- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#1378
Part 48
Hari ini, tepat dihari dimana kawan-kawanku yang sudah kelas XII mengikuti Ujian Nasional.
Sebenarnya aku sedang libur hari ini.
Tetapi, aku sengaja datang kesekolah untuk memberikan semangat untuk teman-temanku.
Tak lupa aku untuk mengabarkan Vania soal ini.
Tak usah bertanya apa yang aku rasakan ketika mendengar Vania ingin jalan dengan lelaki lain.
Rasa sesak sudah pasti ada.
Tapi apa daya kalau dia itu bukan kekasihku.
Hubunganku dengan Calista juga sudah merenggang karena dia tidak mau ada pertengaran dengan Vania.
Pagi itu, aku bersiap menuju kesekolah.
Karena aku sedang libur, aku memakai pakaian bebas.
Aku panaskan motor papa ku terlebih dahulu sebelum berangkat.
Papa : "Mau kemana ?"
Rea : "Mau ke sekolahan.."
Papa : "Emang ga libur anak pada UN ?"
Rea : "Libur.. Cuma mau ngasih semangat aja buat kawan-kawan disana.."
Papa : "Ya udah.. Hati-hati ya.. Awas aja tuh motor ampe lecet.."
Rea : "Yailah.. Lecet ganti baru.. Udah ya.. Aku jalan, Pa.. Assalamu 'alaikum.."
Papa : "Wa 'alaikum salam.."
Aku berangkat menggunakan motor papa.
Sesampainya disekolah, aku melihat teman-temanku dengan kakak kelas lain sedang berdo'a.
Setelah itu, aku hampiri kawan-kawanku.
Rea : "Zabir.. Farrel.."
Zabir : "Lah.. ngapain lu disini ?"
Farrel : "Tau lu.. Bukannya bobo aja dirumah.."
Rea : "Wah.. Ga bisa gitu, bro.. Lo semua kan mau pada ujian.. Gw kesini mau kasih semangat.."
Zabir : "Ini baru temen paling the best.."
Lalu, Valen dan Kevin menghampiri kami.
Valen : "Wih, ada Andrea.."
Kevin : "Ada apaan nih ?"
Rea : "Gw cuma mau kasih lo semangat aja buat ujiannya.. Gw mau liat kalian lulus dari sini.."
Valen : "Wah makasih banyak, Re.. Terbaik emang ini temen gw.."
Kevin : "Kita masuk dulu bro.. Udah mau mulai nih.."
Rea : "Sip.. Sukses ya.."
Semua kawan-kawanku berjalan meninggalkanku untuk masuk kekelasnya.
Tak lama kemudian, ada seorang wanita berambut panjang menghampiriku.
Dengan kepala tertunduk dia berdiri dihadapanku.
Nia : "Andrea.."
Rea : "Ya.."
Nia : "Aku hari ini ujian.."
Rea : "Terus kenapa ?"
Nia : "Aku banyak salah sama kamu.."
Rea : "Apa hubungannya salah sama ujian ?"
Nia : "Aku ga tenang kalo kamu ga maafin aku.."
Rea : "Jadi, kamu mau apa ?"
Nia : "Re, aku minta maaf.. Selama ini aku jahat sama kamu.. Jahat sama orang-orang disekitar kamu.. Kamu mau maafin aku ?"
Rea : "....", aku berpikir sejenak.
Jujur, susah untukku memaafkan dia.
Perbuatannya terhadapku, Vania, dan juga Velina, sudah keterlaluan.
Nia : "Gimana, Re ?"
Rea : "Aku mau maafin kamu, tapi ada syaratnya.."
Nia : "Apa ?"
Rea : "Kamu harus lulus.. Kamu harus banggain orang tua kamu.. Kamu itu orang baik.. Jangan kotori lagi hatimu dengan perbuatanmu itu.."
Nia : "Oke.. Aku terima syarat dari kamu.. Aku akan lulus, Re.. Terima kasih, Re.. Kamu memang baik.."
Rea : "Ya sama-sama.."
Nia : "Aku boleh minta satu permintaan terakhir ?"
Rea : "Boleh.."
Nia : "Aku boleh peluk kamu untuk yang terakhir kali ?"
Rea : "Boleh kok.."
Dia mendekat dan memelukku.
Terasa air matanya keluar dan membahasi bahuku.
Aku usah kepalanya agar dia tenang.
