Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#995
Part 35
Quote:


Setelah telepon berakhir, aku langsung tarik selimut dan tidur.

Pagi telah tiba.
Seperti biasa, aku dibangunkan dengan kumandang adzan shubuh dari masjid dekat rumahku.
Tak lupa aku membangunkan Vania dan menjemputnya.
Tak butuh waktu lama untuk sampai rumahnya.

Vania : "Masuk dulu, Re.."
Rea : "Iya.."
Vania : "Udah sarapan ?"
Rea : "Belom.. Aku kepagian jemput kamu.."
Vania : "Ya udah nanti beli sarapan dulu ya buat berdua.."
Rea : "Iya.. Ya udah sana cepetan ambil tas kamu.."
Vania : "Bentar ya.."

Vania naik keatas untuk mengambil tasnya.
Setelah itu, kami berangkat berdua.
Tak lupa untuk membeli makanan untuk sarapan dikelas.
Sesampainya disekolah, kami sarapan berdua.

Vania : "Gimana kemaren ?"
Rea : "Gimana apanya ?"
Vania : "Aku kerjain.. Hehehehehe.."
Rea : "Bodo ah.. Males banget becanda nya gitu.."
Vania : "Lagian kamu duluan sih yang bikin aku sedih.. Tapi bagus deh kalo kamu ga jadi pindah.."
Rea : "Ini kita kayak yang jaga sekolah ya.. Setiap dateng, pasti masih sepi.."
Vania : "Iya.. Dulu mah boro-boro dateng jam segini.. Yang ada aku sering telat.."
Rea : "Jangan dibiasain lah begitu.."
Vania : "Orang tua kamu ga marah waktu kamu bilang ga mau pindah ?"
Rea : "Ngga sih.. Orang tuaku mah ngedukung aja aku maunya gimana asal bener.."

Tak lama kemudian, datanglah Calista.
Dia menatapku dan tersenyum kepadaku.
Aku juga membalas senyumnya.
Kenapa Calista jadi berbeda dimataku ?
Awalnya aku biasa saja melihat dia.

Vania : "Re.."
Rea : "Ya.."
Vania : "Bengong gitu liat Lista.."
Rea : "Biasa aja tuh.."

Lalu, Calista menghampiriku dan Vania.

Lista : "Beneran kan ?"
Rea : "Apa ?"
Lista : "Lo ga jadi pindah ?"
Rea : "Iya.. Gw ga jadi pindah.."

Dia kembali tersenyum kepadaku.
Lalu dia pergi meninggalkan kami berdua.

Vania : "Dia tau juga ?"
Rea : "Iya.. Aku juga kasih tau dia.."
Vania : "Hhmm.."
Rea : "Kenapa ?"
Vania : "Ga apa-apa kok. Hehehehehe.."
Rea : "Cepetan habisin, keburu bel masuk.."
Vania : "Kamu mau kemana ?"
Rea : "Toilet.."

Aku sudah selesai dengan sarapanku.
Aku berdiri dan berjalan menuju toilet untuk mencuci tangan dan muka.
Ketika keluar toilet, aku berpapasan dengan Calista.

Rea : "Hai, Lis.."
Lista : "Hai, Re.."
Rea : "Gw seneng orang tua gw ga jadi mindahin gw.."
Lista : "Gw juga seneng dengernya.. Dan lo bisa tetep terus sama Vania.."
Rea : "Eh iya, lo masih bertahan sama cowok-cowok lo itu ?"
Lista : "Masih.. Malah gw bingung harus milih siapa diantara kedua cowok gw.."
Rea : "Kenapa emangnya ?"
Lista : "Dua-duanya baik banget sama gw.. Jujur aja, Re.. Gw ga ada perasaan apa-apa ke mereka.. Gw nerima mereka juga karena mereka baik sama gw.."
Rea : "Emang lo ga jujur aja ke mereka berdua ?"
Lista : "Ngga tau deh kalo itu.. Gw takut nyakitin hati mereka.."
Rea : "Iya juga sih.. Nanti sambung lagi ya.."
Lista : "Oke.."

Bel masuk berbunyi.
Pelajaranpun dimulai.
Pelajaran kali ini dimulai dengan pelajaran kesukaanku.
Bahasa Inggris yang diajarkan oleh ibu Kania.
Aku menjadi anak kesayangan ibu Kania, karena nilai bahasa inggrisku paling tinggi dibanding dengan kelas lain.

Bu Kania : "Rea, ke sini sebentar.."
Rea : "Ya, ada apa bu ?"
Bu Kania : "Minggu depan, ada lomba pidato pake bahasa inggris se Jakarta.. Kamu ikut ya ?"
Rea : "Saya sendirian ?"
Bu Kania : "No.. Kamu berdua.."
Rea : "Sama siapa ?"
Bu Kania : "Sama murid yang nilai bahasa inggrisnya sedikit dibawah kamu.."
Rea : "Atur aja deh, Bu.. Hehehehehehe.."
Bu Kania : "Ibu harap kamu bisa banggain sekolah ini, sama kayak waktu kamu banggain SMP mu dulu.."
Rea : "Ibu tau ?"
Bu Kania : "Tau dong.. Hehehehehehe.. Udah sana duduk lagi.."

Aku kembali ketempat dudukku.

Vania : "Kenapa, Re ?"
Rea : "Aku diminta wakilin sekolah untuk pidato bahasa inggris.."
Vania : "Wah keren.. Kapan ?"
Rea : "Minggu depan.."
Vania : "Yah.. Aku sendirian dong.."
Rea : "Doain aku ya.."
Vania : "Pasti.. Aku doain yang terbaik buat kamu.."

Jam pelajaran selesai dan diganti dengan pelajarang selanjutnya.
Sampai akhirnya, bel istirahat berbunyi.

Rea : "Aduh pusing kepalaku.."
Vania : "Hahahahahaha.. Ini tuh gampang, Re.."
Rea : "Kamu enak.. Jago matematika.. Lah aku.. ngitung uang sendiri aja kadang sakit kepala.."
Vania : "Bagus dong.. Berarti kamu bukan orang yang perhitungan.."
Rea : "Orang tuaku ngajarin gitu soalnya.. Jangan perhitungan jadi orang.."
Vania : "Bu Kania bilang apa aja tadi ?"
Rea : "Yang jelas, aku wakilin sekolah.. Terus ada satu orang lagi tapi aku ga tau siapa.."
Vania : "...."
Rea : "Kamu aja ya.."
Vania : "Kamu mau bikin aku malu ? Aku mana bisa.."
Rea : "Kali aja kan bisa.."
Vania : "Pasti nanti kamu bakalan dilirik sama cewek lain deh disana.."
Rea : "Ya ngga lah.. Ngapain juga cewek-cewek pada ngelirik aku.."
Vania : "Ya kan siapa tau aja.. Terus ngajak kenalan, ngajak jalan.. Huh.. Sebel aku.."
Rea : "Hahahahahahaha.. Pikiranmu kok ngaco gitu, Van.."
Vania : "Bisa jadi kan.."
Rea : "Ada juga kamu.. Pas aku tinggal lomba, nanti kamu digodain Nando, terus dianterin pulang cowok lain.."
Vania : "Hahahahahahaha.. Impas kita berarti.."

Bel masuk telah berbunyi.
Semua murid masuk kedalam kelas masing-masing.
Hingga akhirnya bel istirahat siang tiba.
Aku dan Vania turun kebawah menuju masjid untuk shalat dzuhur.
Setelah itu, kami makan siang bersama.
Tak lama kemudian, muncul Zabir dan kawan-kawanku.

Farrel : "Woi, Re.."
Zabir : "Enak bener lo berduaan mulu.."
Rea : "Ah.. Apaan sih lo.."
Farrel : "Gw denger dari guru-guru, lo mau wakilin sekolah buat lomba ?"
Rea : "Iya.."
Zabir : "Bakalan terkenal lagi nih Andrea.."
Rea : "Apa sih.. Biasa aja.."
Valen : "Waktu lo bikin bangga di SMP, lo inget ga direbutin banyak cewek ?
Zabir : "Tau lo.. Ampe kakak kelas juga digebet.."
Vania : "Beneran ?"
Zabir : "Beneran, Van.. Temen gw yang cewek aja sampe berantem tau gara-gara nih bocah satu.."
Vania : "Tuh kan.. Pikiran aku bener.. Pasti kamu nanti dimacem-macemin cewek.."
Rea : "Ngga, Van.. Jangan dengerin nih mulut-mulut kadal.."
Farrel : "Mau gw tunjukin ga orang nya ? Mita !! Sini !!", sambil melambaikan tangan.

"Kenapa, Rel ?", jawabnya.

Suara ini.
Seperti aku kenal.

Farrel : "Masih inget sama anak ini ngga ?"

Aku melihat perempuan itu.
Aku kaget dia ada disini.
Didepanku.
Aku bangkit dari tempat dudukku..

Rea : "Mita ?"
Mita : "Andrea..."
Rea : "Ananda Paramita ?"
Mita : "Iya.. Ini gw, Andrea Raffertha.."

Ananda Paramita.
Dia adalah seorang perempuan.
Kakak kelasku waktu SMP.
Teman dari Zabir dan Farrel.
Kalian tahu artis Maudy Koesnaedi ?
Nah, dia mirip sekali dengannya.
Wajahnya, rambutnya..
Mirip dengan artis itu dikala muda.

Vania : "Kalian saling kenal ?"
Rea : "Ini teman-temanku dari SMPku, Van.."

Kenapa aku sampai kenal dengan Mita ?
Dia adalah salah satu murid yang mewakili SMPku saat itu pada saat lomba bahasa inggris.
Tetapi, sayangnya dia tidak dapat gelar juara.
Aku kenal dekat dengannya karena aku dan Mita sering latihan bersama saat itu.

Mita : "Gw kesana ya.. Daahh.."
Farrel : "Daahh.."

Mita kembali berkumpul dengan teman-temannya.

Zabir : "Jadi gimana ?"
Rea : "Apa nya gimana ?"
Zabir : "Kalo lo pasangan lagi ama dia.."
Vania : "Apa sih.. Ngga boleh.. Enak aja.. Lagian kan Bu Kania yang nentuin, bukan kalian.."
Farrel : "Ciee cemburu.."
Valen : "Hahahahahahaha.. Kan enak nanti Rea dicium lagi.."
Vania : "JADI DIA PERNAH CIUM KAMU ?!"
Rea : "Apa sih.. Jangan dengerin omongan mereka.."
Vania : "JADI BENER ?!"
Rea : "Ngga.. Ngga bener.. Len, gw tonjok juga nih.."
Valen : "Hahahahahahaha.. Gw becanda doang, Van.. Gitu aja marah.."
Vania : "Ya kan gw kira beneran.."
Rea : "Udah ah.. Gw ke kelas dulu.. Udah mau bel.. Yuk Van.."
Vania : "Yuk.. Gw sama Rea duluan ya.."

Aku dan Vania kembali kekelas.
Kami kembali melanjutkan pelajaran yang membosankan sampai bel pulang tiba.
Pada saat kami bersiap untuk pulang, Bu Kania masuk kedalam kelas.

Bu Kania : "Hayo kalian semua duduk dulu sebentar.."

Semua murid kembali ke kursi masing-masing.

Bu Kania : "Minggu depan sekolah ini akan mengikuti lomba pidato dalam bahasa inggris.. Salah satu pesertanya, Andrea Raffertha.."

Semua murid bersorak.
Ada yang mendukungku.
Bahkan ada yang meledekku.

Bu Kania : "Tapi, Rea ga sendirian.. Sesuai dengan kesepakatan antar guru, para guru memilih satu lagi untuk menjadi peserta.."

"Siapa, Bu ?", murid-murid bertanya kepada Bu Kania.

Bu Kania : "Calista Candrarini.."
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.