- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#1506
Part 53
Rea : "Serius amat mainnya.."
Lista : "Lagi enak nih.."
Rea : "Dasar kamu.. Aku boleh tidur sebentar ga ?"
Lista : "Boleh.. Nanti kalo aku udah selesai, aku bangunin kok.."
Aku pejamkan mata ini.
Aku biarkan Calista bermain game di PCku.
Kepalaku agak sakit.
Mungkin karena berkelahi tadi.
Entah beberapa jam aku tidur, aku dibangunkan Calista.
Lista : "Re..", sambil menggoyangkan tubuhku.
Rea : "Hhmm.. Udahan, Ta ?"
Lista : "Udah.. Aku pulang ya.."
Rea : "Mama sama Papa udah pulang belom ?"
Lista : "Belom.."
Rea : "Sebentar.. Aku anterin ya.. Aku ganti baju dulu.."
Lista : "Ga usah, Re.."
Rea : "Aku ga mau kamu kenapa-kenapa dijalan.."
Lista : "Ya udah.. Tapi kamu ga apa-apa ?"
Rea : "Ga apa-apa, kok.. Yuk.."
Lista : "Katanya mau ganti baju.."
Rea : "Oh iya.. Ya udah kamu tunggu dibawah aja.."
Calista keluar kamarku.
Dia menungguku dibawah.
Setelah berganti pakaian, aku bergegas untuk mengantar Calista.
Rea : "Lista.. STNK motor papa lagi di bawa.. Naik angkot aja ga apa-apa ?"
Lista : "Ga apa-apa, kok.. Asal dianterin.. Hehehehehehehe.."
Rea : "Dasar kamu.. ya udah yuk.."
Aku dan Calista berjalan menuju jalan raya dekat rumahku.
Kami naik angkutan umum yang mengarah ke daerah rumahnya.
40 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di daerah rumahnya.
Lista : "Kamu ga apa-apa nih nganterin aku ?"
Rea : "Pake ditanya lagi.. Kan tadi aku udah jawab.. Aku ga apa-apa, Lista.."
Lista : "Aku ga mau kamu capek aja, Re.."
Rea : "Ngga lah.. Kalo nganter cewek secantik kamu, capek ku hilang.. Tenagaku nambah.. Hahahahahaha.."
Lista : "Alah gombal aja.. Hahahahahahaha.."
Akhirnya, kami sampai dirumahnya Calista.
Lista : "Mau masuk dulu, Re ?"
Rea : "Ngga usah.. Udah mau malem nih.. Aku langsung pulang aja.."
Lista : "Ya udah kamu hati-hati ya.. Kabarin aku kalo udah sampe rumah.."
Rea : "Iya.. Aku pulang ya.."
Setelah itu, aku bertolak dari rumah Calista.
Jalan menuju ke jalan raya tak begitu jauh.
Dalam perjalanan, ada sekitar 10 orang menghadang perjalananku.
.... : "Lo Andrea ?"
Rea : "Iya.. Ada apa ya ?"
Tanpa pikir panjang, mereka langsung memukuliku tanpa ampun.
Aku hanya bisa melawan sebisaku.
Apa lagi kondisiku masih sedikit terluka karena perkelahian didepan sekolah tadi.
Akhirnya aku kalah dalam perkelahian ini.
Bayangkan saja 1 melawan 10 orang.
.... : "Ini buat lo yang udah hancurin hubungan gw sama Calista.."
Rea : "Hubungan lo ?"
.... : "Gw mantan nya.. Ayo kita tinggalin aja ini anak.."
Sepertinya mereka sudah tahu keberadaanku.
Badanku sakit semua.
Tubuhku sekarang penuh luka.
Aku hanya bisa duduk dipinggiran jalan.
Mana tidak ada orang yang lewat.
Sepi sekali disini.
Aku ambil HPku dari saku celanaku dan menelpon seseorang.
15 menit kemudian, Zabir datang bersama Farrel.
Zabir : "Buset.. Lo kenapa bisa begini ?"
Farrel : "Lo dikeroyok berapa orang ?"
