Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#1784
Part 62
Adzan shubuh berkumandang.
Aku terbangun dari tidurku.
Segera aku bangkit dari ranjang menuju kekamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Setelah itu, aku sholat shubuh dan bersiap-siap menuju sekolah.
Tak lupa aku sarapan terlebih dahulu.

Setelah sarapan, aku berjalan perlahan menuju jalan besar untuk menunggu angkutan umum.
Sesekali aku melihat HPku.
Berharap Calista menghubungiku.
Dan ternyata, dia tidak menghubungiku.
Apa dia masih marah denganku ?

Sesampainya dijalan besar, aku bertemu dengan Adrian.

Rea : "Woi.."
Adrian : "Napa lu lemes gitu ?"
Rea : "Ga tau lah.."
Adrian : "Bete ?"
Rea : "Iya.."
Adrian : "Nanti liat-liat adek kelas aja.. Biar ga bete lo.."
Rea : "Males ah gw.. Gw ga minat.."
Adrian : "Ah gaya lo.."
Rea : "Ayo buruan naek.."

Angkutan umu datang.
Aku dan Adrian segera naik.

Adrian : "Masih ribut lo sama Lista ?"
Rea : "Gitu dah.."
Adrian : "Ga usah dipikirin.."
Rea : "Gw juga ga mau mikirin.. Biarin aja dah.."
Adrian : "Oi.."
Rea : "...."
Adrian : "Vania.."
Rea : "Mana ?"

Angkutan umum ini berhenti.
Dan ternyata Vania naik diangkutan umum ini.

Vania : "Lah.. Rea, Adrian.."
Adrian : "Tumben.."
Vania : "Ada juga gw yang bilang lo tumben jam segini.."
Adrian : "Gw mau liat dedek gemes.."
Vania : "Re.."
Rea : "Hhmm.. Ya Van.."
Vania : "Kamu kenapa diem aja ?"
Rea : "Ga apa-apa.. Tumben kamu naik angkot.."
Vania : "Wira ga bisa jemput aku, Re.."
Rea : "Oh.."
Vania : "Gimana sama Lista ? Udah jadian ?"
Rea : "Boro-boro jadian.. Dia sekarang kayak orang ga kenal sama aku.."

Vania dan Adrian tidak melanjutkan pembicaraan.
Sampai akhirnya kami bertiga turun ditempat pemberhentian terakhir.
Kami berjalan perlahan menuju sekolah.
Dan ada sebuah pandangan yang cukup mengejutkanku.

Vania : "Itu bukannya Calista ?"
Adrian : "Iya.. Sama siapa ?"
Rea : "Haduh.. Itu cowok nya dia.. Yang pernah gw hajar didepan sekolah.."
Adrian : "Lah.."
Vania : "Dia balikan lagi ?"
Rea : "Ga tau ah.."

Aku berjalan dengan cepat menuju kelasku.
Aku tinggalkan Vania dan Adrian karena kami beda jurusan.
Sesampainya dikelas, aku berpapasan dengan Calista yang sedang duduk ditempatnya.
Hanya ada kami berdua disini karena hari masih pagi.
Aku mencoba mendekatinya.
Dan sekarang posisiku ada dibelakangnya.

Rea : "Baikan lagi ?"
Lista : "...."
Rea : "Kenapa ?"
Lista : "Aku sadar.. Dia baik sama aku.. Tapi aku malah nyakitin dia.."
Rea : "...."
Lista : "Justru aku naro perasaanku sama orang yang salah, Re.."
Rea : "Tapi, dia udah nyakitin kamu.."
Lista : "Itu karena aku duluan yang nyakitin dia, Re.. Seenggaknya, dia ga pernah ngebohongin aku.."
Rea : "...."
Lista : "Aku lagi coba untuk sayang sama dia.."
Rea : "Berarti.. Bener kata Icha.. Aku harus jauhin kamu.."
Lista : "Ya.. Lebih baik kamu jauhin aku, Re.."

Aku kembali ke mejaku.
Aku duduk dan menyandarkan kepalaku disandaran bangku ini.
Memang sudah takdirku untuk jauh darinya.
Dia bukanlah milikku.
Walaupun aku berkelahi karena harga diri pun, dia tidak mau tahu.

Beberapa menit kemudian, datanglah Bayu.

