- Beranda
- Stories from the Heart
FADED...
...
TS
menghilanglupa
FADED...
thanks a lot for impressively beautiful cover nya
Quote:
FADED
Dengan hati terbuka,
izinkan aku untuk berbagi rasa, yang apabila ku pendam sendiri nyatanya hanya membawa resah, hanya hampa tanpa kata ketika aku coba pendam dalam dada.
Aku tau, pilu hanya akan kelabu jika aku tak bergerak maju, dan aku paham, menahan dalam kelam pada akhirnya hanya membawa keresahan.
maka dengan segala kerendahan hati, aku ingin coba menbagikan. sebuah kisah tak berujung yang sampai saat ini aku pendam, sendiran
izinkan aku untuk berbagi rasa, yang apabila ku pendam sendiri nyatanya hanya membawa resah, hanya hampa tanpa kata ketika aku coba pendam dalam dada.
Aku tau, pilu hanya akan kelabu jika aku tak bergerak maju, dan aku paham, menahan dalam kelam pada akhirnya hanya membawa keresahan.
maka dengan segala kerendahan hati, aku ingin coba menbagikan. sebuah kisah tak berujung yang sampai saat ini aku pendam, sendiran

Quote:
Pertemuan terkadang menghasilkan sesuatu yang sulit untuk dilupakan,
pertemuan juga kadang membuat kita penuh keheranan,
mengapa waktu begitu ahli dalam mengatur detak hati yang seakan hampir mati.
Pertemuan yang indah selalu membuat kita tak merasa lelah. Ada sebuah gairah yang membuat kita semangat dan tak hentinya tersenyum hingga melupakan resah,
adakalanya pertemuan terjadi begitu tiba-tiba, tanpa permisi atau memberi tanda.
Inilah yang terjadi saat ini,
lagi sebuah pertemuan yang sempat membuat hati bertanya sejuta arti.
Apakah gerangan yang membuat jantung begitu berdetak lebih kencang dari bisanya,
hati bergetar lebih cepat dan napas pun adakalanya ikut-ikutan tak stabil dalam menjalankan fungsinya,
sedikit berlebihan memang,
tapi beginilah keadaannya. Efek dari sebuah pertemuan yang aku khawatirkan akan berubah menjadi sebuah harapan,
yang semakin lama semakin aku rasakan kebenarannya.
Tapi sekali lagi,
siapa yang bisa melawan jika hati telah menentukan pilihan untuk berlabuh.
Sekuat apapun raga, jika hati telah memaksa untuk jatuh kedalam rasa yang dinamakan cinta,
maka semua raga dan segenap jiwa akan bertekuk lutut pada hati,
dan itu tandanya, jatuh cinta telah nyata akan hadirnya.
pertemuan juga kadang membuat kita penuh keheranan,
mengapa waktu begitu ahli dalam mengatur detak hati yang seakan hampir mati.
Pertemuan yang indah selalu membuat kita tak merasa lelah. Ada sebuah gairah yang membuat kita semangat dan tak hentinya tersenyum hingga melupakan resah,
adakalanya pertemuan terjadi begitu tiba-tiba, tanpa permisi atau memberi tanda.
Inilah yang terjadi saat ini,
lagi sebuah pertemuan yang sempat membuat hati bertanya sejuta arti.
Apakah gerangan yang membuat jantung begitu berdetak lebih kencang dari bisanya,
hati bergetar lebih cepat dan napas pun adakalanya ikut-ikutan tak stabil dalam menjalankan fungsinya,
sedikit berlebihan memang,
tapi beginilah keadaannya. Efek dari sebuah pertemuan yang aku khawatirkan akan berubah menjadi sebuah harapan,
yang semakin lama semakin aku rasakan kebenarannya.
Tapi sekali lagi,
siapa yang bisa melawan jika hati telah menentukan pilihan untuk berlabuh.
Sekuat apapun raga, jika hati telah memaksa untuk jatuh kedalam rasa yang dinamakan cinta,
maka semua raga dan segenap jiwa akan bertekuk lutut pada hati,
dan itu tandanya, jatuh cinta telah nyata akan hadirnya.
Quote:
FADED
Bab. 3
Shadow
Intermezzo
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Intermezzo
Shadow
Intermezzo
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Intermezzo
Bab 4.
