- Beranda
- Stories from the Heart
Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]
...
TS
taucolama
Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]
Quote:
Quote:
Quote:
Spoiler for Prolog:
Quote:
Quote:
Yang suka mohon Rate,Komen, Share.Diubah oleh taucolama 28-02-2017 07:49
afrizal7209787 dan 47 lainnya memberi reputasi
42
1M
1.8K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
taucolama
#462
Jalan berliku part 2
Hidup adalah perjalanan hidup yang penuh liku liku. Pagi itu aku bersiap berangkat kerumah Viona. Belum juga berangkat Viona menelpon agar aku mengajak ibu kerumahnya. Aku segera memberitahu ibu. Ibu yang belum siap jadi sedikit ngomel ke aku, kenapa ga bilang dari semalam kata Ibu. Setelah menunggu agak lama ibu siap dan kami berangkat. Singkat cerita kami sampai dirumah Om Hadi. Viona membukakan pintu dan kemudian mencium tangan ibuku. Ibuku diajak masuk ke kamar om Hadi dan aku disuruh menunggu diruang tamu.
Lama Ibu dan Om Hadi berbicara. Menurut Viona keadaan om Hadi kurang begitu baik sejak malam.
Akhirnya ibu keluar juga. Ibu berbicara sebentar dengan Viona, lalu ibu mengajak pulang. Aku kekamar Om Hadi pamit pulang dan om Hadi berpesan agar aku segera berbicara dengan Ibu. Setelah pamitan dengan om Hadi aku pamit pada Viona. Aku dan Ibu pulang.
Aku menyetir mobil dengan perasaan tak karuan ada apa dengan Om Hadi. Apa yang dibicarakan dengan Ibu.
"Ibu, apa tadi yang dibicarakan dengan Om Hadi?": kataku.
"Om Hadi ingin kamu menikahi Viona dalam waktu seminggu ini": kata Ibu.
"apa ga salah bu bagaimana persiapan dan segala macamnya apa jawaban Ibu": kataku
"ibu jawab iya ibu setuju awalnya ibu mengira Viona hamil duluan tapi akhirnya Om Hadi jujur dia lagi sakit keras": kata Ibu.
"Om Hadi sakit keras? maksudnya gimana?": kataku.
"Ibu juga ga tau sakit apa, yg jelas om Hadi ingin kalian segera menikah dan Ibu mengerti alasan om Hadi. Kalian menikah dulu biar resepsinya belakangan.": kata Ibu.
"Aku mengerti bu": kataku
"Walau umur kamu 21 tahun ibu harap kamu sudah berpikiran dewasa karena pernikahan bukan main main banyak tantangan kedepannya. Sampe rumah kamu segera urus surat nikah. Ibu mau hubungin kakakmu dulu ya ibu pikir lebih baik begini sebelum ibu pindah ke kota lain tinggal dekat kakakmu kalian sudah menikah terlebih dahulu": kata Ibu.
"iya ibu, doakan ibu agar anakmu ini jadi orang yg berguna bagi keluarga": kataku.
"iya ibu selalu mendoakanmu, jangan bilang Viona papahnya sakit keras dan seharusnya ibu ga boleh bilang ini kepadamu": kata ibu.
Sampai dirumah aku mulai mengurus surat NA
3 hari kemudian aku kerumah Viona memberikan surat NA ke Viona. Disana ada tante Shinta dan Tania. Lama aku berbicara dengan tante Shinta sama sepertiku tante Shinta menasehatiku dan aku dipanggil om Hadi kekamarnya. Om Hadi menasehatiku panjang lebar kulihat om Hadi pucat tak seperti hari hari yg lalu. Setelah lama aku bicara dengan om Hadi. Aku keluar dan duduk ditaman dan Viona menghampiriku.
"ka, apa yang kamu pikirkan sepertinya kamu resah": kata Viona
"takdir hidup ini kadang ku tak mengerti tiba tiba saja kita akan menikah": kataku.
"apa kaka ga mau menikah denganku?": tanya Viona
"bukan seperti itu hanya aku belum punya apa apa tuk bahagiakan kamu": kataku.
"hadirmu disini cukup buatku bahagia": kata Viona.
Pikiranku melayang seperti apa takdir kedepan yang akan ku jalani. Entahlah manusia hanya menjalankan skenario dari Tuhan, tak tau apa yang akan terjadi esok dikemudian hari.
