Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#1695
Part 59
Aku berdiri untuk membantu temanku.
Tetapi, Calista menahan tanganku.

Lista : "Re, udah jangan bikin masalah.."
Rea : "Ya tapi.."
Lista : "Biar mereka aja.. Mereka udah lulus ini.."

Lalu Zabir datang membawa makanan untukku dan Calista.

Zabir : "Udah lo makan aja.. Biar ini jadi urusan gw sama yang lain."
Rea : "Beneran ?"
Zabir : "Iya.. Udah adem-adem aja lo disini.."

Kawan-kawanku semua menghampiri sekelompok murid yang tidak bisa menjaga ucapannya itu.
Tetapi, tidak ada perkelahian yang terjadi.
Mereka semua pergi dari kantin.
Padahal jumlah mereka lebih banyak, tetapi mereka semua takut dengan Zabir dan Farrel.
Setelah itu, kawan-kawanku menghampiriku dan Calista.

Farrel : "Songong itu anak.."
Valen : "Gw ada yang kenal sama salah satu dari mereka."
Rea : "Siapa, Len ?"
Valen : "Adeknya musuh gw dulu.. Kakak kelas gw.."
Zabir : "Oh.. Si Aldo.. Yang mana adek nya ?"
Valen : "Itu yang ngincer Calista.."
Farrel : "Hah ? Siapa nama nya ?"
Valen : "Lan Lan siapa gitu nama nya ?"
Zabir : "Alah ga penting.. Pokoknya kalo dia ngapa-ngapain lo, lo sikat abis aja, Re.."
Rea : "Ya mau nya sih gitu.."
Lista : "Ngga.. Aku ga mau kamu berantem-berantem lagi ah.."
Rea : "Aku ga berantem lagi kok.."
Lista : "Bener ya ? Aku takut kamu kayak kemarin lagi.."
Zabir : "Udah udah.. Makan aja dulu lo yang tenang.."

Selesai aku makan, aku dan Calista kembali kekelas.
Didepan kelas, aku melihat Vania dan Wira sedang bermesraan dan bercanda didepan kelasnya.
Aku hanya tersenyum melihat mereka.
Sesekali, aku melihat ke kelas X dimana terdapat anak-anak baru yang sedang menjalani masa orientasi.

Lista : "Re.."
Rea : "Ya.."
Lista : "Mau masuk ga ?"
Rea : "Iya nanti.. Aku mau didepan dulu.."
Lista : "Aku masuk duluan ya.."
Rea : "Iya.."

Calista sudah masuk ke kelas.
Aku melihat semua murid kelas X turun kelapangan.
Dan mataku tertuju dengan seorang perempuan yang aku temui pagi tadi.
Dia juga menatapku dari kejauhan dan setelah itu dia mengalihkan pandangannya kearah lain.
Aku belum tahu siapa namanya.

Bayu : "Liat siapa lo ?"
Rea : "Noh, anak kelas satu.."
Bayu : "Ada yang lo taksir ?"
Rea : "Ngga ada.. Mau liat-liat aja.."
Bayu : "Yang itu lumayan..", sambil menunjuk salah satu perempuan.
Rea : "Oh.. Itu cewek yang gw temuin tadi pagi.."
Bayu : "Hah ? Lo ketemu dia ?"
Rea : "Iya.. Cuma senyum doang terus gw tinggal.."
Bayu : "Ah payah lu.. Bukan lu gebet aja.."
Rea : "Gw nyari adek-adekan gw.. Kok ga ada ya ?"
Bayu : "Siapa namanya ?"
Rea : "Velina.."
Bayu : "Kayaknya ga ada yg namanya Velina deh, Re.."
Rea : "Hhmm.. Mungkin.. Dia disekolah lain mungkin.."
Bayu : "Masuk yuk.. Udah bel.."

Aku dan Bayu masuk ke kelas.
Pelajaran pun dimulai.
Dan aktivitas belajarku terhenti karena bel pulang berbunyi.

Bayu : "Balik ga, Re ?"
Rea : "Duluan aja.. Masih beres-beres buku nih.."
Bayu : "Ya udah.. Duluan gw.."

Aku melihat Calista masih duduk dimejanya.
Padahal teman-teman yang lain sudah pergi meninggalkan kelas.
Aku hampiri dia dan duduk disampingnya.

Rea : "Ga balik, Ta ?"
Lista : "Nanti.. Kamu duluan aja.."
Rea : "Kamu nunggu siapa ?"
Lista : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Rea : "Tuh kan.. Ga mau jujur sama aku ?"
Lista : "...."
Rea : "Cowok yang waktu itu ?"
Lista : "Iya.. Aku nunggu dia pergi dulu.."
Rea : "Ngapain nunggu ? Ayo keluar sama aku.."
Lista : "Re.. Aku ga mau kamu berantem lagi.."
Rea : "Hhmm.. Kalo gitu, aku temenin kamu aja ya disini.."
Lista : "Iya.. Terserah kamu asal ga berantem lagi.."
Rea : "Apapun bakalan aku lakuin supaya kamu senyum lagi, Lista.."

Suasana menjadi hening.
Aku menjadi kehabisan topik pembicaraan.
Calista hanya menundukkan kepalanya.

Rea : "Kamu ga capek apa kalo setiap hari harus nunggu dia pergi dulu baru pulang ?"
Lista : "Mau gimana lagi, Re.. Aku takut ketemu dia.."
Rea : "Kita kabur lewat gerbang belakang aja gimana ?"
Lista : "Lewat belakang ?"
Rea : "Iya.. Tapi agak jauh sih jalannya kalo kamu.."
Lista : "...."
Rea : "Tapi ga apa-apa, aku anterin sampe kamu naik angkot.. Yuk..", sambil menarik tangan Calista dan keluar dari kelas.

Aku berjalan berdua dengan Calista menuruni anak tangga satu persatu.
Lagi-lagi aku berpapasan dengan perempuan itu di depan perpustakaan lantai dasar saat aku ingin berjalan menuju ke gerbang belakang.
Kami hanya saling menatap dan saling melempar senyuman.

Lista : "Kamu kenal dia, Re ?"
Rea : "Ngga.. Baru ketemu tadi pagi.."
Lista : "Udah ganjem kamu pagi-pagi ?", sambil menarik telingaku.
Rea : "Aduh.. Aduh.. Apaan sih.. Cuma papasan doang.."

Kami berdua hampir sampai digerbang belakang.
Dan ternyata ada sekelompok murid yang tadi berkelahi dengan kawan-kawanku dikantin sedang berkumpul digerbang belakang sekolah.
Tiba-tiba Calista menarik tanganku dan menghentikan langakhnya.

Rea : "Kenapa ?"
Lista : "Aduh.. Ada mereka.."
Rea : "Udah ga apa-apa.."
Lista : "Nanti kamu diapa-apain.."

Aku genggam tangannya Calista dengan kuat.

Rea : "Ayo.. Percaya sama aku.."
Lista : "...."

Aku lanjutkan langkah kaki ini menuju gerbang belakang.
Semua mata dari mereka tertuju padaku dan Calista.

.... : "Lan.. Cewek lu digandeng anjing tuh.."
.... : "Hahahahahaha.. Terbalik.. Ceweknya Rolan yang ngegandeng anjingnya.."
Rea : "Mulut lo ga bisa dijaga ya !!"
Rolan : "Cantik.. Kenalin gw Rolan..", sambil memegang tangan Calista.
Rea : "Woi apaan sih lo !!"
Rolan : "Lah.. Urusan lo apa boss.."
Rea : "Ngapain lo pegang-pegang tangan cewek gw ?"
Rolan : "Suka-suka gw dong.. Lo siapa disini ? Mau gw abisin lo ?"
Rea : "Kalo berani satu lawan satu.. Jangan keroyokan.."
Lista : "Re, udah ah.. Ayo..", sambil menarik tanganku menjauh dari mereka.

Mereka tertawa dan menghinaku.
Aku dan Calista melanjutkan perjalanan.

Lista : "Cuekin aja sih orang kayak mereka.."
Rea : "Ya tapi mulutnya itu loh.."
Lista : "Kamu udah janji ga akan berantem lagi.."
Rea : "Ya tapi kalo kamu digituin kayak tadi, masa aku diem aja.."
Lista : "Udah ah.. Angkot aku udah dateng.. Kamu langsung pulang ya.."
Rea : "Ya udah.. Kamu hati-hati.. Nanti kalo udah sampe, kabarin aku.."

Setelah memastikan Calista naik angkutan umum, aku kembali menemui mereka yang menghinaku.
Dengan cepat aku berjalan kearah mereka.
Aku ingin sekali menghabisinya.
Terutama yang bernama Rolan itu.
Kurang ajar sudah berani memegang tangan Calista didepanku.

.... : "Nyali lo gede juga.."
Rea : "Gw ada urusan sama Rolan ini.. Ga usah ikut campur.."
.... : "Urusan Rolan ya urusan kita juga boss.."

Tanpa pikir panjang, aku langsung menghajar orang itu.
Lalu, aku habisi Rolan tanpa basa basi.
Tujuanku hanya untuk menghabisi Rolan.
Aku tidak peduli dengan yang lain.

Perkelahian itu dimenangkan oleh mereka karena aku kalah jumlah.
Tetapi, aku senang karena bisa membuat Rolan tersungkur dan mengeluarkan banyak darah dari hidung dan mulutnya.

Hari sudah sore.
Aku harus segera pulang.
Aku berjalan perlahan sambil menahan rasa sakitku kearah halte dekat sekolah.
Aku naik angkutan umum menuju rumahku.
Setelah sampai di rumah, aku melihat kearah cermin.
Hanya sedikit lecet yang ada diwajahku.
Tetapi, badanku rasanya sakit semua.

Aku rebahkan badanku, lalu aku bukan HPku.
Aku teringat oleh Velina.
Apa benar dia masuk disekolahku ?


Quote:


Aku pejamkan mata ini.
Berharap aku bisa tertidur sejenak.
Tetapi, lagi-lagi HPku bergetar.
Ada telepon masuk dari Calista.


Quote:


Telepon diputus begitu saja.
Calista marah besar kepadaku.
Apa yang harus aku lakukan ?
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.