Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#1491
Part 52
Hari libur telah usai.
Teman-temanku sudah selesai mengikuti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.
Dan sekarang, sekolahku masuk seperti biasa.

Seperti biasa, aku datang paling pagi.
Aku duduk dimejaku lalu tidur-tiduran sebentar.
Beberapa menit kemudiam, datanglah teman-teman sekelasku satu persatu.

Vania : "Pagi, Re.", dia duduk disampingku.
Rea : "Eh.. Kamu, Van.."
Vania : "Tidur terus.."
Rea : "Ngantuk abisnya.."
Vania : "Kok ga bangunin aku tadi pagi ?"
Rea : "Bukannya setiap pagi udah ada yang antar jemput ?"
Vania : "Hahahaha.. Iya ya.."
Rea : "Ngeledek aja terus.. Iya deh aku masih jomblo.. Biarin aja karatan.."
Vania : "Heh, jangan gitu.. Kamu aja terlalu pemilih.. Banyak loh yang suka sama kamu.."
Rea : "Bodo ah.."

Tak lama kemudian, Calista datang.

Rea : "Hai, Lista.."
Lista : "....", dia hanya tersenyum lalu duduk dibangkunya.

Ada apa dengan dia ?
Aneh.
Bel masuk berbunyi.
Saat nya kembali belajar dengan pelajaran yang membosankan.
Ditambah lagi kawan-kawanku yang sudah liburan.
Rasanya aku tidak semangat lagi untuk sekolah.

Beberapa jam kemudian, tibalah waktu istirahat pertama.
Walaupun cuma 15 menit, setidaknya aku bisa santai sejenak.

Vania : "Ga keluar, Re ?"
Rea : "Ngga ah.. Disini aja.."
Vania : "Ya udah, aku keluar ya.. Ditunggu Wira.."
Rea : "Ya.."

Vania telah pergi keluar bersama kekasih barunya.
Dikelas ini hanya ada aku dan Calista yang kebetulan ada dibelakangku.
Aku beranikan diri untuk memulai percakapan.

Rea : "Lista.. Kamu kenapa ?"
Lista : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Rea : "Marah sama aku ?"
Lista : "....", dia menggelengkan kepalanya lagi.

Lalu, dia berdiri dan berjalan keluar meninggalkan aku sendiri dikelas ini.
Ada apa dengan Calista ?
Tak biasanya dia bersikap seperti ini kepadaku.
Aku ikuti dia keluar kelas ini dan duduk disampingnya didepan kelas.

Lista : "Jangan deketin aku, Re.."
Rea : "Loh ? Kenapa ?"
Lista : "Pokoknya jangan.."
Rea : "Loh, bukannya kemarin.."
Lista : "Pokok nya jangan deket-deket aku !!", dia berdiri dan berjalan menuju anak tangga.

Aneh, baru kemarin dia bilang sayang.
Kemarin dia menciumku.
Tetapi, kenapa sekarang dia berubah ?

Bel masuk kelas berbunyi.
Aku masuk kedalam kelas dan tidur-tiduran diatas mejaku.
Lalu, ada seorang murid datang kekelasku.

"Woi, gurunya ga masuk !", sahutnya dengan girang.
"Hore...", semua anak murid berteriak kegirangan.

Baguslah tidak ada guru dijam ini.
Vania sibuk dengan HPnya.
Lebih tepatnya, sibuk dengan pacar barunya.
Sedangkan aku, memilih untuk tidur-tiduran.

Aktivitas ini berlanjut hingga istirahat siang tiba.
Aku turun kebawah untuk shalat lalu kekantin untuk makan siang.
Kali ini, aku makan sendirian.
Vania sedang makan bersama pacar barunya.
Tetapi, aku tidak melihat Calista disini.
Setelah makan, aku membeli beberapa wafer cokelat untuk Calista.
Dan benar saya, dia masih berada didalam kelas.

Rea : "Ini, buat kamu..", sambil memberinya cokelat itu.
Lista : "...."
Rea : "Kamu belum makan, kan ?"
Lista : "Makasih, Re..", dia mengambil makanan yang aku berikan lalu memakannya.
Rea : "Lista, sebenarnya ada apa ?"
Lista : "....", dia hanya menggelengkan kepalanya.
Rea : "Karena aku ga peka ?"
Lista : "...."
Rea : "Lista.. Maafin aku.. Aku emang bukan cowok yang peka sama perempuan.. Tapi, kalo ada apa-apa, tolong kamu cerita sama aku supaya aku tau.. Aku bukan dewa yang tau segalanya, Lista.."
Lista : "Pokoknya aku minta mulai sekarang, jauhin aku.."
Rea : "Aku ga bisa.."
Lista : "Kalo ga bisa, aku yang jauhin kamu.."
Rea : "Kok gitu ?"
Lista : "Pokoknya aku mau kita jauhan !!"

Bel masuk berbunyi.
Semua murid masuk kedalam kelas.
Kami semua melanjutkan pelajaran.
Pelajaran yang aku pelajari tidak ada yang masuk kedalam otakku.
Rasanya aku ingin lompat saja dari gedung ini.
Dan akhirnya bel pulang berbunyi.

Vania : "Re.. Aku duluan ya.."
Rea : "Ya.. Kamu hati-hati ya, Van.."

Vania pergi meninggalkan kelas ini.
Seperti biasa, dia pulang diantar oleh Wira.

Rea : "Tunggu, Lista..", aku menahan tangannya.
Lista : "Apa lagi ?"
Rea : "Duduk dulu.. Aku mau ngomong.."
Lista : "Ga mau.."
Rea : "Aku janji, setelah ini kamu mau jauhin aku, terserah.."
Lista : "Ya udah.. Sebentar aja ya.."

Sekarang, Calista duduk tepat disampingku.

Rea : "Kenapa kamu mau kita jauh ?"
Lista : "...."
Rea : "Aku salah ?"
Lista : "....", dia hanya menggelengkan kepalanya.
Rea : "Kamu tau kan, aku ga bisa jauh dari kamu.."
Lista : "...."
Rea : "Dan aku juga tau, kamu ga mau jauh dari aku kan sebenernya.."
Lista : "...."
Rea : "Karena pacarmu itu ?"
Lista : "....", dia mulai mengeluarkan air mata.
Rea : "Bener gara-gara dia ?"
Lista : "....", dia menganggukkan kepalanya.
Rea : "Dia kasar sama kamu ?"
Lista : "....", dia menganggukkan kepalanya lagi.
Rea : "Kurang ajar itu orang ! Coba ceritain sama aku.."
Lista : "Re.. Aku takut.."
Rea : "...."
Lista : "Waktu aku kerumah kamu, dia tau.."
Rea : "Terus ?"
Lista : "Ternyata pagi itu juga dia kerumahku, dan mama bilang aku lagi kerumah kamu.."
Rea : "Terus dia nunggu kamu dirumah ?"
Lista : "Ga lama aku pergi dari rumah kamu, dia nelpon dan nyuruh aku kerumahnya.."
Rea : "Terus, kamu diapain ?"
Lista : "Dia nampar aku.. Dia hina aku.. Dia bilang aku cewek nakal.. Aku cewek binal.. Udah punya cowok masih main sama cowok lain.."
Rea : "...."
Lista : "Dari situ, aku minta putus sama dia.. Dia malah nampar aku lagi.. Dia bilang, dia akan mukul lebih keras kalau aku minta putus.."
Rea : "...."
Lista : "....", tangisannya semakin kencang dan air mata yang keluar semakin deras.
Rea : "Dia ngapain lagi ?"
Lista : "Dia.. Dia bawa aku ke kamarnya.."
Rea : "Terus kamu diapain ?"
Lista : "Dia ngeraba-raba badanku.. Aku takut.."
Rea : "...."
Lista : "Untungnya, aku berhasil kabur kemarin.. Kalo ngga, mungkin aku udah dirudapaksa dia.."
Rea : "Kurang ajar.. Orang itu mesti aku basmi.."
Lista : "Dia udah jemput aku didepan sekolah.. Aku harus pergi sekarang.."
Rea : "Tunggu.. Kita ketemu dia dibawah sekarang.."
Lista : "Tapi, nanti.."
Rea : "Ga ada tapi-tapi.. Aku mau buat perhitungan sama orang itu.."
Lista : "...."
Rea : "Yuk.."

Aku genggam tangannya Calista.
Kami berdua berjalan menuju depan sekolah.
Sepertinya, lelaki itu melihat tangan kekasihnya yang sedang aku genggam.
Dia langsung menghampiriku dan Calista.

.... : "Woi.. Dia cewek gw.."
Rea : "Tapi dia sayang nya sama gw boss.."
.... : "Lo Andrea ?"
Rea : "Iya, kenapa ?"

Dia langsung melayangkan pukulan dan tepat mengenai wajahku.
Lalu, aku balas pukulannya.
Aku pukul bagian pipi dan mata nya, lalu aku pukul dan aku tendang bagian badan nya hingga dia tersungkur.

Lista : "STOP !! Rea.. Udah.."
Rea : "Heh.. Jangan lu deket-deket dia lagi.. Dia sama lo udah putus.."
.... : "Awas lo.. Gw bales lo besok..", dia langsung memacu motornya dengan kecepatan tinggi dan menghilang dari pandanganku.
Lista : "Kamu ga apa-apa ?"
Rea : "Ngga.."
Lista : "Kamu berdarah begini.. Ayo kita kerumah kamu.. Aku obatin.."

Aku dan Calista segera pergi dari tempat itu menuju rumahku.
Sesampainya disana, Calista mengambil obat-obatan lalu masuk kekamarku.

Lista : "Tahan ya.."
Rea : "Aw.. Pelan-pelan.."
Lista : "Makanya jangan gaya-gayaan pake berantem segala.."
Rea : "Hehehehehe.. Mendingan aku yang babak belur daripada liat kamu disakitin.."
Lista : "Dasar kamu.."
Rea : "Jadi gimana ? Masih mau jauhin aku.."
Lista : "...."
Rea : "Lista.. Apapun yang terjadi, aku bakalan jagain kamu.. Kamu ga usah takut ya.. Kalo dia ganggu kamu lagi, bilang ke aku.."
Lista : "Hehehehehe.. Iya, Re.. Makasih ya.."
Rea : "Nah gitu dong senyum nya dikeluarin dari tadi.. Kamu kalo senyum tuh manis banget.. Aku suka liat nya.."
Lista : "Hahahahaha.. Bisa aja kamu.. Save-an aku masih ada ?"
Rea : "Save-an apa ?"
Lista : "The Sims.."
Rea : "Masih ada sih harusnya.."
Lista : "Aku main ya.."
Rea : "Ya udah main aja.. Aku mau tiduran dulu.."

Calista bermain game di PCku setelah mengobati lukaku.
Aku hanya tidur-tiduran diatas tempat tidurku sambil memandangi Calista yang saat itu sedang tersenyum bahagia.
Aku tidak ingin melihatnya menangis, aku hanya ingin melihatnya tersenyum.
Karena senyumnya bisa membuat perasaanku menjadi lebih baik.
Sepertinya warna kedua pelangi yang ada dihatiku sudah jelas dan terang, tidak lagi samar-samar.
Dialah warna kedua itu, Calista Candrarini.
Arsana277
JabLai cOY
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.