat tapi empuk. Aku dan Yowan lalu memutuskan untuk mengarah ke pantai selatan. Tujuan kami hendak melarung botol yang tadi berisi Jin Gendam. Sampai di pinggiran pantai, Yowan melemparkan botol itu ke tengah laut. Membiarkan alam yang memutuskan bagaimana nasib makhluk yang ada di dalam botol itu. Lemparannya sengaja diberi sedikit kandungan tenaga dalam. Supaya bisa terlempar agak jauh ke tengah laut.
“Dah yuk, pulang….”. Yowan mengajak ku. Aku terdiam tak bereaksi. Pandanganku masih menatap ke tengah laut. Masih takjub melihat botol yang di lemparkan Yowan bisa melayang berpuluh-puluh meter ke tengah laut. Aku mulai merasa agak minder dengan kemampuan Yowan. Level tenaga dalam dan ilmu supranatural Yowan jauh lebih tinggi di atasku. Aku sedikit khawatir Yowan lama-lama jadi lfill pada ku.
“Mikirin apa sih? Kok diem aja?”. Tangan Yowan lalu mengamit tanganku. Aku jadi tersadar dari lamunanku. Mengalihkan pandanganku ke wajahnya. Wahai dirimu yang cantik bagaikan bidadari sakti di cerita-cerita novel karya lama, mengapa engkau bisa menerima seorang yang serupa hamba sahaya dengan kemampuan biasa seperti diriku.
“Kayaknya Aku musti latihan sama belajar lebih banyak dari kamu lagi Yow. Supaya paling tidak kemampuan kita bisa sepadan atau setara. Supaya Aku juga nggak terlalu malu-maluin buat kamu”. Ucapanku membuat Yowan tersenyum lebar.
“Duh..duh…Yus ku Sayang……. Kamu itu bukan nya nggak punya kemampuan apa-apa. Kamu itu sebetulnya jauh lebih kuat dari Aku kok. Cuma kamu belum sadar aja. Nih… Aku kasih tau ya. Kalung yang kamu pakai itu bisa dibilang salah satu mustika terkuat lho….”. Yowan menunjuk kalung Topaz ungu yang Aku pakai. Tangan nya menyentuh ujung bandul nya yang berwarna ungu.
“Ini sebetulnya wujud aslinya keris, dan bukan keris sembarangan. Hanya orang yang punya hubungan istimewa sama Penguasa Utara yang bisa mendapatkan benda seperti itu Yus. Keris itu bukan hanya senjata Yus tetapi alat untuk memanggil sesuatu. Kalau kamu bisa mengeluarkan wujud sesungguhnya alias keris itu dari kalung kamu, kamu bakalan punya kekuatan astral yang luar biasa lho…”. Yowan menjelaskan panjang lebar kepada ku. Sedari tadi Aku kurang fokus pada apa yang dibicarakannya. Aku hanya mendengarkan kalimat terakhir dari mulutnya. Kalau Aku bisa mengeluarkan wujud keris itu dari kalungku, Itu kan hal yang sebenarnya sudah pernah kulakukan sebelumnya
“Ooohh… Maksudmu seperti ini?” . Aku memegang bandul kalung Topaz Ungu di leherku dengan tanganku. Secara gaib menarik sebilah keris pipih seperti lidah ular bercahaya keemasan. Pendaran cahayanya menimbulkan warna pelangi yang berkilauan disekelilingnya. Tanganku kokoh memegang gagangnya yang berbentuk seperti kepala Naga.
Mata Yowan terbelalak melihatnya. Kali ini gilirannya yang takjub melihatku. Tiba-tiba atmosfer disekelilling kami berubah. Ombak tiba-tiba naik semakin tinggi dan pasang dengan cepat. Ada hawa panas yang tiba-tiba menyengat melingkupi sekeliling kami. Aku dan Yowan seketika merasakan ada yang tidak beres. Aku mendadak punya firasat bahwa saat ini sedang melakukan sesuatu yang salah. Apa yang membuat sekelilingku tiba-tiba berubah sumbernya ada padaku.
