Kaskus

Story

carienneAvatar border
TS
carienne
Dunia Yang Sempurna [TAMAT]
Dunia Yang Sempurna [TAMAT]


Dunia Yang Sempurna [TAMAT]
(credit to : risky.jahatfor the beautiful cover)


PROLOG :


Gue selalu percaya, apapun yang kita alami di dunia ini selalu memiliki alasan tersendiri. Ga terkecuali dengan kehadiran orang-orang di kehidupan kita. Setiap orang, setiap hal, memiliki perannya masing-masing di kehidupan kita ini. Ada yang datang untuk sekedar menguji kesabaran kita, ada yang datang untuk menyadarkan kita akan mimpi dan harapan yang selalu mengiringi kita.

Gue menulis cerita ini, sebagai wujud rasa cinta gue terhadap segala yang pernah terjadi kepada gue. Ada yang ingin gue lupakan, dan ada yang ingin gue kenang selamanya. Tapi pada satu titik gue menyadari, bahwa ga ada yang harus gue lupakan, melainkan gue ambil pelajarannya. Dan untuk segala yang pernah hadir di hidup gue, ataupun yang akan hadir, gue mengucapkan terima kasih dari hati gue yang terdalam.

Cerita ini berawal pada tahun 2006, pada saat gue masih culun-culunnya menjalani kehidupan. Gue baru saja lulus SMA, dan memutuskan untuk merantau, meskipun ga jauh-jauh amat, ke ibukota untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Gue masih mengingat dengan jelas momen ketika gue mencium tangan ibu, dan elusan kepala dari bapak, yang mengantarkan gue ke gerbang rumah, sebelum gue menaiki angkutan umum yang akan membawa gue ke ibukota.

Ketika angkutan umum yang membawa gue ke ibukota itu mulai berjalan, gue sama sekali ga bisa membayangkan apa yang akan terjadi di hidup gue selanjutnya. Tentu saja gue ga bisa membayangkan kehadiran seseorang, yang dengan segala keunikan dan keistimewaannya, memberikan warna tersendiri di hati gue.

Nama gue Gilang, dan semoga sekelumit cerita gue ini bisa berkenan bagi kalian semua.


Quote:
Diubah oleh carienne 27-03-2017 21:48
afrizal7209787Avatar border
radoradaAvatar border
elbe94Avatar border
elbe94 dan 51 lainnya memberi reputasi
52
2M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
carienneAvatar border
TS
carienne
#3402
PART 71

Gw berlari memasuki kamar Ara, yang sekarang kosong melompong. Ga ada satupun yang bisa gw tanyai kemana Ara dibawa pergi. Dengan tergesa-gesa gw menuju ke sudut tempat meja perawat berada, dan gw bertanya kemana Ara dibawa pergi.

“ke ICU, mas.” jawab seorang perawat bertubuh gemuk.

setelah mengucapkan terima kasih, secepat kilat gw menuju ke lift. Karena lift itu ga kunjung datang, gw ga sabaran dan langsung menuruni tangga. Lebih cepat, pikir gw. Sesampainya di lantai dasar, gw langsung berlari menuju ke ICU. Gw melambatkan laju lari gw, dan mengubahnya menjadi berjalan setelah sampai di selasar di depan ICU. Diluar ICU gw melihat ayahnya Ara berdiri sambil melipat tangan di dada, dan berbicara serius dengan salah satu kerabatnya.

“Acha kenapa, Om?” tanya gw.

“tekanan darahnya drop sekali, mas.” jawab ayahnya Ara singkat. “mamanya sama tantenya ada di dalem.”

gw mengangguk. Gw tahu ada aturan bahwa penunggu pasien di ICU maksimal dua orang, demi kenyamanan dan kesembuhan pasien itu sendiri. Mau ga mau gw menunggu diluar, meskipun di dalam hati gw ingin sekali menyusulnya di dalam.

Gw kemudian duduk di kursi yang diperuntukkan bagi keluarga pasien, dan berharap-harap cemas, menanti giliran gw untuk bisa menengoknya masuk. Ketika itulah gw melihat Jihan dari kejauhan, celingukan mencari sesuatu. Gw bangkit dan bergegas menghampirinya.

“kemana si lo ninggalin gw gitu aja...” sungutnya begitu melihat gw.

“iya sorry, tadi tau-tau Ara dibawa turun ke ICU...” jawab gw.

“Ara kenapa?”

“tensinya drop katanya, gw juga belum bisa nengok masuk...”

dia menarik gw berjalan ke arah ICU, dan berdiri menempel di tembok, menjauhi lalu lalang orang-orang yang berjalan.

“abis ini kita masuk ya.” katanya tegas.

“bapaknya duluan paling, gw setelah itu aja.”

“yaudah lo sama bapaknya aja, gw nanti. Yang penting itu lo harus segera masuk.”

“iya...”

Akhirnya gw mendapatkan kesempatan untuk masuk dan menengok Ara, sekitar setengah jam kemudian. Sendirian. Gw melangkah ke dalam ICU yang sebelumnya sudah sempat gw kunjungi sewaktu gw tiba disini, dan langsung menuju ke sebuah tempat tidur yang tertutup tirai panjang. Gw menatap Ara yang sedang tidur. Kulitnya bersinar, memantulkan cahaya lampu berwarna putih yang menerangi seluruh ruangan. Sebuah selang tampak terpasang di hidungnya.

Gw berdiri disampingnya, dan menyibakkan beberapa helai rambut yang menutupi dahinya dengan lembut. Gw mengecup dahinya pelan, dan merasakan betapa gw mencintainya, sekali lagi. Ini istri gw, pikir gw dengan getir. Memang janji suci itu belum secara resmi gw ikrarkan, tapi di dalam hati gw, dia sudah menjadi istri gw. Belahan jiwa gw. Satu yang selalu gw nantikan di setiap mimpi gw.

Gw menarik sebuah kursi plastik dan kemudian duduk disamping tempat tidurnya. Gw meraih tangannya yang terkulai tak bertenaga, dan merasakan setiap lekuk jemarinya. Bibir gw terus-terusan mengucapkan berbait-bait doa, dan gw seakan berharap doa gw itu tersalurkan melalui setiap sentuhan tangan gw.

Kemudian Ara terbangun.

Gw tersenyum melihat dia membuka mata, dan menatap gw dengan sayu. Kedua tatapan kami bertemu, dan bibirnya yang pucat itu menyunggingkan senyum. Sebenarnya entah sudah berapa ribu kali kedua mata ini saling bertatapan, namun bagi gw saat inilah gw menatapnya dengan sepenuh hati, dengan sudut pandang yang berbeda. Bukan lagi sebagai teman sebelah kamar kosan, bukan lagi sebagai teman sekampus. Dia istri gw.

“hai.” ucap gw pelan. Hanya itu yang bisa gw ucapkan.

“hai.” balasnya lirih.

tangannya mencoba menggapai tangan gw, dan langsung gw sambut dengan genggaman erat kedua tangan gw.

“maafin aku yah...” katanya pelan dengan tersenyum. Dia tak lagi menggunakan “gw-lo” kepada gw. “kondisi aku kaya gini didepan kamu...”

gw menggeleng.

“kamu ga perlu minta maaf, karena memang ga ada yang salah dari kamu. Apapun kondisimu, aku terima.” gw menarik napas, dan menelan ludah.

“aku cinta kamu apa adanya.” bisik gw lembut.

dia tersenyum lagi ke gw, dan mengelus pipi gw pelan. Tangannya terasa dingin di pipi gw.

“aku juga cinta kamu apa adanya sejak tiga tahun yang lalu.” katanya lirih. Tampak air matanya mulai terbit.

“hampir empat tahun yang lalu.” gw meralat, dan tersenyum padanya.

“oh, udah mau empat tahun ya...” dia memejamkan mata, dan tersenyum seakan membayangkan apa yang telah kami lalui selama ini. “kamu orang terlama yang spesial di hati aku.”

“kamu bahkan pacar pertama aku...” balas gw. “dan langsung jadi calon istri...”

dia tertawa pelan.

“emang kamu pernah ‘nembak’ aku?”

“pernah kan, tapi kamu tolak.” sahut gw sambil tertawa dan mengelus punggung tangannya pelan.

dia terdiam sesaat, kemudian memandangi gw dengan sayu.

“aku ga pernah nolak kamu kok...”

kali ini gw yang terdiam.

“kan selama tiga tahun ini aku ga pernah punya pacar lagi, soalnya sudah ada kamu disamping aku...” dia tersenyum dan mengelus pipi gw lagi.

dia menatap langit-langit ruangan. Matanya berkaca-kaca.

“ketika ada kamu disamping aku, rasanya aku ga butuh yang lain...” katanya lirih. “aku ngerasa nyaman banget ada disamping kamu selama ini. Dengan semua perhatian dan sikap kamu ke aku...”

“tapi...” gw memotong.

Ara mengangkat tangannya sedikit, memberi isyarat gw untuk menunda pendapat gw itu, dan melanjutkan mendengarkan apa yang dia katakan.

“aku tahu memang kita ga pernah resmi saling mengungkapkan perasaan masing-masing, tapi apa yang kamu lakuin ke aku selama ini udah cukup membuktikan bahwa kamu memang mencintai aku...”

dia terdiam, dan memejamkan matanya. Sesaat kemudian dia membuka matanya kembali.

“terima kasih....” katanya lembut.
julian147
sormin180
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.