- Beranda
- Stories from the Heart
Horor - GO AWAY!
...
TS
winwidjaja
Horor - GO AWAY!
Genre : Horor
Cover : Gabungan - Editting
Design : PicsArt
Penulis : WinWidjaja
Cerita : Non-fiksi
'Mereka' melihat dan tahu semuanya
Sinopsis
Seorang anak kecil bermimpi tentang masa depan. Masa depan, dimana dirinya akan mati di umur dua puluh tahun.
Seiring berjalannya waktu, jati diri perlahan terungkap.
Perhatian-perhatian :
"Update : Tidak menentu"
Part 1 - Berawal dari sebuah mimpi
Part 2 - Keseharian
Part 3 - Kenyataan atau Khayalan?
Part 4 - Putih Biru
Part 5 - Tanda Tanya - Percaya
Part 6 - Flashback 1
Diubah oleh winwidjaja 24-12-2016 15:11
anasabila memberi reputasi
1
2.9K
34
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
winwidjaja
#14
Part 2 - Keseharian
Anak kecil itu kuberi nama Rena. Rena kini berusia sekitar tujuh tahun.
Pada umumnya, anak di usia Rena seharusnya bersenang-senang, menghabisi waktu dengan teman-teman. Tapi, tidak untuk Rena. Baginya, kesehariannya hanya untuk hidup dalam kesendirian.
Bukan berarti Rena tidak punya teman. Dia ada teman. Tapi, temannya 'mereka', sosok tak kasat mata yang hanya dapat ia lihat sendiri.
Rena sudah hampir mati untuk kesekian kalinya. Dimulai dari baby. Mamanya cerita. Saat ia tengah dalam gendongan mamanya, mamanya seperti didorong seseorang dari belakang. Beruntung, Rena tidak kenapa-napa. Ia masih selamat.
Anehnya dan penuh tanda tanya. Siapa yang mendorong mamanya?
Padahal, tidak ada siapapun di atas.
Lalu, Rena pernah hampir terpeleset dari tangga. Beruntungnya, ia seperti dicegah oleh seseorang supaya tidak jatuh. Jika saja ia jatuh, kemungkinan besar kepalanya terbentur parah.
Rena pernah merasakan ditarik seseorang dalam tidurnya. Seperti nyata dan ia dibawa ke tempat gelap. Rasanya begitu nyata. Tapi, Rena mencoba untuk mengacuhkannya. Rena hampir tidak bangun. Tapi, saat ia mendengar suara jeritan mamanya, ia langsung terbangun.
Terkunci di dalam gudang. Sungguh nasib sial, menurut Rena. Tapi, ia beruntung mempunyai teman seperti 'mereka'. Jika bukan karena 'mereka', mungkin Rena membusuk di dalam gudang bawah tangga.
Saat di dalam toilet, Rena dikurung oleh teman sekelasnya. Suasana toilet begitu sepi. Karena, kata banyak orang di toilet itu banyak sosok tak kasat mata berada. Tapi, Rena sama sekali tidak peduli. Setidaknya, menurutnya mereka lebih baik daripada teman nyatanya.
Saat Rena di bully oleh teman sekelasnya, ia hanya pasrah. Tapi, semua ada balasan. Semua yang membuatnya terluka, mendapatkan balasan yang lebih parah. Entah dari mana. Awalnya Rena senang, tapi... Lama kelamaan ini tidak wajar.
Semua...
Semuanya terasa aman dan baik-baik saja dengan 'mereka'.
Namun, semua terbuka perlahan-lahan. 'Mereka' meminta lebih. Bukan hanya butuh teman, tapi mereka butuh nyawa seseorang.
Seseorang yang paling bisa diandalkan, bisa melihat mereka dan paling dekat dengan 'mereka'.
Salah satunya, 'Rena'.
Dari awal, semuanya sudah tampak aneh. Hanya saja, Rena tidak sadar sama sekali.
Kenyataan, kenyataan yang membawanya pada titik dimana ia harus berhenti berbicara, mendengar, melihat dan memperdulikan 'mereka'.
Bersambung >>>
Pada umumnya, anak di usia Rena seharusnya bersenang-senang, menghabisi waktu dengan teman-teman. Tapi, tidak untuk Rena. Baginya, kesehariannya hanya untuk hidup dalam kesendirian.
Bukan berarti Rena tidak punya teman. Dia ada teman. Tapi, temannya 'mereka', sosok tak kasat mata yang hanya dapat ia lihat sendiri.
Rena sudah hampir mati untuk kesekian kalinya. Dimulai dari baby. Mamanya cerita. Saat ia tengah dalam gendongan mamanya, mamanya seperti didorong seseorang dari belakang. Beruntung, Rena tidak kenapa-napa. Ia masih selamat.
Anehnya dan penuh tanda tanya. Siapa yang mendorong mamanya?
Padahal, tidak ada siapapun di atas.
Lalu, Rena pernah hampir terpeleset dari tangga. Beruntungnya, ia seperti dicegah oleh seseorang supaya tidak jatuh. Jika saja ia jatuh, kemungkinan besar kepalanya terbentur parah.
Rena pernah merasakan ditarik seseorang dalam tidurnya. Seperti nyata dan ia dibawa ke tempat gelap. Rasanya begitu nyata. Tapi, Rena mencoba untuk mengacuhkannya. Rena hampir tidak bangun. Tapi, saat ia mendengar suara jeritan mamanya, ia langsung terbangun.
Terkunci di dalam gudang. Sungguh nasib sial, menurut Rena. Tapi, ia beruntung mempunyai teman seperti 'mereka'. Jika bukan karena 'mereka', mungkin Rena membusuk di dalam gudang bawah tangga.
Saat di dalam toilet, Rena dikurung oleh teman sekelasnya. Suasana toilet begitu sepi. Karena, kata banyak orang di toilet itu banyak sosok tak kasat mata berada. Tapi, Rena sama sekali tidak peduli. Setidaknya, menurutnya mereka lebih baik daripada teman nyatanya.
Saat Rena di bully oleh teman sekelasnya, ia hanya pasrah. Tapi, semua ada balasan. Semua yang membuatnya terluka, mendapatkan balasan yang lebih parah. Entah dari mana. Awalnya Rena senang, tapi... Lama kelamaan ini tidak wajar.
Semua...
Semuanya terasa aman dan baik-baik saja dengan 'mereka'.
Namun, semua terbuka perlahan-lahan. 'Mereka' meminta lebih. Bukan hanya butuh teman, tapi mereka butuh nyawa seseorang.
Seseorang yang paling bisa diandalkan, bisa melihat mereka dan paling dekat dengan 'mereka'.
Salah satunya, 'Rena'.
Dari awal, semuanya sudah tampak aneh. Hanya saja, Rena tidak sadar sama sekali.
Kenyataan, kenyataan yang membawanya pada titik dimana ia harus berhenti berbicara, mendengar, melihat dan memperdulikan 'mereka'.
Bersambung >>>
0