- Beranda
- Stories from the Heart
Horor - GO AWAY!
...
TS
winwidjaja
Horor - GO AWAY!
Genre : Horor
Cover : Gabungan - Editting
Design : PicsArt
Penulis : WinWidjaja
Cerita : Non-fiksi
'Mereka' melihat dan tahu semuanya
Sinopsis
Seorang anak kecil bermimpi tentang masa depan. Masa depan, dimana dirinya akan mati di umur dua puluh tahun.
Seiring berjalannya waktu, jati diri perlahan terungkap.
Perhatian-perhatian :
"Update : Tidak menentu"
Part 1 - Berawal dari sebuah mimpi
Part 2 - Keseharian
Part 3 - Kenyataan atau Khayalan?
Part 4 - Putih Biru
Part 5 - Tanda Tanya - Percaya
Part 6 - Flashback 1
Diubah oleh winwidjaja 24-12-2016 15:11
anasabila memberi reputasi
1
2.9K
34
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
winwidjaja
#25
Part 3 - Kenyataan atau Khayalan?
Belakangan ini Rena dilema. Antara kenyataan atau khayalan. Mereka memang benar ada atau hanya khayalanku? Rena membatin.
Rena memutuskan untuk tidak menggubris 'mereka' lagi. Ia baru menyadari sejak wanita itu masuk ke dalam mimpinya.
Hari ini Rena tidur bersama nenek dan kakeknya di lantai tiga. Di kamar neneknya ada balkon. Dari balkon dapat melihat pemandangan luar sana.
"Tidur... Sudah malam. Besok mau sekolah," ucap nenek.
Rena mengangguk. Nenek mematikan lampu. Awalnya gelap sekali, lalu ada sedikit terang dari lampu jalanan. Rena merasakan ranjangnya bergerak, tanda nenek sudah ada di sampingnya.
Rena tidur di paling pojok yang langsung sampingnya jendela. Rena paling suka tidur di pojokkan.
Beberapa menit kemudian...
"Nek, sudah tidur?" tanya Rena. Nenek menghadap kearah kakek, otomatis Rena tidak tahu apakah nenek sudah terlelap atau belum.
Kakeknya sedari tadi sudah tidur dan mungkin... Neneknya juga ikut terlelap.
Dirasa tidak ada sahutan dari sang nenek, Rena berbalik ke samping. Ia menutup kedua matanya. Rasanya sulit sekali untuk terlelap.
Samar-samar, melalui indra pendengarannya ia mendengar suara gesekan dari luar. Ia membuka kedua matanya dan melihat jendela.
Ada bayangan seseorang dari jendela. Rena menyipitkan kedua matanya. Seorang wanita rupanya. Seorang wanita tengah menggesek jarinya ke tiang. Rena menatap lekat apa yang tengah dilakukan wanita itu.
Tiba-tiba suara berhenti...
Wanita itu berbalik dan menatapnya.
Rena terkejut. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tidak berani bersuara.
Wanita itu berdiri. Wanita itu seperti tahu Rena tengah melihat aktivitasnya. Detak jantung Rena semakin tak karuan. Ia bergidik ngeri. Refleks Rena menutup kedua matanya.
Tapi... Rena penasaran. Rena kembali membuka kedua matanya. Ia menghela nafas beberapa kali. Sudah hilang. Untung saja. Batin Rena.
Ada kelegaan tersendiri untuk Rena.
Tapi, kelegaannya tidak berlangsung lama. Rena merasa ada seseorang yang sedang menatapnya. Dirinya merasa tidak aman. Ia menoleh ke samping.
Wanita itu masuk ke dalam kamar dan sekarang tengah berdiri dan menatapnya lekat. Rena melotot. Badannya kaku seketika. Rena merasa jantungnya seakan berhenti berdetak.
Rena mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Ia tidak berani menjerit ataupun berbicara.
Entah sudah berapa lama, wanita itu masih menatapnya. Tapi, anehnya wanita itu tiba-tiba melihat kearah lain, bukan kearah Rena lagi. Lalu, wanita itu seketika menghilang.
Rena mengernyit. Ada apa di pintu kamar sebelah kanan? Kok, dia takut sekali, ya?
Rena sama sekali tidak paham. Karena takut nantinya akan terulang lagi, Rena segera menutup kedua matanya. Dalam hati Rena menghitung domba, hingga kegelapan menguasainya.
Bersambung >>>
Belakangan ini Rena dilema. Antara kenyataan atau khayalan. Mereka memang benar ada atau hanya khayalanku? Rena membatin.
Rena memutuskan untuk tidak menggubris 'mereka' lagi. Ia baru menyadari sejak wanita itu masuk ke dalam mimpinya.
Hari ini Rena tidur bersama nenek dan kakeknya di lantai tiga. Di kamar neneknya ada balkon. Dari balkon dapat melihat pemandangan luar sana.
"Tidur... Sudah malam. Besok mau sekolah," ucap nenek.
Rena mengangguk. Nenek mematikan lampu. Awalnya gelap sekali, lalu ada sedikit terang dari lampu jalanan. Rena merasakan ranjangnya bergerak, tanda nenek sudah ada di sampingnya.
Rena tidur di paling pojok yang langsung sampingnya jendela. Rena paling suka tidur di pojokkan.
Beberapa menit kemudian...
"Nek, sudah tidur?" tanya Rena. Nenek menghadap kearah kakek, otomatis Rena tidak tahu apakah nenek sudah terlelap atau belum.
Kakeknya sedari tadi sudah tidur dan mungkin... Neneknya juga ikut terlelap.
Dirasa tidak ada sahutan dari sang nenek, Rena berbalik ke samping. Ia menutup kedua matanya. Rasanya sulit sekali untuk terlelap.
Samar-samar, melalui indra pendengarannya ia mendengar suara gesekan dari luar. Ia membuka kedua matanya dan melihat jendela.
Ada bayangan seseorang dari jendela. Rena menyipitkan kedua matanya. Seorang wanita rupanya. Seorang wanita tengah menggesek jarinya ke tiang. Rena menatap lekat apa yang tengah dilakukan wanita itu.
Tiba-tiba suara berhenti...
Wanita itu berbalik dan menatapnya.
Rena terkejut. Ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tidak berani bersuara.
Wanita itu berdiri. Wanita itu seperti tahu Rena tengah melihat aktivitasnya. Detak jantung Rena semakin tak karuan. Ia bergidik ngeri. Refleks Rena menutup kedua matanya.
Tapi... Rena penasaran. Rena kembali membuka kedua matanya. Ia menghela nafas beberapa kali. Sudah hilang. Untung saja. Batin Rena.
Ada kelegaan tersendiri untuk Rena.
Tapi, kelegaannya tidak berlangsung lama. Rena merasa ada seseorang yang sedang menatapnya. Dirinya merasa tidak aman. Ia menoleh ke samping.
Wanita itu masuk ke dalam kamar dan sekarang tengah berdiri dan menatapnya lekat. Rena melotot. Badannya kaku seketika. Rena merasa jantungnya seakan berhenti berdetak.
Rena mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Ia tidak berani menjerit ataupun berbicara.
Entah sudah berapa lama, wanita itu masih menatapnya. Tapi, anehnya wanita itu tiba-tiba melihat kearah lain, bukan kearah Rena lagi. Lalu, wanita itu seketika menghilang.
Rena mengernyit. Ada apa di pintu kamar sebelah kanan? Kok, dia takut sekali, ya?
Rena sama sekali tidak paham. Karena takut nantinya akan terulang lagi, Rena segera menutup kedua matanya. Dalam hati Rena menghitung domba, hingga kegelapan menguasainya.
Bersambung >>>
0