- Beranda
- Stories from the Heart
FADED...
...
TS
menghilanglupa
FADED...
thanks a lot for impressively beautiful cover nya
Quote:
FADED
Dengan hati terbuka,
izinkan aku untuk berbagi rasa, yang apabila ku pendam sendiri nyatanya hanya membawa resah, hanya hampa tanpa kata ketika aku coba pendam dalam dada.
Aku tau, pilu hanya akan kelabu jika aku tak bergerak maju, dan aku paham, menahan dalam kelam pada akhirnya hanya membawa keresahan.
maka dengan segala kerendahan hati, aku ingin coba menbagikan. sebuah kisah tak berujung yang sampai saat ini aku pendam, sendiran
izinkan aku untuk berbagi rasa, yang apabila ku pendam sendiri nyatanya hanya membawa resah, hanya hampa tanpa kata ketika aku coba pendam dalam dada.
Aku tau, pilu hanya akan kelabu jika aku tak bergerak maju, dan aku paham, menahan dalam kelam pada akhirnya hanya membawa keresahan.
maka dengan segala kerendahan hati, aku ingin coba menbagikan. sebuah kisah tak berujung yang sampai saat ini aku pendam, sendiran

Quote:
Pertemuan terkadang menghasilkan sesuatu yang sulit untuk dilupakan,
pertemuan juga kadang membuat kita penuh keheranan,
mengapa waktu begitu ahli dalam mengatur detak hati yang seakan hampir mati.
Pertemuan yang indah selalu membuat kita tak merasa lelah. Ada sebuah gairah yang membuat kita semangat dan tak hentinya tersenyum hingga melupakan resah,
adakalanya pertemuan terjadi begitu tiba-tiba, tanpa permisi atau memberi tanda.
Inilah yang terjadi saat ini,
lagi sebuah pertemuan yang sempat membuat hati bertanya sejuta arti.
Apakah gerangan yang membuat jantung begitu berdetak lebih kencang dari bisanya,
hati bergetar lebih cepat dan napas pun adakalanya ikut-ikutan tak stabil dalam menjalankan fungsinya,
sedikit berlebihan memang,
tapi beginilah keadaannya. Efek dari sebuah pertemuan yang aku khawatirkan akan berubah menjadi sebuah harapan,
yang semakin lama semakin aku rasakan kebenarannya.
Tapi sekali lagi,
siapa yang bisa melawan jika hati telah menentukan pilihan untuk berlabuh.
Sekuat apapun raga, jika hati telah memaksa untuk jatuh kedalam rasa yang dinamakan cinta,
maka semua raga dan segenap jiwa akan bertekuk lutut pada hati,
dan itu tandanya, jatuh cinta telah nyata akan hadirnya.
pertemuan juga kadang membuat kita penuh keheranan,
mengapa waktu begitu ahli dalam mengatur detak hati yang seakan hampir mati.
Pertemuan yang indah selalu membuat kita tak merasa lelah. Ada sebuah gairah yang membuat kita semangat dan tak hentinya tersenyum hingga melupakan resah,
adakalanya pertemuan terjadi begitu tiba-tiba, tanpa permisi atau memberi tanda.
Inilah yang terjadi saat ini,
lagi sebuah pertemuan yang sempat membuat hati bertanya sejuta arti.
Apakah gerangan yang membuat jantung begitu berdetak lebih kencang dari bisanya,
hati bergetar lebih cepat dan napas pun adakalanya ikut-ikutan tak stabil dalam menjalankan fungsinya,
sedikit berlebihan memang,
tapi beginilah keadaannya. Efek dari sebuah pertemuan yang aku khawatirkan akan berubah menjadi sebuah harapan,
yang semakin lama semakin aku rasakan kebenarannya.
Tapi sekali lagi,
siapa yang bisa melawan jika hati telah menentukan pilihan untuk berlabuh.
Sekuat apapun raga, jika hati telah memaksa untuk jatuh kedalam rasa yang dinamakan cinta,
maka semua raga dan segenap jiwa akan bertekuk lutut pada hati,
dan itu tandanya, jatuh cinta telah nyata akan hadirnya.
Quote:
FADED
Bab. 3
Shadow
Intermezzo
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Intermezzo
Shadow
Intermezzo
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Intermezzo
Bab 4.
