- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#1049
Part 38
Rea : "Siapa ?"
Lista : "Mau tau banget ? Hahahahahahaha.."
Rea : "Pelit lo ah.."
Lista : "Biarin, Weekk.. Yang jelas bukan lo orang nya.."
Rea : "Ya kali lo suka sama gw.. Gw kan udah ada Vania.. Walaupun hubungan gw ga tau apa namanya.. Hahahahahaha.."
Lista : "Pulang yuk.. Besok kita lanjut lagi.."
Rea : "Ya udah.. Gw duluan ya, Lis.."
Lista : "Oke.. Sampe ketemu besok ya, Re.."
Aku mengambil tasku lalu meninggalkan aula ini.
Aku berjalan perlahan menuju gerbang keluar sekolah ini.
Lalu, kulanjutkan perjalananku ke halte bus dekat sekolah.
Aku melihat seorang perempuan dengan wajah cantik dan rambut panjangnya sedang duduk dihalte bus sendirian.
Dengan kepala tertunduk sambil memainkan kakinya.
Dia Vania.
Aku pikir dia sudah pulang.
Aku langsung menghampirinya.
Rea : "Van.."
Vania : "Eh, Rea.. Udah selesai ?"
Rea : "Kamu nunggu aku ?"
Vania : "Hehehehehe.. Iya.."
Rea : "Kenapa kamu ga bilang ? Kalo gitu kan kamu tunggu aku dikelas aja.."
Vania : "Aku ga mau bikin kamu kepikiran pas lagi latihan pidato.."
Rea : "Hahahahahaha.. Ada-ada aja kamu ini.."
Vania : "Yuk pulang.."
Rea : "Yuk.."
Aku dan Vania pulang bersama.
Dia turun dijalan arah rumahnya, dan aku masih melanjutkan perjalananku sampai ke rumah.
Sesampainya dirumah, aku masuk kekamar dan merebahkan tubuhku diatas tempat tidurku.
Aku cek HPku.
Ada SMS dari Calista.
Tak lupa juga aku SMS Vania.
Kalau lupa, bisa gawat nanti dia marah.
Ada-ada saja Vania ini.
Karena Vania sedang tidur, aku nyalakan PCku untuk sekedar online di LC.
Aku lihat ada Velina sedang ON.
Dia mengajakku untuk chat disana.
Aku logout dari LC.
Sekarang aku bermain game di PCku.
Aku main hingga malam.
HPku bergetar tanda ada telepon masuk.
Ada nama Calista dilayar HPku.
Ada apa Calista menelponku malam-malam begini ?
Setelah Calista menyudahi teleponnya, aku lanjut main game lagi.
Entah berapa jam aku bermain, aku cek jam di HPku.
Sudah menunjukkan pukul 2.30 dini hari.
Astaga, aku kelewatan.
Aku harus segera tidur supaya tidak kesiangan, tetapi mataku belum mengantuk juga.
Sampai akhirnya, aku tertidur di pukul 3.10 pagi.
Mama : "Rea.."
Rea : "Hhmm.. Iya, Ma.."
Mama : "Kamu ga sekolah ?"
Rea : "Kenapa, Ma ?"
Mama : "Udah jam setengah 7.."
Rea : "Kepalaku sakit, Ma.."
Mama : "Loh, kamu sakit ?"
Rea : "Iya.. Kayaknya aku kurang istirahat.."
Mama : "Emang semalam kamu ga tidur ? Muka kamu pucat banget.."
Rea : "Ga bisa tidur, Ma.."
Mama : "Mau ke dokter ga ? Nanti dianter Papa.."
Rea : "Ga usah, Ma.. Aku istirahat aja.."
Mama : "Ya udah kalo gitu.. Mama berangkat ya.. Kalau ada apa-apa, telepon mama.."
Padahal nanti aku ada janji dengan Calista untuk latihan bersama.
Tetapi, apa daya.
Aku sakit karena aku kurang tidur.
Ini memang sudah jadi penyakitku.
Kalau kurang tidur, ada saja yang terjadi kepadaku.
Aku segera SMS Vania untuk memberi tahukan kalau aku tidak bisa masuk.
Aku juga tak lupa mengabarkan Calista bahwa aku tidak bisa masuk sekolah.
10 menit kemudian, dia menelponku.
Hahahahaha.
Ada apa dengan Calista ini ?
Vania tidak begitu panik kepadaku.
Kenapa dia berbeda ?
Mungkin dia terlalu khawatir padaku.
Atau bisa jadi dia takut berlatih sendirian nanti.
Setelah minum obat, aku pejamkan mataku.
Walaupun susah untuk tertidur, tetapi lama kelamaan aku tertidur juga.
Siang itu, aku dibangunkan oleh asisten rumah tangga dirumahku.
Katanya, ada yang datang untuk menjengukku.
Tak lama kemudian, datanglah sesosok perempuan.
Dengan wajahnya yang manis, rembutnya yang panjang, dan kacamata yang menghiasi mata nya.
Rea : "Loh, Calista.."
Lista : "Hai, Re.."
Calista langsung masuk kekamarku, lalu dia duduk disampingku.
Dia memegang keningku.
Lista : "Badan lo ga panas.."
Rea : "Iya lah.. Gw cuma kecapean aja.."
Rea : "Gw pikir, Vania yang dateng.."
Lista : "...."
Rea : "Lo kenapa diem ?"
Lista : "Gw ga enak mau ngomong ini sama lo.."
Rea : "Ngomong aja.."
Lista : "Terserah lo mau percaya atau ngga.. Tadi pagi, gw liat Vania dianter sama cowok dari SMA lain, terus pas pulang juga dia dijemput.."
Rea : "Yakin lo itu Vania ?"
Lista : "Yakin.. Didepan mata gw kok gw liat.."
Rea : "Aduh.. Kepala gw jadi tambah sakit, Lis.."
Lista : "Kalo lo ga percaya gw, lo tanya langsung aja sama Vania.."
Aku juga bingung harus percaya atau tidak.
Tapi, aku juga merasa kalau Calista tidak berbohong kepadaku.
Aku ambil HPku lalu aku SMS Vania.
Aku sudahi SMSan ku dengan Vania.
Aku tunjukkan isi SMSku ke Calista.
Lista : "Gw bingung mau ngomong apa.."
Rea : "...."
Lista : "Dia juga ada benernya, Re.. Lo bukan pacarnya, jadi dia berhak untuk jalan sama siapa aja.."
Rea : "...."
Lista : "Eh lo udah makan ?"
Rea : "....", aku hanya menggelengkan kepalaku.
Lista : "Tunggu ya.. Gw ambilin.."
Calista keluar dari kamarku untuk mengambil makanan.
Setelah itu dia kembali.
Lista : "Ini, Re.. Makan dulu.."
Rea : "Gw ga nafsu, Lis.."
Lista : "Apa sih lo ? Mau sembuh ga ? Kita harus tampil beberapa hari lagi.."
Rea : "...."
Lista : "Gw suapin ya.."
Aku tak habis pikir.
Kenapa Vania tega melakukan itu ?
Dia benar.
Dia bukan pacarku.
Dia berhak untuk jalan dengan siapapun.
Walaupun benar-benar menyayat hatiku.
Aku pikir, Vania yang datang menjengukku.
Justru Calista datang, dan dia merawatku.
Waktu Vania sakit, aku yang merawatnya.
Tetapi sekarang ketika aku sakit, justru Calista yang merawatku.
Vania sedang berdua dengan lelaki lain ketika aku terbujur lemah diatas tempat tidurku.
Lista : "Mau tau banget ? Hahahahahahaha.."
Rea : "Pelit lo ah.."
Lista : "Biarin, Weekk.. Yang jelas bukan lo orang nya.."
Rea : "Ya kali lo suka sama gw.. Gw kan udah ada Vania.. Walaupun hubungan gw ga tau apa namanya.. Hahahahahaha.."
Lista : "Pulang yuk.. Besok kita lanjut lagi.."
Rea : "Ya udah.. Gw duluan ya, Lis.."
Lista : "Oke.. Sampe ketemu besok ya, Re.."
Aku mengambil tasku lalu meninggalkan aula ini.
Aku berjalan perlahan menuju gerbang keluar sekolah ini.
Lalu, kulanjutkan perjalananku ke halte bus dekat sekolah.
Aku melihat seorang perempuan dengan wajah cantik dan rambut panjangnya sedang duduk dihalte bus sendirian.
Dengan kepala tertunduk sambil memainkan kakinya.
Dia Vania.
Aku pikir dia sudah pulang.
Aku langsung menghampirinya.
Rea : "Van.."
Vania : "Eh, Rea.. Udah selesai ?"
Rea : "Kamu nunggu aku ?"
Vania : "Hehehehehe.. Iya.."
Rea : "Kenapa kamu ga bilang ? Kalo gitu kan kamu tunggu aku dikelas aja.."
Vania : "Aku ga mau bikin kamu kepikiran pas lagi latihan pidato.."
Rea : "Hahahahahaha.. Ada-ada aja kamu ini.."
Vania : "Yuk pulang.."
Rea : "Yuk.."
Aku dan Vania pulang bersama.
Dia turun dijalan arah rumahnya, dan aku masih melanjutkan perjalananku sampai ke rumah.
Sesampainya dirumah, aku masuk kekamar dan merebahkan tubuhku diatas tempat tidurku.
Aku cek HPku.
Ada SMS dari Calista.
Quote:
Tak lupa juga aku SMS Vania.
Kalau lupa, bisa gawat nanti dia marah.
Quote:
Ada-ada saja Vania ini.
Karena Vania sedang tidur, aku nyalakan PCku untuk sekedar online di LC.
Aku lihat ada Velina sedang ON.
Dia mengajakku untuk chat disana.
Quote:
Aku logout dari LC.
Sekarang aku bermain game di PCku.
Aku main hingga malam.
HPku bergetar tanda ada telepon masuk.
Ada nama Calista dilayar HPku.
Ada apa Calista menelponku malam-malam begini ?
Quote:
Setelah Calista menyudahi teleponnya, aku lanjut main game lagi.
