Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#900
Part 31
Rea : "Ngomong apa sih kamu.."
Velina : "Kirain kakak mau apa-apain aku.."
Rea : "Ngga.. Ngga bakalan aku ngelakuin yang nggak-nggak sama kamu.. Kamu itu udah aku anggep kayak adikku sendiri.."
Velina : "Hehehehehehe.. Aku udah takut aja.. Habis kakak liatin aku gitu.."
Rea : "Ngaco ah kamu.. Kebanyakan bergaul sama Roy.."

Walaupun sesungguhnya aku ingin melakukan hal itu, tetapi aku tahan semampuku.
Jangan sampai aku tergoda dengan Velina.

Situasi sudah aman.
Adrian mengabarkan bahwa Nia sudah tidak ada disana.
Aku dan Velina kembali ke warnet.

Adrian : "Dari mana lo ?"
Rea : "Rumah lah.."
Adrian : "Berduaan dirumah sama Velina ?"
Roy : "Wah.. Ga bener nih pasti.."
Velina : "Apaan sih Bang Roy.. Aku ga ngapa-ngapain tau.."
Rea : "Tau nih.. Ngeres aja pikiran lo.."
Adrian : "Hahahahahaha.. Kali aja kejadian gitu.."

Velina kembali melanjutkan permainannya diruangan dalam.
Adrian masih setia bermain diluar.

Adrian : "Ga main lo ?"
Rea : "Ngga.. Gw mau nyamperin Vania dulu.. Ngambek dia.."
Adrian : "Ya udah sana.. Daripada makin kacau urusannya.."
Rea : "Iya.. Cabut dulu gw.."

Aku segera pergi kerumah Vania.
Jujur, aku khawatir dengannya.
Apa lagi dia sampai marah kepadaku.
Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai kerumahnya.
Aku langsung masuk dan menghampirinya dikamar.
Aku mendapatkan dia sedang menangis.

Rea : "Van.."
Vania : "...."
Rea : "Vania.."
Vania : "Ngapain kamu kesini ?"
Rea : "Kamu masih belom ngerti juga, Van ?"
Vania : "...."
Rea : "Pernah kamu ngerasain jadi aku gimana saat ini ? Kamu marah, Velina ketakutan dan butuh aku, terus Nia hadir menghancurkan semuanya.."
Vania : "...."
Rea : "Untuk kali ini, aku ga mau terus ngalah, Van.. Kamu harus ngerti keadaanku.. Jangan aku yang terus ngertiin kamu.."
Vania : "...."
Rea : "Jangan egois, Van.. Hidupku bukan cuma ada kamu.. Tapi aku punya teman-temanku yang juga harus aku jaga hubungannya.."
Vania : "Tapi kenapa harus Velina ?"
Rea : "Velina kan juga temanku.. Sekarang dia yang diganggu sama Nia.. Sama kayak kamu waktu itu.."
Vania : "...."
Rea : "Apa yang kamu rasain waktu kamu dihabisi sama Nia, itu sama kayak yang dirasain sama Velina sekarang.."
Vania : "Selain Velina, kamu deket sama siapa lagi ?"
Rea : "Ga ada.. Palingan cuma temen biasa.. Kayak Calista.."
Vania : "Beneran ?"
Rea : "Beneran.."
Vania : "Re, hubungan kita udah jauh.. Makanya aku ga bisa liat kamu deket sama perempuan lain.."
Rea : "Iya aku tau kok.. Maka nya aku mau kasih tau kamu lagi.. Aku sama Velina itu cuma temen deket diwarnet aja.. Dia suka main disana.. Dia juga deket sama Adrian, Roy, sama Reza.."
Vania : "Tapi kenapa tadi dia ga minta tolong sama Adrian ?"
Rea : "Adrian mah taunya main sama nyontek, Van.. Tadi aja dia yang minta tolong ke aku.."
Vania : "...."
Rea : "Udah jangan nangis lagi ya..", sambil memeluk Vania.
Vania : "Iya.. Maafin aku, Re.."
Rea : "Sama-sama, Van.."
Vania : "Ini pertama kalinya aku sayang sama cowok.."
Rea : "Kamu juga perempuan pertama yang aku sayang, Van.."
Vania : "Andrea.."
Rea : "Apa ?"
Vania : "Jangan tinggalin aku.."
Rea : "Aku disini kok, Van.. Kan aku udah janji akan jaga kamu.. Mana mungkin aku tinggalin kamu.."
Vania : "Bener ya ?"
Rea : "Iya bener.. Kamu pasti belom makan.."
Vania : "Aku ga nafsu makan gara-gara mikirin kamu.."
Rea : "Makan yuk.."
Vania : "Makan dimana ?"
Rea : "Didepan sana aja yang pernah kamu tunjukkin ke aku.."
Vania : "Ya udah ayo.."
Rea : "Cuci muka dulu sana.."
Vania : "Emang aku jelek ya kalo lagi nangis ?"
Rea : "Hahahahahaha.. Kamu tetep cantik dimataku, Van.."
Vania : "Aahh.. Rea.. Jangan bikin aku melayang.."
Rea : "Hahahahahaha.. Udah jangan kebanyakan ngayal.. Buruan.."

Vania masuk kekamar mandi untuk mencuci mukanya.
Setelah itu dia memakai bajunya yang lebih sopan.
Kami berdua makan diwarung makan yang sederhana disana.

Enak.
Masakan disini enak sekali.
Harganya juga murah.
Pantas saja ramai pengunjung setiap harinya.

Rea : "Pelan-pelan makannya.."
Vania : "Aku laper tau, Re.."
Rea : "Hahahahaha.. Cantik-cantik kalo makan galak juga.."
Vania : "Hehehehehe.."
Rea : "Tuh.. Udah habis aja.. Aku masih setengah ini.."
Vania : "Buruan abisin.."
Rea : "Iya.."

Aku lanjutkan memakan makananku.
Setekah selesai, kami membayar makanan kami lalu kembali kerumah Vania.
Aku dan Vania duduk berdua didalam kamarnya.

Vania : "Ahh kenyang.. Jadi ngantuk.."
Rea : "Terbalik ya sama aku.. Aku kalo kenyang malah melek.."
Vania : "Tadi aku mikir, kamu ga bakalan nyamperin aku loh.."
Rea : "Kenapa emangnya ?"
Vania : "Aku mikir kamu lagi sama Velina.. Berduaan.. Cium-ciuman.. Aduuhhh.. Kesel aku.."
Rea : "Ciuman ? Hahahahahahaha.. Ada-ada aja kamu.."
Vania : "Iihh.. Malah ketawa.."
Rea : "Pikiranmu jauh banget.."

Kami berdua merebahkan tubuh kami diatas tempat tidur.
Kami tidur bersampingan.

Vania : "Re, kelas XI nanti, kamu mau masuk jurusan apa ?"
Rea : "Ga tau, Van.. Aku ga minat di IPA.. Aku ga suka Fisika sama Kimia.. Kalau IPS, aku ga suka ekonomi dan kawan-kawannya.."
Vania : "Hhmm.. Terus apa dong ?"
Rea : "Kalau ada kelas bahasa atau budaya, aku mau masuk kesana.."
Vania : "Oh iya, kamu bisa bahasa apa aja ?"
Rea : "Inggris bisa.. Melayu aku juga bisa.. Aku juga pernah belajar bahasa Arab 3 tahun.. Terus sedikit bahasa Spanyol dan Jerman.."
Vania : "Kamu belajar dimana bahasa melayu ?"
Rea : "Digame.. Sama orang Malaysia dan Brunei.."
Vania : "Aku susah kalau belajar bahasa asing.. Lidahku suka kepleset.."
Rea : "Kamu mau masuk mana nanti kelas XI ?"
Vania : "Ga tau deh.. Liat nanti aja.. Aku mau masuk IPA atau IPS, sama aja.."
Rea : "Kalau kita sekelas lagi, mau ngga kamu duduk disampingku lagi ?"
Vania : "Ga usah kamu minta juga pasti aku bakalan terus disamping kamu, Re.."
Rea : "Makasih, Van.. Salah satu alasan aku semangat pergi kesekolah, ya karena ada kamu.."
Vania : "Sama kayak aku, Re.. Aku bisa belajar sama orang yang aku cinta.. Aku senang.."

Mata kami saling bertatapan.
Kami mendekatkan wajah kami berdua.
Bibirku mencium bibir Vania.
Kemudian, Vania membalas dengan melumat bibirku.

Rea : "Van.."
Vania : "Hhmm.."
Rea : "Jangan cemburu lagi ya sama Velina.."
Vania : "Iya.. Aku ngerti kok gimana posisimu saat ini.."
Rea : "Sayang kamu, Van.."
Vania : "Sayang kamu juga, Re.."

Kami melanjutkan permainan kami.
Vania sudah melepas semua bajunya yang melekat ditubuhnya dan permainan ini tak bisa kami hindari lagi.
Setelah itu, Vania memakai bajunya kembali.

Rea : "Van.. Aku boleh main sama Adrian ?"
Vania : "Ya udah sana.. Tapi, kabarin aku kalo udah pulang.."
Rea : "Iya nanti aku kabarin.."

Vania mengantarku hingga ke gerbang rumahnya.

Rea : "Aku pergi dulu ya, Van.."
Vania : "Iya.. Hati-hati, Re.."

Berat langkah ini untuk meninggalkannya.
Aku kembali dan memeluknya.

Vania : "Re.."
Rea : "Berat untukku ninggalin kamu.."
Vania : "Iya.. Aku tau.."
Rea : "Aku pergi ya.."
Vania : "Iya kamu hati-hati dijalan.."
Rea : "Daah, Vania.."

Aku segera pergi kewarnet dekat rumahku.
Disana masih ada Adrian.
Segera aku login di PC sampingnya lalu bermain.

Adrian : "Udahan ?"
Rea : "Apaan ?"
Adrian : "Vania.."
Rea : "Oh, udah.."
Adrian : "Lo apain ?"
Rea : "Pake jurus lah.."
Adrian : "Jurus apa ? Bagi-bagi ilmu lah.."
Rea : "Lo mau deketin siapa emang ? Bukannya lo mau sama Velina ?"
Adrian : "Velina mah ga enak kalo dijadiin pacar.. Udah enak jadi temen main disini.."
Rea : "Terus lo mau deketin siapa ?"
Adrian : "Jangan bilang siapa-siapa.."
Rea : "Iya.."
Adrian : "Gw lagi suka sama Calista.."
Rea : "Buset !!"
Adrian : "Kenapa emang nya ?"
Rea : "Setau gw nih, dia udah punya cowok disekolah sama dirumahnya.."
Adrian : "Dua biji ?"
Rea : "Iya.. Lo mau jadi biji ketiga ?"
Adrian : "Aduh.. Ngga dah.."
Rea : "Mending kita party bareng.."
Adrian : "Ya udah ayo buruan.."

Aku dan Adrian bermain hingga malam hari.
Velina sudah pulang diantar oleh Reza.
Aku segera pulang kerumah.

Rea : "Assalamu 'alaikum.."
Mama : "Wa 'alaikum salam.. Udah makan, Re ?"
Rea : "Udah, Ma.."
Mama : "Yang tadi pagi siapa ?"
Rea : "Vania, Ma.."
Mama : "Oh itu Vania.. Cantik ya dia.."
Rea : "Ya gitu deh.. Pake ilmu yang diajarin Papa.."
Mama : "Papa ngajarin apa lagi ?"
Papa : "Ngga ngajarin apa-apa.. Cuma kasih bumbu dikit.. Hehehehehe.."
Rea : "Aku naik dulu ya.."

Aku segera naik menuju kamarku.
Seperti biasa, aku duduk dijendela kamarku sambil menatap langit malam.
Aku ambil HPku dan menelpon Vania.


Quote:


Malam itu, ditutup oleh percakapanku dengan Vania ditelepon.
Setelah itu aku tarik selimutku dan istirahat untuk beraktivitas besok pagi.
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.