Shadow become light
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Intermezzo
Shadow become light
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Intermezzo
the end
Spoiler for dari agan-agan :
Quote:
Quote:
Original Posted By canisfamiliaris►
OLA
Bagai abu arang sate yang terbang
Percikan debu hanya mampu berlalu
Wahai angin, apa salahku?
Kenapa harus aku?
Kau terbangkan aku
Kau ombang-ambingkan aku
Kau hempaskan aku
Kau bawa pergi jiwaku
Jauh......Jauh hingga aku lupa
Lupa akan tiada gunanya aku
Lupa tempatku
Lupa jati diriku
Jika itu kehendakmu, bawalah aku
Bawa aku bersamamu
Bawa aku kemanapun kau mau
Aku yang hanya pelengkapmu
Aku yang hanya mengotorimu
Tak mampuku tanpamu
Bersamamu aku menjadi sesuatu
Jangan kau pudarkan asaku
Bagai abu arang sate yang terbang
Percikan debu hanya mampu berlalu
Wahai angin, apa salahku?
Kenapa harus aku?
Kau terbangkan aku
Kau ombang-ambingkan aku
Kau hempaskan aku
Kau bawa pergi jiwaku
Jauh......Jauh hingga aku lupa
Lupa akan tiada gunanya aku
Lupa tempatku
Lupa jati diriku
Jika itu kehendakmu, bawalah aku
Bawa aku bersamamu
Bawa aku kemanapun kau mau
Aku yang hanya pelengkapmu
Aku yang hanya mengotorimu
Tak mampuku tanpamu
Bersamamu aku menjadi sesuatu
Jangan kau pudarkan asaku
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 210 suara
[ SPOILER ] HATI DIYAS BAKAL BERLABUH KE SIAPA ?
OLA
80%
RHEA
10%
VELIN
10%
Diubah oleh menghilanglupa 14-01-2017 21:33
jenggalasunyi dan 8 lainnya memberi reputasi
7
483.9K
Kutip
2.9K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
menghilanglupa
#517
Dalam hening malam prahara itu mulai datang
perlahan hingga menembus langit tak berbintang
kegelisahan tumbuh dalam pekat malam
membayangkan bingungnya sebuah pilihan
mencoba agar tak jatuh ke dalam kelam
namun nyatanya bimbang tumbuh dalam keheningan
Quote:
kehebohan terus berlanjut saat gue dan ola memasuki kelas, kelas saat itu ternyata udah cukup rame, udah ada beberapa siswa yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
saat ola mulai membuka pintu kelas, mendadak hujan tatapan kembali datang, gue tau, sebagai cowok gue sangat tau, ola yang sempat ngejungkir balikan soal aljabar pak suwandi ini sukses pencuri perhatian hampir semua laki-laki dikelas saat itu, bukan hanya mencuri perhatian, tapi sukses mencuri semua kefokusan.
"lo mau duduk dimana yas ?"
dengan pelan ola menatap sekeliling kelas
gue pun pura-pura gak denger, lalu segera ambil posisi kursi paling belakang, kursi dikelas gue saat itu model single seat.
"yas napa lo duduk dibelakang ?"
sontak gue dan ola saat itu menjadi bahan tatapan semua siswa dikelas
shut up laaa ! lu kalo mau duduk , udeh duduk aja, gausah banyak nanya.
Gerutu gue dalem ati
“Yas gue duduk dimana ?”
ola kembali bilang begitu ke arah gue dengan posisi dia yang masih di depan kelas, sumpah ni anak gak punya malu banget.
Gue pun cuman diem, masih pura-pura gak denger sambil sok sibuk ngebuka tas.
“YAS LO DENGER GAK SIH ? GUE DUDUK DIMANA ?”
kali ini ola bicara lebih keras, dan masih berada di depan kelas
muka gue saat itu bener bener basah sama hujan tatapan dari semua pengisi ruangan kelas.
Tapi emang sih, kursi kelas saat itu hampir penuh, tinggal sisa tiga kursi aja kalo gak salah, persis didepan meja dosen.
“sini aja la, nama lo ola kan ?”
tiba-tiba dari sudut depan ada suara yang muncul perlahan, suara yang berasal dari sosok cowok dengan tubuh berisi dan tinggi semampai.
