Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#1649
Part 58
Quote:


Mama : "Rea !! Susah banget sih dibangunin.."
Rea : "Hhmm.. Mama.."
Mama : "Cepetan bangun.. Sholat shubuh.. Kamu ga mau sekolah apa ?"
Rea : "Aku lagi mimpi indah juga.."
Mama : "Mimpi aja kerjaannya.. Sekolah yang bener.."
Rea : "Iya iya aku bangun nih.."

Pagi itu aku dibangunkan oleh Mama.
Padahal aku sedang bermimpi indah.
Tetapi, aku harus bangun dan bersiap kesekolah.

Ini adalah hari pertamaku masuk sekolah di kelas XI.
Aku resmi menjadi kakak kelas bagi murid-murid kelas X yang baru saja masuk.
Tak lupa aku menelpon Calista untuk membangunkannya.

Quote:


Aku bersiap-siap untuk sekolah.
Tak lupa untuk memakai wewangian supaya lebih percaya diri.
Setelah selesai bersiap-siap, aku turun kebawah untuk sarapan bersama keluargaku.

Mama : "Udah jadi senior nih sekarang.."
Rea : "Biasa aja sih.."
Papa : "Adek kelas banyak yang cakep-cakep ga ?"
Rea : "Mana aku tau, Pa.."
Mama : "Papa.. Cewek mulu.."
Papa : "Hehehehehe.."
Rea : "Tau nih.. Ga bosen apa ngomongin nya begituan aja.."
Papa : "Abis gw bingung.. Pertama, Vania.. Terus Calista.. Ada lagi tuh, Velina.."
Mama : "Tau nih.. Kamu sebenernya mau nya sama siapa, Re ?"
Rea : "Ga ada.. Udah ah.. Aku mau berangkat.. Dah, Mama.. Dah, Papa.."
Mama : "Hati-hati, Re.."
Rea : "Iya Ma.. Assalamu 'alaikum.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.."

Aku membayangkan bagaimana aku menjadi senior disana.
Mengerjai adik kelas.
Kenalan dengan adik kelas perempuan yang cantik.
Hehehehehehe.

Seperti biasa, aku menunggu angkutan umum untuk ke sekolah.
Setelah angkutan umum datang, aku langsung naik.
Hanya ada aku didalamnya dan beberapa anak sekolah lain.
Karena masih sepi dan masih pagi, jadi tidak terlalu ramai.
Aku turun dihalte dekat sekolah.
Aku melihat sesosok perempuan yang sedang memakai perlengkapan MOS.
Hahahahahaha.
Lucu juga ya kalau dilihat.
Dulu juga aku seperti itu.

Tiba-tiba perempuan itu mengalihkan pandangannya kearahku.
Aku hanya tersenyum kepadanya, dan dia juga tersenyum kepadaku.
Kalau dilihat, dia lumayan.
Rambutnya panjang dan bergelombang.

Aku lanjutkan perjalananku menuju sekolah.
Disana, aku melihat dipapan pengumuman yang ada didepan perpustakaan.
Tak lama kemudian, Calista datang dibelakangku.

Lista : "Hayo ngapain.."
Rea : "Eh.. Kamu, Ta.."
Lista : "Kelas kita dipaling pojok.."
Rea : "Tau dari mana kamu ?"
Lista : "Nih..", sambil menunjuk lembaran yang berisi nama-nama murid.
Rea : "Kok kamu tau ?"
Lista : "Maka nya, kemarin jangan main pulang aja.. Hahahahahaha.. Yuk masuk.."

Aku dengan Calista satu ruangan kelas.
Tetapi, karena jumlah murid lelaki dan perempuannya genap, aku tidak bisa satu meja dengan Calista.
Padahal aku ingin sekali satu meja.

Aku duduk dimeja nomor dua dari depan.
Satu baris dengan meja guru.
Sedangkan Calista, duduk dimeja terdepan dibarisan sebelahku.
Aku melakukan kebiasaanku dipagi hari.
Tidur-tiduran.

Lista : "Kamu tidur terus, Re.."
Rea : "Masih sepi ini.."
Lista : "Ya tapi kan ga bagus.."
Rea : "Ga bagus kenapa ?"
Lista : "Ga bagus nyuekin aku.."
Rea : "Hahahahahaha.. Iya ya.."
Lista : "Kamu ga mau liat anak baru pada MOS ?"
Rea : "Males ah.. Mau ngapain ?"
Lista : "Seru tau liat mereka dikerjain.."
Rea : "Aku MOS ga dikerjain.."
Lista : "Siapa juga yang mau ngerjain kamu, temenmu aja preman sini.."
Rea : "Hah ? Siapa ?"
Lista : "Ya itu.. Farrel sama Zabir.."
Rea : "Hahahahahaha.. Dia mah temenan sama aku udah lama.."

Rea : "Gimana hubungan kamu sama cowok itu ?"
Lista : "Entahlah.. Makin ga jelas.."
Rea : "Ga jelas gimana ?"
Lista : "Aku takut untuk bilang putus.. Takut dia mukulin aku lagi.. Sekarang sih dia lagi aku cuekin.. Rencananya nanti aku mau ganti nomorku.. Terus bikin akun LC baru.. Biar dia ga bisa hubungin aku lagi.."
Rea : "Kalo dia kerumahmu gimana ?"
Lista : "Seenggaknya dirumah masih ada Mama, Re.."
Rea : "Iya juga sih.. Tapi kalo ganti nomor jangan lupa kabarin aku.."
Lista : "Iya, itu mah pasti.. Gimana kamu sama Vania ? Masih berhubungan ?"
Rea : "Udah ngga, Ta.. Dia ganti nomor kayaknya.. Nomor lama nya ga bisa dihubungin.."
Lista : "Mungkin dia mau fokus sama Wira, Re.."
Rea : "Mungkin.. Tapi, biarin aja deh.."

Satu persatu murid berdatangan.
Dan bel masuk pun berbunyi.
Siapa sangka, teman semejaku adalah orang yang pernah ditolong oleh Zabir waktu MOS.

Bayu : "Wih.. Lo disini, Re ?"
Rea : "Bayu.. Hahahahahahaha.. Sini sini sebelah gw.."
Bayu : "Gw kira lo di IPS.. Kan Vania di IPS.."
Rea : "Vania udah sama Wira.. Ngapain juga gw ikutin.."
Bayu : "Temen-temen lo udah pada lulus.. Siapa yang jadi preman sekolah nih ?"
Rea : "Ga tau lah.. Ga peduli juga gw.. Hahahahahaha.."

Tak lama kemudian, seorang guru masuk kedalam kelasku.
Guru ini adalah wali kelasku.
Namanya Ibu Risda.
Walaupun umurnya sudah tua, tetapi masih bisa untuk mengajar.
Ibu Risda mengajar pelajaran bahasa inggris.
Lagi-lagi aku dapat wali kelas pengajar bahasa inggris.
Hehehehehehe.

Setelah pengenalan singkat, kami melanjutkan pelajaran.
Tetapi kali ini bukan bahasa inggris mata pelajaran pertama.
Tetapi mata pelajaran yang aku benci.
Matematika.

Bu Ifah : "Pagi.."

"Pagi, Bu..", sahut semua murid.

Bu Ifah : "Perkenalan dulu ya.. Nama ibu Khalifah.. Panggil aja ibu Ifah.."

Bu Ifah : "Oh iya, disini katanya ada yang pernah pacaran sama kakak kelas.. Siapa nama nya ?"

"Andrea tuh, Bu..", sahut semua murid.

Bu Ifah : "Oh, ini mantannya Nia.. Hahahahahahaha.."
Rea : "Iya, Bu.."
Bu Ifah : "Santai aja.. Ibu cuma mau tau.. Ya udah kita mulai pelajaran ya.."

Ibu Ifah ini masih muda.
Kelihatan dari cara berpakaiannya, suaranya, dan wajahnya.
Senyumannya manis.
Dan memang digosipkan ibu Ifah ini berpacaran dengan salah seorang guru disini.

Waktu istirahat tiba.
Semua murid disini pergi keluar kelas.
Ada yang kekantin, dan ada juga yang melihat murid baru dalam masa orientasi.
Sedangkan aku, hanya tidur-tiduran didalam kelas.
Lalu, Calista menghampiriku.

Lista : "Ga kebawah, Re ?"
Rea : "Ngga ah.."
Lista : "Ngga mau liat anak baru ? Katanya cantik-cantik, loh.."
Rea : "Kamu ini.. Dibohongin Velina aja udah mukulin aku.. Apa lagi beneran liat aku lirik cewek lain.."
Lista : "Hahahahahahaha.. Paling aku colok mata kamu.."
Rea : "Tuh kan.. Galak banget kamu.."
Lista : "Oh iya.. Katanya Velina mau masuk kesini ?"
Rea : "Oh iya.. Aku baru inget.. Aku belum sempet nanya dia masuk mana.."
Lista : "Nanti aja ditanyain.."
Rea : "Iya.. Kalo beneran ada disini, aku cari ah dia.. Aku ajak nongkrong dikantin.. Ga usah ikut perkeloncoan ga jelas itu.."
Lista : "Ciee.. Mau ngelindungin adeknya banget.."
Rea : "Ngga juga sih.. Aku mau nya lindungin kamu dari cowok-cowok brengsek itu.. Sampai kapanpun, aku mau kamu tersenyum meskipun tubuhku hancur.."
Lista : "Alahh.. Gombal mulu.. Gantengnya ilang kalo kamu gombal.."
Rea : "Ngga tuh.. Dari lahir juga aku udah ganteng.."
Lista : "Kata siapa ?"
Rea : "Kata Mama.. Hahahahahahaha.."

Bel masuk pun berbunyi.
Semua murid masuk dan melanjutkan pelajaran.
Pelajaran disini tidak ada yang aku sukai kecuali bahasa inggris, bahasa indonesia, dan bahasa jerman.
Sisanya aku tidak suka.
Aku tak menyukainya karena memang otakku sulit mencerna pelajaran itu, apa lagi Fisika dan Kimia.
Hehehehehehehe.

Bel istirahat siang berbunyi.
Aku segera turun kebawah untuk sholat lalu aku makan siang bersama Calista.
Disana, aku melihat ada sekelompok lelaki yang aku kenal.
Dan aku langsung menghampirinya bersama Calista.

Rea : "Wih yang udah lulus.. Masih aja main kesini.."
Zabir : "Nah ini nih yang gw tungguin.. Hahahahahaha.. Jurusan apa lo ?"
Rea : "IPA sama Calista.."
Farrel : "Hehehehehe.. Hai Lista.."
Lista : "Hehehe.. Hai, Kak.."
Farrel :"Aduh sopan ya adek Lista.. Ga kayak Rea.. Songong.."
Rea : "Sue.. Ngomong apa lu ?"
Farrel : "Pesen makan sono.. Cewek lu kelaperan tuh.."
Zabir : "Tenang.. Gw yang bayarin buat lo sama Lista, Re.. Karena lo waktu itu udah nyemangatin kita pas UN.."
Rea : "Wah thanks banget nih.."
Lista : "Aduh, Kak.. Ngerepotin deh.."
Farrel : "Tuh kan.. Makin cinta deh.."
Rea : "Asli ya ini pala gw jedotin ketembok lama-lama.."
Farrel : "Ampun om.. Hahahahahaha.."

Zabir memesankan makanan dan minuman untukku dan Calista.
Lalu, tiba-tiba ada kakak kelas yang datang ke kantin beramai-ramai.

Farrel : "Baru jadi anak kelas XII itu.. Cuekin aja, Re.."
Rea : "Hhmm.. Biarlah.. Yang penting ga ganggu gw.."
Farrel : "Tapi mereka ngeliatin Calista terus deh.."

Aku kembali melihat mereka.
Memang benar mereka melirik Calista.
Sungguh keadaan ini membuatku jengkel dan marah.
Tetapi, Calista menahanku.

Lista : "Re, udahlah.."
Rea : "Ya.. Tapi.."
Lista : "Cuma ngelirik doang.. Biarin aja sih.."
Rea : "Ya udahlah.."

Mereka duduk tak jauh dari tempat dudukku.
Aku juga sempat mendengar apa yang mereka bicarakan.

.... : "Ceweknya boleh juga tuh.."
.... : "Jangan.. Ada anjing nya tuh.."
.... : "Bukannya dia temennya Zabir ?"
.... : "Zabir udah ga ada disini.. Sikat aja tuh anak.. Ambil ceweknya.."

Perkataan mereka membuatku naik darah.
Enak saja dia bilang aku ini anjing dan ingin merebut Calista.
Aku berdiri ingin menghampiri mereka semua, tetapi lagi-lagi Calista menahanku.

*BRAK !!*

Tiba-tiba ada dua buah bangku yang dilempar kearah mereka.
Ternyata ada Valen dan juga Kevin.
Karena begitu ramai, sampai-sampai aku tidak melihat mereka yang beda meja denganku.
Dan perkelahianpun tak dapat dihindari.
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.