- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#1023
Part 36
Calista Candrarini.
Kenapa aku harus dengan dia ?
Memang aku harus akui kemampuan bahasa inggrisnya sudah setara denganku.
Semua murid sudah pulang.
Hanya ada aku dan Vania disini.
Rea : "Ga apa-apa kan kalau aku sama Calista pergi bareng ke lomba nanti ?"
Vania : "Ngga apa-apa.. Bagus malah.. Jadi dia bisa jaga kamu dari cewek-cewek gatel.."
Rea : "Ya ampun, Van.. Segitunya.."
Vania : "Hahahahahaha.. Dia bisa jadi CCTV aku.. Weeekk.."
Rea : "Ya udah ayo balik.."
Vania : "Yuk.."
Aku dan Vania berjalan menuju halte bus dekat sekolah.
Kami langsung naik angkutan umum menuju rumah Vania.
Vania : "Re, aku turun sendiri aja.. Kamu lanjut aja.."
Rea : "Ga apa-apa ?"
Vania : "Ga apa-apa.. Ga enak setiap hari aku dianterin kamu terus.. Aku dulan ya, Re.."
Rea : "Ya udah.."
Vania turun dari angkutan umum.
Aku masih melanjutkan perjalananku ke warnet tercinta.
Sesampainya disana aku langsung menempati PC yang tersedia.
Tumben, tidak ada Adrian disini.
Roy : "Ngapain lu main disitu ?"
Rea : "Kenapa ?"
Roy : "Dalem aja, Re.. Temenin adek lu.."
Rea : "Oh.. Ya udah.."
Aku masuk dan main diruangan dalam bersama Velina.
Velina : "Hai, Kak.."
Rea : "Hai, Dek.."
Velina : "Kok sendirian, Kak ?"
Rea : "Ga tau si Adrian kemana.."
Rea : "Eh iya, Dek.. Aku tadi ditunjuk untuk wakilin sekolah loh.."
Velina : "Wakilin apa, Kak ?"
Rea : "Lomba bahasa inggris.."
Velina : "Wah berarti kakak jago dong bahasa inggrisnya.."
Rea : "Ngga sih.. Biasa aja.."
Velina : "Nanti pas aku UN bahasa inggris, kakak mau ajarin aku ?"
Rea : "Hhmm.. Liat nanti ya.. Kalo ada waktu, nanti aku ajarin.."
Ini aku hanya ingin mengajarkan bahasa inggris ya ke Velina.
Bukan mengajarkan hal yang tidak-tidak seperti yang kalian pikirkan.
Hehehehehe.
Rea : "Roy, 5 jam.."
Roy : "Et dah bocah.. Jangan keseringan main ampe malem lo."
Rea : "Kenapa emang nya ?"
Roy : "Nanti level gw kebalap.."
Rea : "Sue lo.."
Aku bermain bersama Velina.
Dia duduk disampingku.
Tetapi, kami beda game.
Aku lanjutkan permainanku yang kemarin.
Hingga malam hari tiba, aku harus segera pulang.
Rea : "Gw cabut ya.."
Roy : "Sip.. Jangan balik lagi.."
Rea : "Sembarangan lo kalo ngomong.."
Aku segera pulang kerumah.
Sesampainya dirumah, aku langsung mandi untuk membersihkan badanku.
Setelah itu, aku duduk dijendela sambil menatap langit.
Langit hari ini berawan.
Sehingga bulan tak bisa menampakkan dirinya dilangit.
Aku ambil HPku, lalu menelpon Vania.
Aku tutup jendelaku.
Lalu aku rebahkan tubuhku diatas tempat tidurku.
Tak lama kemudian, HPku bergetar.
Ada SMS masuk.
Aku pikir Vania yang SMS.
Setelah selesai SMSan dengan Calista, aku putuskan untuk istirahat.
Pagi itu, aku dibangunkan dengan suara HPku.
Aku lihat HPku masih pukul 03.30 pagi.
Ternyata ada SMS yang masuk.
Karena aku tidak bisa tidur kembali, aku putuskan untuk SMS Vania.
Siapa tahu dia sudah bangun dari tidurnya.
Walaupun itu tidak mungkin.
Adzan shubuh sudah berkumandang.
Aku segera ambil air wudhu lalu sholat shubuh.
Setelah itu, aku cek HPku.
Ada balasan SMS dari Vania.
Pagi itu aku segera bersiap.
Tak lupa untuk sarapan terlebih dahulu, lalu aku menjemput Vania dirumahnya.
Rea : "Udah siap ?"
Vania : "Udah.. Langsung berangkat aja ya.."
Rea : "Ya udah ayo.."
Dalam perjalanan, aku tak berani bertanya tentang latihanku bersama Calista.
Kalau dia marah didalam angkutan, bisa-bisa aku dilempar keluar.
Sesampainya disekolah, aku beranikan diriku untuk izin dengan Vania.
Rea : "Van.."
Vania : "Iya.."
Rea : "Hehehehe.."
Vania : "Kenapa kamu senyum-senyum ?"
Rea : "Aku mau izin dulu.."
Vania : "Izin apa ?"
Rea : "Jadikan, minggu depan aku sama Calista mau lomba nih.."
Vania : "Terus ?"
Rea : "Boleh ga pulang sekolah nanti dan selanjutnya sampai lomba, aku latihan bareng Calista ?"
Vania : "Hari ini, besok, lusa gitu ?"
Rea : "Iya.. Hehehehehehe.."
Vania : "Berdua aja latihannya ?"
Rea : "Iya, kan pesertanya aku sama Calista doang.."
Vania : "Dimana ?"
Rea : "Rencananya sih di aula sekolah.."
Vania : "APA ?!! MAU NGAPAIN KAMU BERDUAAN SAMA CEWEK LAIN DI DALAM AULA ?!"
Kenapa aku harus dengan dia ?
Memang aku harus akui kemampuan bahasa inggrisnya sudah setara denganku.
Semua murid sudah pulang.
Hanya ada aku dan Vania disini.
Rea : "Ga apa-apa kan kalau aku sama Calista pergi bareng ke lomba nanti ?"
Vania : "Ngga apa-apa.. Bagus malah.. Jadi dia bisa jaga kamu dari cewek-cewek gatel.."
Rea : "Ya ampun, Van.. Segitunya.."
Vania : "Hahahahahaha.. Dia bisa jadi CCTV aku.. Weeekk.."
Rea : "Ya udah ayo balik.."
Vania : "Yuk.."
Aku dan Vania berjalan menuju halte bus dekat sekolah.
Kami langsung naik angkutan umum menuju rumah Vania.
Vania : "Re, aku turun sendiri aja.. Kamu lanjut aja.."
Rea : "Ga apa-apa ?"
Vania : "Ga apa-apa.. Ga enak setiap hari aku dianterin kamu terus.. Aku dulan ya, Re.."
Rea : "Ya udah.."
Vania turun dari angkutan umum.
Aku masih melanjutkan perjalananku ke warnet tercinta.
Sesampainya disana aku langsung menempati PC yang tersedia.
Tumben, tidak ada Adrian disini.
Roy : "Ngapain lu main disitu ?"
Rea : "Kenapa ?"
Roy : "Dalem aja, Re.. Temenin adek lu.."
Rea : "Oh.. Ya udah.."
Aku masuk dan main diruangan dalam bersama Velina.
Velina : "Hai, Kak.."
Rea : "Hai, Dek.."
Velina : "Kok sendirian, Kak ?"
Rea : "Ga tau si Adrian kemana.."
Rea : "Eh iya, Dek.. Aku tadi ditunjuk untuk wakilin sekolah loh.."
Velina : "Wakilin apa, Kak ?"
Rea : "Lomba bahasa inggris.."
Velina : "Wah berarti kakak jago dong bahasa inggrisnya.."
Rea : "Ngga sih.. Biasa aja.."
Velina : "Nanti pas aku UN bahasa inggris, kakak mau ajarin aku ?"
Rea : "Hhmm.. Liat nanti ya.. Kalo ada waktu, nanti aku ajarin.."
Ini aku hanya ingin mengajarkan bahasa inggris ya ke Velina.
Bukan mengajarkan hal yang tidak-tidak seperti yang kalian pikirkan.
Hehehehehe.
Rea : "Roy, 5 jam.."
Roy : "Et dah bocah.. Jangan keseringan main ampe malem lo."
Rea : "Kenapa emang nya ?"
Roy : "Nanti level gw kebalap.."
Rea : "Sue lo.."
Aku bermain bersama Velina.
Dia duduk disampingku.
Tetapi, kami beda game.
Aku lanjutkan permainanku yang kemarin.
Hingga malam hari tiba, aku harus segera pulang.
Rea : "Gw cabut ya.."
Roy : "Sip.. Jangan balik lagi.."
Rea : "Sembarangan lo kalo ngomong.."
Aku segera pulang kerumah.
Sesampainya dirumah, aku langsung mandi untuk membersihkan badanku.
Setelah itu, aku duduk dijendela sambil menatap langit.
Langit hari ini berawan.
Sehingga bulan tak bisa menampakkan dirinya dilangit.
Aku ambil HPku, lalu menelpon Vania.
Quote:
Aku tutup jendelaku.
Lalu aku rebahkan tubuhku diatas tempat tidurku.
Tak lama kemudian, HPku bergetar.
Ada SMS masuk.
Aku pikir Vania yang SMS.
Quote:
Setelah selesai SMSan dengan Calista, aku putuskan untuk istirahat.
Pagi itu, aku dibangunkan dengan suara HPku.
Aku lihat HPku masih pukul 03.30 pagi.
Ternyata ada SMS yang masuk.
Quote:
Karena aku tidak bisa tidur kembali, aku putuskan untuk SMS Vania.
Siapa tahu dia sudah bangun dari tidurnya.
Walaupun itu tidak mungkin.
Quote:
Adzan shubuh sudah berkumandang.
Aku segera ambil air wudhu lalu sholat shubuh.
Setelah itu, aku cek HPku.
Ada balasan SMS dari Vania.
Quote:
Pagi itu aku segera bersiap.
Tak lupa untuk sarapan terlebih dahulu, lalu aku menjemput Vania dirumahnya.
Rea : "Udah siap ?"
Vania : "Udah.. Langsung berangkat aja ya.."
Rea : "Ya udah ayo.."
Dalam perjalanan, aku tak berani bertanya tentang latihanku bersama Calista.
Kalau dia marah didalam angkutan, bisa-bisa aku dilempar keluar.
Sesampainya disekolah, aku beranikan diriku untuk izin dengan Vania.
Rea : "Van.."
Vania : "Iya.."
Rea : "Hehehehe.."
Vania : "Kenapa kamu senyum-senyum ?"
Rea : "Aku mau izin dulu.."
Vania : "Izin apa ?"
Rea : "Jadikan, minggu depan aku sama Calista mau lomba nih.."
Vania : "Terus ?"
Rea : "Boleh ga pulang sekolah nanti dan selanjutnya sampai lomba, aku latihan bareng Calista ?"
Vania : "Hari ini, besok, lusa gitu ?"
Rea : "Iya.. Hehehehehehe.."
Vania : "Berdua aja latihannya ?"
Rea : "Iya, kan pesertanya aku sama Calista doang.."
Vania : "Dimana ?"
Rea : "Rencananya sih di aula sekolah.."
Vania : "APA ?!! MAU NGAPAIN KAMU BERDUAAN SAMA CEWEK LAIN DI DALAM AULA ?!"
JabLai cOY memberi reputasi
2