Shadow become light
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Intermezzo
Shadow become light
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Intermezzo
the end
Spoiler for dari agan-agan :
Quote:
Quote:
Original Posted By canisfamiliaris►
OLA
Bagai abu arang sate yang terbang
Percikan debu hanya mampu berlalu
Wahai angin, apa salahku?
Kenapa harus aku?
Kau terbangkan aku
Kau ombang-ambingkan aku
Kau hempaskan aku
Kau bawa pergi jiwaku
Jauh......Jauh hingga aku lupa
Lupa akan tiada gunanya aku
Lupa tempatku
Lupa jati diriku
Jika itu kehendakmu, bawalah aku
Bawa aku bersamamu
Bawa aku kemanapun kau mau
Aku yang hanya pelengkapmu
Aku yang hanya mengotorimu
Tak mampuku tanpamu
Bersamamu aku menjadi sesuatu
Jangan kau pudarkan asaku
Bagai abu arang sate yang terbang
Percikan debu hanya mampu berlalu
Wahai angin, apa salahku?
Kenapa harus aku?
Kau terbangkan aku
Kau ombang-ambingkan aku
Kau hempaskan aku
Kau bawa pergi jiwaku
Jauh......Jauh hingga aku lupa
Lupa akan tiada gunanya aku
Lupa tempatku
Lupa jati diriku
Jika itu kehendakmu, bawalah aku
Bawa aku bersamamu
Bawa aku kemanapun kau mau
Aku yang hanya pelengkapmu
Aku yang hanya mengotorimu
Tak mampuku tanpamu
Bersamamu aku menjadi sesuatu
Jangan kau pudarkan asaku
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 210 suara
[ SPOILER ] HATI DIYAS BAKAL BERLABUH KE SIAPA ?
OLA
80%
RHEA
10%
VELIN
10%
Diubah oleh menghilanglupa 14-01-2017 21:33
jenggalasunyi dan 8 lainnya memberi reputasi
7
483.8K
Kutip
2.9K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
menghilanglupa
#286
Guardian Angel
Part 5.2
Part 5.2
Quote:
saat itu gue masih terduduk di atas pinggir kasur ola, posisi ola tepat duduk diatas kedua paha gue, dengan masih memegang pipi gue dengan kedua tangannya, perlahan ola mendekatkan keningnya ke hidung gue, perlahan kepalanya turun hingga akhirnya berlabuh dengan bersadar di dada kiri gue, kali ini tangannya berpindah mendekap tubuh gue dengan begitu erat, mungkin dia bisa mendengar dengan jelas dentuman kencang jantung gue yang tak terarah, dengan lirih ola berkata
"gue ngerasa masih ada, gue ngerasa orang yang selalu ngelindungi gue masih ada, gue masih ngerasa jantung gue masih ada, gue ngerasa jantung gue masih berdetak, gue masih bisa denger, gue masih bisa denger. gue salah, gue salah, gue salah ngebiarin jantung gue sendirian, gue salah ngebiarin dia berdetak tanpa gue ada disampinya, gue salah ngebiarin jantung gue kedinginan diluar sana, dan gue salah ngebiarin jantung gue gak nemenin setiap tidur gue, gue kangen suara detak jantung gue, gue kangen bisa tertidur lelap tanpa bisa ngedengerin suara ini, gue kangen bisa ngedenger ini tiap malem sebelum gue tidur, gue pengen tidur sambil denger suara ini, selamanya. dan itu udah lama ga ada, ga ada suara seindah ini, gue pengen suara ini, gue pengen ini"
ola semakin erat mendekap tubuh gue, sangat erat, hingga akhirnya dia tertidur dalam air mata yang membanjiri dada gue. gue dengan tangis terisak, perlahan ngerasa lemes, pandangan gue perlahan kabur, kepala gue pening dengan jutaan kenangan yang berputar-putar di otak gue, gue pun hilang keseimbangan dan akhirnya tergeletak diatas kasur ola, disisa tenaga gue, gue hanya bisa ngelihat ola tertidur diatas tubuh gue dengan mata sembab, mendekap begitu erat, dan perlahan gue pun hilang kesadaran.