Rea : "Ada kali 10 orang.."
Zabir : "Tumben bisa bonyok gini.."
Rea : "Tadi siang gw abis ribut juga ama anak lain.. Belom pulih bener.. Sekarang dihajar lagi sama anak sini.."
Farrel : "Harus dibales ini, Bir.."
Zabir : "Pasti.. Pasti kita bales.."
Farrel : "Ceritanya gimana sih ?"
Rea : "Gw abis nganterin Calista balik.."
Farrel : "Calista ?"
Rea : "Iya.. Cewek yang sekelas sama gw itu.. Yang ikut gw lomba juga.."
Zabir : "Apa hubungannya ?"
Rea : "Yang mukulin gw itu mantannya dia sama temen-temennya.."
Farrel : "Asli itu orang banci banget.. Kalo satu lawan satu, udah pasti kalah.."
"Andrea !!", aku mendengar suara teriakan dari seseorang..
Dia berlari menghampiriku.
Lista : "Ya ampun, Re..", dia menangis melihatku.
Rea : "Hehehehe.. Hai, Lista.."
Calista mendekatiku lalu memelukku.
Lista : "Lo kenapa, Re ?"
Rea : "Biasa lah.. Cowok.."
Lista : "Lo diapain aja sama mereka ?"
Rea : "Biasa ini.. Berantem.."
Lista : "Maafin aku.. Kamu jadi begini karena aku.."
Rea : "Ngga kok.. Aku malah seneng bisa jagain kamu.."
Lista : "Barusan aku dihubungin sama mantanku yang deket rumah.. Dia bilang, kamu abis dipukulin.."
Rea : "Iya.. Aku dipukulin sama mereka.."
Zabir : "Mending kita anterin pulang dulu deh.."
Farrel : "Iya.. Daripada disini nanti mereka balik lagi.."
Rea : "Udah udah.. Mendingan lo berdua anterin Calista balik.. Gw tunggu sini.."
Lista : "Kamu ini !! Masih aja mikirin aku !!"
Farrel : "Zabir anterin Rea balik dah.. Gw nemenin Calista.."
Zabir : "Iya gitu aja udah.. Ayo, Re..", sambil membantuku berdiri.
Aku diantar pulang hingga kerumah oleh Zabir.
Sungguh mereka adalah kawan-kawanku yang terbaik.
Dan akhirnya aku sampai dirumah.
Mama : "Ya ampun, Re.. Kamu kenapa ?"
Zabir : "Nanti aja ceritanya, Tante.. Bawa masuk dulu nih.."
Aku dibantu Zabir masuk ke kamar.
Lalu, aku berbaring diatas tempat tidurku sambil diobati oleh mamaku.
Mama : "Kamu kenapa lagi sih ?"
Rea : "Dipukulin orang, Ma.."
Mama : "Kamu bikin masalah ?"
Zabir : "Udah biar saya aja yang cerita.. Jadi tadi Rea lagi anter Calista pulang, cuma abis itu ada orang yang ga seneng.. Dipukulin deh.. Rea ga salah, Tan.. Namanya dikeroyok.."
Mama : "Ya udah kalo gitu.. Zabir makasih banyak loh.."
Zabir : "Sama-sama.. Saya permisi dulu.. Re, cepet sembuh ya.."
Rea : "Yo.. Makasih ya.."
Zabir pun kembali kerumahnya setelah mengantarku sampai rumahku.
Mama ku kenal dengan Zabir karena waktu SMP dulu, aku berkelahi dengan Zabir yang mengharuskan orang tuaku dan orang tua Zabir bertemu.
Tetapi, setelah itu kami malah berteman dengan baik.
Tak lupa juga aku mengabarkan Calista bahwa aku sudah dirumah.
Yang penting, Calista selamat sampai rumah dan tidak diganggu oleh kedua mantannya.
Mataku sudah mengantuk tetapi, perih luka ini membuatku tak bisa tidur.
Aku paksakan untuk tidur, dan akhirnya aku terlelap satu jam kemudian.
Tak mengapa jika tubuh ini hancur sekalipun, daripada aku harus melihat Calista menangis.
Lista : "Lagi enak nih.."
Rea : "Dasar kamu.. Aku boleh tidur sebentar ga ?"
Lista : "Boleh.. Nanti kalo aku udah selesai, aku bangunin kok.."
Aku pejamkan mata ini.
Aku biarkan Calista bermain game di PCku.
Kepalaku agak sakit.
Mungkin karena berkelahi tadi.
Entah beberapa jam aku tidur, aku dibangunkan Calista.
Lista : "Re..", sambil menggoyangkan tubuhku.
Rea : "Hhmm.. Udahan, Ta ?"
Lista : "Udah.. Aku pulang ya.."
Rea : "Mama sama Papa udah pulang belom ?"
Lista : "Belom.."
Rea : "Sebentar.. Aku anterin ya.. Aku ganti baju dulu.."
Lista : "Ga usah, Re.."
Rea : "Aku ga mau kamu kenapa-kenapa dijalan.."
Lista : "Ya udah.. Tapi kamu ga apa-apa ?"
Rea : "Ga apa-apa, kok.. Yuk.."
Lista : "Katanya mau ganti baju.."
Rea : "Oh iya.. Ya udah kamu tunggu dibawah aja.."
Calista keluar kamarku.
Dia menungguku dibawah.
Setelah berganti pakaian, aku bergegas untuk mengantar Calista.
Rea : "Lista.. STNK motor papa lagi di bawa.. Naik angkot aja ga apa-apa ?"
Lista : "Ga apa-apa, kok.. Asal dianterin.. Hehehehehehehe.."
Rea : "Dasar kamu.. ya udah yuk.."
Aku dan Calista berjalan menuju jalan raya dekat rumahku.
Kami naik angkutan umum yang mengarah ke daerah rumahnya.
40 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di daerah rumahnya.
Lista : "Kamu ga apa-apa nih nganterin aku ?"
Rea : "Pake ditanya lagi.. Kan tadi aku udah jawab.. Aku ga apa-apa, Lista.."
Lista : "Aku ga mau kamu capek aja, Re.."
Rea : "Ngga lah.. Kalo nganter cewek secantik kamu, capek ku hilang.. Tenagaku nambah.. Hahahahahaha.."
Lista : "Alah gombal aja.. Hahahahahahaha.."
Akhirnya, kami sampai dirumahnya Calista.
Lista : "Mau masuk dulu, Re ?"
Rea : "Ngga usah.. Udah mau malem nih.. Aku langsung pulang aja.."
Lista : "Ya udah kamu hati-hati ya.. Kabarin aku kalo udah sampe rumah.."
Rea : "Iya.. Aku pulang ya.."
Setelah itu, aku bertolak dari rumah Calista.
Jalan menuju ke jalan raya tak begitu jauh.
Dalam perjalanan, ada sekitar 10 orang menghadang perjalananku.
.... : "Lo Andrea ?"
Rea : "Iya.. Ada apa ya ?"
Tanpa pikir panjang, mereka langsung memukuliku tanpa ampun.
Aku hanya bisa melawan sebisaku.
Apa lagi kondisiku masih sedikit terluka karena perkelahian didepan sekolah tadi.
Akhirnya aku kalah dalam perkelahian ini.
Bayangkan saja 1 melawan 10 orang.
.... : "Ini buat lo yang udah hancurin hubungan gw sama Calista.."
Rea : "Hubungan lo ?"
.... : "Gw mantan nya.. Ayo kita tinggalin aja ini anak.."
Sepertinya mereka sudah tahu keberadaanku.
Badanku sakit semua.
Tubuhku sekarang penuh luka.
Aku hanya bisa duduk dipinggiran jalan.
Mana tidak ada orang yang lewat.
Sepi sekali disini.
Aku ambil HPku dari saku celanaku dan menelpon seseorang.
Quote:
15 menit kemudian, Zabir datang bersama Farrel.
Zabir : "Buset.. Lo kenapa bisa begini ?"
Farrel : "Lo dikeroyok berapa orang ?"
Rea : "Ada kali 10 orang.."
Zabir : "Tumben bisa bonyok gini.."
Rea : "Tadi siang gw abis ribut juga ama anak lain.. Belom pulih bener.. Sekarang dihajar lagi sama anak sini.."
Farrel : "Harus dibales ini, Bir.."
Zabir : "Pasti.. Pasti kita bales.."
Farrel : "Ceritanya gimana sih ?"
Rea : "Gw abis nganterin Calista balik.."
Farrel : "Calista ?"
Rea : "Iya.. Cewek yang sekelas sama gw itu.. Yang ikut gw lomba juga.."
Zabir : "Apa hubungannya ?"
Rea : "Yang mukulin gw itu mantannya dia sama temen-temennya.."
Farrel : "Asli itu orang banci banget.. Kalo satu lawan satu, udah pasti kalah.."
"Andrea !!", aku mendengar suara teriakan dari seseorang..
Dia berlari menghampiriku.
Lista : "Ya ampun, Re..", dia menangis melihatku.
Rea : "Hehehehe.. Hai, Lista.."
Calista mendekatiku lalu memelukku.
Lista : "Lo kenapa, Re ?"
Rea : "Biasa lah.. Cowok.."
Lista : "Lo diapain aja sama mereka ?"
Rea : "Biasa ini.. Berantem.."
Lista : "Maafin aku.. Kamu jadi begini karena aku.."
Rea : "Ngga kok.. Aku malah seneng bisa jagain kamu.."
Lista : "Barusan aku dihubungin sama mantanku yang deket rumah.. Dia bilang, kamu abis dipukulin.."
Rea : "Iya.. Aku dipukulin sama mereka.."
Zabir : "Mending kita anterin pulang dulu deh.."
Farrel : "Iya.. Daripada disini nanti mereka balik lagi.."
Rea : "Udah udah.. Mendingan lo berdua anterin Calista balik.. Gw tunggu sini.."
Lista : "Kamu ini !! Masih aja mikirin aku !!"
Farrel : "Zabir anterin Rea balik dah.. Gw nemenin Calista.."
Zabir : "Iya gitu aja udah.. Ayo, Re..", sambil membantuku berdiri.
Aku diantar pulang hingga kerumah oleh Zabir.
Sungguh mereka adalah kawan-kawanku yang terbaik.
Dan akhirnya aku sampai dirumah.
Mama : "Ya ampun, Re.. Kamu kenapa ?"
Zabir : "Nanti aja ceritanya, Tante.. Bawa masuk dulu nih.."
Aku dibantu Zabir masuk ke kamar.
Lalu, aku berbaring diatas tempat tidurku sambil diobati oleh mamaku.
Mama : "Kamu kenapa lagi sih ?"
Rea : "Dipukulin orang, Ma.."
Mama : "Kamu bikin masalah ?"
Zabir : "Udah biar saya aja yang cerita.. Jadi tadi Rea lagi anter Calista pulang, cuma abis itu ada orang yang ga seneng.. Dipukulin deh.. Rea ga salah, Tan.. Namanya dikeroyok.."
Mama : "Ya udah kalo gitu.. Zabir makasih banyak loh.."
Zabir : "Sama-sama.. Saya permisi dulu.. Re, cepet sembuh ya.."
Rea : "Yo.. Makasih ya.."
Zabir pun kembali kerumahnya setelah mengantarku sampai rumahku.
Mama ku kenal dengan Zabir karena waktu SMP dulu, aku berkelahi dengan Zabir yang mengharuskan orang tuaku dan orang tua Zabir bertemu.
Tetapi, setelah itu kami malah berteman dengan baik.
Tak lupa juga aku mengabarkan Calista bahwa aku sudah dirumah.
Quote:
Yang penting, Calista selamat sampai rumah dan tidak diganggu oleh kedua mantannya.
Mataku sudah mengantuk tetapi, perih luka ini membuatku tak bisa tidur.
Aku paksakan untuk tidur, dan akhirnya aku terlelap satu jam kemudian.
Tak mengapa jika tubuh ini hancur sekalipun, daripada aku harus melihat Calista menangis.
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
