- Beranda
- Stories from the Heart
FADED...
...
TS
menghilanglupa
FADED...
thanks a lot for impressively beautiful cover nya
Quote:
FADED
Dengan hati terbuka,
izinkan aku untuk berbagi rasa, yang apabila ku pendam sendiri nyatanya hanya membawa resah, hanya hampa tanpa kata ketika aku coba pendam dalam dada.
Aku tau, pilu hanya akan kelabu jika aku tak bergerak maju, dan aku paham, menahan dalam kelam pada akhirnya hanya membawa keresahan.
maka dengan segala kerendahan hati, aku ingin coba menbagikan. sebuah kisah tak berujung yang sampai saat ini aku pendam, sendiran
izinkan aku untuk berbagi rasa, yang apabila ku pendam sendiri nyatanya hanya membawa resah, hanya hampa tanpa kata ketika aku coba pendam dalam dada.
Aku tau, pilu hanya akan kelabu jika aku tak bergerak maju, dan aku paham, menahan dalam kelam pada akhirnya hanya membawa keresahan.
maka dengan segala kerendahan hati, aku ingin coba menbagikan. sebuah kisah tak berujung yang sampai saat ini aku pendam, sendiran

Quote:
Pertemuan terkadang menghasilkan sesuatu yang sulit untuk dilupakan,
pertemuan juga kadang membuat kita penuh keheranan,
mengapa waktu begitu ahli dalam mengatur detak hati yang seakan hampir mati.
Pertemuan yang indah selalu membuat kita tak merasa lelah. Ada sebuah gairah yang membuat kita semangat dan tak hentinya tersenyum hingga melupakan resah,
adakalanya pertemuan terjadi begitu tiba-tiba, tanpa permisi atau memberi tanda.
Inilah yang terjadi saat ini,
lagi sebuah pertemuan yang sempat membuat hati bertanya sejuta arti.
Apakah gerangan yang membuat jantung begitu berdetak lebih kencang dari bisanya,
hati bergetar lebih cepat dan napas pun adakalanya ikut-ikutan tak stabil dalam menjalankan fungsinya,
sedikit berlebihan memang,
tapi beginilah keadaannya. Efek dari sebuah pertemuan yang aku khawatirkan akan berubah menjadi sebuah harapan,
yang semakin lama semakin aku rasakan kebenarannya.
Tapi sekali lagi,
siapa yang bisa melawan jika hati telah menentukan pilihan untuk berlabuh.
Sekuat apapun raga, jika hati telah memaksa untuk jatuh kedalam rasa yang dinamakan cinta,
maka semua raga dan segenap jiwa akan bertekuk lutut pada hati,
dan itu tandanya, jatuh cinta telah nyata akan hadirnya.
pertemuan juga kadang membuat kita penuh keheranan,
mengapa waktu begitu ahli dalam mengatur detak hati yang seakan hampir mati.
Pertemuan yang indah selalu membuat kita tak merasa lelah. Ada sebuah gairah yang membuat kita semangat dan tak hentinya tersenyum hingga melupakan resah,
adakalanya pertemuan terjadi begitu tiba-tiba, tanpa permisi atau memberi tanda.
Inilah yang terjadi saat ini,
lagi sebuah pertemuan yang sempat membuat hati bertanya sejuta arti.
Apakah gerangan yang membuat jantung begitu berdetak lebih kencang dari bisanya,
hati bergetar lebih cepat dan napas pun adakalanya ikut-ikutan tak stabil dalam menjalankan fungsinya,
sedikit berlebihan memang,
tapi beginilah keadaannya. Efek dari sebuah pertemuan yang aku khawatirkan akan berubah menjadi sebuah harapan,
yang semakin lama semakin aku rasakan kebenarannya.
Tapi sekali lagi,
siapa yang bisa melawan jika hati telah menentukan pilihan untuk berlabuh.
Sekuat apapun raga, jika hati telah memaksa untuk jatuh kedalam rasa yang dinamakan cinta,
maka semua raga dan segenap jiwa akan bertekuk lutut pada hati,
dan itu tandanya, jatuh cinta telah nyata akan hadirnya.