Bayu : "Tidur mulu.."
Rea : "Hhmm.."
Bayu : "Re.." dengan sedikit berbisik.
Rea : "...."
Bayu : "Udah baikan ?"
Rea : "Belom.."
Bayu : "Gw jadi ga enak sama lo dan Lista.."
Rea : "Ga apa-apa.. Santai aja.."

Murid-murid sudah berdatangan.
Bel masuk berbunyi.
Dan kami memulai pelajaran.

Tidak ada yang spesial dalam pelajaran kali ini hingga bel istirahat pagi berbunyi.
Calista langsung berjalan keluar kelas.
Sedangkan aku masih didalam kelas dan bingung ingin melakukan apa.

Icha : "Re.."
Rea : "Apa ?"
Icha : "Masih berantem sama Lista ?"
Rea : "Udah ngga sih.. Tapi emang gw sama dia sepakat untuk menjauh.."
Icha : "Ikut gw yuk.."
Rea : "Kemana ?"
Icha : "Yuk.."

Aku dan Icha pergi keluar kelas.
Aku mengikuti kemana Icha berjalan.
Dan kami mengarah ke masjid belakang sekolah.
Disini suasana nya sepi.

Rea : "Mau ngapain lo ajak gw kesini ?"
Icha : "Ini kebiasaan gw setiap hari, Re.."
Rea : "Ngapain ?"
Icha : "Dhuha.."
Rea : "Oh.."

Aku ikut Icha masuk kedalam masjid.

Icha : "Nanti selesai sholat, coba lo pikirin lagi apa yang harus lo lakuin.. Yakinin dari dalam hati.."
Rea : "Iya Cha.. Makasih ya.."
Icha : "Sama-sama..", sambil tersenyum kepadaku.

Manisnya senyum yang Icha tampakkan kepadaku.
Beruntunglah lelaki yang berhasil memikat hatinya.
Perempuan cantik, putih dan berhijab ini berhasil menghipnotis pandanganku.

Aku segera mengambil air wudhu dan sholat 2 rakaat.
Setelah itu, aku memikirkan apa yang harus aku lakukan.
Tetapi, tetap saja aku masih bingung.
Ah sudahlah.
Mungkin lebih baik aku harus merelakan dirinya untuk lelaki lain.

Salahku juga mengapa waktu itu aku bersikap kurang sabar.
Kalau aku bisa sedikit sabar, mungkin hal ini tidak akan terjadi.

Aku berjalan keluar masjid untuk memakai kembali sepatuku.
Setelah itu, aku kembali ke kelas.
Bel masuk berbunyi dan aku kembali melanjutkan pelajaran.
Sampai akhirnya bel istirahat siang berbunyi.

Rea : "Cha.."
Icha : "Ya.."
Rea : "Sekarang gantian gw yang ajak lo.."
Icha : "Ngapain ?"
Rea : "Sholat dzuhur.."
Icha : "Hahahahaha.. Yuk.."

Aku dah Icha keluar kelas dan segera ke masjid.
Setelah itu, aku ajak Icha makan siang.

Rea : "Makan yuk, Cha.."
Icha : "Gw makan sendiri aja ya.."
Rea : "Loh, kenapa ?"
Icha : "Kita bukan muhrim.. Nanti kita digosipin deket gimana ?"
Rea : "Ya kan gosip doang.."
Icha : "Lo sih enak bilang nya gosip doang.. Gimana sama Calista ?"
Rea : "Gw udah ga peduli sama dia.. Cukup lah.. Udah capek hati gw sama dia.."
Icha : "Ya udah.. Lo makan aja.. Gw makannya nanti kalo kantin udah agak sepi.."
Rea : "Ya udah deh.. Gw duluan ya, Cha.."

Aku berjalan sendirian menuju kekantin.
Disana aku makan siang sendirian.
Selesai makan, aku kembali kekelas.
Sudah ada Calista disana duduk ditempatnya.
Tetapi, aku tidak berani untuk menyapa bahkan menegurnya.
Daripada nanti aku mendapatkan kata-kata "Seenggaknya dia ga pernah bohongin aku..".
Lebih baik aku tidur-tiduran saja dimejaku.

Bel masuk berbunyi dan aku melanjutkan aktivitas belajarku.
Pelajaran kali ini sedikit menyenangkan.
Karena aku diajarkan untuk menggambarkan sebuah ornamen.
Sampai akhirnya bel pulang pun tiba.
Aku melihat Calista begitu terburu-buru.