Entah berapa jam aku bermain, aku cek jam di HPku.
Sudah menunjukkan pukul 2.30 dini hari.
Astaga, aku kelewatan.
Aku harus segera tidur supaya tidak kesiangan, tetapi mataku belum mengantuk juga.
Sampai akhirnya, aku tertidur di pukul 3.10 pagi.
Mama : "Rea.."
Rea : "Hhmm.. Iya, Ma.."
Mama : "Kamu ga sekolah ?"
Rea : "Kenapa, Ma ?"
Mama : "Udah jam setengah 7.."
Rea : "Kepalaku sakit, Ma.."
Mama : "Loh, kamu sakit ?"
Rea : "Iya.. Kayaknya aku kurang istirahat.."
Mama : "Emang semalam kamu ga tidur ? Muka kamu pucat banget.."
Rea : "Ga bisa tidur, Ma.."
Mama : "Mau ke dokter ga ? Nanti dianter Papa.."
Rea : "Ga usah, Ma.. Aku istirahat aja.."
Mama : "Ya udah kalo gitu.. Mama berangkat ya.. Kalau ada apa-apa, telepon mama.."
Padahal nanti aku ada janji dengan Calista untuk latihan bersama.
Tetapi, apa daya.
Aku sakit karena aku kurang tidur.
Ini memang sudah jadi penyakitku.
Kalau kurang tidur, ada saja yang terjadi kepadaku.
Aku segera SMS Vania untuk memberi tahukan kalau aku tidak bisa masuk.
Quote:
Aku juga tak lupa mengabarkan Calista bahwa aku tidak bisa masuk sekolah.
10 menit kemudian, dia menelponku.
Quote:
Hahahahaha.
Ada apa dengan Calista ini ?
Vania tidak begitu panik kepadaku.
Kenapa dia berbeda ?
Mungkin dia terlalu khawatir padaku.
Atau bisa jadi dia takut berlatih sendirian nanti.
Setelah minum obat, aku pejamkan mataku.
Walaupun susah untuk tertidur, tetapi lama kelamaan aku tertidur juga.
Siang itu, aku dibangunkan oleh asisten rumah tangga dirumahku.
Katanya, ada yang datang untuk menjengukku.
Tak lama kemudian, datanglah sesosok perempuan.
Dengan wajahnya yang manis, rembutnya yang panjang, dan kacamata yang menghiasi mata nya.
Rea : "Loh, Calista.."
Lista : "Hai, Re.."
Calista langsung masuk kekamarku, lalu dia duduk disampingku.
Dia memegang keningku.
Lista : "Badan lo ga panas.."
Rea : "Iya lah.. Gw cuma kecapean aja.."
Rea : "Gw pikir, Vania yang dateng.."
Lista : "...."
Rea : "Lo kenapa diem ?"
Lista : "Gw ga enak mau ngomong ini sama lo.."
Rea : "Ngomong aja.."
Lista : "Terserah lo mau percaya atau ngga.. Tadi pagi, gw liat Vania dianter sama cowok dari SMA lain, terus pas pulang juga dia dijemput.."
Rea : "Yakin lo itu Vania ?"
Lista : "Yakin.. Didepan mata gw kok gw liat.."
Rea : "Aduh.. Kepala gw jadi tambah sakit, Lis.."
Lista : "Kalo lo ga percaya gw, lo tanya langsung aja sama Vania.."
Aku juga bingung harus percaya atau tidak.
Tapi, aku juga merasa kalau Calista tidak berbohong kepadaku.
Aku ambil HPku lalu aku SMS Vania.
Quote:
Aku sudahi SMSan ku dengan Vania.
Aku tunjukkan isi SMSku ke Calista.
Lista : "Gw bingung mau ngomong apa.."
Rea : "...."
Lista : "Dia juga ada benernya, Re.. Lo bukan pacarnya, jadi dia berhak untuk jalan sama siapa aja.."
Rea : "...."
Lista : "Eh lo udah makan ?"
Rea : "....", aku hanya menggelengkan kepalaku.
Lista : "Tunggu ya.. Gw ambilin.."
Calista keluar dari kamarku untuk mengambil makanan.
Setelah itu dia kembali.
Lista : "Ini, Re.. Makan dulu.."
Rea : "Gw ga nafsu, Lis.."
Lista : "Apa sih lo ? Mau sembuh ga ? Kita harus tampil beberapa hari lagi.."
Rea : "...."
Lista : "Gw suapin ya.."
Aku tak habis pikir.
Kenapa Vania tega melakukan itu ?
Dia benar.
Dia bukan pacarku.
Dia berhak untuk jalan dengan siapapun.
Walaupun benar-benar menyayat hatiku.
Aku pikir, Vania yang datang menjengukku.
Justru Calista datang, dan dia merawatku.
Waktu Vania sakit, aku yang merawatnya.
Tetapi sekarang ketika aku sakit, justru Calista yang merawatku.
Vania sedang berdua dengan lelaki lain ketika aku terbujur lemah diatas tempat tidurku.
JabLai cOY dan Arsana277 memberi reputasi
3