gue terbangun oleh suara gemericik dari dalem perut gue, gue laper, gue perlahan membuka mata sembari memegangi kepala gue yang masih pening, dan gue terkaget dengan posisi ola yang masih tertidur diatas gue dengan dekapan yang begitu erat, gue tambah pening, gue sekuat tenaga untuk sadar, lebih tepatnya untuk tegar, dengan perlahan gue usap kepala ola, lalu dengan hati-hati memindahkan tubuhnya dan membaringkan diatas kasur, baju ola begitu basah, bukan hanya baju, tapi seluruh yang dia pake begitu basah kuyub, gue pun beranjak berdiri dan menjauh dari atas kasur, gue masih gak percaya dengan suasana sekeliling kamar ola, gue hanya bisa menunduk dan menggelengkan kepala, dan kembali menangis tapi kini tanpa air mata, air mata gue udah habis.
perlahan gue kembali melihat ola, matanya begitu sembab, ngelihat pakaiannya gue jadi gak tega, pakaiannya begitu basah, terbesit di otak gue buat ngegantiin pakaian dia, tapi sedetik kemudian gue urungkan.
gila aja, gue mana bisa begitu, enggak, enggak, gue gak bisa. lalu segera gue cari kemeja seragam gue, dan setelah ketemu segera gue pake, oh god dingin banget, begitu dingin saat kemeja seragam gue yang basah menempel di tubuh gue, dan seketika gue ngelihat ola, ah shit ! pasti dia juga kedinginan banget ! tapi masak harus gue ganti, ah enggak ! gue gak bisa, dan gue pun sadar,
oh ya, kamprett !! orang tua ola, gue pun segera mengancingkan kemeja seragam gue dan segera berlari dari kamar ola menuju ruang tengah di lantai atas, gue berniat nyari mereka, gue pun setengah berteriak
"TANTE, OM, TANTE, OM !!"
dengan sambil berkeliling gue berteriak begitu ke seluruh isi rumah, dan nihil ! bener-bener gak ada orang satu pun, akhirnya gue pun nyerah, lalu terduduk di sofa depan tivi, sambil menarik nafas panjang,
oh iya, mungkin kalo orangtua ola ada, gue udah disambet golok pas ngelihat gue tidur gak pake baju dikamar ola, apalagi ola ada diatas gue, dalam kesedihan gue masih bisa tertawa kecil.
gue pun perlahan kembali ke kamar ola, melihat kondisi ola yang tertidur dengan baju yang begitu basah, gue semakin gak tega ! ni anak pasti flue kalo bajunya gak diganti, tapi masak kudu gue yang ganti, ah enggak, enggak ! gapapa dia sakit juga lah, daripada gue kudu ganti bajunya, akhirnya gue niatin buat balik ke asrama, gue pun nyari tas gue.
oh iya tas gue ada dilantai bawah, gue baru inget saat itu, dengan perlahan gue pun turun ke lantai bawah, lebih tepatnya turun ke istana ola, dan ketemu, tas gue ada di kursi gede itu, gue lihat jam ditangan kiri gue, dan gue terkejut, shit, udah jam 2 pagi ! ah bodo, gue kudu balik ke asrama, akhirnya gue buka pintu rumah ola yang gak terkunci kemudian menutup lagi dengan hati-hati, setelah ada diluar rumah, gue ngerasa semakin dingin, dingin banget ! dengan baju gue yang basah, ini sumpah dingin banget ! gue pun berdiri mematung sesaat.
dengan menarik napas panjang, akhirnya gue kembali masuk ke rumah ola, dengan berlari gue menaiki tangga menuju lantai dua rumah ola dan menuju kamarnya, gue simpen tas lalu dengan memberanikan diri gue buka lemari baju ola, gue coba cari baju yang lumayan tebel diantara banyaknya tumpukan baju ola, dan pencarian gue terhenti di piyama warna biru terang yang cukup tebal.
gue narik napaas panjang banget, sepanjang yang gue bisa ! lalu gue cari selimut dan menutupi tubuh ola dengan selimut, iya gue ngeganti baju ola yang basah itu dengan piyama tebel warna biru muda yang gue dapet dari lemarinya.
gue gak bisa jelasin dengan detail gimana perjuangan gue ngeganti baju ola, atas dasar norma kepantasan dan undang undang negara republik Indonesia biarlah gemetar tangan gue dan rapatnya gue menutup mata bisa menggambarkan kondisi saat itu.
