Part 24





Semakin hari hubungan gua dengan Indri semakin dekat,rasa jaim di diri gua akhirnya hilang,enggak ada lagi yang namanya perasaan malu atau segan untuk memegang tangannya,hingga sampai mengajaknya jalan dan makan bareng di luar.

Gua yang biasanya pulang tepat waktu jam 4 sekarang malah molor sampai jam 5 hingga memasuki waktu maghrib dengan alasan ada tambahan jam kerja dan Aisyah tetep percaya aja sama gua.

Aisyah "Mas enggak makan dulu?"ujar Aisyah sambil mengikatkan dasi di kerah baju gua

Gua "enggak Syah entar aja di kantor"

Aisyah "enggak kayak biasanya kamu Mas yang selalu sarapan dulu sebelum kerja?"

Gua "iyah masalahnya takut telat Syah enggak enak sama bos"padahal masih ada waktu 1 jam lagi.

Gua sengaja setiap hari berangkat pagi pagi karena sebelum menuju ke kantor gua jemput Indri dulu dirumahnya,komplek gua sama komplek Indri agak berjauhan sekitar 5 menit dari rumah gua.

Gua "Aku berangkat yah"seraya mencium keningnya dan mencium perutnya

Aisyah "iyah Mas,hati hati di jalan sama hati hati sama gadis Teller"

Gua "iya curigaan amat sih?"

Aisyah "biarin kan wajar aku curiga karna sekarang berangkat pagi banget pulang pas mau maghrib"

Gua "terserah deh kalau gak percaya"gua langsung menyalakan motor dan pergi menjauh dari Aisyah

Gua mengarahkan motor menuju kerumah Indri yang ditempuh dengan waktu sekitar kurang lebih 5 menitan,sesampainya didepan rumah Indri,gua parkirin motor dan memencet bell di depan pagar rumahnya.

Enggak lama doi keluar dari pintu rumahnya seraya tersenyum kearah gua dan berjalan mendekat.

Indri "tumben nih pagi banget jemput gua?kangen yah enggak bisa lama lama jauh dari gua"goda nya

Gua "diihh pede banget lo?gih cepetan gua laper nih"ujar gua yang mengaba aba doi dengan memegang perut

Indri "emang istri lo kaga masak?"

Gua "kaga,makanya gua ngajak lo pergi ke rumah makan dulu"gua berbohong

Indri "ya ampun masa bini lo gak masak?kesian amat sih?"seraya membelai pipi gua

Gua "ayo cepetan malah bengong aja disitu"


Gua berangkat dengan Indri menuju rumah makan dulu sebelum ngantor padahal dirumah Aisyah udah nawarin gua sarapan dulu malah memburuk burukan Aisyah didepan Indri dengan modus supaya gua bisa makan bareng sama ini cewek.

Entah dosa apa yang dilakuin Aisyah hingga gua bisa bisanya memburuk burukan dia di depan wanita yang bukan muhrim gua,tanpa segan gua berkata bohong agar bisa lebih deket sama Indri,bahkan gua ungkapin perasaan suka ke dia.

Gua "ndri?"

Indri "hmmm..."seraya menaikan alisnya dan menatap kearah gua

Gua "gua suka sama Lo Ndri?"

Indri "(hanya tersenyum)"seraya melanjutkan makannya

Gua "kok Elo kayak biasa gitu?"

Indri "karna gua tau Lo mah pasti becanda"

Gua "kalau serius gimana?"

Indri "kalau serius buktikan,gua gak butuh kata kata Lo"

Gua "buktikan dengan apa?"

Indri "nikahin gua lah,tapi gua gak mau di madu"

Gua enggak bisa berkata banyak saat doi bilang tidak ingin di poligami,disatu sisi gua juga berat di Aisyah karena doi mengandung anak gua.

Indri "kenapa bingung?makanya kalau ngomong di pikir dulu,kalau Lo pengen sama gua yah ceraikan istri Lo,kalau Lo berat yah kita sebatas ini doang hubungannya"

Gua hanya tertunduk diam setelah mendengar kata katanya yang membuat gua mustahil untuk melakukan itu,entah setan apa yang merasuk kedalam diri gua hingga dengan mudahnya gua bilang suka ke wanita lain padahal gua masih memiliki Istri yang mengandung anak dari gua.

Itulah mengapa Allah menyuruh kepada setiap hambaNya untuk tidak mendekati zina,mendekati aja dilarang apalagi menyentuhnya,karna akan merusak dan menjerumuskan pelakunya kedalam lubang kehancuran.

setelah selesai makan kami berangkat menuju kantor,Indri pegangan di pinggang gua saat itu membuat gua makin salah tingkah,gua juga bingung sama ini cewek kenapa tadi cuek dan nolak perasaan gua sekarng malah memeluk pinggang gua lagi.

sesampainya di kantor kami disoraki oleh beberapa teman sekerja karna setiap pagi gua berangkat dan pulang bareng seperti layaknya lagi pacaran.

teman "cie cie yang udah jadian?"

gua "jadian apaan cuman temen doang"

temen "temen apa temen?"

indri "Calon"indri menimpali

gua terkejut sama apa yang barusan gua denger,

gua "calon?bukannya elo nolak?"

indri "iyah gua emang nolak tapi setelah Lo ceraikan bini Lo baru gua terima"ujarnya seraya tersenyum kearah gua