- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#1718
Part 60
Pagi itu, aku mencoba untuk membangunkan Calista.
Mudah-mudahan kemarin dia hanya emosi sesaat.
Aku mencoba menelpon berkali-kali tetapi dia tidak mengangkat teleponku.
Terkahir, dia malah menolak telepon masuk dariku.
Aku bangun dan langsung mengambil air wudhu.
Tak lupa setelah itu aku sholat shubuh terlebih dahulu, sebelum mandi dan bersiap kesekolah.
Ini adalah hari keduaku menjadi kelas XI IPA.
Tak lupa aku sarapan bersama keluargaku sebelum berangkat.
Mama : "Kenapa lemes gitu, Re ?"
Rea : "Ngga apa-apa.. Agak ngantuk aja.."
Papa : "Nanti gw mau beli motor lagi nih.."
Rea : "Ya beli aja.."
Papa : "Mau pake ga ?"
Rea : "Kalo kegedean, aku ga mau, Pa.."
Papa : "Ngga.. Biasa aja kok ini.. Paling dipake buat beli galon sama gas doang.."
Rea : "Ya udah terserah papa.."
Mama : "Gimana masuk kelas IPA ?"
Rea : "Ga cocok, Ma.. Ga ada yang masuk ke otak.. Kecuali bahasa Indonesia, Inggris, sama Jerman.."
Papa : "Buset.. IPA Sastra.."
Rea : "Ada lagi aja sebutannya.."
Mama : "Hahahahahahaha.. Anak kita beneran salah masuk jurusan, Pa.."
Papa : "Mau jurusan apa juga ga ada yang nyambung, Ma.."
Rea : "Ledekin aja terus.. Udah ah.. Aku berangkat ya.. Mama, Papa.. Assalamu 'alaikum.."
Papa : "Wa 'alaikum salam.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."
Aku berjalan perlahan menuju jalan dimana aku biasa naik angkutan umum kesekolah.
Ditempatku menunggu, ada sebuah pemandangan yang berbeda.
Dan fenomena ini jarang terjadi.
Rea : "Tumben.."
Adrian : "Hehehehehe.."
Rea : "Lo mau liatin adek kelas ya.."
Adrian : "Tau aja, setan.."
Rea : "Otak lo kalo ga game, ya cewek, Dri.. Hahahahaha.."
Adrian : "Lo ga ngincer adek kelas kan ?"
Rea : "Ngga.."
Adrian : "Masih sama Calista ?"
Rea : "Gw ribut ama dia.."
Adrian : "Lah.. Kenapa ?"
Rea : "Gara-gara tau gw ribut lagi sama orang.."
Adrian : "Halah.. Udah ga usah dipikirin.. Mending nanti kita main ampe malem.."
Rea : "8 jam ?"
Adrian : "Yoi bro.."
Rea : "Sip mantap.."
Tak lama kemudian, angkutan umum datang.
Aku dan Adrian masuk kedalam.
Rea : "Lo ngincer siapa emang ?"
Adrian : "Belom ada.. Makanya gw mau liat-liat ini pagi.."
Rea : "Niat bener lo.."
Adrian : "Yoi dong.. Kalo ga gitu, gw makin kalah saing sama lo.."
Rea : "Lah.. Kenapa jadi saingan ama gw dah ?"
Adrian : "Lo enak banget kalo deketin cewek.. Diem doang, cewek deketin lo.. Lah gw, baru ngomong hai aja udah kabur.."
Rea : "Hahahahahahahaha.. Lo nakutin kali, Dri.."
Tak lama kemudian, kami sampai tempat pemberhentian terakhir.
Aku dan Adrian turun dari angkutan umum.
Kami berjalan perlahan menuju sekolah.
Dan lagi-lagi, aku berpapasan dengan perempuan yang sama.
Dia melihatku dan tersenyum.
Lalu aku lambaikan tanganku dan dia membalas lambaianku.
Adrian : "Lo kenal ?"
Rea : "Ngga.."
Adrian : "Cewek ga kenal aja bisa lo bikin kayak gitu ya.."
Rea : "Ketemu kemaren sih.. Tapi gw ga tau dia siapa.."
Adrian : "Lumayan itu.. Lo gebet aja.."
Rea : "Sembarangan aka lu kalo ngomong.. Calista gimana ?"