gue pun akhirnya pulang ke asrama, meninggalkan ola sendiri di rumahnya, oh iya, proses gue buka pintu gerbang rumah ola juga butuh perjuangan, gue kliyengan banget nyari itu kunci dimana, kelar jam 4an gue baru bisa nemuin itu kunci dan ternyata gaes, kunci nya ada di dalem disepatu ola yang selalu dia bawa
singat cerita gue udah sampe ke asrama, dan disini gue kembali menangis, iya gue cengeng, gapapa dan terserah kalian bilang gue cengeng. gue bener-bener nangis tersirak-isak di dalem kamar asrama gue. hingga jam tujuh pagi gue nangis, gue pun males mau kuliah, males banget ! tapi seketika gue inget 'orangtua gue'. sekuat tenaga gue mandi, dinginya air saat itu sama sekali gak berasa di tubuh gue, dengan memakai seragam cadangan gue pun perlahan turun ke lantai bawah menuju lobi asrama.
DAN GUE DIKEJUTKAN DENGAN OLA YANG DUDUK DI KURSI SATPAM SAMBIL MEMAKAI PIYAMA BIRU MUDA !!!!!
gue lihat saat itu satpam hanya menggeleng sambil memandangi ola, dan ketika satpam ngelihat gue dia langsung berlari ke arah gue.
"dek diyas, ini ada yang nyari dari tadi subuh, katanya nyariin kamu, udah coba bapak bilangin suruh pulang tapi dia tetep duduk aja disitu terus, bapak ketuk ke kamar kamu, tapi dek diyas ga ada jawaban, ini ada apa dek ?"
shiiiit ! saking dramanya gue nangis dikamar, gue sampe gak denger suara ketukan pintu di kamar gue, gue pun segera bilang ke pak satpam
"ma maaf pak, biar ini saya yang urus, tapi tolong jangan perpanjang ini ya pak, saya mohon pak"
dengan memelas gue bilang ke satpam dan bergegas menemui ola.
"LA LU NGAPAIN DISINI ?!!!"
gue pun meraih tangan ola dan menarik dia ke ujung asrama, gue gak bawa dia keluar, yakali keluar, gimana reaksi mahasiswa lain saat liat dia cuman pake piyama dan ada di asrama cowok !!!
"kenapa lo ninggalin gue ?"
dengan pelan ola menjawab
"gue kudu kuliah la, emang lu gak akan kuliah ?"
dengan sabar gue bilang ke ola, gue gak pengen dia nangis lagi kayak waktu itu, cukup, cukup gue gak mau nambah masalah
"gak"
singkat dan pelan ola menjawab
"yaudah kalo lo gak kuliah hari ini, tapi lo pulang ya, gue mau kuliah la"
"gaboleh"
ini apa ? seenaknya dia ngelarang gue buat masuk kuliah
"lo pulang ya la, gue anterin sekarang"
gue gak ngerti kenapa gue bilang begini, gue tau gue pasti telat masuk kalo kudu nganterin dia ke rumah, walaupun jarak rumah ola sama kampus gak jauh, tapi tetep ini udah jam tujuh kurang dikit, telat semenit aja gue pasti ga boleh masuk.
dan ola ini pinter, dia ngangguk, kayaknya dia tahu kalo gue bakal telat dan gak bakal bisa masuk ke kelas.
dan akhirnya gue kembali terjebak dirumah ola, dirumah yang jujur gak pengen gue datengin, apalagi kamarnya, hati gue seakan hancur saat harus liat seisi kamarnya.
"gue ngerasa masih ada, gue ngerasa orang yang selalu ngelindungi gue masih ada, gue masih ngerasa jantung gue masih ada, gue ngerasa jantung gue masih berdetak, gue masih bisa denger, gue masih bisa denger. gue salah, gue salah, gue salah ngebiarin jantung gue sendirian, gue salah ngebiarin dia berdetak tanpa gue ada disampinya, gue salah ngebiarin jantung gue kedinginan diluar sana, dan gue salah ngebiarin jantung gue gak nemenin setiap tidur gue, gue kangen suara detak jantung gue, gue kangen bisa tertidur lelap tanpa bisa ngedengerin suara ini, gue kangen bisa ngedenger ini tiap malem sebelum gue tidur, gue pengen tidur sambil denger suara ini, selamanya. dan itu udah lama ga ada, ga ada suara seindah ini, gue pengen suara ini, gue pengen ini"
ola semakin erat mendekap tubuh gue, sangat erat, hingga akhirnya dia tertidur dalam air mata yang membanjiri dada gue. gue dengan tangis terisak, perlahan ngerasa lemes, pandangan gue perlahan kabur, kepala gue pening dengan jutaan kenangan yang berputar-putar di otak gue, gue pun hilang keseimbangan dan akhirnya tergeletak diatas kasur ola, disisa tenaga gue, gue hanya bisa ngelihat ola tertidur diatas tubuh gue dengan mata sembab, mendekap begitu erat, dan perlahan gue pun hilang kesadaran.
gue terbangun oleh suara gemericik dari dalem perut gue, gue laper, gue perlahan membuka mata sembari memegangi kepala gue yang masih pening, dan gue terkaget dengan posisi ola yang masih tertidur diatas gue dengan dekapan yang begitu erat, gue tambah pening, gue sekuat tenaga untuk sadar, lebih tepatnya untuk tegar, dengan perlahan gue usap kepala ola, lalu dengan hati-hati memindahkan tubuhnya dan membaringkan diatas kasur, baju ola begitu basah, bukan hanya baju, tapi seluruh yang dia pake begitu basah kuyub, gue pun beranjak berdiri dan menjauh dari atas kasur, gue masih gak percaya dengan suasana sekeliling kamar ola, gue hanya bisa menunduk dan menggelengkan kepala, dan kembali menangis tapi kini tanpa air mata, air mata gue udah habis.
perlahan gue kembali melihat ola, matanya begitu sembab, ngelihat pakaiannya gue jadi gak tega, pakaiannya begitu basah, terbesit di otak gue buat ngegantiin pakaian dia, tapi sedetik kemudian gue urungkan.
gila aja, gue mana bisa begitu, enggak, enggak, gue gak bisa. lalu segera gue cari kemeja seragam gue, dan setelah ketemu segera gue pake, oh god dingin banget, begitu dingin saat kemeja seragam gue yang basah menempel di tubuh gue, dan seketika gue ngelihat ola, ah shit ! pasti dia juga kedinginan banget ! tapi masak harus gue ganti, ah enggak ! gue gak bisa, dan gue pun sadar,
oh ya, kamprett !! orang tua ola, gue pun segera mengancingkan kemeja seragam gue dan segera berlari dari kamar ola menuju ruang tengah di lantai atas, gue berniat nyari mereka, gue pun setengah berteriak
"TANTE, OM, TANTE, OM !!"
dengan sambil berkeliling gue berteriak begitu ke seluruh isi rumah, dan nihil ! bener-bener gak ada orang satu pun, akhirnya gue pun nyerah, lalu terduduk di sofa depan tivi, sambil menarik nafas panjang,
oh iya, mungkin kalo orangtua ola ada, gue udah disambet golok pas ngelihat gue tidur gak pake baju dikamar ola, apalagi ola ada diatas gue, dalam kesedihan gue masih bisa tertawa kecil.
gue pun perlahan kembali ke kamar ola, melihat kondisi ola yang tertidur dengan baju yang begitu basah, gue semakin gak tega ! ni anak pasti flue kalo bajunya gak diganti, tapi masak kudu gue yang ganti, ah enggak, enggak ! gapapa dia sakit juga lah, daripada gue kudu ganti bajunya, akhirnya gue niatin buat balik ke asrama, gue pun nyari tas gue.
oh iya tas gue ada dilantai bawah, gue baru inget saat itu, dengan perlahan gue pun turun ke lantai bawah, lebih tepatnya turun ke istana ola, dan ketemu, tas gue ada di kursi gede itu, gue lihat jam ditangan kiri gue, dan gue terkejut, shit, udah jam 2 pagi ! ah bodo, gue kudu balik ke asrama, akhirnya gue buka pintu rumah ola yang gak terkunci kemudian menutup lagi dengan hati-hati, setelah ada diluar rumah, gue ngerasa semakin dingin, dingin banget ! dengan baju gue yang basah, ini sumpah dingin banget ! gue pun berdiri mematung sesaat.
dengan menarik napas panjang, akhirnya gue kembali masuk ke rumah ola, dengan berlari gue menaiki tangga menuju lantai dua rumah ola dan menuju kamarnya, gue simpen tas lalu dengan memberanikan diri gue buka lemari baju ola, gue coba cari baju yang lumayan tebel diantara banyaknya tumpukan baju ola, dan pencarian gue terhenti di piyama warna biru terang yang cukup tebal.