Ola pun kemudian menoleh, gue juga menoleh, semua siswa juga menoleh, dosen yang baru buka pintu kelas pun mendadak ikut menoleh.
Tapi si ola ini malah nyamperin ke arah meja gue.
“yas gue duduk dimana ?”
dengan perlahan, lebih tepatnya berbisik dia kembali bertanya ke gue
gue yang semakin salting pun cuman bisa menunjuk ke arah kursi depan yang masih kosong, tanpa sedikit pun bersuara.
Tapi, bukan namanya ola kalo dia gak buat tingkah yang mengagetkan
“hei, sorry nama gue ola, nama lo siapa ?”
ola kemudian tiba-tiba ngajak bicara cowok yang duduk tepat disamping gue, dan gue lihat betapa gugupnya reaksi cowok itu.
“eh nama gue alpan”
dengan sedikit kaget dia menjawab
“gue duduk disini ya, lo didepan”
dengan tampang tak tau malunya dia dengan woles nyuruh cowok itu pindah
sontak cowok itu keheranan, dan anehnya dia cuman nurut aja sama ola, dia kemudian perlahan pindah kedepan. Dan sukses ola menempati tempat duduknya.
Sorry ya brooo


Gue saat itu cuman menggeleng
Sontak seisi kelas hening menyaksikan apa yang barusan terjadi, bahkan dosen yang baru masuk pun cuman bisa terdiam berdiri mematung di depan pintu.
“oke udah siap semua ? sesuai janji hari rabu kemarin, senin ini kita ada kuis”
suara dosen pun kemudian memecah kesunyian
mampus ! gue gak tau kalo bakalan ada kuis, gue yang udah absen hampir seminggu pun beneran gak tau info apa-apa.
Gue pun menoleh ke ola, tapi si ola ini gak ngerasa panik sedikit pun, malah keliatan woles banget.
Dan gue kaget saat dia malah buka hp dan nelpon ke mamahnya
“halo mah, ola dikelas mah, sms nya pending”
buset laaa, lu ngapain ?!!!! ini mau kuis ngerjain soal, bukan kuis interaktif !
gue cuman bisa ngedengus pelan
sontak semua kelas pun cuman bisa memandangi ola dengan penuh ketakjuban
“hp nya semua dimatikan ya, kerjakan dengan jujur, langsung dikerjakan dilembar soal, yang udah beres boleh keluar, tenang aja, gampang kok, relax brader”
dosen berkata sambil membagikan lembar jawaban ke seluruh siswa
dan saat gue lihat soalnya satu demi satu, ini apa ?? gampang matamu paaak

gue cuman bisa gelisah memandangi soal dikertas sehelai itu
Quote:
“Garis g menyinggung kurva y = sin x di titik (phi dan 0) . Jika daerah yang dibatasi oleh garis g , garis x = 1/2 phi dan kurva y = sin x diputar mengelilingi sumbu x, maka volume benda putar yang terjadi adalah …”
menyinggung ? menyinggung perasaan gue maksudnya ? diputar ? enggak dijilat lalu dicelupin sekalian ? mengelilingi sumbu ? sumbu apa ? kompor ? ini apa

gue cuman bisa nangis ngeliatin soal nomer satu itu, dan bentuk soal no 2, 3 dan seterusnya udah gak manusiawi yang merupakan kombinasi menjijkkan angka dan simbol cacing, gue cuman bisa berharap ada keajaiban

sepuluh menit pun berlalu, dan gue masih stuck di nomer satu, masih ngedalamin maksud soal ini kudu digimanain, ngelihat kata memutar, gue malah ngegambar oreo

dan perlahan sambil nyuri kesempatan gue ngelirik ke arah ola, dan ola serius banget ngerjain semua soal-soal ga wajar itu, beneran gak berpaling sedikitpun. Dan di menit ke dua puluh, dia menarik napas panjang.
“yas lu udah ?”
dia berbicara sambil menoleh ke arah gue
gue pun seketika tersentak, soalnya gue juga lagi fokus banget, fokus banget ngegambar oreo.
“yang jujur ya, bapak nilai kejujuran kalian”
kemudian dosen berbicara sedikit sarcas dari depan kelas
“yas lu udah ?”
ola masih terus nanya ke gue
buset ni anak, gue pun pura-pura gak ladenin
“itu yang dibelakang kalo sudah, cepet dikumpulkan”
dosen menunjuk tepat ke arah ola
dan nyata ! ola beneran udah beres !! dia kemudian berdiri lalu berjalan ke arah dosen untuk nyerahin mahakaryanya. Dan semua isi kelas cuman bisa terbengong ngelihatin ola
“waow, kamu udah ? bagus-bagus, semoga beneran udah ya ? bukan menyerah”
dosen saat itu berkata sambil menerima lembar soal dan jawaban dari ola
ola pun gak keluar, tapi malah kembali duduk dikursinya.
“lu udah yas ? lama bener ? eh lu kok malah ngegambar kueh warna item ? itu oreo ? bagus banget yas !”
ola kemudian ngajak ngobrol gue.
Gimana kalo kalian ada diposisi gue saat itu gaes ? apa kalian gak pengen ngesot keluar dari kelas ?


“ussssst jangan berisik, eh kamu, siapa nama kamu ?”
dosen pun kembali menunjuk ke arah ola
“ola”
ola pun menjawab dengan pelan
“luar biasa ! pertahankan ya ola”
dosen pun berbicara begitu sambil memandangi lembar jawaban punya ola
Dan gue pun beneran amsyong, sebiji pun gak ada yang bisa gue kerjain, dan gue cuman pasrah, berharap dosen mau ngasih belas kasihan dari rumus ngasal yang gue corat coret dikertas jawaban, oh iya plus sebiji gambar oreo.
Jam pertama selesai, jam kedua adalagi sekitar jam 2an, dan itu masih lama, gue pengen banget tidur dulu di asrama, tapi gak mungkin, ola pasti ngikut. Soalnya ini bocah ngintilin gue terus, dan gue tau, semua cowok sekampus pasti pada iri ke gue. Mungkin juga mereka berpikiran yang aneh-aneh ke gue. Entah itu ilmu pelet, ilmu duit, atau ilmu-ilmu yang aneh-aneh lainnya. Tapi bodo ah, gue coba gak ambil pusing.
Hingga akhirnya gue ngajak ola ke kantin, dan ini adalah merupakan kesalahan fatal !
Saat itu kantin penuh banget ! penuh dengan mahasiswa yang kelaparan, tapi ada juga sih yang ke kantin cuman buat ‘mocades’. Iya modus cari dede emes.
“la lu mau makan ?”
gue coba nawarin ke ola
“lu laper yas ?”
“laper”
gue udah kapok basa-basi ke ola
“yaudah gue juga laper”
“lo mau makan apa ? “
gue bertanya ke ola sambil liatin jejeran stand makanan
“lo mau apa ?”
ola malah balik nanya
“yaudah deh, pesenan lo samain aja ya sama gue, lo duduk aja disitu”
gue kemudian naruh tas di meja kantin dan ola kemudian duduk di deket tas gue
gue pun berlalu untuk mesen makanan
sekitar sepuluh menit kemudian sambil memegang dua piring baso tahu, gue dikejutkan dengan meja yang udah penuh sama sekumpulan cowok yang duduk di deket ola, dan kampretnya salah satu dari mereka ngedudukin tas gue, dan gue pun lihat ola cuman sibuk dengan hp nya, tak sedikitpun peduli dengan beberapa cowok itu.
Dari kejauhan gue nyoba nguping pembicaraan mereka
“lu ola kan ? maba ?”
salah satu dari cowok itu nyoba nanya ke ola
ola cuman diem sambil terus sibuk sama hpnya
“gue dafa, angakatan 2010 yang sekelas sama lu tadi”
lagi, dia nyoba ngajak ngomong ke ola. Tapi ola masih diem aja
“kok diem aja sih la”
dengan tanpa rasa menyerah cowok itu masih berusaha ngajak ngobrol ola
ola masih diem
“la, lu asal dari mana ?”
dan kali ini giliran si kampret yang ngedudukin tas gue nyoba ngajak ngobrol ola
tapi ola masih diem, masih fokus sama hp nya, seakan mereka cuman dianggep laler sama ola
tapi tiba-tiba cowok yang ngaku namanya dafa itu megang pundak ola sambil berkata
“laaa, kok lo diem aja sih ?”
gue lihat saat itu ola cukup kaget dan mendadak ketakutan, lalu berdiri, tanpa sedikit pun berkata, dia berlari menjauh dari kantin
gue saat itu cuman berdiri sambil megang 2 mangkok baso tahu tanpa bisa ngelakuin hal apapun.
Gue pun perlahan menuju ke meja ola tadi untuk ngambil tas dan naruh baso tahu ke meja.
“sorry, lo dudukin tas gue”
gue bilang ke arah cowok itu sambil megang dua mangkok baso tahu
“oh ini tas lo ? yaudah ambil”
dia ngomong begitu tanpa sedikit pun merubah posisi duduknya
gue coba untuk nahan emosi,
“sorry, lo bisa berdiri sebentar ? gue mau ambil tas”
gue saat itu nyoba bilang baik-baik ke arah orang itu
tapi cowok itu seakan budeg, tanpa sedikitpun merhatiin gue ngomong.
Sumpah, ini udah abad ke-20, dan udah banyak orang diluar sana berlomba-lomba nyiptain robot bahkan pergi ke luar angkasa, dan sekarang gue malah ketemu orang yang otaknya purba !!!
Gue beneran gedek, gapeduli orang ini senior, gue pun coba bilang lagi, tapi masih mencoba untuk sopan
“sorry, gue mau ambil tas gue”
tapi si kampret ini malah tetep diem aja, malah tambah asik ngobrol sama temen-temennya.
“lo budeg ?”
gue pun gak ngerti kenapa gue bisa tiba-tiba ngeluarin kata itu, seperti loncat aja gitu dari mulut gue
dan bener, orang itu lalu berdiri sambil natep tajem ke mata gue
“lo baru disini ? lo mau nyoba belagu ?”
gue cuman diem, dalam hati gue cuman ketawa, ya ampun mas, masih jaman bahasa kek gitu, lo hidup di tahun berapa sih ?
ngelihat dia berdiri, gue pun naroh kedua baso tahu itu dimeja, lalu segera ngambil tas gue, gue pun udah gak selera sama baso tahu itu, gue saat itu mau langsung cabut nyari ola.
“heh lo mau kemana ?”
cowok itu lalu narik tas gue saat gue mau cabut
“lu kudu diajarin sopan ya, lu ikut ospek kagak sih ?”
ngedenger ucapan begitu gue pun noleh, lalu ngeliat ke lima cowok yang duduk dimeja gue tadi, termasuk orang yang narik tas gue ini, dan gak satu pun tampang dari mereka pernah gue lihat pas ospek, kenapa gue bisa tau ? karena semua panitia ospek bakal berkumpul saat hari terakhir pesta penutupan. Walaupun mereka (panitia ) orangnya sadis-sadis, tapi mereka punya pemikiran kritis. Mereka sendiri yang nekanin buat jangan sungkan ke senior, tapi sopan. Senior pun akan sangat humble ke juniornya. Soalnya udah gak jamannya lagi mandang angkatan. Gitu yang mereka bilang saat itu
dan gue pun ngeliat muka-muka senior di depan gue ini, lalu gue cuman bisa tersenyum dalem ati.
“lu napa diem aja ?”
salah satu diantara mereka juga ikut berdiri
gue pun masih diem. Masih nunggu apa yang bakal terjadi lagi
tapi tiba-tiba orang yg ngaku bernama dafa tadi ngomong perlahan
“ush ush ush udeh pada diem nape, kaya bocah aja. Eh nama lo siapa ?”
dia kemudian mengajukan pertanyaan ke arah gue, dan gue pun langsung jawab
“diyas”
“oooh diyas, ola pacar lo ? gue rasa sih bukan “
ini maksudnya apa, nanya tapi malah di jawab sendiri -_-
dan belum sempet gue jawab, dia kemudian berkata lagi sambil berdiri
“gue mau cari ola yas, lo gak usah kemana-mana, makan aja tuh baso tahu, keburu dingin entar”
kemudian dia berlalu, dengan diikuti ke empat cowok tadi.
jenggalasunyi dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas

