Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#1239
Part 44
Vania : "Mau ngapain lo ke rumah Rea?"
Lista : "Mau main lah.. Kenapa ?"
Vania : "Ga bisa, Rea mau jalan sama gw.."
Lista : "Ya udah lo jalan mah jalan aja.. Lagian udah ada cowok baru, masih aja deketin Andrea.."

Aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Vania dan Calista sedang dalam keadaan emosi.

Vania : "Terus urusan lo apa ?"
Lista : "Gw mau main ke rumah Andrea."
Vania : "Gw mau jalan sama Andrea.."
Lista : "Mendingan lo jalan sana sama cowok baru lo.."
Vania : "Kok lo ngeselin banget sih !!"
Lista : "Bukannya lo yang ngeselin ?!"
Vania : "Lo udah punya dua cowok, masih aja deketin cowok orang !! Terus abis Andrea siapa lagi ?! DASAR MURAHAN !!"
Lista : "Jaga mulut lo, Van !! Lo yang ngga tau diri !! Udah ada cowok yang sayang sama lo, lo malah jalan sama cowok lain !!"
Vania : "Mendingan lo pergi dari sini !!"
Lista : "Lo yang pergi !! Andrea bukan cowok lo !! Dia berhak deket sama siapa aja !!"
Vania : "KURANG AJAR LO !!"

Aku tidak bisa menahan mereka.
Perkelahian antara mereka tidak bisa aku lerai.
Terjadi keributan didepan kelasku.
Pertikaian antara Vania dengan Calista berlangsung ricuh.
Murid-murid berdatangan untuk melihat mereka.

Pukulan demi pukulan mereka lakukan.
Hingga wajah dari Vania dan Calista luka dan berbekas.
Jambakan dan cakaran juga tidak luput dari perkelahian ini.

Rea : "CALISTA !! VANIA !! UDAH !!"
Vania : "Dia duluan nih !!"
Calista : "Lo duluan !!"

"Ribut.. Ribut.. Ribut..", sahut murid-murid yang sedang melihat mereka berkelahi.

Aku hanya bisa memisahkan mereka.
Sampai-sampai aku terkena pukulan keras dari mereka.
Adrian menghampiriku dan membantuku memisahkan mereka.

Adrian : "Vania.. Calista.. Itu liat Andrea.. Hidung nya berdarah kena kalian.."

Ya, memang aku terkena pukulan mereka tepat dihidungku.
Darahku tak mau berhenti mengalir.
Wajah mereka sudah penuh dengan luka.
Kemeja seragam mereka juga kotor akibat terjatuh dan terkena tendangan.

Aku duduk didepan kelasku sambil memegang hidungku.
Disampingku ada Adrian.

Adrian : "Lo ga apa-apa ?"
Rea : "....", sambil menggelengkan kepalaku.

Vania dan Calista berhenti berkelahi.
Mereka hanya saling pandang dengan amarah yang meledak-ledak.
Lalu, Bu Kania datang menghampiri kami karena mendengar keributan.

Bu Kania : "Ada apa ini !!"
Adrian : "Vania sama Calista berantem, Bu.."
Bu Kania : "Terus Andrea Kenapa ?!"
Adrian : "Rea mau misahin mereka malah dipukulin sampe hidung nya berdarah.."
Bu Kania : "KALIAN IKUT SAYA !!", sambil menarik tangan Vania dan Calista.

Adrian membawaku ke UKS.
Aku duduk disana sambil menahan darah yang terus mengalir dihidungku.

Adrian : "Lo cewek lagi ribut malah disamperin.. Bego lu.."
Rea : "Mereka ribut depan gw.. Gimana sih lo, sempak macan.."
Adrian : "Suee.. Masih bisa becanda nih anak, permak banci.."
Rea : "Tumben belom cabut ke istana..", warnet dekat rumahku sering kami sebut istana.
Adrian : "Gw denger ada ribut-ribut tadi.. Gw baru nyampe gerbang depan.."

Tak lama kemudian, Zabir dan kawan-kawanku menghampiriku.

Zabir : "Woi, Re.."
Farrel : "Lo bonyok, Re ?"
Rea : "Iya.."
Farrel : "Sama siapa ?"
Rea : "Calista sama Vania.."
Kevin : "Lo kalah sama cewek ?"

Semua mata menatap Kevin dengan sinis.

Kevin : "Lah ? Salah gw ?"
Zabir : "Bego, Lu.. Rea mana mungkin mau tonjok-tonjokan sama cewek.."
Valen : "Gw perban juga nih anak.."
Kevin : "Hehehehehehe.. Gw kan ga tau.."
Farrel : "Bukan ga tau, tapi lo bego.."
Rea : "Udah udah.. Gw ga apa-apa.."
Zabir : "Darahnya banyak gitu.."
Rea : "Ntar juga berenti.."
Adrian : "Lo jagain Rea ya.. Gw mau booking PC buat sang raja.."
Zabir : "Raja ?"
Adrian : "Noh, raja menaklukan hati wanita.. Hahahahahaha.."
Rea : "Biji lo.. PC biasa ya.."

Adrian pergi meninggalkanku dan kawan-kawanku disini.
Tak lama kemudian, Bu Kania menghampiriku.

Bu Kania : "Re, udah berenti darahnya ?"
Rea : "Dikit lagi, Bu.."
Bu Kania : "Itu, Vania dan Calista kenapa bisa berantem ?"
Rea : "Awalnya Calista mau main kerumah saya, Bu.. Terus sama Vania ga dibolehin karena saya sama Vania mau jalan.. Dari situ mereka adu mulut sampe pukul-pukulan.."
Bu Kania : "Hahahahahahaha.. Ada-ada aja.."

Bu Kania : "Kalian kelas XII ngapain disini ?"
Zabir : "Kita mau liat, Rea.."
Bu Kania : "Udah sana pulang.. Belajar buat UN.."
Farrel : "Iya bu.. Ayo cabut.."
Zabir : "Re, cabut dulu.."
Kevin : "Permisi ya Bu.."

Setelah darahku berhenti keluar, aku diminta keruang BP oleh Bu Kania.
Aku melihat Calista dan Vania keduanya menangis.
Entah karena malu atau menahan perih luka ditubuh mereka.

Bu Kania : "Siapa diantara kalian yang bikin Andrea berdarah ?"
Lista : "...."
Vania : "...."
Bu Kania : "JAWAB !!", sambil menggebrak meja.
Lista : "....", dia terkejut.
Vania : "Dia, Bu..", sambil menunjuk Calista.

Calista tidak bisa berkata banyak.
Dia hanya tertunduk lesu sambil menghapus air matanya.

Bu Kania : "Calista..."
Rea : "Bu, jangan terlalu keras sama mereka.."

Bu Kania menahan amarahnya dan mencoba sabar.

Bu Kania : "Kalian lihat nih.. Andrea yang jadi korban kalian aja tetap baik sama kalian.. Kenapa kalian ga mau damai ?"
Vania : "Ga mau saya.. Dia yang salah.."
Lista : "...."
Bu Kania : "Saya ga suruh kamu ngomong, Vania.."
Vania : "...."
Rea : "Van.. Lista.. Kita ini kan sekelas.. Masa berantem sih.."
Bu Kania : "Betul kata, Rea.."
Rea : "Bu, mereka kayaknya masih emosi.. Kita bahas masalah ini nanti lagi ya.."
Bu Kania : "Ya udah kalo gitu.. Kalian boleh keluar.."
Rea : "Makasih ya, Bu.."
Bu Kania : "Ya, Rea.. Cepet sembuh ya luka nya.."

Kami bertiga keluar dari ruangan.
Aku lihat Vania dan Calista belum ada tanda-tanda perdamaian.
Vania sudah tidak menangis lagi.
Tetapi, Calista masih deras mengalir air matanya.
Sesekali dia menghapus air mata nya dengan tangan kanannya.

Rea : "Vania.. Calista.. Siapa diantara kalian yang mau minta maaf duluan ?"
Vania : "Ga sudi aku.. Ayo, Re.."
Rea : "Ayo apa ?"
Vania : "Jadi ga mau beliin aku es krim ?"
Rea : "Ngga.. Kenapa ?"
Vania : "...."
Rea : "Mau marah ? Silahkan marah sepuasnya.."

Vania menahan emosi yang ada didalam dirinya.
Dia langsung berjalan keluar sekolah.
Hanya ada aku dan Calista disini.
Dan dia tetap diam dan menangis.

Rea : "Kita duduk dulu di pinggir kolam situ ya.."
Lista : "....", dia hanya mengangguk.

Aku rangkul dia menuju bangku dipinggir kolam sekolahku.

Rea : "Kenapa lo diem aja, Lista ? Gw tau, bukan lo yang mukul gw pertama kali.. Tapi Vania.."
Lista : "Gw Takut, Re.."
Rea : "Takut ?"
Lista : "Bu Kania.."
Rea : "Lo takut sama Bu Kania ?"
Lista : "....", dia mengangguk kembali.
Rea : "Ya udah.. Jangan dipikirin lagi ya.."
Lista : "Maaf.."
Rea : "...."
Lista : "Maafin gw, Re.. Maaf.. Gw ga sengaja.."
Rea : "Ga apa-apa udah.. Gw tau kok lo ga sengaja.."
Lista : "Gw cuma ga suka sama Vania.. Dia jalan sama cowok lain, terus dia jalan juga sama lo.."
Rea : "...."
Lista : "Gw tau dan gw bisa rasain apa yang lo rasain."
Rea : "Ya mau gimana lagi.. Walaupun hati gw sakit, tapi gw juga ga mau jauh dari dia.."
Lista : "...."
Rea : "Padahal lo ga sengaja ya mukul gw.. Lo juga jadi tertuduh gara-gara Vania nyalahin lo.. Tapi lo berani minta maaf ke gw.. Sedangkan Vania malah kabur gitu aja.."
Lista : "Terus, lo masih mau jalan sama dia ?"
Rea : "Ya mau gimana lagi.. Namanya juga jalanin hubungan dengan status yang ga jelas.. Begini resikonya.."
Lista : "...."
Rea : "Obatin dulu ya luka di muka lo.. Biar lo cantik lagi.."
Lista : "Aahh.. Rea.. Gw lagi sedih.. Gw lagi marah.. Jangan puji-puji gw.."
Rea : "Kenapa ?"
Lista : "Nanti gw jadi senyum-senyum ga jelas.."
Rea : "Hahahahahahahaha.. Bagus dong.. Lo cantik kalo lagi senyum.."

Akhirnya dia bisa tersenyum dalam tangisnya.
Sungguh lega perasaanku.
Dan sekarang pikiranku justu lebih berat ke Calista.
Aku sudah mulai kurang tertarik dengan Vania.
Aku bawa Calista ke UKS.
Aku ambil obat luka dan kapas.
Lalu aku obati luka nya.

Lista : "Perih, Re.."
Rea : "Lagian siapa suruh berantem.."
Lista : "Abis gw sebel sama dia.."
Rea : "Udah udah.. Jangan mikirin Vania.. Biar dia jadi urusanku.

Setelah mengobati lukanya, aku antar dia pulang walaupun hanya menggunakan angkutan umum.
Dia pasti malu untuk pulang sendiri dengan kondisi wajah yang tak karuan.
Setelah itu, aku lanjutkan perjalananku kerumah.
Lelah sekali hari ini.
Aku putuskan untuk istirahat untuk melanjutkan aktifitasku keesokan harinya.
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.