“YUS… SARUNGKAN YUS!!!... CEPAT!!!....”. Yowan berteriak menjerit. Secepatnya Aku masukkan lagi keris itu dengan menyentuhkan ujung lancipnya pada kalung Topaz Ungu di leherku. Keris itu sekejap kemudian lalu menghilang dari tanganku. Aku sebenarnya agak kurang mengerti kenapa tindakanku membuat alam sekelilingku berubah.
“Huff… Hampir saja….”. Yowan menarik napas lega. Tangan nya mengelus-elus dadanya sendiri.
“Memangnya kenapa sih Yow”, tanyaku padanya dengan tampang bego. Yowan lalu menjewer telingaku dengan gemas. Seperti ibu-ibu yang memarahi anaknya yang bandel. Aku cuma bisa mengaduh-ngaduh kesakitan.
“Kamu nggak lihat kita lagi dimana?”, tanya Yowan dengan tatapan galak. Aku masih belum mengerti. Tanganku sibuk mengusap-ngusap telingaku yang barusan di jewernya.
“Lagi di P*ran*tr*tis, memang kenapa?”. Aku benar-benar tidak mengerti.
“Yus, P*ran*tr*tis itu Pantai Selatan. Kamu tahu kan kalau Penguasa Utara sama Penguasa Selatan itu nggak pernah akur?”. Mendengar penjelasan Yowan Aku jadi agak mengerti sekarang. Keris Naga Wisesa yang diberikan Eyang Uyut adalah milik Penguasa Utara. Mengeluarkan keris itu di wilayah Penguasa Selatan sama saja menantang atau bersikap tidak sopan. Alam sebelah memang punya aturannya sendiri. Aku berjanji dalam hati, lain kali akan lebih hati-hati dan tidak sembrono. Sebetulnya Aku ingin bertanya pada Yowan, mengapa penguasa utara dan penguasa selatan itu tidak pernah akur, tetapi Yowan keburu mengajak ku pulang. Aku akhirnya hanya bisa menyimpan pertanyaanku itu dalam hati.
Sesampainya di kos, Yowan mengucapkan terima kasih kepada ku. Tangannya sempat memegang pipiku dengan lembut. Kami jadian di saat yang salah. Justru pada saat satu hari sebelum libur semester. Artinya kami akan tidak bertemu dalam jangka waktu yang lumayan lama. Tapi untungnya saat ini sudah banyak hal yang memudahkan komunikasi. Aku berjanji akan sering menelepon dan memberinya kabar
“Sampai nanti ya Sayang… I will miss you….”. Ucap Yowan lirih.
“Idem…”, jawabku pendek. Yowan kembali tergelak, sampa badannya terguncang-guncang. Kami berdua lalu bertatapan agak lama. Aku jadi terpikirkan sesuatu kemudian
“Yow, kalau Aku bisa mengendalikan pusaka mustika ini. Berarti nanti Aku bakal lebih kuat dari kamu dong...”, tanyaku padanya. Yowan tersenyum menggoda.
“Belum tentu Yus, Kita tetap setara kok”, Yowan lalu mengeluarkan sebuah kalung jamrud berwarna hijau dari balik jaketnya. Ternyata selama ini Yowan menyimpan kalung itu dibalik bajunya sehingga tidak pernah terlihat olehku.
“Aku juga punya mustika terkuat lho….. Tapi dari Penguasa Selatan……”. Yowan tersenyum kepadaku. Tetapi bukan senyuman yang biasanya. Senyumannya kali ini mengandung aura mistis yang cukup pekat. Aku memandang kalung itu setengah tidak percaya. Yowan juga punya pusaka terkuat. Tanganku perlahan memegang kalung berwarna hijau di leher Yowan. Aku melihat isinya dengan menggunakan mata ketigaku. Bentuknya seperti tongkat pendek berlapis emas dan penuh ukiran yang indah. Ujung tongkat itu berbentuk lancip seperti ujung tombak.
“Bentuk aslinya tombak kecil ya?”, tanyaku pada Yowan.
“Itu tongkat komando lho Yus…. Artinya kalau sampai keluar dari kalung ini. Seluruh makhluk gaib di daerah selatan harus tunduk sama Aku”. Aku masih setengah tidak percaya mendengar kata-kata Yowan. Ternyata Yowan juga selama ini masih menyimpan kekuatan tersembunyi.
“Tapi ini punya papa ku kok….Aku cuma pinjam. Dan berhubung cuma pinjaman, kalau yang punya minta harus dikembalikan.. Hehehe…”, ujar Yowan sambil nyengir ke arah ku. Aku malah semakin kagum padanya. Walaupun punya kemampuan tingkat tinggi dan mustika yang kuat, Yowan tetap terlihat low profile dan mau membimbing indigo cupu seperti diriku.
“Ya sudah Yow, ini biar sama-sama jadi rahasia kita berdua saja ya….”. Aku lalu menyelipkan kalung itu kembali ke dalam bajunya. Entah karena spontan atau memang terbawa suasana gara gara baru saja habis jadian, Aku sempatkan mencium Yowan di bagian keningnya.
“Aku pamit dulu ya Yow….. Sampai ketemu nanti”.
“Ati-ati ya Yus ku….”. Seperti biasa Aku menunggu Yowan menghilang di balik pagar kos nya, baru kemudian pergi. Sepanjang jalan hatiku tak hentinya berdesir karena Dewi Cinta mampir bersemayam di dalam hatiku.
“Aku memang punya pacar Yus…….”. Tubuhku langsung lemas mendengarnya. Sudah ku duga. Aku hanya bisa menunduk. Enggan menatap wajahnya. Aku hanya berusaha fokus untuk menguatkan hati dan pikiranku. Yah, sudah lah. Apa boleh buat.
“Tapi itu dulu……”, Yowan meneruskan kata-kata nya. Dahi ku langsung berkerut mendengarnya. Hati ku yang tadinya lesu jadi kembali terpompa. Hei, apa ini maksudnya? Aku lihat mulai ada senyum tipis di bibir Yowan. Seakan tergelitik melihat tingkahku yang bagaikan monyet salah gaya gara-gara tali kolornya putus.
“Kalau sekarang?”. Aku bertanya pada nya dengan nada yang agak tinggi. Yowan seolah mengulur waktu. Sengaja tidak langsung menjawab. Berlama-lama menyeruput jus alpukat yang tadi sudah dipesan nya. Mata nya sedikit mengerling kepadaku. Menggoda hatiku yang sudah dibakar rasa tidak sabar.
“Sekarang Aku single Yus…….”. Hatiku langsung bergemuruh dengan sorak-sorai gegap gempita. Tanpa sadar tangan ku mengepal dan berteriak “YESSS!!!” sekeras-keras nya dalam hati. Lega sekali rasanya mendengar jawaban Yowan. Kesempatan untuk ku ternyata masih ada. Walaupun rasanya bagaikan di atas angin, Aku tetap berusaha tenang. Karakter ku yang merupakan keturunan Jawa cukup berperan. Ojo Dumeh, Ojo Kagetan, Ojo Gumunan – Jangan tinggi hati, Jangan gampang terkejut, Jangan gampang takjub.
“Tapi Aku sempat dengar dari teman-teman kampus, katanya kamu punya pacar Yow?”. Aku sebetulnya sudah memegang jawaban Yowan sebelumnya, tetapi Aku ingin coba sedikit menggalinya lebih jauh. Nada suaraku Aku buat setenang mungkin, walaupun hati ku sudah tidak sabar ingin mengungkapkan segala rasa yang selama ini terpendam.
“Baru 4 bulan yang lalu Aku putus sama pacar ku Yus. Jadi ya sudah 4 bulan ini Aku jomblo. Kayak kamu……”. Jawaban Yowan bagaikan sinyal yang sangat kuat kepadaku. Sudah tidak ada lagi yang menghalangi segala rasa ku ini padanya. Tinggal satu tahapan lagi yang perlu untuk kuselesaikan. Bagaimana caranya Aku dan Yowan bisa jadian. Aku hanya perlu menyatakan perasaanku padanya, atau menembaknya kalau istilah gaul anak jaman sekarang. Tetapi Aku bingung bagaimana memulainya. Jujur, hal ini baru yang pertama kalinya buatku. Aku harus coba mengungkapkan nya walaupun sulit.
Tanpa Aku sadari mulutku hanya terbuka saja. Seakan hendak mengeluarkan kata-kata tetapi suaraku tidak keluar. Aku terlalu gugup. Walaupun status Yowan sekarang ini single belum tentu juga dia langsung mau jadi pacar ku. Pikiran itu dengan cepat menyergap dan menguasai diriku. Membuat diriku berubah menjadi orang linglung nan bloon.
“Kamu dah tau status ku kan? Memangnya kenapa?”, Aku bisa lihat Yowan sengaja agak memancingku karena melihatku bagaikan orang kikuk. Otak ku malah berpikir semakin keras untuk mengeluarkan kata-kata. Bagaimana memulai pembicaraan yang bisa membuat dia mengerti kalau Aku mengajaknya jadian. Aku coba menghilangkan sedikit rasa gugup ku dengan menyeruput teh botol yang ada di depanku. Tanpa sadar teh botol itu malah Aku minum sampai habis.
“Kamu haus ya?”. Yowan geli melihat tingkahku. Senyum nya yang manis memperlihatkan gigi gingsulnya yang menyembul mungil. Senyum yang semenjak pertama Aku lihat selalu membuat setiap lagu cinta yang Aku dengar terasa makin enak didengar. Senyum yang seolah memberikan seribu matahari untuk menyemangati hari-hari ku. Senyum yang membuatku percaya bahwa keindahan itu adalah hal yang nyata di dunia ini.
“Yow, pacaran yuk….”. Yowan melongo mendengar ucapanku. Aku tersadar kemudian kalau kalimat yang Aku ucapkan untuk menembaknya itu mungkin terlalu koboi. Terlalu to the poin. Bisa dibilang hanya orang yang benar-benar kurang pengalaman soal asmara yang tega menembak cewek dengan kata-kata seperti itu.
“Maaf Yow, maksudku Aku Cuma pengen bilang kalau selama ini kamu itu sudah lama menempati tempat yang istimewa di hati Aku. Selama ini Aku kirain kamu punya pacar. Jadi Aku agak ragu mau ngomong kayak begini sama kamu”. Aku sadar kalau Aku terlalu polos untuk urusan yang seperti ini. Tapi setidaknya Aku sudah membuktikan kalau Aku memiliki keberanian dan nyali untuk mengungkapkan semuanya. Senyum Yowan Aku lihat berubah menjadi gelak tawa yang renyah. Tangannya membuat gerakan menutup mulutnya sendiri, untuk menahan suara tawa nya agar tidak terlalu keras
“Yus kamu lucu deh…..”. Ucapan Yowan membuatku mati gaya. Aku menembaknya dan Yowan hanya tertawa. Sebenarnya itu bukan reaksi yang kuharapkan. Aku lihat tawanya lama kelamaan mereda. Matanya kemudian menatapku dengan tatapan yang membuat siapa pun melihatnya pasti jatuh hati.
“Aku juga suka kok……”. Kata-kata itu maknanya sebenarnya agak mengambang. Maksudnya suka lucu nya atau suka Aku nya? Walaupun maknanya kurang jelas tetapi justru bagiku memberikan harapan besar.
“Maksudnya, kamu juga suka Aku?”. Tanyaku sekedar ingin memastikan. Yowan tidak menjawab, tetapi kepala nya mengangguk ke arahku. Sebuah anggukan tanpa keraguan yang membuat hati ku girang setengah mati.
“Terus sekarang gimana”, Yowan malah balik bertanya pada ku. Aku agak bingung menjawabnya. Lagi pula apakah ini berarti kami sudah resmi pacaran. Kok sepertinya biasa saja, tidak berasa apa-apa.
“Emm… Ya udah…. Aku jadi cowok mu, kamu jadi pacarku”. Yowan menepok jidatnya. Aku hanya nyengir melihatnya. Aku akui Aku memang benar-benar kurang pengalaman untuk hal-hal yang seperti ini.
“Terus? Udah? Kaya gitu doang?”. Yowan sepertinya belum puas. Mati Aku. Musti apa lagi ini. Apa ada yang kurang? Tapi Aku lihat Yowan kemudian kembali tersenyum. Sepertinya apa yang dilakukannya barusan memang hanya untuk menggodaku. Perlahan Aku beranikan diri untuk memegang tangannya. Sempat Aku merasakan seperti ada sengatan-sengatan listrik, tetapi ketika tangan kami bersentuhan erat sengatan listrik itu menghilang. Berganti dengan sebuah aliran energi yang saling mengisi bergantian ke dalam tubuh kami.
“I'll promise you one thing, I would never let you go, cause you are my everything”. Aku harap apa yang Aku ucapkan padanya bisa menunjukkan bahwa Aku benar-benar serius padanya. Walaupun dalam bahasa inggris, mudah-mudahan dia bisa mengerti.
“Itu kok kayak lirik lagu ya? Sounds familiar….”, kata Yowan. Aku menunduk malu. Ketahuan deh. Yowan malah kembali tergelak melihatku.
“Iya Sayang…… iya…. Makasih ya…… Aku mau kok jadi pacar mu. Kita jalanin dulu sama-sama. Aku seneng kok sama kamu, apalagi kamu juga Indigo. Walaupun itu bukan yang utama. Yang jelas Aku mau sama kamu gara-gara Aku nyaman sama kamu. Kamu lucu. Suka bikin Aku ketawa. Setelah pacaran sama Aku, kamu jangan berubah ya. Bisa kan?”. Aku mengangguk mantap. Yess, My lady. Aku juga senang Yowan juga sudah memanggilku dengan sebutan istimewa.
Berjalan keluar ke arah pintu mall posisi tangan ku dan Yowan sudah bergandengan. Ketika membonceng di motorku tangannya juga sudah berani melingkar di pinggangku. Untung perutku tidak terlalu gendut. Dada Yowan sedikit menempel di punggungku. Memberikan sensasi yang hangat tapi empuk. Aku dan Yowan lalu memutuskan untuk mengarah ke pantai selatan. Tujuan kami hendak melarung botol yang tadi berisi Jin Gendam. Sampai di pinggiran pantai, Yowan melemparkan botol itu ke tengah laut. Membiarkan alam yang memutuskan bagaimana nasib makhluk yang ada di dalam botol itu. Lemparannya sengaja diberi sedikit kandungan tenaga dalam. Supaya bisa terlempar agak jauh ke tengah laut.
“Dah yuk, pulang….”. Yowan mengajak ku. Aku terdiam tak bereaksi. Pandanganku masih menatap ke tengah laut. Masih takjub melihat botol yang di lemparkan Yowan bisa melayang berpuluh-puluh meter ke tengah laut. Aku mulai merasa agak minder dengan kemampuan Yowan. Level tenaga dalam dan ilmu supranatural Yowan jauh lebih tinggi di atasku. Aku sedikit khawatir Yowan lama-lama jadi lfill pada ku.
“Mikirin apa sih? Kok diem aja?”. Tangan Yowan lalu mengamit tanganku. Aku jadi tersadar dari lamunanku. Mengalihkan pandanganku ke wajahnya. Wahai dirimu yang cantik bagaikan bidadari sakti di cerita-cerita novel karya lama, mengapa engkau bisa menerima seorang yang serupa hamba sahaya dengan kemampuan biasa seperti diriku.
“Kayaknya Aku musti latihan sama belajar lebih banyak dari kamu lagi Yow. Supaya paling tidak kemampuan kita bisa sepadan atau setara. Supaya Aku juga nggak terlalu malu-maluin buat kamu”. Ucapanku membuat Yowan tersenyum lebar.
“Duh..duh…Yus ku Sayang……. Kamu itu bukan nya nggak punya kemampuan apa-apa. Kamu itu sebetulnya jauh lebih kuat dari Aku kok. Cuma kamu belum sadar aja. Nih… Aku kasih tau ya. Kalung yang kamu pakai itu bisa dibilang salah satu mustika terkuat lho….”. Yowan menunjuk kalung Topaz ungu yang Aku pakai. Tangan nya menyentuh ujung bandul nya yang berwarna ungu.
“Ini sebetulnya wujud aslinya keris, dan bukan keris sembarangan. Hanya orang yang punya hubungan istimewa sama Penguasa Utara yang bisa mendapatkan benda seperti itu Yus. Keris itu bukan hanya senjata Yus tetapi alat untuk memanggil sesuatu. Kalau kamu bisa mengeluarkan wujud sesungguhnya alias keris itu dari kalung kamu, kamu bakalan punya kekuatan astral yang luar biasa lho…”. Yowan menjelaskan panjang lebar kepada ku. Sedari tadi Aku kurang fokus pada apa yang dibicarakannya. Aku hanya mendengarkan kalimat terakhir dari mulutnya. Kalau Aku bisa mengeluarkan wujud keris itu dari kalungku, Itu kan hal yang sebenarnya sudah pernah kulakukan sebelumnya
“Ooohh… Maksudmu seperti ini?” . Aku memegang bandul kalung Topaz Ungu di leherku dengan tanganku. Secara gaib menarik sebilah keris pipih seperti lidah ular bercahaya keemasan. Pendaran cahayanya menimbulkan warna pelangi yang berkilauan disekelilingnya. Tanganku kokoh memegang gagangnya yang berbentuk seperti kepala Naga.
Mata Yowan terbelalak melihatnya. Kali ini gilirannya yang takjub melihatku. Tiba-tiba atmosfer disekelilling kami berubah. Ombak tiba-tiba naik semakin tinggi dan pasang dengan cepat. Ada hawa panas yang tiba-tiba menyengat melingkupi sekeliling kami. Aku dan Yowan seketika merasakan ada yang tidak beres. Aku mendadak punya firasat bahwa saat ini sedang melakukan sesuatu yang salah. Apa yang membuat sekelilingku tiba-tiba berubah sumbernya ada padaku.
“YUS… SARUNGKAN YUS!!!... CEPAT!!!....”. Yowan berteriak menjerit. Secepatnya Aku masukkan lagi keris itu dengan menyentuhkan ujung lancipnya pada kalung Topaz Ungu di leherku. Keris itu sekejap kemudian lalu menghilang dari tanganku. Aku sebenarnya agak kurang mengerti kenapa tindakanku membuat alam sekelilingku berubah.
“Huff… Hampir saja….”. Yowan menarik napas lega. Tangan nya mengelus-elus dadanya sendiri.
“Memangnya kenapa sih Yow”, tanyaku padanya dengan tampang bego. Yowan lalu menjewer telingaku dengan gemas. Seperti ibu-ibu yang memarahi anaknya yang bandel. Aku cuma bisa mengaduh-ngaduh kesakitan.
“Kamu nggak lihat kita lagi dimana?”, tanya Yowan dengan tatapan galak. Aku masih belum mengerti. Tanganku sibuk mengusap-ngusap telingaku yang barusan di jewernya.
“Lagi di P*ran*tr*tis, memang kenapa?”. Aku benar-benar tidak mengerti.
“Yus, P*ran*tr*tis itu Pantai Selatan. Kamu tahu kan kalau Penguasa Utara sama Penguasa Selatan itu nggak pernah akur?”. Mendengar penjelasan Yowan Aku jadi agak mengerti sekarang. Keris Naga Wisesa yang diberikan Eyang Uyut adalah milik Penguasa Utara. Mengeluarkan keris itu di wilayah Penguasa Selatan sama saja menantang atau bersikap tidak sopan. Alam sebelah memang punya aturannya sendiri. Aku berjanji dalam hati, lain kali akan lebih hati-hati dan tidak sembrono. Sebetulnya Aku ingin bertanya pada Yowan, mengapa penguasa utara dan penguasa selatan itu tidak pernah akur, tetapi Yowan keburu mengajak ku pulang. Aku akhirnya hanya bisa menyimpan pertanyaanku itu dalam hati.
Sesampainya di kos, Yowan mengucapkan terima kasih kepada ku. Tangannya sempat memegang pipiku dengan lembut. Kami jadian di saat yang salah. Justru pada saat satu hari sebelum libur semester. Artinya kami akan tidak bertemu dalam jangka waktu yang lumayan lama. Tapi untungnya saat ini sudah banyak hal yang memudahkan komunikasi. Aku berjanji akan sering menelepon dan memberinya kabar
“Sampai nanti ya Sayang… I will miss you….”. Ucap Yowan lirih.
“Idem…”, jawabku pendek. Yowan kembali tergelak, sampa badannya terguncang-guncang. Kami berdua lalu bertatapan agak lama. Aku jadi terpikirkan sesuatu kemudian
“Yow, kalau Aku bisa mengendalikan pusaka mustika ini. Berarti nanti Aku bakal lebih kuat dari kamu dong...”, tanyaku padanya. Yowan tersenyum menggoda.
“Belum tentu Yus, Kita tetap setara kok”, Yowan lalu mengeluarkan sebuah kalung jamrud berwarna hijau dari balik jaketnya. Ternyata selama ini Yowan menyimpan kalung itu dibalik bajunya sehingga tidak pernah terlihat olehku.
“Aku juga punya mustika terkuat lho….. Tapi dari Penguasa Selatan……”. Yowan tersenyum kepadaku. Tetapi bukan senyuman yang biasanya. Senyumannya kali ini mengandung aura mistis yang cukup pekat. Aku memandang kalung itu setengah tidak percaya. Yowan juga punya pusaka terkuat. Tanganku perlahan memegang kalung berwarna hijau di leher Yowan. Aku melihat isinya dengan menggunakan mata ketigaku. Bentuknya seperti tongkat pendek berlapis emas dan penuh ukiran yang indah. Ujung tongkat itu berbentuk lancip seperti ujung tombak.
“Bentuk aslinya tombak kecil ya?”, tanyaku pada Yowan.
“Itu tongkat komando lho Yus…. Artinya kalau sampai keluar dari kalung ini. Seluruh makhluk gaib di daerah selatan harus tunduk sama Aku”. Aku masih setengah tidak percaya mendengar kata-kata Yowan. Ternyata Yowan juga selama ini masih menyimpan kekuatan tersembunyi.
“Tapi ini punya papa ku kok….Aku cuma pinjam. Dan berhubung cuma pinjaman, kalau yang punya minta harus dikembalikan.. Hehehe…”, ujar Yowan sambil nyengir ke arah ku. Aku malah semakin kagum padanya. Walaupun punya kemampuan tingkat tinggi dan mustika yang kuat, Yowan tetap terlihat low profile dan mau membimbing indigo cupu seperti diriku.
“Ya sudah Yow, ini biar sama-sama jadi rahasia kita berdua saja ya….”. Aku lalu menyelipkan kalung itu kembali ke dalam bajunya. Entah karena spontan atau memang terbawa suasana gara gara baru saja habis jadian, Aku sempatkan mencium Yowan di bagian keningnya.
“Aku pamit dulu ya Yow….. Sampai ketemu nanti”.
“Ati-ati ya Yus ku….”. Seperti biasa Aku menunggu Yowan menghilang di balik pagar kos nya, baru kemudian pergi. Sepanjang jalan hatiku tak hentinya berdesir karena Dewi Cinta mampir bersemayam di dalam hatiku.
Harap ini takdirku….
Tuk selalu denganmu oh Dewiku….
Tuk selalu denganmu oh Dewiku….
Diubah oleh jeniussetyo09 26-12-2016 12:33
sotokoyaaa dan 13 lainnya memberi reputasi
14




