- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#1282
Part 46
Quote:
Itu adalah percakapanku dengan Vania ditelepon dipagi hari.
Setelah kejadian pertengkaran antara Calista dan Vania, suasana menjadi dingin dikelas.
Tak ada tegur sapa antara Vania dan Calista.
Tak ada tegur sapa antara aku dan Calista jika ada Vania disampingku.
Keseharianku juga kembali seperti biasa.
Bangun pagi, berangkat bersama Vania, pulang bersama Vania, main bersama Velina.
Dan rutinitas ini kurang lebih sudah berjalan dua bulan.
Ya, sudah dua bulan Vania dan Calista tidak tegur sapa.
Sebenarnya aku sudah mencari cara bagaimana cara mereka untuk damai.
Tetapi, ego mereka yang tidak mau menerima perdamaian.
Alasan Vania karena dia tidak suka kalau aku dekat dengannya.
Menurut Vania, Calista adalah perempuan tidak baik.
Pacarnya saja lebih dari satu.
Alasan Calista karena Vania sudah keterlaluan.
Ingat kata-kata yang keluar dari mulut Vania ?
"Cewek Murahan".
Itu yang tidak bisa dimaafkan oleh Calista.
Walaupun sebenarnya aku tahu apa yang dirasakan Calista dan bagaimana Calista.
Tetap saja, jika sudah benci dengan seseorang, maka kebaikan apapun yang aku ceritakan, tidak akan ditelan begitu saja oleh mereka.
Hubunganku dengan Vania juga sudah semakin parah.
Kadang kami melakukan hal tidak semestinya dirumah Vania atau dirumahku.
Walaupun aku tidak menyentuh bagian bawah dari tubuhnya.
Pagi itu, aku selesai bersiap-siap.
Saatnya berangkat menuju rumah Vania.
Sesampainya disana, aku disambut oleh pelukan dari Vania.
Beberapa saat kemudian, kami berangkat menuju sekolah tercinta.
Rea : "Gimana hubungan kamu sama si mahasiswa itu ?"
Vania : "Makin deket sih.. Sekarang dia lebih aktif nelpon aku.."
Rea : "Udah berapa kali jalan sama dia ?"
Vania : "4 kali kalo ga salah.. Hahahahahaha.. Dia juga lucu orang nya.."
Rea : "Turun yuk.. Udah sampe.."
Vania : "Yuk.."
Aku dan Vania turun dari angkutan umum.
Kami berjalan menuju sekolah kami.
Vania : "Kamu udah dapet cewek belom ?"
Rea : "...." aku menggelengkan kepalaku.
Vania : "Loh, kamu lagi ga deket sama siapa-siapa ?"
Rea : "Ngga, Van.. Aku lagi ga mau nyari perempuan.."
Vania : "Velina ?"
Rea : "Dia cuma aku anggep sebagai adikku.."
Vania : "Ada cewek yang kamu suka ga selain aku ?"
Rea : "Belum ada.."
Jujur saja, sebenarnya aku tertarik dengan Calista.
Tetapi, aku tak mau ada pertengkaran.
Maka dari itu, aku lebih memilih untuk diam sampai waktu yang tepat untuk aku jujur dengan Vania.
Kami sampai dikelas.
Kami duduk dibangku kami.
Seperti biasa, aku tidur-tiduran dengan meletakkan kepalaku diatas meja.
Sedangkan Vania, sibuk dengan lelaki barunya.
Apakah aku ada rasa cemburu ?
Jelas ada.
Apa aku marah ?
Aku tidak bisa marah.
Ini adalah keputusan bodoh yang aku buat dimasa lalu.
Dan sekarang aku menanggung akibatnya.
Murid-murid satu persatu sudah datang.
Bel masuk berbunyi.
Kami memulai pelajaran.
Sesekali aku mencuri-curi pandang kearah Calista.
Alangkah manisnya anak ini.
Aku memang tertarik dengannya.
Tapi..
Ah sudahlah..
Bel istirahat pertama berbunyi.
Vania : "Re, aku ke kelas temenku dulu ya.."
Rea : "Oh iya.. Salam ya buat mereka.."
Vania : "Oke.. Daahh.."
Vania segera bergegas ke kelas lain.
Sisa aku dan Calista dikelas ini.
Aku beranikan diri duduk disamping Calista.
Rea : "Lista.."
Lista : "...."
Rea : "Akhir-akhir ini kenapa lo berubah ke gw ?"
Lista : "Perasaan lo aja kali, Re.."
Rea : "Ngga.. Jujur, kadang gw nungguin lo SMS gw.. Nelpon gw.. Kayak dulu lagi.."
Lista : "Gw ga mau bikin masalah sama Vania lagi, Re.."
Rea : "...."
Lista : "Lo tau sendiri kan Vania ga suka kalo gw deket-deket sama lo.. Lo boleh deket sama cewek manapun, kecuali gw.. Itu yang dibilang Vania ke lo.."
Rea : "...."
Lista : "Re.. Hargai Vania.."
Rea : "Hargai ?"