Aku beranikan diriku untuk menegurnya walaupun hanya satu atau dua patah kata saja.
Tetapi, dia sudah beranjak dari mejanya sebelum aku menyapanya.
Aku berjalan seperti biasa menuju gerbang depan sekolah.
Disana aku berpapasan dengan Icha yang berjalan dibelakangku.

Icha : "Langusng pulang, Re ?"
Rea : "Ga tau dah, Cha.."
Icha : "Lista masih ga mau ngomong sama lo ya ?"
Rea : "Gitu deh.."

Aku melihat Calista berjalan kearah sebuah motor yang sedang terparkir disana.
Dia melambaikan tangan kearah lelaki yang hingga saat itu masih berstatus sebagai pacarnya.
Lalu, Calista naik dan diboncengi oleh lelaki tersebut dan hilang dari pandanganku.

Icha : "Sabar, Re.."
Rea : "...."
Icha : "Kalo emang lo ditakdirkan untuk nyatu lagi, pasti nyatu lagi kok.."
Rea : "Ga tau lah.. Bodo amat gw.."
Icha : "Ya seenggaknya lo juga sadar sama kesalahan lo sama dia.."
Rea : "...."
Icha : "Butuh waktu buat cewek untuk balik ke cowok yang udah pernah ngecewain dia.."
Rea : "Cha.. Gw balik duluan ya.."
Icha : "Okeh.. Gw nyebrang ya.."

Aku dan Icha berpisah didepan sekolah.
Aku berjalan menuju halte dekat sekolahku.
Aku melihat seorang perempuan sedang duduk dengan kepala tertunduk sambil memainkan kakinya.
Tetapi, itu bukan Vania.
Dia juga bukan Calista.
Dia adalah adik kelasku yang kemarin berpapasan denganku.

Rea : "Mau pulang ?"
.... : "Iya, Kak.."
Rea : "Hhmm.. Eh angkotku dateng.. Sampe ketemu besok.."
.... : "Ya.. Hati-hati dijalan, Kak.."

Aku naik angkutan umum menuju warnet dekat rumahku untuk melupakan Calista sejenak.
Dan lagi-lagi aku lupa untuk menanyakan nama gadis itu.
Bodohnya aku yang sedang terbayang-bayang Calista sedang bersama lelaki lain.
Sesampainya diwarnet, aku langsung ke meja operator.

Rea : "Lah.. Roy mana ?"
Vina : "Balik.."
Rea : "Emang dia punya rumah ?"
Vina : "Menurut lo ?"
Rea : "Ah sudahlah.."
Vina : "Eh eh.. Sini aja lah.. Main didalem.."
Rea : "...."
Vina : "Temenin gw, Re.. Ah elah.."
Rea : "Iya iya.."

Aku duduk dimeja yang ada sebuah PC.
PC ini tadinya sering dipakai oleh Velina untuk bermain game.
Sudah lama dia tidak main kesini.
Mungkin dia sibuk dengan kegiatannya sekarang.

Vina : "Kusut banget lo.."
Rea : "Sotoy lu.."
Vina : "Gini gini gw bisa liat mana cowok lagi dilema, mana cowok lagi bahagia.."
Rea : "Suka-suka lo dah, Vin.."
Vina : "Cerita sama gw.."
Rea : "...."
Vina : "Masalah cewek ?"
Rea : "....", aku hanya menganggukkan kepala.
Vina : "Ya udah lo main aja dulu biar agak tenangan.. Berapa jam ?"
Rea : "8.."
Vina : "Lo gila ? Mau main ampe malem ?"
Rea : "Udah biasa.."
Vina : "5 Jam.."
Rea : "Apaan sih !! 8 gw mau nya.."
Vina : "5 atau pulang ?"
Rea : "Iya iya 5.."
Vina : "Hehehehehe.."

Dasar perempuan aneh.
Aku ingin bermain 8 jam, tetapi dia hanya memberi 5 jam.
Padahal dia akan lebih untung dibanding aku yang hanya bermain 5 jam saja.

Setelah puas bermain, aku pulang kerumah dan beristirahat.
Memang sudah saat nya aku melupakan Calista dan mencari perempuan lain.
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.