Hidup adalah perjalanan hidup yang penuh liku liku. Pagi itu aku bersiap berangkat kerumah Viona. Belum juga berangkat Viona menelpon agar aku mengajak ibu kerumahnya. Aku segera memberitahu ibu. Ibu yang belum siap jadi sedikit ngomel ke aku, kenapa ga bilang dari semalam kata Ibu. Setelah menunggu agak lama ibu siap dan kami berangkat. Singkat cerita kami sampai dirumah Om Hadi. Viona membukakan pintu dan kemudian mencium tangan ibuku. Ibuku diajak masuk ke kamar om Hadi dan aku disuruh menunggu diruang tamu.
Lama Ibu dan Om Hadi berbicara. Menurut Viona keadaan om Hadi kurang begitu baik sejak malam.
Akhirnya ibu keluar juga. Ibu berbicara sebentar dengan Viona, lalu ibu mengajak pulang. Aku kekamar Om Hadi pamit pulang dan om Hadi berpesan agar aku segera berbicara dengan Ibu. Setelah pamitan dengan om Hadi aku pamit pada Viona. Aku dan Ibu pulang.
Aku menyetir mobil dengan perasaan tak karuan ada apa dengan Om Hadi. Apa yang dibicarakan dengan Ibu.
"Ibu, apa tadi yang dibicarakan dengan Om Hadi?": kataku.
"Om Hadi ingin kamu menikahi Viona dalam waktu seminggu ini": kata Ibu.
"apa ga salah bu bagaimana persiapan dan segala macamnya apa jawaban Ibu": kataku
"ibu jawab iya ibu setuju awalnya ibu mengira Viona hamil duluan tapi akhirnya Om Hadi jujur dia lagi sakit keras": kata Ibu.
"Om Hadi sakit keras? maksudnya gimana?": kataku.
"Ibu juga ga tau sakit apa, yg jelas om Hadi ingin kalian segera menikah dan Ibu mengerti alasan om Hadi. Kalian menikah dulu biar resepsinya belakangan.": kata Ibu.
"Aku mengerti bu": kataku
"Walau umur kamu 21 tahun ibu harap kamu sudah berpikiran dewasa karena pernikahan bukan main main banyak tantangan kedepannya. Sampe rumah kamu segera urus surat nikah. Ibu mau hubungin kakakmu dulu ya ibu pikir lebih baik begini sebelum ibu pindah ke kota lain tinggal dekat kakakmu kalian sudah menikah terlebih dahulu": kata Ibu.
"iya ibu, doakan ibu agar anakmu ini jadi orang yg berguna bagi keluarga": kataku.
"iya ibu selalu mendoakanmu, jangan bilang Viona papahnya sakit keras dan seharusnya ibu ga boleh bilang ini kepadamu": kata ibu.
Sampai dirumah aku mulai mengurus surat NA
3 hari kemudian aku kerumah Viona memberikan surat NA ke Viona. Disana ada tante Shinta dan Tania. Lama aku berbicara dengan tante Shinta sama sepertiku tante Shinta menasehatiku dan aku dipanggil om Hadi kekamarnya. Om Hadi menasehatiku panjang lebar kulihat om Hadi pucat tak seperti hari hari yg lalu. Setelah lama aku bicara dengan om Hadi. Aku keluar dan duduk ditaman dan Viona menghampiriku.
"ka, apa yang kamu pikirkan sepertinya kamu resah": kata Viona
"takdir hidup ini kadang ku tak mengerti tiba tiba saja kita akan menikah": kataku.
"apa kaka ga mau menikah denganku?": tanya Viona
"bukan seperti itu hanya aku belum punya apa apa tuk bahagiakan kamu": kataku.
"hadirmu disini cukup buatku bahagia": kata Viona.
Pikiranku melayang seperti apa takdir kedepan yang akan ku jalani. Entahlah manusia hanya menjalankan skenario dari Tuhan, tak tau apa yang akan terjadi esok dikemudian hari.
itkgid dan 11 lainnya memberi reputasi
12
![Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/12/02/9119792_201612020532230372.jpg)
![Gelap tak selamanya kelam [TAMAT]](https://dl.kaskus.id/i1109.photobucket.com/albums/h440/awtian/ob9bzx9x-1.gif)
A :
INDEX