- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#1840
Part 63
Tak terasa sudah 4 bulan lamanya aku berada di kelas XI.
Dan sudah 4 bulan juga aku masih belum mengetahui siapa nama adik kelasku itu.
Hari terakhir ketika dia MOS itu seperti hari terakhir aku bertemu dengannya.
Hubunganku dengan Calista ?
Kali ini, aku dan Calista sudah benar-benar menjauh.
Dia tidak lagi hadir dalam hari-hariku.
Bertemu di kelaspun seakan-akan seperti tidak pernah bertemu.
Nomornya masih bisa dihubungi tetapi aku tidak berani untuk mengganggunya.
Dia juga sering diantar pulang oleh lelaki yang masih menjadi pacarnya itu.
Aku seakan-akan seperti dipermainkan.
Tetapi, memang disatu sisi ada kesalahanku yang amat berat baginya.
Pagi itu, aku dibangunkan oleh Mama.
Kali ini, aku tidak terbangun dari tidurku karena adzan shubuh dari masjid yang ada didekat rumahku.
Aku menjadi terbiasa pulang larut malam sehabis sekolah.
Ya kemana lagi kalau bukan kewarnet untuk sekedar melupakan Calista sejenak.
Aku beranjak dari tempat tidurku.
Segera aku ambil air wudhu dan sholat, setelah itu aku bersiap untuk sekolah.
Dan tak lupa aku sarapan dengan keluargaku dibawah.
Mama : "Kamu kenapa sering banget pulang malem sih, Re ?"
Rea : "Iya, aku main dulu.."
Mama : "Stres disekolah ?"
Rea : "Gimana ga stres coba.. Otak sastra dipaksa masuk IPA..", sejujurnya, ini karena aku ingin melupakan masalahku sejenak.
Mama : "Dasar kamu.. Tapi ga aneh-aneh kan ?"
Rea : "Ngga.. Cuma main sama temen aja.. Temenku baik-baik kok.."
Mama : "Ga mabok-mabokan ? Ngobat ?"
Rea : "Ya ngga lah.. Ngaco aja Mama.. Aku tau mana temen yang bener mana ngga kok, Ma.."
Papa : "Tau nih.. Rea kan udah gede, Ma.."
Mama : "Ya tetep aja.. Jaman sekarang pergaulan bebas lagi marak.."
Rea : "Tenang aja, Ma.. Aku ga ngapa-ngapain kok.."
Papa : "Udah lama ga liat lo bawa cewek kemari ?"
Rea : "Cewek mulu.."
Mama : "Papa.. Demen amat ngajarin yang ngga-ngga.."
Rea : "Tau nih.. Udah ah.. Aku berangkat aja.. Assalamu 'alaikum.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."
Papa : "Wa 'alaikum salam.."
Aku berjalan keluar dari rumahku menuju jalan besar.
Sesampai disana, aku menunggu angkutan umum yang akan mengantarku kesekolah.
Setelah menunggu agak lama, datanglah angkutan umum itu.
Lalu, aku naik hingga tempat pemberhentian terakhir.
Aku adalah orang pertama yang sampai disekolah ini.
Mungkin karena aku datang terlalu pagi.
Aku suka berangkat pagi karena suasananya sejuk dan tidak panas.
Sesampainya dikelas, aku hanya tidur-tiduran dimeja.
Bukannya tertidur, justru aku mendapatkan visualisasi Calista dengan lelaki itu.
Dan ini membuatku semakin tidak bisa berkonsenterasi.
Tak lama kemudian, Calista datang.
Dia adalah murid kedua setelahku yang datang terlalu pagi.
Daripada keadaan hati dan perasaanku semakin kacau melihatnya, aku memutuskan untuk pergi kedepan kelas.
Cuaca saat itu mendadak menjadi mendung.
Kilat mulai menyambar lalu turunlah hujan yang deras.
Padahal masih pagi, tetapi sudah hujan.
Pasti banyak murid yang terlambat.
Aku kembali lagi masuk kedalam kelasku.
Aku duduk ditempatku sambil memainkan HPku secara tidak jelas.
Membuka menu, melihat SMS yang sudah berlalu, setelah itu kembali kelayar utama.
Dikelas ini, hanya ada aku dan Calista.
Berdua ditemani dengan derasnya hujan.
Aku mendengar suara isak tangis dari seorang perempuan.
Perempuan yang mempunyai senyuman manis.
Dia duduk didepan dan tangannya menghapus air matanya yang jatuh.
Aku beranikan diriku untuk duduk disampingnya.
Rea : "Kenapa ?"
Lista : "...."
Rea : "Aku ga suka liat kamu nangis.."
Lista : "Mau sampai kapan kamu diemin aku ?"
Rea : "Bukannya kamu yang minta untuk dijauhin.."
Lista : "...."
Rea : "Bukannya kamu udah sama dia lagi ?"
Lista : "Ngga.. Awalnya emang aku coba untuk hubungan lagi sama dia cuma buat lupain kamu.."
Rea : "Terus ?"
Lista : "Ternyata, aku ga bisa.. Susah untuk lupain kamu, Re.."
Rea : "Aku kan tukang bohong.. Aku suka ingkar janji.."
Lista : "Maaf.."
Rea : "Percuma kamu minta maaf.."
Lista : "Maafin aku, Re.. Maaf..", sambil memegang tanganku.
Rea : "Percuma aku maafin aku, Lista.. Nanti kedepannya kamu bakalan kecewa lagi sama aku.."
Lista : "Ngga, Re.. Aku ngerti kok kenapa waktu itu kamu berantem.."
Rea : "Baru sekarang ngerti nya ?"
Lista : "...."
Rea : "Setelah kamu jalan sama dia dan nyakitin perasaan aku, kamu baru ngerti ?"
Lista : "Maaf.."
Rea : "Percuma.."
Aku berdiri dari bangku itu.
Aku kembali ketempatku karena murid-murid sudah berdatangan.
Lalu, datanglah Icha yang duduk disampingku.
Icha : "Lista kenapa ?"
Lista : "...."
Icha : "Re.."
Rea : "...."
Icha : "Kalian berantem ?"
Aku dan Calista tidak ada yang menjawab.
Aku memilih untuk diam dan tidak melanjutkan pembicaraan ini.
Calista masih sibuk menghapus air mata nya.
Hujan perlahan mulai berhenti dan akhirnya pelajaran dimulai.
Bel istirahat pertama berbunyi.
Semua murid keluar dari kelas.
Hanya ada aku dan Calista disini.
Kenapa aku harus selalu berdua dengannya disituasi seperti ini ?
Aku masih memilih untuk diam.
Aku ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Calista.
Ternyata dia hanya diam saja.
Hingga akhirnya bel masuk berbunyi dan kami melanjutkan kepelajaran selanjutnya.
Pelajaran kali ini adalah Fisika.
Aku tidak mengerti sama sekali pelajaran ini.
Icha : "Re.."
Rea : "Apa ?"
Icha : "Lo belom jawab pertanyaan gw.."
Rea : "Yang mana ?"
Icha : "Lista kenapa ? Lo berantem ya ?"
Rea : "Ngga.."
Icha : "Bohong.."
Rea : "Nanti gw ceritain abis sholat.."
Icha : "Janji loh.. Sholat bareng lagi ?"
Rea : "Iya.."
Akhirnya pelajaran ini selesai.
Aku hanya memilih untuk diam dan sesekali tidur-tiduran.
Hingga istirahat siang tiba.
Aku menuju masjid bersama dengan Icha.
Setelah selesai shalat, aku dan Icha melanjutkan obrolan tadi.
Icha : "Ayo cerita sama gw."
Rea : "Tadi pagi dia nangis.. Terus gw beraniin diri lah buat ngobrol.."
Icha : "Dia bilang apa ?"
Rea : "Dia bilang, dia ga kuat gw diemin.."
Icha : "Loh, bukannya dia yang mau lo jauhin dia ?"
Rea : "Itu dia.. Gw bingung, Cha.. Dia minta dijauhin, tapi ga mau gw diemin.. Maksudnya apa coba ?"
Icha : "Gw juga ga ngerti.. Mungkin dia masih sayang sama lo.."
Rea : "Tapi kan dia lagi jalan sama cowok nya yang sekarang.."
Icha : "Makin bingung gw.. Kayak main-main gitu sama lo.."
Rea : "Nah itu dia.. Gw jadi ngerasa dipermainkan.."
Icha : "Coba aja lo tanya sekali lagi deh.. Tapi cari waktu yang enak.."
Rea : "Iya nanti dah.. Kalo sekarang-sekarang, ngga dulu deh.. Kesel gw lama-lama.."
Icha : "Lo tenangin pikiran lo dulu deh.. Baru nanti ngomong sama dia.."
Rea : "Iya.. Gw mau makan.. Lo mau ikut ?"
Icha : "Hehehehehehe.. Maaf ya, Re.. Makan duluan aja.."
Rea : "Nolak mulu dari kemarin.."
Icha : "Bukan muhrim.. Sana sana.."
Rea : "Iya iya.."
Aku berjalan menuju kantin.
Aku bertemu dengan Bayu dan teman-temanku yang lainnya.
Bayu bersama Tomi dan Bima.
Bayu : "Oi, Re.."
Rea : "Oi.."
Bayu : "Lo bukannya sama Icha tadi ?"
Rea : "Iya.. Cuma sholat bareng doang.."
Tomi : "Ya udah ayo bareng aja makan sama kita.."
Bima : "Lo mau gebet si Icha, Re ?"
Rea : "Ngga lah.. Ga cocok gw sama dia.."
Tomi : "Kalo gw liat sih, lo cocok sama dia.. Sering ke masjid bareng lagi.."
Rea : "Apaan sih lo.. Kaga.. Gw ga mao.."
Bayu : "Ga bisa di raba-raba maksud lo ? Hahahahahaha.."
Rea : "Nah itu lo tau.. Hehehehehehe.."
Bima : "Anjir, mesum.."
Kami berempat masuk kekantin.
Kami memesan makanan untuk makan siang dan duduk ditempat yang kosong.
Bima : "Lo suka nonton anime ga, Re ?"
Rea : "Suka.. Gw suka anime.."
Bima : "Naruto ?"
Rea : "Ah.. Gw ga ngikutin ceritanya.."
Tomi : "Lo nonton apaan emang ?"
Rea : "Ya paling gw lagi ngikutin cerita nya Inital D, Gundam Seed.."
Bima : "Kalo gw suka soundtracknya Gundam.."
Rea : "Oh.. T.M Revolution.. Itu si Takanori Nishikawa.."
Bima : "Lo tau banyak ya ?"
Rea : "Ga banyak-banyak banget sih.. Gw emang suka lagu jepang.."
Tomi : "Ah palingan ga jauh-jauh dari L'Arc~en~Ciel.."
Rea : "Salah satu nya iya.. Tapi gw lebih suka Malice Mizer.. Sayangnya udah bubar.. Padahal lagunya keren-keren.."
Bima : "Hahahahahaha.. Kayaknya gw dapet temen lagi nih yang suka jepang.."
Tomi : "Band apa aja yang lo tau, Re ?"
Rea : "L'Arc~en~Ciel, the GazettE, Malice Mizer, T.M Revolution, X Japan.."
Bima : "Gw tau L'Arc~en~Ciel dari GTO.."
Rea : "Ada lagi kok lagunya yang jadi soundtrack.. Ada Drivers High, Ready Steady Go!, The Fourth Avenue Cafe, Drink it Down, sama Daybreak's Bell.."
Bayu : "Gw ga ngerti dah.. Lanjutin aja.."
Tomi : "Hahahahahaha.. Makanya jangan tidur mulu kerjaan lo.."
Setelah selesai makan siang, kami kembali kekelas.
Bel masuk berbunyi, kami melanjutkan pelajaran hingga jam pulang sekolah tiba.
Semua murid berhamburan keluar kelas.
Masih ada aku didalam.
Aku menunggu Calista pulang terlebih dahulu karena aku tidak ingin melihat dia berduaan dengan lelaki lain.
Tetapi, anehnya dia masih berada disini.
Hanya tersisa kami berdua.
Aku beranikan diri untuk mendekatinya.
Rea : "Kok ga pulang ?"
Lista : "....", dia hanya menggelengkan kepalanya.
Lista : "Kamu sendiri kenapa ga pulang ?"
Rea : "Hhmm.. Mau jawaban yang jujur atau yang paling jujur ?"
Lista : "...."
Rea : "Aku nunggu kamu pulang.. Setelah itu, baru aku pulang.."
Lista : "Kenapa ?"
Rea : "Aku ga mau dan ga kuat liat kamu jalan sama cowok lain.."
Lista : "...."
Rea : "Pulanglah, Lista.. Kasian dia nunggu didepan.."
Lista : "Biarin aja.."
Rea : "...."
Lista : "Sengaja biar aku pulang ga sama dia.. Aku capek harus bohongin perasaanku sendiri setiap hari.."
Rea : "Aku temenin ya.."
Lista : "....", dia hanya menganggukan kepalanya, lalu bersandar dibahuku.
Sudah 30 menit kami berada disini.
Sekolah sudah sepi.
Semua murid sudah keluar dari sekolah ini.
Aku dan Calista memutuskan untuk pulang.
Lelaki yang biasa menjemput Calista juga sudah tidak ada.
Rea : "Hati-hati dijalan ya, Lista.."
Lista : "Kamu juga ya.."
Aku dan Calista berpisah.
Aku berjalan menuju halte bus dekat sekolah untuk menunggu angkutan umum.
Setelah itu, aku pergi menuju warnet dekat rumahku.
Ada perasaan lega dihatiku.
Calista mulai berbicara lagi kepadaku setelah beberapa lama dia tidak mau berbicara kepadaku.
Tapi, tetap saja.
Aku dan dia hanya bisa membatasi hubungan ini karena dia masih memiliki pacar.
Dan sudah 4 bulan juga aku masih belum mengetahui siapa nama adik kelasku itu.
Hari terakhir ketika dia MOS itu seperti hari terakhir aku bertemu dengannya.
Hubunganku dengan Calista ?
Kali ini, aku dan Calista sudah benar-benar menjauh.
Dia tidak lagi hadir dalam hari-hariku.
Bertemu di kelaspun seakan-akan seperti tidak pernah bertemu.
Nomornya masih bisa dihubungi tetapi aku tidak berani untuk mengganggunya.
Dia juga sering diantar pulang oleh lelaki yang masih menjadi pacarnya itu.
Aku seakan-akan seperti dipermainkan.
Tetapi, memang disatu sisi ada kesalahanku yang amat berat baginya.
Pagi itu, aku dibangunkan oleh Mama.
Kali ini, aku tidak terbangun dari tidurku karena adzan shubuh dari masjid yang ada didekat rumahku.
Aku menjadi terbiasa pulang larut malam sehabis sekolah.
Ya kemana lagi kalau bukan kewarnet untuk sekedar melupakan Calista sejenak.
Aku beranjak dari tempat tidurku.
Segera aku ambil air wudhu dan sholat, setelah itu aku bersiap untuk sekolah.
Dan tak lupa aku sarapan dengan keluargaku dibawah.
Mama : "Kamu kenapa sering banget pulang malem sih, Re ?"
Rea : "Iya, aku main dulu.."
Mama : "Stres disekolah ?"
Rea : "Gimana ga stres coba.. Otak sastra dipaksa masuk IPA..", sejujurnya, ini karena aku ingin melupakan masalahku sejenak.
Mama : "Dasar kamu.. Tapi ga aneh-aneh kan ?"
Rea : "Ngga.. Cuma main sama temen aja.. Temenku baik-baik kok.."
Mama : "Ga mabok-mabokan ? Ngobat ?"
Rea : "Ya ngga lah.. Ngaco aja Mama.. Aku tau mana temen yang bener mana ngga kok, Ma.."
Papa : "Tau nih.. Rea kan udah gede, Ma.."
Mama : "Ya tetep aja.. Jaman sekarang pergaulan bebas lagi marak.."
Rea : "Tenang aja, Ma.. Aku ga ngapa-ngapain kok.."
Papa : "Udah lama ga liat lo bawa cewek kemari ?"
Rea : "Cewek mulu.."
Mama : "Papa.. Demen amat ngajarin yang ngga-ngga.."
Rea : "Tau nih.. Udah ah.. Aku berangkat aja.. Assalamu 'alaikum.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."
Papa : "Wa 'alaikum salam.."
Aku berjalan keluar dari rumahku menuju jalan besar.
Sesampai disana, aku menunggu angkutan umum yang akan mengantarku kesekolah.
Setelah menunggu agak lama, datanglah angkutan umum itu.
Lalu, aku naik hingga tempat pemberhentian terakhir.
Aku adalah orang pertama yang sampai disekolah ini.
Mungkin karena aku datang terlalu pagi.
Aku suka berangkat pagi karena suasananya sejuk dan tidak panas.
Sesampainya dikelas, aku hanya tidur-tiduran dimeja.
Bukannya tertidur, justru aku mendapatkan visualisasi Calista dengan lelaki itu.
Dan ini membuatku semakin tidak bisa berkonsenterasi.
Tak lama kemudian, Calista datang.
Dia adalah murid kedua setelahku yang datang terlalu pagi.
Daripada keadaan hati dan perasaanku semakin kacau melihatnya, aku memutuskan untuk pergi kedepan kelas.
Cuaca saat itu mendadak menjadi mendung.
Kilat mulai menyambar lalu turunlah hujan yang deras.
Padahal masih pagi, tetapi sudah hujan.
Pasti banyak murid yang terlambat.
Aku kembali lagi masuk kedalam kelasku.
Aku duduk ditempatku sambil memainkan HPku secara tidak jelas.
Membuka menu, melihat SMS yang sudah berlalu, setelah itu kembali kelayar utama.
Dikelas ini, hanya ada aku dan Calista.
Berdua ditemani dengan derasnya hujan.
Aku mendengar suara isak tangis dari seorang perempuan.
Perempuan yang mempunyai senyuman manis.
Dia duduk didepan dan tangannya menghapus air matanya yang jatuh.
Aku beranikan diriku untuk duduk disampingnya.
Rea : "Kenapa ?"
Lista : "...."
Rea : "Aku ga suka liat kamu nangis.."
Lista : "Mau sampai kapan kamu diemin aku ?"
Rea : "Bukannya kamu yang minta untuk dijauhin.."
Lista : "...."
Rea : "Bukannya kamu udah sama dia lagi ?"
Lista : "Ngga.. Awalnya emang aku coba untuk hubungan lagi sama dia cuma buat lupain kamu.."
Rea : "Terus ?"
Lista : "Ternyata, aku ga bisa.. Susah untuk lupain kamu, Re.."
Rea : "Aku kan tukang bohong.. Aku suka ingkar janji.."
Lista : "Maaf.."
Rea : "Percuma kamu minta maaf.."
Lista : "Maafin aku, Re.. Maaf..", sambil memegang tanganku.
Rea : "Percuma aku maafin aku, Lista.. Nanti kedepannya kamu bakalan kecewa lagi sama aku.."
Lista : "Ngga, Re.. Aku ngerti kok kenapa waktu itu kamu berantem.."
Rea : "Baru sekarang ngerti nya ?"
Lista : "...."
Rea : "Setelah kamu jalan sama dia dan nyakitin perasaan aku, kamu baru ngerti ?"
Lista : "Maaf.."
Rea : "Percuma.."
Aku berdiri dari bangku itu.
Aku kembali ketempatku karena murid-murid sudah berdatangan.
Lalu, datanglah Icha yang duduk disampingku.
Icha : "Lista kenapa ?"
Lista : "...."
Icha : "Re.."
Rea : "...."
Icha : "Kalian berantem ?"
Aku dan Calista tidak ada yang menjawab.
Aku memilih untuk diam dan tidak melanjutkan pembicaraan ini.
Calista masih sibuk menghapus air mata nya.
Hujan perlahan mulai berhenti dan akhirnya pelajaran dimulai.
Bel istirahat pertama berbunyi.
Semua murid keluar dari kelas.
Hanya ada aku dan Calista disini.
Kenapa aku harus selalu berdua dengannya disituasi seperti ini ?
Aku masih memilih untuk diam.
Aku ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Calista.
Ternyata dia hanya diam saja.
Hingga akhirnya bel masuk berbunyi dan kami melanjutkan kepelajaran selanjutnya.
Pelajaran kali ini adalah Fisika.
Aku tidak mengerti sama sekali pelajaran ini.
Icha : "Re.."
Rea : "Apa ?"
Icha : "Lo belom jawab pertanyaan gw.."
Rea : "Yang mana ?"
Icha : "Lista kenapa ? Lo berantem ya ?"
Rea : "Ngga.."
Icha : "Bohong.."
Rea : "Nanti gw ceritain abis sholat.."
Icha : "Janji loh.. Sholat bareng lagi ?"
Rea : "Iya.."
Akhirnya pelajaran ini selesai.
Aku hanya memilih untuk diam dan sesekali tidur-tiduran.
Hingga istirahat siang tiba.
Aku menuju masjid bersama dengan Icha.
Setelah selesai shalat, aku dan Icha melanjutkan obrolan tadi.
Icha : "Ayo cerita sama gw."
Rea : "Tadi pagi dia nangis.. Terus gw beraniin diri lah buat ngobrol.."
Icha : "Dia bilang apa ?"
Rea : "Dia bilang, dia ga kuat gw diemin.."
Icha : "Loh, bukannya dia yang mau lo jauhin dia ?"
Rea : "Itu dia.. Gw bingung, Cha.. Dia minta dijauhin, tapi ga mau gw diemin.. Maksudnya apa coba ?"
Icha : "Gw juga ga ngerti.. Mungkin dia masih sayang sama lo.."
Rea : "Tapi kan dia lagi jalan sama cowok nya yang sekarang.."
Icha : "Makin bingung gw.. Kayak main-main gitu sama lo.."
Rea : "Nah itu dia.. Gw jadi ngerasa dipermainkan.."
Icha : "Coba aja lo tanya sekali lagi deh.. Tapi cari waktu yang enak.."
Rea : "Iya nanti dah.. Kalo sekarang-sekarang, ngga dulu deh.. Kesel gw lama-lama.."
Icha : "Lo tenangin pikiran lo dulu deh.. Baru nanti ngomong sama dia.."
Rea : "Iya.. Gw mau makan.. Lo mau ikut ?"
Icha : "Hehehehehehe.. Maaf ya, Re.. Makan duluan aja.."
Rea : "Nolak mulu dari kemarin.."
Icha : "Bukan muhrim.. Sana sana.."
Rea : "Iya iya.."
Aku berjalan menuju kantin.
Aku bertemu dengan Bayu dan teman-temanku yang lainnya.
Bayu bersama Tomi dan Bima.
Bayu : "Oi, Re.."
Rea : "Oi.."
Bayu : "Lo bukannya sama Icha tadi ?"
Rea : "Iya.. Cuma sholat bareng doang.."
Tomi : "Ya udah ayo bareng aja makan sama kita.."
Bima : "Lo mau gebet si Icha, Re ?"
Rea : "Ngga lah.. Ga cocok gw sama dia.."
Tomi : "Kalo gw liat sih, lo cocok sama dia.. Sering ke masjid bareng lagi.."
Rea : "Apaan sih lo.. Kaga.. Gw ga mao.."
Bayu : "Ga bisa di raba-raba maksud lo ? Hahahahahaha.."
Rea : "Nah itu lo tau.. Hehehehehehe.."
Bima : "Anjir, mesum.."
Kami berempat masuk kekantin.
Kami memesan makanan untuk makan siang dan duduk ditempat yang kosong.
Bima : "Lo suka nonton anime ga, Re ?"
Rea : "Suka.. Gw suka anime.."
Bima : "Naruto ?"
Rea : "Ah.. Gw ga ngikutin ceritanya.."
Tomi : "Lo nonton apaan emang ?"
Rea : "Ya paling gw lagi ngikutin cerita nya Inital D, Gundam Seed.."
Bima : "Kalo gw suka soundtracknya Gundam.."
Rea : "Oh.. T.M Revolution.. Itu si Takanori Nishikawa.."
Bima : "Lo tau banyak ya ?"
Rea : "Ga banyak-banyak banget sih.. Gw emang suka lagu jepang.."
Tomi : "Ah palingan ga jauh-jauh dari L'Arc~en~Ciel.."
Rea : "Salah satu nya iya.. Tapi gw lebih suka Malice Mizer.. Sayangnya udah bubar.. Padahal lagunya keren-keren.."
Bima : "Hahahahahaha.. Kayaknya gw dapet temen lagi nih yang suka jepang.."
Tomi : "Band apa aja yang lo tau, Re ?"
Rea : "L'Arc~en~Ciel, the GazettE, Malice Mizer, T.M Revolution, X Japan.."
Bima : "Gw tau L'Arc~en~Ciel dari GTO.."
Rea : "Ada lagi kok lagunya yang jadi soundtrack.. Ada Drivers High, Ready Steady Go!, The Fourth Avenue Cafe, Drink it Down, sama Daybreak's Bell.."
Bayu : "Gw ga ngerti dah.. Lanjutin aja.."
Tomi : "Hahahahahaha.. Makanya jangan tidur mulu kerjaan lo.."
Setelah selesai makan siang, kami kembali kekelas.
Bel masuk berbunyi, kami melanjutkan pelajaran hingga jam pulang sekolah tiba.
Semua murid berhamburan keluar kelas.
Masih ada aku didalam.
Aku menunggu Calista pulang terlebih dahulu karena aku tidak ingin melihat dia berduaan dengan lelaki lain.
Tetapi, anehnya dia masih berada disini.
Hanya tersisa kami berdua.
Aku beranikan diri untuk mendekatinya.
Rea : "Kok ga pulang ?"
Lista : "....", dia hanya menggelengkan kepalanya.
Lista : "Kamu sendiri kenapa ga pulang ?"
Rea : "Hhmm.. Mau jawaban yang jujur atau yang paling jujur ?"
Lista : "...."
Rea : "Aku nunggu kamu pulang.. Setelah itu, baru aku pulang.."
Lista : "Kenapa ?"
Rea : "Aku ga mau dan ga kuat liat kamu jalan sama cowok lain.."
Lista : "...."
Rea : "Pulanglah, Lista.. Kasian dia nunggu didepan.."
Lista : "Biarin aja.."
Rea : "...."
Lista : "Sengaja biar aku pulang ga sama dia.. Aku capek harus bohongin perasaanku sendiri setiap hari.."
Rea : "Aku temenin ya.."
Lista : "....", dia hanya menganggukan kepalanya, lalu bersandar dibahuku.
Sudah 30 menit kami berada disini.
Sekolah sudah sepi.
Semua murid sudah keluar dari sekolah ini.
Aku dan Calista memutuskan untuk pulang.
Lelaki yang biasa menjemput Calista juga sudah tidak ada.
Rea : "Hati-hati dijalan ya, Lista.."
Lista : "Kamu juga ya.."
Aku dan Calista berpisah.
Aku berjalan menuju halte bus dekat sekolah untuk menunggu angkutan umum.
Setelah itu, aku pergi menuju warnet dekat rumahku.
Ada perasaan lega dihatiku.
Calista mulai berbicara lagi kepadaku setelah beberapa lama dia tidak mau berbicara kepadaku.
Tapi, tetap saja.
Aku dan dia hanya bisa membatasi hubungan ini karena dia masih memiliki pacar.
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