Rea : "Udah udah.. Jangan nangis.. Malu ah.."
Nia : "Maafin aku.."
Rea : "Iya iya.. Jangan gitu lagi ya.."
Nia : "Iya aku janji.."
Rea : "Udah.. Kamu kerjain ujiannya yang bener.. Aku yakin kamu bisa.."
Nia : "Makasih ya, Re.. Mudah-mudahan kamu ketemu perempuan yang jauh lebih baik dari aku.. Yang jauh lebih mengerti kamu.."
Rea : "Ya.. Mudah-mudahan kamu juga dapet cowok yang ga seperti aku.. Jauh lebih baik dari aku.. Yang masuk dikriteria orang tua kamu.."
Nia : "Hehehehehe.. Aku masuk ya, Re.. Daahh...", dia melambaikan tangannya kearahku.
Aku balas lambaian tangannya.
Sekolah ini mendadak sepi dan hening.
Sebenarnya aku bosan ada dirumah.
Vania sedang bersenang-senang dengan orang lain dan aku tak berani mengganggunya.
Calista, dia justru sedang menghindar dariku.
Velina pun juga sama.
Dia sedang fokus dengan ujiannya setelah ini.
Pelangi.
Lebih baik aku melihatnya.
Mungkin orang lain tak akan bisa merasakan kehadiran pelangi diatas lautan biru.
Aku pacu motor papa ku kearah utara kota ini.
Sesampainya disana, aku berjalan ketempat dimana Vania menunjukkan tempat yang pas untuk melihat lautan tanpa terganggu oleh orang banyak.
Aku duduk dan sesekali tiduran disana.
Yang ada dipikiranku, Vania sedang apa dan Calista sedang apa.
Tiba-tiba HPku bergetar.
Baru saja aku pikirkan, orang ini sudah menghubungiku.
90 menit kemudian, Calista datang menghampiriku.
Dia membangunkanku yang sedang tidur-tiduran disini.
Lista : "Rea.."
Rea : "Eh.. Calista.."
Lista : "Sendirian ?", dia duduk disampingku sambil melihat lautan.
Rea : "Hhmm.. Gitu deh.."
Lista : "Vania mana ?"
Rea : "Jalan sama Wira.."
Lista : "Kayaknya dia sering banget jalan sama Wira.."
Rea : "Ya begitulah.."
Rea : "Tumben nyamperin gw.. Bukannya lo lagi ngejauhin gw.."
Lista : "...."
Lista : "Maafin gw, Re.. Gw ga maksud gitu.."
Rea : "Gara-gara Vania ?"
Lista : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Lista : "Cowok gw yang satu lagi.."
Rea : "Kenapa ?"
Lista : "Dia tau kalo gw deket sama lo.."
Rea : "...."
Lista : "Waktu itu, gw ke rumahnya.. Terus dia liat-liat HP gw.. Ada SMS dan log telepon dari lo.."
Rea : "Kok lo kasih gitu aja HP lo ke dia ?"
Lista : "Ngga, Re.. Dia yang ambil HP gw.. Emang waktu itu gw mau putusin dia.."
Rea : "Terus gimana ?"
Lista : "....", matanya mulai berkaca-kaca.
Rea : "Lista.. Lo ga apa-apa ?"
Lista : "Kemarin, gw ketemu dia lagi.. Dia bawa gw kerumahnya.."
Rea : "...."
Lista : "Gw bilang sama dia.. Gw mau putus karena selama ini gw ga ada rasa apa-apa.."
Rea : "Terus dia gimana ?"
Lista : "Dia marah.. Dia ngira, lo adalah penyebabnya.."
Rea : "...."
Lista : "Dia.. Mukulin gw, Re.. Rambut gw dijambak, pipi gw ditampar.."
Rea : "...."
Lista : "Setiap gw bilang putus, dia berlaku kasar ke gw.. Gw takut.."
Rea : "Kok gitu ? Kurang ajar itu orang.."
Lista : "Gw juga ga tau.. Gw kenal dia orang nya baik banget.. Tapi, kemarin dia udah nunjukin kejelekannya.."
Rea : "...."
Lista : "Itulah kenapa gw ga berani deket-deket lo, bales SMS lo, bahkan angkat telpon dari lo.."
Rea : "Jadi, lo belom putus sama dia ?"
Lista : "Belom.. Gw takut dia mukulin gw lagi.."
Rea : "...."
Lista : "Gw takut..", dia memelukku dan menangis.
Amarahku seketika naik sampai ke kepala.
Beraninya dia kasar terhadap perempuan.
Rea : "Bekasnya boleh gw liat ?"
Lista : "...." dia menunjukkan bekas luka yang ada di bibirnya yang tipis.
Rea : "Sakit ga ?", sambil menyentuhnya.
Lista : "Ah !! Perih, Re.."
Rea : "Gw mau ketemu sama orang nya.."
Lista : "Jangan.."
Rea : "Pokoknya gw mau ketemu.. Ga mau tau gw.."
Lista : "Nanti lo berantem gimana ? Nanti lo luka, gimana ?"
Rea : "Mendingan, gw yang dia pukulin sampe dia puas.. Daripada dia mukulin lo.. Gw ga mau liat lo disakitin.."
Lista : "Lo bilang apa tadi ?"
Rea : "Gw mau ketemu dia.."
Lista : "Bukan, setelahnya.. Yang terakhir.."
Rea : "Gw.. Ga mau liat.. Lo disakitin.."
Suasana menjadi hening.
Hanya suara angin dan ombak yang bergemuruh.
Aku dan Calista hanya saling memandang lalu mengalihkan pandangan kearah lautan.
Rea : "Lo laper ga, Ta ?", mencoba mengalihkan pembicaraan.
Lista : "....", dia masih menangis.
Rea : "Lista.."
Lista : "....", dia menghapus air mata yang jatuh ke pipinya.
Rea : "Maafin gw, Lista.."
Lista : "Ga apa-apa, Re.."
Rea : "Gara-gara gw, lo jadi kayak gini.."
Lista : "Ga apa-apa, kok.."
Rea : "Perlu gw bales ga itu cowok ?"
Lista : "Ga usah, Re.."
Rea : "Mau makan ?"
Lista : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Rea : "Lista.."
Lista : "...."
Rea : "Ta, jangan nangis dong.. Gw jadi bingung nih.."
Lista : "Lo mau jujur sama gw ga, Re ?"
Rea : "Ya.."
Lista : "Lo bilang.. Lo ga mau liat gw disakitin, kan ?"
Rea : "...."
Lista : "Re, lo sayang sama gw ?"
Sebenarnya aku sedang libur hari ini.
Tetapi, aku sengaja datang kesekolah untuk memberikan semangat untuk teman-temanku.
Tak lupa aku untuk mengabarkan Vania soal ini.
Quote:
Tak usah bertanya apa yang aku rasakan ketika mendengar Vania ingin jalan dengan lelaki lain.
Rasa sesak sudah pasti ada.
Tapi apa daya kalau dia itu bukan kekasihku.
Hubunganku dengan Calista juga sudah merenggang karena dia tidak mau ada pertengaran dengan Vania.
Pagi itu, aku bersiap menuju kesekolah.
Karena aku sedang libur, aku memakai pakaian bebas.
Aku panaskan motor papa ku terlebih dahulu sebelum berangkat.
Papa : "Mau kemana ?"
Rea : "Mau ke sekolahan.."
Papa : "Emang ga libur anak pada UN ?"
Rea : "Libur.. Cuma mau ngasih semangat aja buat kawan-kawan disana.."
Papa : "Ya udah.. Hati-hati ya.. Awas aja tuh motor ampe lecet.."
Rea : "Yailah.. Lecet ganti baru.. Udah ya.. Aku jalan, Pa.. Assalamu 'alaikum.."
Papa : "Wa 'alaikum salam.."
Aku berangkat menggunakan motor papa.
Sesampainya disekolah, aku melihat teman-temanku dengan kakak kelas lain sedang berdo'a.
Setelah itu, aku hampiri kawan-kawanku.
Rea : "Zabir.. Farrel.."
Zabir : "Lah.. ngapain lu disini ?"
Farrel : "Tau lu.. Bukannya bobo aja dirumah.."
Rea : "Wah.. Ga bisa gitu, bro.. Lo semua kan mau pada ujian.. Gw kesini mau kasih semangat.."
Zabir : "Ini baru temen paling the best.."
Lalu, Valen dan Kevin menghampiri kami.
Valen : "Wih, ada Andrea.."
Kevin : "Ada apaan nih ?"
Rea : "Gw cuma mau kasih lo semangat aja buat ujiannya.. Gw mau liat kalian lulus dari sini.."
Valen : "Wah makasih banyak, Re.. Terbaik emang ini temen gw.."
Kevin : "Kita masuk dulu bro.. Udah mau mulai nih.."
Rea : "Sip.. Sukses ya.."
Semua kawan-kawanku berjalan meninggalkanku untuk masuk kekelasnya.
Tak lama kemudian, ada seorang wanita berambut panjang menghampiriku.
Dengan kepala tertunduk dia berdiri dihadapanku.
Nia : "Andrea.."
Rea : "Ya.."
Nia : "Aku hari ini ujian.."
Rea : "Terus kenapa ?"
Nia : "Aku banyak salah sama kamu.."
Rea : "Apa hubungannya salah sama ujian ?"
Nia : "Aku ga tenang kalo kamu ga maafin aku.."
Rea : "Jadi, kamu mau apa ?"
Nia : "Re, aku minta maaf.. Selama ini aku jahat sama kamu.. Jahat sama orang-orang disekitar kamu.. Kamu mau maafin aku ?"
Rea : "....", aku berpikir sejenak.
Jujur, susah untukku memaafkan dia.
Perbuatannya terhadapku, Vania, dan juga Velina, sudah keterlaluan.
Nia : "Gimana, Re ?"
Rea : "Aku mau maafin kamu, tapi ada syaratnya.."
Nia : "Apa ?"
Rea : "Kamu harus lulus.. Kamu harus banggain orang tua kamu.. Kamu itu orang baik.. Jangan kotori lagi hatimu dengan perbuatanmu itu.."
Nia : "Oke.. Aku terima syarat dari kamu.. Aku akan lulus, Re.. Terima kasih, Re.. Kamu memang baik.."
Rea : "Ya sama-sama.."
Nia : "Aku boleh minta satu permintaan terakhir ?"
Rea : "Boleh.."
Nia : "Aku boleh peluk kamu untuk yang terakhir kali ?"
Rea : "Boleh kok.."
Dia mendekat dan memelukku.
Terasa air matanya keluar dan membahasi bahuku.
Aku usah kepalanya agar dia tenang.
Rea : "Udah udah.. Jangan nangis.. Malu ah.."
Nia : "Maafin aku.."
Rea : "Iya iya.. Jangan gitu lagi ya.."
Nia : "Iya aku janji.."
Rea : "Udah.. Kamu kerjain ujiannya yang bener.. Aku yakin kamu bisa.."
Nia : "Makasih ya, Re.. Mudah-mudahan kamu ketemu perempuan yang jauh lebih baik dari aku.. Yang jauh lebih mengerti kamu.."
Rea : "Ya.. Mudah-mudahan kamu juga dapet cowok yang ga seperti aku.. Jauh lebih baik dari aku.. Yang masuk dikriteria orang tua kamu.."
Nia : "Hehehehehe.. Aku masuk ya, Re.. Daahh...", dia melambaikan tangannya kearahku.
Aku balas lambaian tangannya.
Sekolah ini mendadak sepi dan hening.
Sebenarnya aku bosan ada dirumah.
Vania sedang bersenang-senang dengan orang lain dan aku tak berani mengganggunya.
Calista, dia justru sedang menghindar dariku.
Velina pun juga sama.
Dia sedang fokus dengan ujiannya setelah ini.
Pelangi.
Lebih baik aku melihatnya.
Mungkin orang lain tak akan bisa merasakan kehadiran pelangi diatas lautan biru.
Aku pacu motor papa ku kearah utara kota ini.
Sesampainya disana, aku berjalan ketempat dimana Vania menunjukkan tempat yang pas untuk melihat lautan tanpa terganggu oleh orang banyak.
Aku duduk dan sesekali tiduran disana.
Yang ada dipikiranku, Vania sedang apa dan Calista sedang apa.
Tiba-tiba HPku bergetar.
Baru saja aku pikirkan, orang ini sudah menghubungiku.
Quote:
90 menit kemudian, Calista datang menghampiriku.
Dia membangunkanku yang sedang tidur-tiduran disini.
Lista : "Rea.."
Rea : "Eh.. Calista.."
Lista : "Sendirian ?", dia duduk disampingku sambil melihat lautan.
Rea : "Hhmm.. Gitu deh.."
Lista : "Vania mana ?"
Rea : "Jalan sama Wira.."
Lista : "Kayaknya dia sering banget jalan sama Wira.."
Rea : "Ya begitulah.."
Rea : "Tumben nyamperin gw.. Bukannya lo lagi ngejauhin gw.."
Lista : "...."
Lista : "Maafin gw, Re.. Gw ga maksud gitu.."
Rea : "Gara-gara Vania ?"
Lista : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Lista : "Cowok gw yang satu lagi.."
Rea : "Kenapa ?"
Lista : "Dia tau kalo gw deket sama lo.."
Rea : "...."
Lista : "Waktu itu, gw ke rumahnya.. Terus dia liat-liat HP gw.. Ada SMS dan log telepon dari lo.."
Rea : "Kok lo kasih gitu aja HP lo ke dia ?"
Lista : "Ngga, Re.. Dia yang ambil HP gw.. Emang waktu itu gw mau putusin dia.."
Rea : "Terus gimana ?"
Lista : "....", matanya mulai berkaca-kaca.
Rea : "Lista.. Lo ga apa-apa ?"
Lista : "Kemarin, gw ketemu dia lagi.. Dia bawa gw kerumahnya.."
Rea : "...."
Lista : "Gw bilang sama dia.. Gw mau putus karena selama ini gw ga ada rasa apa-apa.."
Rea : "Terus dia gimana ?"
Lista : "Dia marah.. Dia ngira, lo adalah penyebabnya.."
Rea : "...."
Lista : "Dia.. Mukulin gw, Re.. Rambut gw dijambak, pipi gw ditampar.."
Rea : "...."
Lista : "Setiap gw bilang putus, dia berlaku kasar ke gw.. Gw takut.."
Rea : "Kok gitu ? Kurang ajar itu orang.."
Lista : "Gw juga ga tau.. Gw kenal dia orang nya baik banget.. Tapi, kemarin dia udah nunjukin kejelekannya.."
Rea : "...."
Lista : "Itulah kenapa gw ga berani deket-deket lo, bales SMS lo, bahkan angkat telpon dari lo.."
Rea : "Jadi, lo belom putus sama dia ?"
Lista : "Belom.. Gw takut dia mukulin gw lagi.."
Rea : "...."
Lista : "Gw takut..", dia memelukku dan menangis.
Amarahku seketika naik sampai ke kepala.
Beraninya dia kasar terhadap perempuan.
Rea : "Bekasnya boleh gw liat ?"
Lista : "...." dia menunjukkan bekas luka yang ada di bibirnya yang tipis.
Rea : "Sakit ga ?", sambil menyentuhnya.
Lista : "Ah !! Perih, Re.."
Rea : "Gw mau ketemu sama orang nya.."
Lista : "Jangan.."
Rea : "Pokoknya gw mau ketemu.. Ga mau tau gw.."
Lista : "Nanti lo berantem gimana ? Nanti lo luka, gimana ?"
Rea : "Mendingan, gw yang dia pukulin sampe dia puas.. Daripada dia mukulin lo.. Gw ga mau liat lo disakitin.."
Lista : "Lo bilang apa tadi ?"
Rea : "Gw mau ketemu dia.."
Lista : "Bukan, setelahnya.. Yang terakhir.."
Rea : "Gw.. Ga mau liat.. Lo disakitin.."
Suasana menjadi hening.
Hanya suara angin dan ombak yang bergemuruh.
Aku dan Calista hanya saling memandang lalu mengalihkan pandangan kearah lautan.
Rea : "Lo laper ga, Ta ?", mencoba mengalihkan pembicaraan.
Lista : "....", dia masih menangis.
Rea : "Lista.."
Lista : "....", dia menghapus air mata yang jatuh ke pipinya.
Rea : "Maafin gw, Lista.."
Lista : "Ga apa-apa, Re.."
Rea : "Gara-gara gw, lo jadi kayak gini.."
Lista : "Ga apa-apa, kok.."
Rea : "Perlu gw bales ga itu cowok ?"
Lista : "Ga usah, Re.."
Rea : "Mau makan ?"
Lista : "....", dia menggelengkan kepalanya.
Rea : "Lista.."
Lista : "...."
Rea : "Ta, jangan nangis dong.. Gw jadi bingung nih.."
Lista : "Lo mau jujur sama gw ga, Re ?"
Rea : "Ya.."
Lista : "Lo bilang.. Lo ga mau liat gw disakitin, kan ?"
Rea : "...."
Lista : "Re, lo sayang sama gw ?"
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
3