Adrian : "Kata lo lagi ribut.."
Rea : "Ah iya ya.."
Sesampainya disekolah, aku dan Adrian berpisah karena kami beda jurusan dan beda kelas.
Aku tak seperti biasanya sekarang.
Kalau sudah sampai dikelas, aku menaruh tas dimeja, lalu aku kedepan kelas untuk melihat adik-adik kelasku.
Lucu juga ya mereka.
Karena melihat mereka, aku jadi teringat waktu aku dengan Vania dulu.
Dia menungguku, berangkat dan pulang bersama.
Ah tapi sekarang dia sudah punya penggantiku yang lebih baik.
Tak lama kemudian, datanglah Calista.
Aku langsung menghampiri dia ke mejanya dan duduk disampingnya.
Rea : "Lista.."
Lista : "Ngapain lo duduk disini ?!"
Rea : "Kok kamu gitu ?"
Lista : "Pergi sana !!"
Rea : "Aku mau minta maaf sama kamu.."
Lista : "PERGI !!", sambil mendorongku dan akhirnya aku terjatuh dari bangku.
Rea : "Lista.. Aku mau minta maaf sama kamu.."
Lista : "Ga usah.. Gw ga mau kenal lo lagi.. Lo penipu !! Lo tukang bohong !! Lo udah ingkar janji !!"
Rea : "...."
Lista : "Cowok gw yang sekarang jauh lebih baik dari lo, Re.. Dia ga pernah bohongin gw dan ga pernah ingkar sama janjinya.. Mending lo pergi jauh dari hidup gw !!"
Mulutku tak bisa membalas ucapannya.
Hati ini terasa seperti tertusuk.
Setelah itu, aku kembali ke mejaku dan duduk dibangku sambil tidur-tiduran diatas meja.
Murid-murid datang satu persatu.
Tak terkecuali teman semejaku, Bayu.
Bayu : "Woi !! Tidur aja..", sambil menggebrak meja.
Rea : "Sue lo.. Ngagetin gw aja.. Gw lagi bete.."
Bayu : "Bete kenapa ?"
Rea : "Sama cewek idiot !!"
Bayu : "Lah ? Coba cerita.."
Rea : "Jadi gini, Bay.. Gw kemarin emang udah janji sama itu cewek ga mau ribut lagi.. Tapi kemarin ada orang yang ngegodain dia sama ngehina gw.. Masa gw diem aja, Bay.. Ya gw hajar lah biar diem..", suaraku agak meninggi.
Bayu : "Ya iyalah.. Harus lo hajar orang kayak gitu.. Alah ga usah dipikirin cewek begitu mah.. Dia ga ngerti.. Tau nya kan cowok selalu salah dimata mereka.."
Tiba-tiba, Calista berdiri dan melepar tasnya kearah kami.
Lalu dia berlari keluar.
Bayu : "Kenapa itu si Lista ?"
Rea : "...."
"Rea.."
Seorang perempuan yang duduk disampingku memanggil.
Perempuan ini berkulit putih, berwajah cerah dan cantik.
Dia juga berhijab.
Namanya Aisyah, biasa dipanggil Icha..
Rea : "Kenapa, Cha ?"
Icha : "Lo ga boleh gitu sama Lista.."
Bayu : "Jadi, cewek yang lo maksud itu..."
Rea : "Iya.. Calista.."
Icha : "Buruan gih kejar.. Disindir itu ga enak loh, Re.."
Bayu : "Bego lu.. Cepetan sana.."
Aku beranjak dari mejaku dan menyusul Calista.
Aku cari dia tetapi aku tidak melihatnya.
Dikantin pun dia tidak ada.
Apa jangan-jangan dia ada ditempat biasa aku berkumpul dengan teman-teman lamaku ?
Aku coba untuk cek kesana.
Dan benar saja dia ada disana.
Dia sedang duduk dengan kepala tertunduk sambil menangis sesegukan.
Sekali-kali tangannya menghapus air matanya yang jatuh.
Aku beranikan diri untuk menghampirinya.
Lista : "Ngapain lo kesini ?"
Rea : "Aku.."
Lista : "Iya gw emang cewek idiot !! Gw cewek bego !! Kenapa ?!"
Rea : "...."
Lista : "Tapi seenggaknya gw bukan tukang bohong.."
Rea : "Lista.."
Lista : "Tinggalin gw sendiri.. Gw mau disini.."
Rea : "Tapi.."
Lista : "Tinggalin gw, Rea !!", sambil mendorongku.
Aku tidak bisa berbuat banyak
Kesalahanku begitu besar kepadanya.
Aku hanya bisa diam dan berbalik arah kekelasku.
Aku menjadi serba salah.
Aku membela harga diriku, tetapi Calista menjauhiku.
Jika aku tidak membela diri, mungkin Calista tidak menjauhiku tetapi, harga diriku lah yang diinjak-injak orang lain.
Aku sampai dikelasku dan duduk dimejaku.
Bayu : "Gimana ?"
Rea : "Pusing gw.. Masih aja marah.."
Bayu : "Aduh.. Gw jadi ga enak sama Lista.."
Rea : "Udah udah.."
Icha : "Rea.. Tarik kesini dong Calista nya.. Gimana sih.."
Rea : "Nanti, Cha.. Aduh susah deh.."
Karena sudah bel masuk, seorang guru masuk kekelasku.
Kami memulai pelajaran.
Calista nampaknya belum ada tanda-tanda kehadirannya.
Seorang guru yang sedang mengabsen pun bertanya dimana Calista, tetapi Icha menjawab dia berada di UKS karena sakit kepala.
Pelajaran kali ini dimulai tanpa Calista.
Hingga akhirnya pelajaran habis, dan kebetulan dijam berikutnya tak ada guru yang masuk.
Icha : "Rea.."
Rea : "Apa ?"
Icha : "Calista.. Cepetan cari.."
Rea : "Iya iya.."
Dengan setengah malas aku beranjak dari mejaku untuk menghampiri Calista.
Tetapi, Calista sudah tidak ada ditempat itu.
Kemana dia ?
Aku mencoba untuk melihat dikantin, dan ternyata dia ada disana.
Ditemani segelas minuman dingin yang ada dimejanya.
Aku beranikan diri untuk menghampirinya.
Tiba-tiba, ada seorang murid lelaki yang duduk disampingnya.
Darahku seketika naik hingga ke kepala.
Dia adalah Rolan.
Mudah-mudahan kemarin dia hanya emosi sesaat.
Aku mencoba menelpon berkali-kali tetapi dia tidak mengangkat teleponku.
Terkahir, dia malah menolak telepon masuk dariku.
Aku bangun dan langsung mengambil air wudhu.
Tak lupa setelah itu aku sholat shubuh terlebih dahulu, sebelum mandi dan bersiap kesekolah.
Ini adalah hari keduaku menjadi kelas XI IPA.
Tak lupa aku sarapan bersama keluargaku sebelum berangkat.
Mama : "Kenapa lemes gitu, Re ?"
Rea : "Ngga apa-apa.. Agak ngantuk aja.."
Papa : "Nanti gw mau beli motor lagi nih.."
Rea : "Ya beli aja.."
Papa : "Mau pake ga ?"
Rea : "Kalo kegedean, aku ga mau, Pa.."
Papa : "Ngga.. Biasa aja kok ini.. Paling dipake buat beli galon sama gas doang.."
Rea : "Ya udah terserah papa.."
Mama : "Gimana masuk kelas IPA ?"
Rea : "Ga cocok, Ma.. Ga ada yang masuk ke otak.. Kecuali bahasa Indonesia, Inggris, sama Jerman.."
Papa : "Buset.. IPA Sastra.."
Rea : "Ada lagi aja sebutannya.."
Mama : "Hahahahahahaha.. Anak kita beneran salah masuk jurusan, Pa.."
Papa : "Mau jurusan apa juga ga ada yang nyambung, Ma.."
Rea : "Ledekin aja terus.. Udah ah.. Aku berangkat ya.. Mama, Papa.. Assalamu 'alaikum.."
Papa : "Wa 'alaikum salam.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."
Aku berjalan perlahan menuju jalan dimana aku biasa naik angkutan umum kesekolah.
Ditempatku menunggu, ada sebuah pemandangan yang berbeda.
Dan fenomena ini jarang terjadi.
Rea : "Tumben.."
Adrian : "Hehehehehe.."
Rea : "Lo mau liatin adek kelas ya.."
Adrian : "Tau aja, setan.."
Rea : "Otak lo kalo ga game, ya cewek, Dri.. Hahahahaha.."
Adrian : "Lo ga ngincer adek kelas kan ?"
Rea : "Ngga.."
Adrian : "Masih sama Calista ?"
Rea : "Gw ribut ama dia.."
Adrian : "Lah.. Kenapa ?"
Rea : "Gara-gara tau gw ribut lagi sama orang.."
Adrian : "Halah.. Udah ga usah dipikirin.. Mending nanti kita main ampe malem.."
Rea : "8 jam ?"
Adrian : "Yoi bro.."
Rea : "Sip mantap.."
Tak lama kemudian, angkutan umum datang.
Aku dan Adrian masuk kedalam.
Rea : "Lo ngincer siapa emang ?"
Adrian : "Belom ada.. Makanya gw mau liat-liat ini pagi.."
Rea : "Niat bener lo.."
Adrian : "Yoi dong.. Kalo ga gitu, gw makin kalah saing sama lo.."
Rea : "Lah.. Kenapa jadi saingan ama gw dah ?"
Adrian : "Lo enak banget kalo deketin cewek.. Diem doang, cewek deketin lo.. Lah gw, baru ngomong hai aja udah kabur.."
Rea : "Hahahahahahahaha.. Lo nakutin kali, Dri.."
Tak lama kemudian, kami sampai tempat pemberhentian terakhir.
Aku dan Adrian turun dari angkutan umum.
Kami berjalan perlahan menuju sekolah.
Dan lagi-lagi, aku berpapasan dengan perempuan yang sama.
Dia melihatku dan tersenyum.
Lalu aku lambaikan tanganku dan dia membalas lambaianku.
Adrian : "Lo kenal ?"
Rea : "Ngga.."
Adrian : "Cewek ga kenal aja bisa lo bikin kayak gitu ya.."
Rea : "Ketemu kemaren sih.. Tapi gw ga tau dia siapa.."
Adrian : "Lumayan itu.. Lo gebet aja.."
Rea : "Sembarangan aka lu kalo ngomong.. Calista gimana ?"
Adrian : "Kata lo lagi ribut.."
Rea : "Ah iya ya.."
Sesampainya disekolah, aku dan Adrian berpisah karena kami beda jurusan dan beda kelas.
Aku tak seperti biasanya sekarang.
Kalau sudah sampai dikelas, aku menaruh tas dimeja, lalu aku kedepan kelas untuk melihat adik-adik kelasku.
Lucu juga ya mereka.
Karena melihat mereka, aku jadi teringat waktu aku dengan Vania dulu.
Dia menungguku, berangkat dan pulang bersama.
Ah tapi sekarang dia sudah punya penggantiku yang lebih baik.
Tak lama kemudian, datanglah Calista.
Aku langsung menghampiri dia ke mejanya dan duduk disampingnya.
Rea : "Lista.."
Lista : "Ngapain lo duduk disini ?!"
Rea : "Kok kamu gitu ?"
Lista : "Pergi sana !!"
Rea : "Aku mau minta maaf sama kamu.."
Lista : "PERGI !!", sambil mendorongku dan akhirnya aku terjatuh dari bangku.
Rea : "Lista.. Aku mau minta maaf sama kamu.."
Lista : "Ga usah.. Gw ga mau kenal lo lagi.. Lo penipu !! Lo tukang bohong !! Lo udah ingkar janji !!"
Rea : "...."
Lista : "Cowok gw yang sekarang jauh lebih baik dari lo, Re.. Dia ga pernah bohongin gw dan ga pernah ingkar sama janjinya.. Mending lo pergi jauh dari hidup gw !!"
Mulutku tak bisa membalas ucapannya.
Hati ini terasa seperti tertusuk.
Setelah itu, aku kembali ke mejaku dan duduk dibangku sambil tidur-tiduran diatas meja.
Murid-murid datang satu persatu.
Tak terkecuali teman semejaku, Bayu.
Bayu : "Woi !! Tidur aja..", sambil menggebrak meja.
Rea : "Sue lo.. Ngagetin gw aja.. Gw lagi bete.."
Bayu : "Bete kenapa ?"
Rea : "Sama cewek idiot !!"
Bayu : "Lah ? Coba cerita.."
Rea : "Jadi gini, Bay.. Gw kemarin emang udah janji sama itu cewek ga mau ribut lagi.. Tapi kemarin ada orang yang ngegodain dia sama ngehina gw.. Masa gw diem aja, Bay.. Ya gw hajar lah biar diem..", suaraku agak meninggi.
Bayu : "Ya iyalah.. Harus lo hajar orang kayak gitu.. Alah ga usah dipikirin cewek begitu mah.. Dia ga ngerti.. Tau nya kan cowok selalu salah dimata mereka.."
Tiba-tiba, Calista berdiri dan melepar tasnya kearah kami.
Lalu dia berlari keluar.
Bayu : "Kenapa itu si Lista ?"
Rea : "...."
"Rea.."
Seorang perempuan yang duduk disampingku memanggil.
Perempuan ini berkulit putih, berwajah cerah dan cantik.
Dia juga berhijab.
Namanya Aisyah, biasa dipanggil Icha..
Rea : "Kenapa, Cha ?"
Icha : "Lo ga boleh gitu sama Lista.."
Bayu : "Jadi, cewek yang lo maksud itu..."
Rea : "Iya.. Calista.."
Icha : "Buruan gih kejar.. Disindir itu ga enak loh, Re.."
Bayu : "Bego lu.. Cepetan sana.."
Aku beranjak dari mejaku dan menyusul Calista.
Aku cari dia tetapi aku tidak melihatnya.
Dikantin pun dia tidak ada.
Apa jangan-jangan dia ada ditempat biasa aku berkumpul dengan teman-teman lamaku ?
Aku coba untuk cek kesana.
Dan benar saja dia ada disana.
Dia sedang duduk dengan kepala tertunduk sambil menangis sesegukan.
Sekali-kali tangannya menghapus air matanya yang jatuh.
Aku beranikan diri untuk menghampirinya.
Lista : "Ngapain lo kesini ?"
Rea : "Aku.."
Lista : "Iya gw emang cewek idiot !! Gw cewek bego !! Kenapa ?!"
Rea : "...."
Lista : "Tapi seenggaknya gw bukan tukang bohong.."
Rea : "Lista.."
Lista : "Tinggalin gw sendiri.. Gw mau disini.."
Rea : "Tapi.."
Lista : "Tinggalin gw, Rea !!", sambil mendorongku.
Aku tidak bisa berbuat banyak
Kesalahanku begitu besar kepadanya.
Aku hanya bisa diam dan berbalik arah kekelasku.
Aku menjadi serba salah.
Aku membela harga diriku, tetapi Calista menjauhiku.
Jika aku tidak membela diri, mungkin Calista tidak menjauhiku tetapi, harga diriku lah yang diinjak-injak orang lain.
Aku sampai dikelasku dan duduk dimejaku.
Bayu : "Gimana ?"
Rea : "Pusing gw.. Masih aja marah.."
Bayu : "Aduh.. Gw jadi ga enak sama Lista.."
Rea : "Udah udah.."
Icha : "Rea.. Tarik kesini dong Calista nya.. Gimana sih.."
Rea : "Nanti, Cha.. Aduh susah deh.."
Karena sudah bel masuk, seorang guru masuk kekelasku.
Kami memulai pelajaran.
Calista nampaknya belum ada tanda-tanda kehadirannya.
Seorang guru yang sedang mengabsen pun bertanya dimana Calista, tetapi Icha menjawab dia berada di UKS karena sakit kepala.
Pelajaran kali ini dimulai tanpa Calista.
Hingga akhirnya pelajaran habis, dan kebetulan dijam berikutnya tak ada guru yang masuk.
Icha : "Rea.."
Rea : "Apa ?"
Icha : "Calista.. Cepetan cari.."
Rea : "Iya iya.."
Dengan setengah malas aku beranjak dari mejaku untuk menghampiri Calista.
Tetapi, Calista sudah tidak ada ditempat itu.
Kemana dia ?
Aku mencoba untuk melihat dikantin, dan ternyata dia ada disana.
Ditemani segelas minuman dingin yang ada dimejanya.
Aku beranikan diri untuk menghampirinya.
Tiba-tiba, ada seorang murid lelaki yang duduk disampingnya.
Darahku seketika naik hingga ke kepala.
Dia adalah Rolan.
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