gue narik napaas panjang banget, sepanjang yang gue bisa ! lalu gue cari selimut dan menutupi tubuh ola dengan selimut, iya gue ngeganti baju ola yang basah itu dengan piyama tebel warna biru muda yang gue dapet dari lemarinya.
gue gak bisa jelasin dengan detail gimana perjuangan gue ngeganti baju ola, atas dasar norma kepantasan dan undang undang negara republik Indonesia biarlah gemetar tangan gue dan rapatnya gue menutup mata bisa menggambarkan kondisi saat itu.
gue pun akhirnya pulang ke asrama, meninggalkan ola sendiri di rumahnya, oh iya, proses gue buka pintu gerbang rumah ola juga butuh perjuangan, gue kliyengan banget nyari itu kunci dimana, kelar jam 4an gue baru bisa nemuin itu kunci dan ternyata gaes, kunci nya ada di dalem disepatu ola yang selalu dia bawa

singat cerita gue udah sampe ke asrama, dan disini gue kembali menangis, iya gue cengeng, gapapa dan terserah kalian bilang gue cengeng. gue bener-bener nangis tersirak-isak di dalem kamar asrama gue. hingga jam tujuh pagi gue nangis, gue pun males mau kuliah, males banget ! tapi seketika gue inget 'orangtua gue'. sekuat tenaga gue mandi, dinginya air saat itu sama sekali gak berasa di tubuh gue, dengan memakai seragam cadangan gue pun perlahan turun ke lantai bawah menuju lobi asrama.
DAN GUE DIKEJUTKAN DENGAN OLA YANG DUDUK DI KURSI SATPAM SAMBIL MEMAKAI PIYAMA BIRU MUDA !!!!!
gue lihat saat itu satpam hanya menggeleng sambil memandangi ola, dan ketika satpam ngelihat gue dia langsung berlari ke arah gue.
"dek diyas, ini ada yang nyari dari tadi subuh, katanya nyariin kamu, udah coba bapak bilangin suruh pulang tapi dia tetep duduk aja disitu terus, bapak ketuk ke kamar kamu, tapi dek diyas ga ada jawaban, ini ada apa dek ?"
shiiiit ! saking dramanya gue nangis dikamar, gue sampe gak denger suara ketukan pintu di kamar gue, gue pun segera bilang ke pak satpam
"ma maaf pak, biar ini saya yang urus, tapi tolong jangan perpanjang ini ya pak, saya mohon pak"
dengan memelas gue bilang ke satpam dan bergegas menemui ola.
"LA LU NGAPAIN DISINI ?!!!"
gue pun meraih tangan ola dan menarik dia ke ujung asrama, gue gak bawa dia keluar, yakali keluar, gimana reaksi mahasiswa lain saat liat dia cuman pake piyama dan ada di asrama cowok !!!
"kenapa lo ninggalin gue ?"
dengan pelan ola menjawab
"gue kudu kuliah la, emang lu gak akan kuliah ?"
dengan sabar gue bilang ke ola, gue gak pengen dia nangis lagi kayak waktu itu, cukup, cukup gue gak mau nambah masalah
"gak"
singkat dan pelan ola menjawab
"yaudah kalo lo gak kuliah hari ini, tapi lo pulang ya, gue mau kuliah la"
"gaboleh"
ini apa ? seenaknya dia ngelarang gue buat masuk kuliah

"lo pulang ya la, gue anterin sekarang"
gue gak ngerti kenapa gue bilang begini, gue tau gue pasti telat masuk kalo kudu nganterin dia ke rumah, walaupun jarak rumah ola sama kampus gak jauh, tapi tetep ini udah jam tujuh kurang dikit, telat semenit aja gue pasti ga boleh masuk.
dan ola ini pinter, dia ngangguk, kayaknya dia tahu kalo gue bakal telat dan gak bakal bisa masuk ke kelas.
dan akhirnya gue kembali terjebak dirumah ola, dirumah yang jujur gak pengen gue datengin, apalagi kamarnya, hati gue seakan hancur saat harus liat seisi kamarnya.
Diubah oleh menghilanglupa 10-12-2016 07:28
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas

