- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#769
Setelah kira-kira setengah jam bermain bersama Shela, Dina menguap berkali-kali. Maklum aja, dia minum obat demam sesudah makan siang. Karena ibu lagi sibuk di dapur, Dina minta Shela untuk membacakan dongeng sebelum tidur. Sesuatu hal yang ane sendiri malas dan sekalipun belum pernah melakukannya. Shela pun menuruti permintaan Dina dan langsung menggandengnya ke kamar tidur sambil membawa buku dongeng karya Brothers Grimm milik Dina.
Ane lalu berbaring di sofa ruang tamu sambil menonton TV. Acara TV yang boring dan sejuknya AC ruang tamu langsung sukses mengirim ane ke dunia mimpi. Nggak berapa lama ane terbangun… waduh jam berapa ini ??!!! Setelah melirik jam dinding, syukurlah masih jam tiga lebih seperempat. Shela mana nih ? Apa masih di kamar Dina ? Ane lalu masuk ke kamar Dina. Dina sudah tidur sambil memeluk boneka Doraemon kesayangannya dan Shela juga tertidur disamping spring-bed dengan posisi duduk bersandar pada tumpukan bantal, dengan buku dongeng ada di pangkuannya.
Ane memandangi sang tuan putri yang lagi tidur. Buseeeett... Shela cantik banget kalo pas lagi tidur. Apalagi bibirnya itu lho, nggak terkatup sempurna, rada kebuka dikit. Yes ini kesempatan hehe… mumpung nggak ada orang, Dina udah tidur dan ibu sepertinya lagi cuci piring di dapur. Ane pun pelan-pelan mendekatkan wajah ane ke Shela, siap menempelkan bibir ane ke bibir Shela. Sedikit lagi…sedikit lagi… dukk !! tiba-tiba sesuatu yang keras seperti batu menempel di dagu ane dan ternyata itu kepalan tangan Shela yang horror itu.
“Kamu mau apa Vin ? “ tanya Shela dengan ketus sambil menatap ane. Waduh, rupanya dia udah bangun.
“Aku cuma mau bangunin kamu kok. Udah hampir jam setengah empat hehe. “ kata ane sambil nyengir.
“Bangunin apa cari-cari kesempatan ? “ tanya Shela sinis.
“Bangunin lah tapi dengan cara yang romantis. Katanya suruh romantis. “ jawab ane sambil ketawa.
“Iya tapi liat-liat tempat dong. Kalo dilihat ibumu gimana ? “ protes Shela.
“Tenang, ibuku lagi di dapur. Udah, mumpung nggak ada yang lihat. “ kata ane sambil memegang pipi Shela.
“Cium aja ini. “ kata Shela sambil menempelkan buku dongeng Dina ke wajah ane lalu ngeloyor keluar kamar. Ah elah gagal maning… Dengan gontai ane ikut keluar kamar Dina sambil membawa buku dongeng itu.
“Wah iya udah hampir setengah empat. Kita berangkat sekarang ya ? “ tanya Shela setelah dia melihat jam dinding.
“Aku cuci muka dulu. Kamar mandinya di mana ? " tanya Shela lagi.
“Di belakang, kirinya dapur. “ jawab ane sambil mematikan TV.
Tiba-tiba HP ane di meja ruang tamu berbunyi. Untung Shela udah pergi ke kamar mandi. Langsung ane ambil Hp ane dan ternyata memang dari Wulan !! Ngapain sih dia selalu telpon pas ane lagi sama Shela, gerutu ane dalam hati.
“Halo Lan ? “ jawab ane.
“Kamu di mana ? “ tanya Wulan.
“Di rumah. “ jawab ane.
“Wah sipp kalo gitu. Vin aku… “
“Udah nanti aku telpon balik. Ada Shela disini soalnya. “ jawab ane buru-buru.
“Wih.. ciee ciee yang udah dikenalin ke orang tuanya. “ ledek Wulan.
“Iyaaa, sekarang tutup dulu ya, ntar aku telpon balik. “ kata ane nggak sabar.
“Beneran lho ? “ kata Wulan.
“Iya janji. “ jawab ane cepat lalu menutup telpon dan langsung memasukkan HP ke saku celana, dan nggak lupa, ane set vibrate only.
Dan bener juga selang beberapa detik Shela udah muncul. Kalo ketahuan kan bisa gawat soalnya dia itu kepo banget kalau ane menerima telpon di depannya. Dan ane juga berusaha sebisa mungkin jangan sampai HP ane dipegang Shela, soalnya ane denger dari temen-temen kalo para cewek itu suka diam-diam buka semua aplikasi chat dan gallery terutama folder kamera di HP milik cowoknya.
Memang nggak semua cewek seperti itu, tapi kalo melihat level kepo-nya Shela, kayaknya dia bakal melakukannya jika ada kesempatan. Padahal di HP ane banyak chat BBM & WA serta beberapa foto selfie ane sama Wulan, yang kalo ketahuan Shela dijamin bisa bikin Shela langsung kalap. Sebenarnya foto-foto itu mau ane backup ke komputer tapi lupa-lupa terus.
Setelah berpamitan pada ibu, kami lalu menuju sasana karate. Jam empat kurang seperempat kami sampai disana dan langsung menuju aula. Aulanya juga masih sepi, baru 1-2 anak yang datang dan seorang cleaning service lagi mengepel sudut-sudut aula.
“Eh iya kamu lupa nggak bawa seragam ya ? “ tanya ane.
“Ada kok satu di loker. Aku punya dua stel. “ jawab Shela.
“Ya udah kalo gitu. Ntar dijemput jam berapa ? “
“Jam delapan aja. “
“Lho kok sampai jam delapan ada apaan ? “ tanya ane.
“Habis ngajar les aku ada latihan bareng sama para senior. “ jawab Shela.
“Wah keren dong. Ada tanding sparring juga ? “ tanya ane antusias.
“Ada dong. Kamu datang agak awal aja kalau pengen liat aku tanding sparring sama seniorku. “ kata Shela.
“Boleh boleh, pasti kamu yang paling kuat sendiri kan ? “ tanya ane.
“Ya nggak lah. Banyak kok seniorku yang jauh lebih hebat dibanding aku. “
“Jadi ada yang lebih monster dibanding kamu ? “ tanya ane.
“Kamu bilang apa barusan ? “ tanya Shela ketus sambil mencubit lengan ane.
“Aduh aduh .. aku bercanda kok. “ kata ane sambil meringis soalnya Shela mencubitnya kenceng banget.
“Awas ya ngatain aku lagi. “ kata Shela masih ketus.
“Nggak kok, kamu cewek yang cantik mempesona bagai tuan putri, hehe. “ jawab ane sambil mengelus2 bekas cubitan Shela di lengan.
“Aku tinggal pulang dulu yah. “ kata ane.
“Jam delapan lho. Awas kalau telat. “ kata Shela sambil berjalan menuju aula.
Ane nggak menjawab cuma mengangguk sambil melambaikan tangan. Jam delapan yah ? Masih ada 4 jam, mending pulang aja ah. Oh iya, ane ada janji menelpon balik Wulan. Ah elah Wulan mau apa lagi sih ?
Sampai di rumah ane langsung menuju ke kamar dan menelpon balik Wulan. Moga-moga Wulan nggak minta yang aneh-aneh dan sadar kalo posisiku udah punya pacar.
***Tuuuuuutttt …tuuuuutttt ****
“Halo Vin. “ sapa Wulan.
“Ada apa sih ? “ tanya ane.
“Yee galak banget. “
“Ah sorry sorry, ada apa Lan ? “ tanya ane sambil menurunkan nada bicara.
“Disitu ada Shela nggak ? “ tanya Wulan.
“Nggak lah. Dia lagi ngajar les sekarang. Aku tinggal pulang sebentar ntar aku jemput jam delapan. “ jawab ane.
“Kamu gerak cepat yah ? Baru beberapa hari jadian udah dikenalkan ke camer. “ kata Wulan ketawa.
“Nggak sih, soalnya dia tadi cuma mau nengok adikku yang sakit. Ya sekalian aja aku kenalin ke ibuku. “ jawab ane.
"Oooh gitu ? Trus akunya kapan ? " tanya Wulan.
"Nah kan kamu mulai lagi. " protes ane.
"Bercanda.. bercanda.. " kata Wulan tertawa.
"Trus ada apa kamu telpon, kok kayaknya penting banget ? " tanya ane.
"Besok Minggu kamu ada acara nggak sama nyonyamu ? "
"Nggak tahu sih, kayaknya sih enggak. " jawab ane.
"Anterin aku dong, besok aku ada acara undangan resepsi. " pinta Wulan.
"Lho kok sama aku ? " protes ane.
"Kalo nggak sama kamu trus sama siapa lagi Vin ? " tanya Wulan.
"Tunggu bentar... Itu yang nikah siapa ? " tanya ane.
"Temen SMU aku dulu. " jawab Wulan.
"Umur berapa tuh ? Masak dia sekarang sudah nikah ? " tanya ane penasaran.
"MBA, Vin... MBA.. tau kan ? Apa ya harus dijelasin. " jawab Wulan.
"Kamu bisa kan ? Ayolah Vin, dia dulu temenku akrab, nggak enak kalau nggak datang. " pinta Wulan dengan memelas.
Kalo dipikir2 emang masuk akal kalau sekarang Wulan ngajak ane. Setahu ane Wulan tuh nggak mahir naik motor sehingga dulu kemana2 selalu diantar Yovie. Dan nggak pantes juga sih seorang cewek dateng sendiri ke pesta resepsi. Ntar di acara malah luntang-lantung kayak orang hilang sementara temen-temen lainnya bersama pasangan masing-masing. Dan mungkin juga Wulan gengsi sama temen-temennya kalau datang sendiri.
"Jam berapa acaranya ? " tanya ane.
"Jam 11 siang. Bisa kan, ayolah please.... "
"Ya udah aku anter deh. " jawab ane sambil menghela nafas.
"Wah makasih Vin. " jawab Wulan senang.
"Tapi habis acara langsung pulang yah, jangan mampir-mampir. " kata ane.
"Iya jangan kuatir. " kata Wulan.
"Trus ntar kamu jemput nyonyamu jam delapan kan ? " tanya Wulan.
"Iya trus ? " tanya ane, dan perasaan ane mulai nggak enak.
"Kamu sekarang anter aku ke butik yah buat ambil pesenan baju batik buat besok. " pinta Wulan.
"Waduh! Sekarang Lan ? " tanya ane.
"Kapan lagi Vin. Acaranya kan besok. Minggu juga butiknya tutup. " jawab Wulan.
"Tapi aku jam delapan harus... "
"Sekarang masih jam setengah lima kurang kan. Butiknya juga deket rumahku kok. Tinggal ngambil terus pulang. " kata Wulan meyakinkan.
"Okelah. Aku kerumahmu sekarang. " kata ane.
"Sippp!! Makasih banyak Vin. Aku tunggu ya. " jawab Wulan.
Tapi ane pikir nggak apalah sekarang anter Wulan daripada bengong dirumah. Itung-itung juga bikin seneng Wulan, sekalian menebus dosa ane sudah bikin dia sedih dan menangis kemaren.
Ane lalu berbaring di sofa ruang tamu sambil menonton TV. Acara TV yang boring dan sejuknya AC ruang tamu langsung sukses mengirim ane ke dunia mimpi. Nggak berapa lama ane terbangun… waduh jam berapa ini ??!!! Setelah melirik jam dinding, syukurlah masih jam tiga lebih seperempat. Shela mana nih ? Apa masih di kamar Dina ? Ane lalu masuk ke kamar Dina. Dina sudah tidur sambil memeluk boneka Doraemon kesayangannya dan Shela juga tertidur disamping spring-bed dengan posisi duduk bersandar pada tumpukan bantal, dengan buku dongeng ada di pangkuannya.
Ane memandangi sang tuan putri yang lagi tidur. Buseeeett... Shela cantik banget kalo pas lagi tidur. Apalagi bibirnya itu lho, nggak terkatup sempurna, rada kebuka dikit. Yes ini kesempatan hehe… mumpung nggak ada orang, Dina udah tidur dan ibu sepertinya lagi cuci piring di dapur. Ane pun pelan-pelan mendekatkan wajah ane ke Shela, siap menempelkan bibir ane ke bibir Shela. Sedikit lagi…sedikit lagi… dukk !! tiba-tiba sesuatu yang keras seperti batu menempel di dagu ane dan ternyata itu kepalan tangan Shela yang horror itu.
“Kamu mau apa Vin ? “ tanya Shela dengan ketus sambil menatap ane. Waduh, rupanya dia udah bangun.
“Aku cuma mau bangunin kamu kok. Udah hampir jam setengah empat hehe. “ kata ane sambil nyengir.
“Bangunin apa cari-cari kesempatan ? “ tanya Shela sinis.
“Bangunin lah tapi dengan cara yang romantis. Katanya suruh romantis. “ jawab ane sambil ketawa.
“Iya tapi liat-liat tempat dong. Kalo dilihat ibumu gimana ? “ protes Shela.
“Tenang, ibuku lagi di dapur. Udah, mumpung nggak ada yang lihat. “ kata ane sambil memegang pipi Shela.
“Cium aja ini. “ kata Shela sambil menempelkan buku dongeng Dina ke wajah ane lalu ngeloyor keluar kamar. Ah elah gagal maning… Dengan gontai ane ikut keluar kamar Dina sambil membawa buku dongeng itu.
“Wah iya udah hampir setengah empat. Kita berangkat sekarang ya ? “ tanya Shela setelah dia melihat jam dinding.
“Aku cuci muka dulu. Kamar mandinya di mana ? " tanya Shela lagi.
“Di belakang, kirinya dapur. “ jawab ane sambil mematikan TV.
Tiba-tiba HP ane di meja ruang tamu berbunyi. Untung Shela udah pergi ke kamar mandi. Langsung ane ambil Hp ane dan ternyata memang dari Wulan !! Ngapain sih dia selalu telpon pas ane lagi sama Shela, gerutu ane dalam hati.
“Halo Lan ? “ jawab ane.
“Kamu di mana ? “ tanya Wulan.
“Di rumah. “ jawab ane.
“Wah sipp kalo gitu. Vin aku… “
“Udah nanti aku telpon balik. Ada Shela disini soalnya. “ jawab ane buru-buru.
“Wih.. ciee ciee yang udah dikenalin ke orang tuanya. “ ledek Wulan.
“Iyaaa, sekarang tutup dulu ya, ntar aku telpon balik. “ kata ane nggak sabar.
“Beneran lho ? “ kata Wulan.
“Iya janji. “ jawab ane cepat lalu menutup telpon dan langsung memasukkan HP ke saku celana, dan nggak lupa, ane set vibrate only.Dan bener juga selang beberapa detik Shela udah muncul. Kalo ketahuan kan bisa gawat soalnya dia itu kepo banget kalau ane menerima telpon di depannya. Dan ane juga berusaha sebisa mungkin jangan sampai HP ane dipegang Shela, soalnya ane denger dari temen-temen kalo para cewek itu suka diam-diam buka semua aplikasi chat dan gallery terutama folder kamera di HP milik cowoknya.
Memang nggak semua cewek seperti itu, tapi kalo melihat level kepo-nya Shela, kayaknya dia bakal melakukannya jika ada kesempatan. Padahal di HP ane banyak chat BBM & WA serta beberapa foto selfie ane sama Wulan, yang kalo ketahuan Shela dijamin bisa bikin Shela langsung kalap. Sebenarnya foto-foto itu mau ane backup ke komputer tapi lupa-lupa terus.
Setelah berpamitan pada ibu, kami lalu menuju sasana karate. Jam empat kurang seperempat kami sampai disana dan langsung menuju aula. Aulanya juga masih sepi, baru 1-2 anak yang datang dan seorang cleaning service lagi mengepel sudut-sudut aula.
“Eh iya kamu lupa nggak bawa seragam ya ? “ tanya ane.
“Ada kok satu di loker. Aku punya dua stel. “ jawab Shela.
“Ya udah kalo gitu. Ntar dijemput jam berapa ? “
“Jam delapan aja. “
“Lho kok sampai jam delapan ada apaan ? “ tanya ane.
“Habis ngajar les aku ada latihan bareng sama para senior. “ jawab Shela.
“Wah keren dong. Ada tanding sparring juga ? “ tanya ane antusias.
“Ada dong. Kamu datang agak awal aja kalau pengen liat aku tanding sparring sama seniorku. “ kata Shela.
“Boleh boleh, pasti kamu yang paling kuat sendiri kan ? “ tanya ane.
“Ya nggak lah. Banyak kok seniorku yang jauh lebih hebat dibanding aku. “
“Jadi ada yang lebih monster dibanding kamu ? “ tanya ane.
“Kamu bilang apa barusan ? “ tanya Shela ketus sambil mencubit lengan ane.
“Aduh aduh .. aku bercanda kok. “ kata ane sambil meringis soalnya Shela mencubitnya kenceng banget.
“Awas ya ngatain aku lagi. “ kata Shela masih ketus.
“Nggak kok, kamu cewek yang cantik mempesona bagai tuan putri, hehe. “ jawab ane sambil mengelus2 bekas cubitan Shela di lengan.
“Aku tinggal pulang dulu yah. “ kata ane.
“Jam delapan lho. Awas kalau telat. “ kata Shela sambil berjalan menuju aula.
Ane nggak menjawab cuma mengangguk sambil melambaikan tangan. Jam delapan yah ? Masih ada 4 jam, mending pulang aja ah. Oh iya, ane ada janji menelpon balik Wulan. Ah elah Wulan mau apa lagi sih ?
Sampai di rumah ane langsung menuju ke kamar dan menelpon balik Wulan. Moga-moga Wulan nggak minta yang aneh-aneh dan sadar kalo posisiku udah punya pacar.
***Tuuuuuutttt …tuuuuutttt ****
“Halo Vin. “ sapa Wulan.
“Ada apa sih ? “ tanya ane.
“Yee galak banget. “
“Ah sorry sorry, ada apa Lan ? “ tanya ane sambil menurunkan nada bicara.
“Disitu ada Shela nggak ? “ tanya Wulan.
“Nggak lah. Dia lagi ngajar les sekarang. Aku tinggal pulang sebentar ntar aku jemput jam delapan. “ jawab ane.
“Kamu gerak cepat yah ? Baru beberapa hari jadian udah dikenalkan ke camer. “ kata Wulan ketawa.
“Nggak sih, soalnya dia tadi cuma mau nengok adikku yang sakit. Ya sekalian aja aku kenalin ke ibuku. “ jawab ane.
"Oooh gitu ? Trus akunya kapan ? " tanya Wulan.
"Nah kan kamu mulai lagi. " protes ane.
"Bercanda.. bercanda.. " kata Wulan tertawa.
"Trus ada apa kamu telpon, kok kayaknya penting banget ? " tanya ane.
"Besok Minggu kamu ada acara nggak sama nyonyamu ? "
"Nggak tahu sih, kayaknya sih enggak. " jawab ane.
"Anterin aku dong, besok aku ada acara undangan resepsi. " pinta Wulan.
"Lho kok sama aku ? " protes ane.
"Kalo nggak sama kamu trus sama siapa lagi Vin ? " tanya Wulan.
"Tunggu bentar... Itu yang nikah siapa ? " tanya ane.
"Temen SMU aku dulu. " jawab Wulan.
"Umur berapa tuh ? Masak dia sekarang sudah nikah ? " tanya ane penasaran.
"MBA, Vin... MBA.. tau kan ? Apa ya harus dijelasin. " jawab Wulan.
"Kamu bisa kan ? Ayolah Vin, dia dulu temenku akrab, nggak enak kalau nggak datang. " pinta Wulan dengan memelas.Kalo dipikir2 emang masuk akal kalau sekarang Wulan ngajak ane. Setahu ane Wulan tuh nggak mahir naik motor sehingga dulu kemana2 selalu diantar Yovie. Dan nggak pantes juga sih seorang cewek dateng sendiri ke pesta resepsi. Ntar di acara malah luntang-lantung kayak orang hilang sementara temen-temen lainnya bersama pasangan masing-masing. Dan mungkin juga Wulan gengsi sama temen-temennya kalau datang sendiri.
"Jam berapa acaranya ? " tanya ane.
"Jam 11 siang. Bisa kan, ayolah please.... "
"Ya udah aku anter deh. " jawab ane sambil menghela nafas.
"Wah makasih Vin. " jawab Wulan senang.
"Tapi habis acara langsung pulang yah, jangan mampir-mampir. " kata ane.
"Iya jangan kuatir. " kata Wulan.
"Trus ntar kamu jemput nyonyamu jam delapan kan ? " tanya Wulan.
"Iya trus ? " tanya ane, dan perasaan ane mulai nggak enak.
"Kamu sekarang anter aku ke butik yah buat ambil pesenan baju batik buat besok. " pinta Wulan.
"Waduh! Sekarang Lan ? " tanya ane.
"Kapan lagi Vin. Acaranya kan besok. Minggu juga butiknya tutup. " jawab Wulan.
"Tapi aku jam delapan harus... "
"Sekarang masih jam setengah lima kurang kan. Butiknya juga deket rumahku kok. Tinggal ngambil terus pulang. " kata Wulan meyakinkan.
"Okelah. Aku kerumahmu sekarang. " kata ane.
"Sippp!! Makasih banyak Vin. Aku tunggu ya. " jawab Wulan.Tapi ane pikir nggak apalah sekarang anter Wulan daripada bengong dirumah. Itung-itung juga bikin seneng Wulan, sekalian menebus dosa ane sudah bikin dia sedih dan menangis kemaren.
Diubah oleh gridseeker 16-12-2016 13:19
Opiknh dan 11 lainnya memberi reputasi
10
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan