Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

moncherryAvatar border
TS
moncherry
Karena kita dulu pernah pacaran
Prolog

Gue nggak pernah merokok, dan nggak punya niat untuk memulainya. Gue nggak masalah kalau orang lain merokok, cuman ya plis tahu diri aja. Kalau emang di angkot, tolong jangan sempet-sempetin ngerokok biarpun sekarang sebatang juga udah kaya segenggam berlian. Dan karena gue pemalu, gue nggak punya hati buat negur orang yang kelakuannya sedikit miring begitu. Sehingga ketika lo tahu-tahu mukulin tangannya orang itu sampai rokoknya jatuh dari tangan ke luar pintu angkot. Gue menjadi terkagum-kagum. Berusaha untuk melihat ke dalam mata lo. Tapi saking pemalunya gue, gue cuma sanggup melihat ke baju lo, dan menganggumi teramat-sangat dari situ. Dan mungkin, mungkin aja dari situ titik mula kenapa gue mencoba-coba untuk mengenal lo.

Gue ingat ketika sekolah kita tinggal lima meter lagi, lo melihat ke arah gue dari sudut mata, kelihatan ketus tapi lo berkata dengan suara lembut. " Jangan bengong terus. Sekolah bentar lagi nyampe. " Dan saat itu juga gue langsung merasa nggak enak. Sama persis perasaannya seperti perasaan baru ketahuan nyolong permen karet sama kasir alfamidi. Gue nggak enak begitu karena gue ada rasa sama lo. Dan ketika angkotnya berhenti didepan gerbang sekolah kita, lo membuang muka, turun duluan dan berjalan lurus aja ke pagar tanpa melihat ke belakang terlebih dahulu. Membuat gue melihat punggung lo dengan perasaan nggak keruan. Dan mungkin, mungkin aja dari situ titik dimana gue sadar bahwa menjadikan lo sebuah crush adalah kesalahan pertama gue menjadi teenager.

Tapi itu nggak menghentikan gue, karena dua tahun dari kejadian itu, kita somewhat resmi pacaran.

Dan terluka di tahun berikutnya.

*

Quote:


Quote:
Diubah oleh moncherry 21-12-2016 04:47
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
12.3K
150
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Tampilkan semua post
moncherryAvatar border
TS
moncherry
#95
Waktu lo nangis di depan gue


" Sebenarnya, " elo menatap mata gue. " Ada banyak yang gue ingin ceritain ke elo, Cha. "

Gue mengalihkan pandangan gue ke lemari buku gue dan memusatkan semua perhatian gue disana. " Karena sekalipun kita baru dekat, rasanya gue kayak bisa cerita apapun itu ke elo. "

" Tawaran yang tadi. " Gue menyembunyikan sejumput rambut yang tadi masuk ke mulut gue ke balik telinga. " Masih berlaku nggak? " tanya gue nengok ke arah lo.

Elo tersenyum, tapi mata lo sedih. Disaat gue bilang 'nggak jadi', elo ngerocos. " Yaudah, Bagian mana yang elo pengen tahu? "

" Semuanya " Kata gue ragu-ragu. " I mean, kalau elo mau. "

" Oke. " Elo nyender di bantal punggung sambil melihat ke langit-langit kamar. " Gue mulai darimana ya? Oh, dari sini aja."

Dan dari situ elo menumpahkan semuanya, elo cerita A sampai Z dengan sangat mendetail. Sekalipun muka elo dipasang setegar mungkin, sekalipun suara elo terkesan kayak semua cerita ini kayak artikel yang elo baca sambil lalu dari koran. Tapi gue tahu, semuanya terasa pahit di lidah lo sebelum semuanya elo katakan, dan elo juga nggak yakin apakah gue harusmendengar bagian-bagian dari cerita elo. Meskipun begitu, elo ceritain semuanya. Seakan-akan, besok kita nggak ketemu lagi. Seakan-akan setelah semua ini, elo akan pecah seperti gelembung sabun yang ditusuk peniti.

Mendengar semua cerita itu membuat bahu gue tertekuk lemes. Gue nggak bisa ngomong apa-apa, ataupun bilang 'Sabar ya,'. Karena nggak ada kata-kata yang bisa meringankan elo dari semua hal yang telah lo lalui. Sehingga gue cuma bisa menatap lo dengan gusar, dan berharap ada sesuatu dari gue yang membuat lo sejenak lupa akan kehidupan lo di rumah.

Tanpa sadar, gue memegang tangan dan meremas lo. Lalu berharap dukungan yang berasal dari hati gue, nyampe juga ke hati elo lewat tangan gue.

Elo memaksakan diri buat tertawa, meremas tangan gue dengan sedikit gemetar, lalu bertanya. " Kenapa? Emang sedih banget ya? "

Elo membelakangi jendela gue yang sedang diterabas sinar Matahari sore, membuat lo seakan-akan punya aura. Dari situ, gue melihat ada sebutir air mata yang jatuh dari mata lo, menuju rahang lo yang teges, dan meninggalkan elo dengan loncat ke celana. Elo menangis tanpa suara, memegang tangan gue kuat-kuat dan gemetaran disaat yang sama, sementara tangan yang satunya lagi berusaha menutupi seluruh area di wajah elo. Masih ingat ketika gue bilang bahwa lo Ringgo agus rahman in disguise? Ternyata gue salah, karena semua kejayusan itu cuma eksterior lo doang. Dan merupakan sebuah kehormatan buat gue untuk bisa melihat sampai ke dalam lo, yang ternyata sibuk banget menegarkan diri lo sendiri.

Dan itu juga merupakan pertama kalinya gue melihat bahwa tiap orang memanggul beban penderitaan yang berbeda-beda.

Lalu beberapa saat kemudian, elo menaruh tangan lo yang bebas di samping tubuh sehingga gue bisa melihat ekspresi muka lo. Sekarang ekspresi muka lo dingin banget, di mata lo nggak ada sinar kehidupan yang selama ini terefleksi di bola mata lo. Sejenak gue kayak melihat sesuatu yang cuma cangkangnya doang. Elo menarik tangan lo dari tangan gue, dan dalam milidetik, elo menguasai diri lo seperti biasanya. Dan gue kembali melihat topeng Ringgo terpasang sempurna.

Dengan biasa aja, elo menyeka air mata dengan punggung tangan lalu tersenyum tipis ke arah gue. " Tolong diinget baik-baik yang tadi, karena nggak akan ada yang namanya siaran ulang. " Kata lo dengan suara terkendali.

" Iya. " Kata gue, nyaris nggak kedengaran saking kehabisan kata-kata.

" Oke, " Lo menghela napas sambil menoleh ke balik bahu, menatap keluar jendela. " Oke, ".


*


0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.