Lista : "Jauhin gw dari sekarang, Re.. Gw bukan cewek baik-baik.. Vania bener soal itu.."
Rea : "Ngga, Lista.."
Lista : "Gw bakalan jauhin lo, Re.. Hargain Vania dengan cara lo jauhin gw.."
Sesak.
Nafasku sesat mendadak.
Rasanya kenapa sakit sekali ketika Calista berbicara seperti itu ?
Lista : "Sebentar lagi bel masuk.."
Rea : "...."
Lista : "Sana balik keepan..", sambil mendorongku.
Lista : "Cepetan balik !!", dia mendorongku lebih keras dan aku terjatuh dari bangkunya.
Aku berdiri dari jatuhku.
Aku kembali ke mejaku.
Tak lama kemudian, Vania datang dan duduk disampingku.
Vania : "Re, masa aku mau dijodohin sama cowok kelas sebelah.."
Rea : "Cowok yang mana ?"
Vania : "Ga tau.. Tadi temenku ada yang kasih nomorku ke cowok itu.."
Rea : "Oohh.."
Vania : "Kamu ga seneng ya ?"
Rea : "Ngga kok.. Aku biasa aja, Van.."
Aku bukannya tidak senang kalau kamu dapat lelaki baru, Van.
Tetapi, perlakuan Calista terhadapku...
Ah, sudahlah..
Istirahat siang sudah tiba.
Aku turun untuk sholat dan makan siang bersama teman-temanku.
Kali ini, aku dan kawan-kawanku jarang kumpul dibelakang lab bahasa.
Karena kawan-kawanku ini sedang fokus ujian nasional.
kalau sudah berkumpul disana, pasti tidak jauh dari rokok.
Mereka menghindari itu supaya tidak dikeluarkan dari sekolah.
Setelah itu, aku kembali ke kelasku.
Aku melihat Vania sedang berbincang dengan seorang lelaki dikelas tetangga.
Aku hanya bisa tersenyum melihat dia bisa dekat dengan lelaki disini.
Setidaknya dia bisa memilih diantara mereka siapa yang terbaik.
Sesampainya dikelas, aku duduk dimejaku.
Dibelakangku ada Calista.
Rea : "Udah makan, Lista ?"
Lista : "Udah.."
Rea : "Bagus deh.."
Calista.
Aku tahu, bukan ini yang kamu inginkan.
Tetapi, kenapa kamu terus memaksakan diri ?
Bel masuk terlah berbunyi.
Vania sudah ada disampingku.
Aku ingin menanyakan siapa lelaki tadi tetapi aku urungkan niatku.
Memang siapa aku ?
Pacarnya bukan.
Mungkin banyak monolog dariku dihalaman ini.
Karena, memang ini yang aku rasakan saat itu.
Vania banyak yang mendekati.
Calista menjauhiku.
Perempuan yang mendekatiku ? Jujur, aku tidak berminat dengan mereka dan tidak perlu aku tuangkan dalam tulisan ini.
Yang membuatku bingung adalah sikap Calista yang berubah.
Itu saja.
Bel pulang sekolah telah berbunyi.
Rea : "Van, pulang yuk.."
Vania : "Aduh, maaf Re.. Aku diajak jalan.."
Rea : "Sama cowok sebelah ?"
Vania : "Hehehehehe.. Kamu liat aku ya tadi ?"
Rea : "Iya.. Ya udah sana.. Kabarin aku ya kalo udah dirumah.."
Vania : "Oke, sayang.. Kamu juga kabarin aku kalo udah selesai main di warnet.."
Rea : "Iya, pasti.."
Vania : "Tuh orangnya udah nungguin aku didepan kelas.. Duluan ya, Re.."
Vania keluar dari kelas ini.
Dia sudah jalan dengan lelaki itu.
Aku masih duduk terdiam dikelas ini.
Semua murid sudah keluar.
Aku memutuskan untuk keluar kelas juga dan menuju toilet karena aku ingin buang air.
"Eh HP gw dimana ya ?", gumamku dalam hati.
"Astaga, gw tinggal dikolong.."
Aku kembali kekelasku untuk mengambil HPku yang tertinggal.
Dan ada penampakan yang tak biasa aku lihat disana.
Ada seorang anak perempuan sedang duduk diatas bangku.
Dia menangis sesegukan sendirian.
Dengan kepala tertunduk dan tangannya sambil menghapus air matanya yang jauh membasahi pipinya yang kemerahan.
Aku hanya bisa diam melihatnya dari depan pintu kelasku.
Rasa sesak didadaku timbul kembali saat aku melihat dia.
Aku beranikan diri untuk duduk disampingnya.
Rea : "Save-an the sims lo masih ada di PC gw, loh.. Kalo lo mau mainin lagi, pintu rumah gw terbuka lebar kok buat lo.."
Perempuan itu kaget melihatku tiba-tiba ada disampingnya.
Dia menatap wajahku.
Jelas sekali airmata yang jatuh ke pipinya.
Kalian tahu siapa perempuan itu ?
Jelas kalian tahu.
Calista Candrarini.
Arsana277 memberi reputasi
2
