Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ichol88Avatar border
TS
ichol88
Ketika Aku belum menikah......
Halo, nama ku Arfa, nama samaran yak. Soalnya ane juga mau jaga privasi.

Aku anak pertama dari 2 bersaudara, adikku perempuan, selisih 1,5 tahun. Bapak ibuku cerai sejak aku belum masuk TK. Aku dan adikku tinggal di Yogyakarta, diasuh oleh kakek-nenek dari ibuku. Waktu itu bapakku lgsg nikah lg dan menetap di Palembang, sementara ibuku menjadi TKW/I di Malaysia. Kakekku berprofesi sbg makelar motor, sapi, dsb dan jg sbg petani jg. Nha, nenekku kerjanya jd Kepala Sekolah, yg aktivitasnya super duper sibuk sekali. Pulang sekolah lgsg ada acara PKK di Kelurahan, malemnya keroncongan, karawitan, nembang, dll. Nenekku cukup berprestasi, di almari nya aja ada 50an lebih piala. Dahsyat.....

ini true story ya guys. cuma namanya pd aku samarin. ohiya, harap maklum kalau tulisan saya kurang greget, ataupun gak seru. di real life pun aku gak pinter ngomong... apalagi di tulisan, hehe. harapan aku sih, dari cerita pengalamanku ini, temen2 bisa ngambil hikmahnya. sukur2 bisa ngasih solusi yg kasusnya hampir mirip dg kasus dalam ceritaku, hehe.

Aku cerita dari jaman SD sekalian ya, singkat aja. Dan berlanjut...

Monggo disimak... emoticon-Smilie

Spoiler for klik satu per satu ya gan sis /:)/:




Spoiler for Catatan Kecil:
Diubah oleh ichol88 25-08-2017 04:18
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
48.9K
269
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Tampilkan semua post
ichol88Avatar border
TS
ichol88
#164
PART 53


Beberapa hari pasca kejadian yg nggak mengenakkan dalam hidupku, aku mulai menenangkan diri sekaligus mempersiapkan diri untuk meneruskan masa depanku. Cita2ku gagal menjadi Polisi bahkan sebelum tes. Jelas satu2nya jalan ku adalah melanjutkan kuliah, karena aku gak punya modal keterampilan untuk langsung terjun ke dunia kerja.

Yg terpikir olehku waktu itu, aku mau mencoba daftar ke STAN. Tapi aku sadar bahwa kemampuan bahasa linggisku sangat2 jelek. Padahal bahasa linggis menjadi salah satu komponen pada tes masuk STAN.
Salah satu usahaku, adalah membujuk nenekku untuk membiayai aku ikut bimbingan kilat untuk menghadapi tes masuk STAN. Kebetulan waktu itu ada salah satu teman sekolahku yg juga daftar kesana, walaupun beda kelas dan dia anak IPA. Sebut aja Ipan.

Hari pertama masuk bimbingan kilat, aku berangkat dibonceng bareng Ipan. Minimal ada kenalan disana, gak celingukan sendiri. Lagipula tanganku masih kaku belum bisa ngendarai motor sendirian dengan enak. Hahahah. Btw, Ipan ini hebat bgt. Anaknya tinggi besar, gagah, dan cakep. Di hari pertama aja udah dapet beberapa kenalan cewek baru. Sementara aku? Aku lg gak mood kenalan sama cewek. Kayanya gara2 aku belum bisa sepenuhnya move on.

Dasar sialan Ipan, enak bener hidupnya. Kayak gak ada beban. Jangan2 dia ikutan bimbingan kilat emang untuk nyari cewek nih. Hahahahahah. Piss ya Pan.

Pulang bimbingan, ibunya Leni SMS aku.


emoticon-mailIbunya Leni: Le, ibu mau ketemu kamu. Bisa nggak?

Aihhh!!! Susah2 move on, ibunya Leni malah ngajakin ketemuan. Ahhhhh. Cobaan apa lagi kah ini? emoticon-Frown


emoticon-mail Arfa: baik bu, tapi setengah jam lagi. Di dekat masjid Agung aja bu.
emoticon-mail Ibunya Leni: gak dirumah aja Le?
emoticon-mail Arfa: wah enggak bu, mau jaga perasaan.
emoticon-mail Ibunya Leni: ya Le.


Akhirnya aku luluh, mau aja diajak ketemuan sama Ibunya Leni. Aku minta tolong ke Ipan.


Arfa: Pan, aku turun di masjid agung aja deh.
Ipan: gak kerumah sekalian?
Arfa: enggak, janjian sama seseorang.
Ipan: cieee. Sama Leni?
Arfa: bukan, eke skrg jomblo boo’.
Ipan: huahahaha. Najisss Fa. Yaudah aku anter kesana.


Beruntung, sampai di Masjid Agung Ibunya Leni belum sampe. Bisa2 Ipan mikir, karena frustasi putus sama Leni aku jd suka sama emak2. Kan parah!

Di Masjid Agung aku menunggu ibunya Leni sampe keringetan. Anjir. Kenapa musti janjian ditempat ini sih, dulu kan pertama kali janjian sama Leni jg ditempat ini. Akhirnya Ibunya Leni datang, lalu kami berdua ngobrol.


Ibunya Leni: duh nak Arfa, sebenernya kalian punya masalah apa to kok tiba2 semuanya jadi kayak gini?
Arfa: saya juga bingung buk... dan sebenernya bukan mau saya seperti ini buk.
Ibunya Leni: katanya Kakaknya Leni dan temen2nya nyulik kamu?
Arfa: ya gitulah buk. Kalo boleh jujur saya tersinggung dengan perlakuannya.
Ibunya Leni: ibu ngerti Le, ibu jg gak setuju dg kakaknya Leni seperti itu. ibu jg malu.
Arfa: gak usah diingat2 lagi Bu...
Ibunya Leni: ibu minta maaf ya Le.
Arfa: ibu gak salah apa2 kok...
Ibunya Leni: terus kamu skrg gimana Le? Mau lanjut kuliah?
Arfa: iya bu, mau masuk STAN.
Ibunya Leni: aamiin. Mudah2an berhasil ya Le.
Arfa: amiin, makasih buk.
Ibunya Leni: kamu tetep boleh kok Le main kerumah ibu.
Arfa: iya bu, sekali lg makasih...


Mula2 percakapan kami enteng nyantai dan enak2 saja. Tapi beberapa saat kemudian..........


Ibunya Leni: sebenernya nenek kamu kok gak setuju kamu pacaran kenapa to Le?
Arfa: wah saya jg nggak tau bu. (males bgt mikirin hal kaya gini ditengah2 kesuntukanku).
Ibunya Leni: kamu belum dikasih tau sama Ibu kamu Le?
Arfa: ada apa to emangnya bu?
Ibunya Leni: kata ibu kamu, sebenernya nenek kamu gak masalah kamu pacaran. Tapi beliau takut kalau kejadian pada anaknya terulang...
Arfa: maksudnya bu???
Ibunya Leni: kata ibu kamu, dulu ibu kamu hamil sebelum menikah... bulik kamu jg... dan mereka masih muda, makanya nenek kamu jg masih muda belum pensiun tapi kamu udah besar Le.
Arfa: (nafasku ngos2an. Mau emosi. Tapi gak tau musti ngapain).


MADAFAKKAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!! Kenyataan pait macam apa ini????????????? Aaaaaaaaggghhhhhhhh!!!!!!!!!!!


Arfa: udah buk, cukup. Cukup. Saya mau pulang, saya capek.
Ibunya Leni: maaf ya Le, ibu gak bermaksud apa2. Ibu cm pngn menyampaikan maksud nenek kamu. Mungkin setelah ini kamu akan lebih menghargai nenek kamu Le.
Arfa: ya buk, mudah2an akalku masih bisa mencerna dengan baik. Saya pamit pulang.


Dari masjid agung sampe rumah, aku gak sadar gimana caraku pulang. Tau2 aku udah dirumah (rumah nenekku). Kebetulan disana ada ibuk juga. Ada adekku juga.

Selama perjalanan pulang entah pikiran dan perasaanku gimana mengolah semua yg barusan aku dengar. Kenyataan yg begitu mencengangkan. Aku frustasization.


PYAAARRRR!!! KROMPYANGGG!!!! PLAAAAARRRRRR!!!!


Aku membanting dan memecahkan apa saja yg bisa kuraih. Semua berantakan. Nenek dan ibuku menangis. Sementara kakek dan adikku terdiam dengan perlakuanku. Lalu ibuku mencoba memelukku untuk menenangkanku. Tapi aku semakin beringas.


Ibuku: kamu kenapa Le? Kamu kenapa...? cerita Le... (sambil nangis)
Nenekku: kowe ki ngopo to Le...???
Arfa: cerewettt kabeehh!!!


PYAAARRRR!!! KROMPYANGGG!!!! PLAAAAARRRRRR!!!!


Seisi rumah pada nangis, entah tetangga pada tau apa enggak. Aku nggak peduli lagi. Aku menanggung kenyataan tidak diasuh bapakku sejak dari aku belum bisa mandi sendiri. Sekarang tau kenyataan bahwa aku adalah hasil hubungan yg belum sah. Bisa dikatakan aku anak haram. FAK!


Arfa: AKU ANAK HARAM??? HA???
Ibuku: siapa yg bilang le...?
Arfa: kenapa ibuk malah cerita ke orang lain????


Ibuku nangis mengurung diri dikamar adikku. Aku masih melanjutkan aksi barbarku. Tiba2 PLAKKK!!!! Nenekku menamparku dengan keras. Aku pun terhenti.


Arfa: mbah, bukan seperti itu sikapmu untuk ngasih tau aku tentang pacaran. Harusnya simbah lebih terbuka. Aku tau batas2nya!


Sekarang gantian aku mengurung diri dikamar.

Aku nangis kejer di dalam kamar. Aku meratapi apa yg terjadi. Air mataku berlinang membasahi bantal bauku yg sudah bercampur dengan iler tidurku tiap hari.

Mungkin hikmah yg bisa kuambil adalah, sejak kecil aku tidak mendapatkan kasih sayang, perhatian, maupun perlindungan dari sesosok ayah. Jadi aku terbiasa berpikir berpikir dan berpikir, apa yg terbaik yg selanjutnya akan aku lakukan.

Cara berfikir adalah anugerah. Aku mulai berfikir, seharusnya aku bersyukur. Entah apa asal muasalku hingga aku bisa lahir di dunia ini, seharusnya aku bisa bersyukur masih bisa hidup layak di tengah keluargaku sekarang. Aku mulai membayangkan gelapnya angkasa luar dan bermiliar2 bintang disana. Apakah hidupku akan lebih berarti seandainya aku terlahir sebagai alien? Apakah aku bisa bermain playstation + bumbu2 bullyan teman2ku seandainya aku terlahir sebagai tumbuhan?

Hidupku akan lebih berarti apabila aku tetap melanjutkan langkahku, sedikit demi sedikit menyongsong masa depan, daat membahagiakan orang2 disekitarku. Perset*an dengan apa kata orang, aku terlahir sbg anak haram.

Tangisku mereda seiring habisnya dan mengeringnya air mata di pipiku. Aku terlelap dengan berbagai macam pikiran2 yg melayang2 mencari jati diriku yg sesungguhnya.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.