Quote:
FADED
Bab. 3
Shadow
Intermezzo
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Intermezzo
Shadow
Intermezzo
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Intermezzo
Bab 4.
Shadow become light
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Intermezzo
Shadow become light
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Intermezzo
the end
Spoiler for dari agan-agan :
Quote:
Quote:
Original Posted By canisfamiliaris►
OLA
Bagai abu arang sate yang terbang
Percikan debu hanya mampu berlalu
Wahai angin, apa salahku?
Kenapa harus aku?
Kau terbangkan aku
Kau ombang-ambingkan aku
Kau hempaskan aku
Kau bawa pergi jiwaku
Jauh......Jauh hingga aku lupa
Lupa akan tiada gunanya aku
Lupa tempatku
Lupa jati diriku
Jika itu kehendakmu, bawalah aku
Bawa aku bersamamu
Bawa aku kemanapun kau mau
Aku yang hanya pelengkapmu
Aku yang hanya mengotorimu
Tak mampuku tanpamu
Bersamamu aku menjadi sesuatu
Jangan kau pudarkan asaku
Bagai abu arang sate yang terbang
Percikan debu hanya mampu berlalu
Wahai angin, apa salahku?
Kenapa harus aku?
Kau terbangkan aku
Kau ombang-ambingkan aku
Kau hempaskan aku
Kau bawa pergi jiwaku
Jauh......Jauh hingga aku lupa
Lupa akan tiada gunanya aku
Lupa tempatku
Lupa jati diriku
Jika itu kehendakmu, bawalah aku
Bawa aku bersamamu
Bawa aku kemanapun kau mau
Aku yang hanya pelengkapmu
Aku yang hanya mengotorimu
Tak mampuku tanpamu
Bersamamu aku menjadi sesuatu
Jangan kau pudarkan asaku
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 210 suara
[ SPOILER ] HATI DIYAS BAKAL BERLABUH KE SIAPA ?
OLA
80%
RHEA
10%
VELIN
10%
Diubah oleh menghilanglupa 14-01-2017 21:33
jenggalasunyi dan 8 lainnya memberi reputasi
7
483.8K
Kutip
2.9K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
menghilanglupa
#118
Part 6
dalam pertemuan singkat tanpa kata
hati mencoba menganalisa
jutaan tanya tak berlogika
tumbuh dalam diam tak bersuara
mencoba memahami
tapi aku tak kunjung mengerti
hati mencoba menganalisa
jutaan tanya tak berlogika
tumbuh dalam diam tak bersuara
mencoba memahami
tapi aku tak kunjung mengerti
Quote:
kepanikan gue saat itu semakin menjadi seiring dengan air mata yang perlahan turun membasahi kedua pipi ola, gue panik, panik banget !
cewek yang baru gue kenal, eh enggak, gue belum kenal ! gue cuman tahu sebatas nama, iya sebatas nama doang, dan kini dia nangis di depan gue. seumur hidup gue belum pernah ngebuat cewek nangis, paling banter cuman anak tetangga usia lima tahun yang gue rebut sepedanya, itupun saat gue masih tk.
dan ini sekarang apa ? gadis remaja aneh yang bertingkah gak wajar mewek tepat di depan batang hidung gue, dan gue gak tahu, salah gue apa ? gue ga rebut sepedanya ? gue gak ngelukai dia ? gue bingung kudu gimana ?
dan yang ngebuat gue terrible banget saat itu, dia nangis dengan cara ga wajar, nangis tanpa ekspresi dengan tatapan sanyu ke arah gue, dia cuman berdiri dengan mendekap erat kedua sepatunya tanpa bersuara. seakan gue udah berbuat hal super jahat yang membuat hatinya terpahat !
"La, sorry gue gak maksud gitu, gue cuman ngasih tau lu kalo itu gak baik disini, geu bilang sekali lagi ya, gue gak tau kebiasaan lu gimana ? mungkin bagi lu itu hal wajar, tapi bagi gue enggak la, la plis jangan nangis, gue gak tahu kudu gimana la"
saat itu dengan pelan dan memelas gue mencoba berbicara ke ola
dan ola masih tetap mematung dengan air mata tetap mengalir, dan kini tambah deres men ! sedikitpun ola ini gak ngeluarin suara atau apa gitu, sesegukan pun enggak, persis banget kayak patung manekin di mal-mal, cuman ditambah air mata aja yang terus ngalir dari matanya.
ini horor
"la, ola ?"
gue masih berusaha nyadarin si ola ini.
semenit, duamenit berlalu, kalian bisa bayangin gimana kondisi gue saat itu, random banget !
berdiri berhadapan dengan cewek mewek yang terus-terusan ngelihatin tanpa ekspresi, iya, rasanya gue pengen lari kabur ke kamar !
"gue pengen balikin sweeter lu"
cetar, akhirnya si sableng ini bersuara, dan gue lega ! lega banget.
"i i iya la, gapapa, besok aja, mending sekarang lu balik aja ke asrama lu, besok lu bawa sweeternya"
gue menjawab sambil terbata, hati-hati banget gue berbicara ke ola saat itu, gue takut dia mewek lagi.
"gue pengen balikin sweeter lu"
ola bilang lagi kata-kata itu, pelan, pelan banget
"iya ola, gapapa besok aja"
"gue pengen balikin sweeter lu"
"dengar ola, percaya sama gue, gue gak papa sweeternya lu balikin besok, gue masih ada, banyak, ada 200 kodi dikamar"
dengan menahan sabar gue berbicara pelan ke ola.
"gue pengen balikin sweeter lu"
MAAK DIYAS PENGEN PULANG MAAK
gue gak tahu lagi, gue pasrah ! gue saat itu hampir iya-in aja, lalu kabur lari ke asrama gue, bodo amat ini cewek mau gimana.
tapi gue gak tega !
akhirnya gue nemu ide cemerlang.
"yaudah sini gue ambil, tapi lu balik ke asrama dulu ya, lu ganti baju dulu, gue tunggu di pintu asrama lu, oke ?"
gue bilang hal itu ke ola, berharap banget dia paham dan lalu bilang "iya"
dan yes ! akhirnya dia mengangguk
"oke yuk ke asrama lu"
dengan semangat gue ngajak ola ke asramanya.
"gue gak asrama"
dengan pelan ola bersuara
"lah ? lu ada rumah disini ?"
gue kaget, ternyata ola gak asrama
tapi dia menggeleng, gue bingung, dia gak asrama dan gak ada rumah disini, oh mungkin dia ngekos.
"oh lu ngekos ?"
dia masih menggeleng
ini apalagi ya Tuhan
"jadi lu tinggal dimana ?"
gue bertanya penasaran ke ola, yakali dia tinggal dikolong jembatan.
"lu mau anterin gue pulang ?"
dengan tiba tiba ola bersuara, tapi kali ini lebih keras dari suara pelan sebelumnya.
gue sedikit tersentak, bingung juga, tapi yaudah lah, gue berharap cepet kelar, dan gue udah cukup ga mau lagi liat si ola nangis, dengan cara nangis yang model begitu, bagi gue itu horor.
"yaudah yok, rumah lu dimana ?"
gue pun mengiyakan, tapi, selalu ada tapinya, si ola ini cuman nunjuk ke arah utara, tanpa sepatah kata pun mengeluarkan suara.
"iya dimana la, disononya dimana ?"
gue mencoba memperjelas pertanyaan gue, sambil meragain ola nunjuk arah utara.
kalian mungkin kalau jadi gue udah bakalan pasrah, bingung ga terarah, soalnya si ola ini cuman nunjuk terus ke arah utara, daripada makan ati terus gue segera ajak ola ini melangkah.
