Kaskus

Story

winwidjajaAvatar border
TS
winwidjaja
Horor - GO AWAY!
Horor - GO AWAY!


Genre : Horor
Cover : Gabungan - Editting
Design : PicsArt
Penulis : WinWidjaja
Cerita : Non-fiksi


'Mereka' melihat dan tahu semuanya

Sinopsis
Seorang anak kecil bermimpi tentang masa depan. Masa depan, dimana dirinya akan mati di umur dua puluh tahun.

Seiring berjalannya waktu, jati diri perlahan terungkap.


Perhatian-perhatian :
"Update : Tidak menentu"

Part 1 - Berawal dari sebuah mimpi
Part 2 - Keseharian
Part 3 - Kenyataan atau Khayalan?
Part 4 - Putih Biru
Part 5 - Tanda Tanya - Percaya
Part 6 - Flashback 1
Diubah oleh winwidjaja 24-12-2016 15:11
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
2.9K
34
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
winwidjajaAvatar border
TS
winwidjaja
#26
Part 4 - Putih Biru

Rena kini duduk di bangku SMP. Pindah sekolah, lalu menetap di sekolahnya yang sekarang, membuatnya banyak berubah. Ia sekarang mempunyai banyak teman dan empat sahabat yang selalu ada untuknya.

Tapi... Mereka tidak percaya, loh. Kalau Rena bisa berteman, melihat dan berbicara dengan sosok tak kasat mata. Bagi mereka ucapan Rena patut dibawa ke alam mimpi. Rena tidak ambil hati sama sekali. Ia hanya berharap, suatu saat nanti teman-temannya dapat percaya padanya.

Asal Rena berkata kalau di samping temannya ada sosok tak kasat mata sedang ngintilin, temannya malah tertawa terbahak-bahak dan menganggap ucapan Rena lucu.

Rena sering dijadikan bahan tawaan teman-teman. Yah, hanya sekedar bercanda. Rena malah ikut tertawa saja.

Semua... Semua kesabaran Rena dapat terganti dengan adanya bukti.

*****

Bagai di sambar petir siang bolong begini, bu Cindy menyuruh murid-murid untuk menyiapkan sebuah tarian atau dance, yang masing-masing kelompok terdiri dari enam orang. Dan, dalam waktu dua minggu semuanya harus, sudah bisa dan siap untuk di nilai.

Banyak murid-murid yang mengeluh dan tak jarang memberi pendapat mereka sendiri. Tapi, bu Cindy tidak suka omongannya dibantah. Alhasil, murid-murid hanya pasrah.

Rena memilih bersama empat sahabatnya, Silvi, Angela, Lina, Sally. Sisa satu orang, mereka mimilih Brian. Brian suka dance. Jadilah mereka enam orang satu kelompok.

"Dimana nih kita latihannya?" tanya Silvi.

"Rumahku sempit. Jadi, tidak mungkin dirumahku," jawab Angela terlebih dahulu.

"Rumahku rame. Tidak bisa." Tolak Sally.

"Rumahku jauh. Jangan deh," ucap Lina.

"Gimana kalau di rumah Rena saja?" saran Silvi.

"Benar. Rumah Rena saja. Kan, panjang tuh," sahut Angela.

Semua orang melirik Brian yang hanya terdiam sedari tadi. "Gimana, Bri?" tanya Silvi.

"Aku sih ikutan saja. Dimana pun oke," jawab Brian santai, tanpa beban.

Kini giliran mereka melihat Rena, terlebih Silvi yang menatap Rena dengan mata berbinar-binar.

"Kalau kalian tidak keberatan. Yah, dirumahku saja."

"Oke. Kalau begitu, besok, ya?" tanya Silvi.

"Oke," jawab mereka berbarengan.

*****

Keesokan harinya, jam dua siang...

"Judul lagunya Insomnia, penyanyi Craig David. Gimana? tanya Brian.

“Aku sih udah pernah coba lagu ini dan gerakannya juga mudah untuk diikuti,” lanjut Brian.

“Boleh.. Itu lagukan lagi hits banget,” seru Sally.

“Setuju banget,” sahut Lina dan Angela berbarengan.

“Boleh deh lagu itu,” ucap Silvi.

“Kalau kamu gimana?” Brian menatap Rena.

“Aku sih ikut aja. Secara aku kaku banget kalau menari.”

“Tidak apa-apa.. Semua itu kan bisa di pelajari”. Brian tersenyum pada Rena.

Rena tahu Brian sedang mencoba menyemangatinya. Rena membalas senyumannya, meskipun Rena sendiri masih ragu dengan dirinya sendiri.

Akhirnya mereka memulai lagunya hingga mengulang beberapa kali.

“Kulihat gerakan kalian sudah lumayan bagus.” Brian tersenyum lebar.

“Hmm...” Brian terlihat sedang berpikir.

“Gimana kalau sekarang aku pakai video?”

“Boleh,” jawab mereka serempak.

Suara alunan musik terdengar dan mereka pun menari, sedangkan Brian yang videokan tarian mereka. Brian memakai handphone miliknya.

30 menit berlalu..

“Memoriku full nih. Padahal baru 2 kali aku videokan.” Brian menggerutu.

“Pakai handphone aku.” Angela menyodorkan handphone miliknya kepada Brian. Brian mengambilnya lalu menyuruh mereka untuk mengulang kembali tarian mereka.

Mereka kembali menari dan terlihat semangat mereka telah menurun karena kecapekan.

“Sudah.. Kalian istirahat dulu,” ucap Brian yang membuat mereka bisa bernafas lega.

“Hah.. Capek sekali.” Rena membuka suara, kemudian duduk di kursi merah yang sudah disediakan Rena sedari tadi.

“Capek! Pake banget,” sahut Angela lalu menarik kursi merah di samping Rena, kemudian mendudukinya.

“Aku pengen tengok videonya,” ucap Silvi lalu ia mendekati Brian dan kini sudah berada di samping Brian. Lina juga mengikuti Silvi yang kemudian di susul Sally.

Rena dan Angela saling bertatap-tatapan mata. Rena mendekati Angela “Kita disini aja?” bisik Rena di telinga Angela.

“Sebaiknya begitu,” balas Angela dengan suara pelan.

Saat Rena dan Angela sedang asik-asiknya mengobrol, tiba-tiba...

“APA INI?” jerit Silvi.

Rena tersontak, kemudian berjalan kearah Silvi. “Ada apa Sil?” tanya Rena keheranan.

“Ini gak bener,” ucap Silvi lirih sembari menunjuk video yang masih berjalan.

“Rena... Kamu coba tengok sendiri deh,” sahut Brian.

Rena mengambil handphone Angela kemudian melihat ulang video tariannya. Angela tiba-tiba sudah berada di sampingnya, kemudian Rena dan Angela bersama-sama menyaksikan video aneh di rumah Rena.

Bagaimana tidak aneh? Harusnya cuma ada mereka berlima di dalam video ini, tapi... ini mereka berenam. Dan, yang paling parahnya, sosok itu berada di dinding sebelah kanan mereka dan kakinya tidak terlihat. Ia ikut berjalan kesana kemari mengikuti mereka kemudian menghilang.

Sosok tak kasat mata itu berambut pendek sebahu, bermata tajam, memakai pakaian berwarna putih, dan wajahnya putih pucat.

“AAAAA,” jerit Angela histeris. Mereka semua kaget, lalu tanpa aba-aba mereka langsung berlari keluar dari rumah Rena.

“Ini.. Ini gak benar!” jerit Silvi di depan rumah Rena.

“Aku.. Aku takut sekali,” ucap Lina lirih.

“Ini sungguhan,” wajah Angela terlihat pucat.

“Aku gak mau masuk ke dalam lagi.” Tangan Sally bergetar saat mengatakannya.

Rena merasa risih. Rena mengedarkan pandangannya, melihat sekeliling tempat mereka berdiri. Astaga.. Baik tetanggaku maupun orang-orang yang sedang berlalu lalang di depan rumahku sedang melihat kami batin Rena dalam hati.

“Kurasa sebaiknya masuk dulu ke dalam rumahku,” saran Rena, karena merasa sudah sangat tidak enak di lihat orang.

“Gak.. Gak.. Gak,” tolakan mentah dari Silvi.

Rena menatap Sally. “Aku gak mau,” Sally menolak dan berakhir Lina dan Angela ikut menolak.

“Kamu gimana Bri?” tanya Rena pada Brian.

“Tunggu... Aku coba cek video yang ada di dalam handphone-ku dulu” ucap Brian santai.

Kini mereka sedang bersama-sama menyaksikan video tadi dan memang benar adanya. Semua.. Semua video, baik dari handphone Angela maupun Brian tetap ada sosok tak kasat mata tadi.

“Gila.. Ini beneran,” ucap Brian antusias.

“Kamu yang gila Bri,” ucap Silvi galak.

“Kamu kenapa sih? Sensitif banget." Brian keheranan melihat sikap Silvi.

“Kamu lihat situasi dong. Kami takut, kamu malah senang," ucap Silvi ketus.

“Sudah deh. Kita udah di tatap sama orang-orang. Kalian gak malu?” tanya Rena heran.

“Aku mau pulang,” ucap Silvi, diikuti mereka.

Akhirnya mereka tetap bersikeras mau pulang ke rumah masing-masing. Dengan terburu-buru mereka mengambil barang mereka yang ada di dalam rumah Rena.

“Aku cabut dulu. Titip salam buat mamamu,” ucap Brian sembari tersenyum.

“Aku juga cabut dulu ya,” ucap Sally dan Lina berbarengan.

“Aku gak mau datang lagi,” kata Silvi.

“Aku titip salam buat mamamu,” ucap Angela.

Rena hanya dapat mengangguk. Rena melihat mereka berjalan menjauh dari rumahnya, hingga tak terlihat lagi. Tetangga dan orang-orang yang melihat mereka tadi telah bubar. Rena dapat bernafas lega.

Rena merasakan hawa dingin menerpa permukaan kulitnya. Rena berbalik melihat rumahnya. Perasaanku gak enak banget, batin Rena dalam hati.

Rena dengan cepat menutup pintu rumahnya, kemudian berlari keatas.

Bersambung >>>>
Diubah oleh winwidjaja 21-12-2016 17:34
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.