"yaudah deh, yuk"
gue pun mulai berjalan, tapi si kampret ini malah diem, gak jalan-jalan
"jauh"
dengan pelan ola berkata lirih
"oh jauh ya, duh gimana ya, lu mau gue tebengin pakek motor ?"
gue coba menawarkan solusi, ayolah la cepat ! jujur gue udah capek banget
syukurlah ola mengangguk, singkat cerita gue keluarin motor gue dari parkiran asrama, dan tanpa diminta si ola ini naik di motor gue, oya sebelum itu gue kudu kerepotan ngemis sana sini buat pinjem helm, soalnya sefti riding masbrooo
dan disepanjang jalan, blas si ola ini gak bersuara, gue persis tukang ojek yang nganterin penumpang, cuman sesekali si ola ini bilang, lurus, belok kiri, belok kanan, muter balik karena dia telat ngasih aba-aba. plus dengan suara datar tanpa ekspresi. dan ternyata jauuuuuuuuuh gaaan, jauuuuuh
gue sampe pegel bawa motornya, ditambah makan ati juga bawa cewek satu ini. oya kelupaan, sepatunya tetep dia peluk alias dia nyeker ! AWESOME 
dan saat itu tiba-tiba dia bilang STOP ! gue clingukan.
"ada apa la ?"
gue berkata sambil buka helm, lalu noleh ke belakang.
"udah sampe"
dengan pelan ola menjawab
gue pun segera liat sekeliling, dan ULALA ! jantung gue seketika berdetak kenceng ! r u kidding me la ? lu serius la ?
iya kita saat itu berhenti di pintu masuk area pemakaman yang unik banget menurut gue, pemakaman yang dibangun dengan megah, dengan bentuk rumah yang didekorasi dengan indah. tapi tetep, hati gue berontak, bulu kuduk gue menggelinjang semua !
"La jangan becanda la ? rumah lo dimana ?"
gue masih meyakinkan si ola ini
seperti biasa, tanpa berkata dia lalu turun dari motor gue, ngebuka helm lalu pergi masuk ke area pemakaman itu.
gue cuman bisa mematung di atas motor.
akal sehat gue udah hilang, udah hilang !
"lu mau ikut ?"
ola menoleh ke arah gue, dan belum juga gue jawab dia langsung meraih tangan gue, lalu menggenggam erat, iya erat banget !
gue saat itu yang udah hilang akal sehat cuman bisa ngikutin kemauan dia.
singakat cerita, ola yang berjalan didepan sembari menggandeng tangan gue, perlahan memasuki area pemakaman yang megah itu.
dan gue ? gue cuman bisa lemes, baca semua doa yang gue bisa di dalem hati.
dan langkah ola terhenti disebuah pemakaman yang berbentuk rumah, gede banget untuk seukuran makam, dengan masih menggandeng tangan gue dia menoleh ke arah gue dan berkata pelan.
"maafin gue ya, lu baik banget"
gue gak ngerti maksut perkataan ola ini apa, sumpah otak gue udah lari kemana-mana, logika gue udah hilang sejak ola bilang stop dari atas motor gue tadi.
ola pun melepaskan pegangannya dari tangan gue, lalu dia duduk bersipu menghadap makam besar itu. gue pun sontak ngikutin apa yang ola lakuin barusan.
dalam diam ola mulai memejamkan mata sembari tertunduk, lima menit kemudian dia menangis, menangis dengan suara keras ! disertai isak tangis yang cukup keras, sembari memeluk sepatu yang daritadi dia bawa dia semakin terbawa dalam tangisan sendu. terdengar sangat pilu.
gue yang ada dibelakang dia, cuman bisa terdiam tanpa kata, terbawa suasana yang sungguh diluar prasangka.
cewek yang baru gue kenal, eh enggak, gue belum kenal ! gue cuman tahu sebatas nama, iya sebatas nama doang, dan kini dia nangis di depan gue. seumur hidup gue belum pernah ngebuat cewek nangis, paling banter cuman anak tetangga usia lima tahun yang gue rebut sepedanya, itupun saat gue masih tk.
dan ini sekarang apa ? gadis remaja aneh yang bertingkah gak wajar mewek tepat di depan batang hidung gue, dan gue gak tahu, salah gue apa ? gue ga rebut sepedanya ? gue gak ngelukai dia ? gue bingung kudu gimana ?
dan yang ngebuat gue terrible banget saat itu, dia nangis dengan cara ga wajar, nangis tanpa ekspresi dengan tatapan sanyu ke arah gue, dia cuman berdiri dengan mendekap erat kedua sepatunya tanpa bersuara. seakan gue udah berbuat hal super jahat yang membuat hatinya terpahat !
"La, sorry gue gak maksud gitu, gue cuman ngasih tau lu kalo itu gak baik disini, geu bilang sekali lagi ya, gue gak tau kebiasaan lu gimana ? mungkin bagi lu itu hal wajar, tapi bagi gue enggak la, la plis jangan nangis, gue gak tahu kudu gimana la"
saat itu dengan pelan dan memelas gue mencoba berbicara ke ola
dan ola masih tetap mematung dengan air mata tetap mengalir, dan kini tambah deres men ! sedikitpun ola ini gak ngeluarin suara atau apa gitu, sesegukan pun enggak, persis banget kayak patung manekin di mal-mal, cuman ditambah air mata aja yang terus ngalir dari matanya.
ini horor

"la, ola ?"
gue masih berusaha nyadarin si ola ini.
semenit, duamenit berlalu, kalian bisa bayangin gimana kondisi gue saat itu, random banget !
berdiri berhadapan dengan cewek mewek yang terus-terusan ngelihatin tanpa ekspresi, iya, rasanya gue pengen lari kabur ke kamar !
"gue pengen balikin sweeter lu"
cetar, akhirnya si sableng ini bersuara, dan gue lega ! lega banget.
"i i iya la, gapapa, besok aja, mending sekarang lu balik aja ke asrama lu, besok lu bawa sweeternya"
gue menjawab sambil terbata, hati-hati banget gue berbicara ke ola saat itu, gue takut dia mewek lagi.
"gue pengen balikin sweeter lu"
ola bilang lagi kata-kata itu, pelan, pelan banget
"iya ola, gapapa besok aja"
"gue pengen balikin sweeter lu"
"dengar ola, percaya sama gue, gue gak papa sweeternya lu balikin besok, gue masih ada, banyak, ada 200 kodi dikamar"
dengan menahan sabar gue berbicara pelan ke ola.
"gue pengen balikin sweeter lu"
MAAK DIYAS PENGEN PULANG MAAK

gue gak tahu lagi, gue pasrah ! gue saat itu hampir iya-in aja, lalu kabur lari ke asrama gue, bodo amat ini cewek mau gimana.
tapi gue gak tega !
akhirnya gue nemu ide cemerlang.
"yaudah sini gue ambil, tapi lu balik ke asrama dulu ya, lu ganti baju dulu, gue tunggu di pintu asrama lu, oke ?"
gue bilang hal itu ke ola, berharap banget dia paham dan lalu bilang "iya"
dan yes ! akhirnya dia mengangguk
"oke yuk ke asrama lu"
dengan semangat gue ngajak ola ke asramanya.
"gue gak asrama"
dengan pelan ola bersuara
"lah ? lu ada rumah disini ?"
gue kaget, ternyata ola gak asrama
tapi dia menggeleng, gue bingung, dia gak asrama dan gak ada rumah disini, oh mungkin dia ngekos.
"oh lu ngekos ?"
dia masih menggeleng
ini apalagi ya Tuhan
"jadi lu tinggal dimana ?"
gue bertanya penasaran ke ola, yakali dia tinggal dikolong jembatan.
"lu mau anterin gue pulang ?"
dengan tiba tiba ola bersuara, tapi kali ini lebih keras dari suara pelan sebelumnya.
gue sedikit tersentak, bingung juga, tapi yaudah lah, gue berharap cepet kelar, dan gue udah cukup ga mau lagi liat si ola nangis, dengan cara nangis yang model begitu, bagi gue itu horor.
"yaudah yok, rumah lu dimana ?"
gue pun mengiyakan, tapi, selalu ada tapinya, si ola ini cuman nunjuk ke arah utara, tanpa sepatah kata pun mengeluarkan suara.
"iya dimana la, disononya dimana ?"
gue mencoba memperjelas pertanyaan gue, sambil meragain ola nunjuk arah utara.
kalian mungkin kalau jadi gue udah bakalan pasrah, bingung ga terarah, soalnya si ola ini cuman nunjuk terus ke arah utara, daripada makan ati terus gue segera ajak ola ini melangkah.
"yaudah deh, yuk"
gue pun mulai berjalan, tapi si kampret ini malah diem, gak jalan-jalan
"jauh"
dengan pelan ola berkata lirih
"oh jauh ya, duh gimana ya, lu mau gue tebengin pakek motor ?"
gue coba menawarkan solusi, ayolah la cepat ! jujur gue udah capek banget

syukurlah ola mengangguk, singkat cerita gue keluarin motor gue dari parkiran asrama, dan tanpa diminta si ola ini naik di motor gue, oya sebelum itu gue kudu kerepotan ngemis sana sini buat pinjem helm, soalnya sefti riding masbrooo

dan disepanjang jalan, blas si ola ini gak bersuara, gue persis tukang ojek yang nganterin penumpang, cuman sesekali si ola ini bilang, lurus, belok kiri, belok kanan, muter balik karena dia telat ngasih aba-aba. plus dengan suara datar tanpa ekspresi. dan ternyata jauuuuuuuuuh gaaan, jauuuuuh
gue sampe pegel bawa motornya, ditambah makan ati juga bawa cewek satu ini. oya kelupaan, sepatunya tetep dia peluk alias dia nyeker ! AWESOME 
dan saat itu tiba-tiba dia bilang STOP ! gue clingukan.
"ada apa la ?"
gue berkata sambil buka helm, lalu noleh ke belakang.
"udah sampe"
dengan pelan ola menjawab
gue pun segera liat sekeliling, dan ULALA ! jantung gue seketika berdetak kenceng ! r u kidding me la ? lu serius la ?
iya kita saat itu berhenti di pintu masuk area pemakaman yang unik banget menurut gue, pemakaman yang dibangun dengan megah, dengan bentuk rumah yang didekorasi dengan indah. tapi tetep, hati gue berontak, bulu kuduk gue menggelinjang semua !
"La jangan becanda la ? rumah lo dimana ?"
gue masih meyakinkan si ola ini
seperti biasa, tanpa berkata dia lalu turun dari motor gue, ngebuka helm lalu pergi masuk ke area pemakaman itu.
gue cuman bisa mematung di atas motor.
akal sehat gue udah hilang, udah hilang !
"lu mau ikut ?"
ola menoleh ke arah gue, dan belum juga gue jawab dia langsung meraih tangan gue, lalu menggenggam erat, iya erat banget !
gue saat itu yang udah hilang akal sehat cuman bisa ngikutin kemauan dia.
singakat cerita, ola yang berjalan didepan sembari menggandeng tangan gue, perlahan memasuki area pemakaman yang megah itu.
dan gue ? gue cuman bisa lemes, baca semua doa yang gue bisa di dalem hati.
dan langkah ola terhenti disebuah pemakaman yang berbentuk rumah, gede banget untuk seukuran makam, dengan masih menggandeng tangan gue dia menoleh ke arah gue dan berkata pelan.
"maafin gue ya, lu baik banget"
gue gak ngerti maksut perkataan ola ini apa, sumpah otak gue udah lari kemana-mana, logika gue udah hilang sejak ola bilang stop dari atas motor gue tadi.
ola pun melepaskan pegangannya dari tangan gue, lalu dia duduk bersipu menghadap makam besar itu. gue pun sontak ngikutin apa yang ola lakuin barusan.
dalam diam ola mulai memejamkan mata sembari tertunduk, lima menit kemudian dia menangis, menangis dengan suara keras ! disertai isak tangis yang cukup keras, sembari memeluk sepatu yang daritadi dia bawa dia semakin terbawa dalam tangisan sendu. terdengar sangat pilu.
gue yang ada dibelakang dia, cuman bisa terdiam tanpa kata, terbawa suasana yang sungguh diluar prasangka.
Diubah oleh menghilanglupa 10-12-2016 07:24
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas

