- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Saat Senja Tiba
...
TS
gridseeker
[TAMAT] Saat Senja Tiba
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 333 suara
Siapa tokoh yang menurut agan paling layak dibenci / nyebelin ?
Wulan
20%
Shela
9%
Vino (TS)
71%
Diubah oleh gridseeker 04-07-2017 19:00
afrizal7209787 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
1.4M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gridseeker
#172
Sekitar jam setengah dua ane sampai di rumah Wulan. Rumah Wulan terletak agak dekat dengan jalan raya dan bisa dibilang cukup sederhana. Saat sampai sana ane lihat ibunya Wulan sedang menyapu teras rumah. Dia tersenyum ramah saat ane masuk ke halaman rumah.
“Permisi bu, Wulan ada ? “ tanya ane.
“Ada mas, sebentar saya panggilkan. “ jawab ibunya Wulan.
“Oh nggak usah bu kalau Wulan lagi sakit biar saja dia istirahat. “ jawab ane.
“Saya cuma mastiin aja soalnya Hpnya nggak aktif sejak tadi pagi. “ kata ane lagi.
“Wulan kayaknya sih nggak sakit mas, tapi sejak kemarin malam dia mengurung diri di kamar. “ kata ibunya Wulan dengan nada kuatir.
“Makan cuma sedikit malah tadi pagi nggak sarapan. Ditanya ada apa jawabnya cuma menggeleng. “ kata ibunya Wulan lagi.
Mendengar penjelasan ibunya Wulan ane menjadi semakin kuatir. Jelas ada sesuatu yang nggak beres sama Wulan.
“Coba kamu temui aja mas, sapa tahu kalau sama temannya dia mau cerita ada apa. “ kata ibunya Wulan.
Ane menuruti saran ibunya Wulan dan langsung ke kamar Wulan yang ada di lantai 2 rumahnya. Setahu ane diantara semua temen kuliahnya, cuma ane aja yang diijinkan Wulan untuk masuk ke kamarnya. Bahkan Yovie yang notabene pacarnya, nggak mendapatkan “hak istimewa” tersebut. Entah alasannya kenapa ane juga nggak tahu.
“Lan…” panggil ane sambil mengetuk pintu.
“Wulan. “ panggil ane lagi.
“Iya sebentar. “ jawab Wulan dari dalam dan langsung membuka pintu.
“Hai… “ sapa ane.
“Hai Vin. Nggak nyangka kamu datang. “ sapa Wulan sambil tersenyum.
Hati ane langsung berbunga-bunga melihat wajah Wulan untuk pertama kalinya hari ini. Dan dia tetap cantik dan mempesona seperti biasanya. Tidak ada tanda-tanda kalau dia sakit atau habis menangis.
“Kamu nggak masuk kuliah dan HP mu mati, karena aku kuatir ya aku langsung kesini. “ kata ane.
“Sorry udah bikin kamu kuatir Vin. Barusan aku nyalain HP, emang ada pesan BBM masuk dari kamu. “ jawab Wulan.
“Oh ya. Ini aku bawain kesukaan kamu. “ kata ane sambil menyodorkan kantung plastik yang berisi dua botol You-C 1000 dan beberapa batang KitKat.
“Wah terima kasih. “ kata Wulan tersenyum riang sambil menerima oleh-oleh dari ane.
“Masuk lah Vin. “
“Iya. “ jawab ane sambil masuk ke kamarnya Wulan.
“Kamu ngapain aja seharian, Lan ? “ tanya ane sambil duduk di karpet.
“Ya nggak ngapain-ngapain. Sejak tadi aku cuma lihat film di laptop. “ jawab Wulan sambil duduk di depan ane.
Ane melihat di meja Wulan memang laptopnya masih nyala dan masih muter film. Ane nggak tahu persis filmnya tapi kayaknya sih Frozen. Wulan membuka kantung plastik pemberian ane lalu membuka sebungkus KitKat, mencuplik 1 fingers. “Nih.. haaaa “ Wulan menyodorkan 1 fingers KitKat itu ke mulut ane dan …. “Aeeemm.. “ mulut ane pun menyambutnya, persis seperti seorang ibu yang nyuapin anaknya. Kami berdua pun spontan tertawa bareng.
“Aku kira kamu sakit, Lan. “ kata ane sambil mengunyah KitKat.
“Tadi ibu kamu kuatir banget kamu karena sejak kemarin malam mengurung diri di kamar. “ kata ane lagi.
“Aku memang sejak kemarin sakit, Vin. “ kata Wulan.
“Sejak kemarin saat aku telpon kamu malam-malam. “ lanjut Wulan sambil menunduk.
“Soal Yovie ? “ tanya ane.
Wulan lagi-lagi nggak menjawab dan tetap menunduk. Waduh kalau ane tanya terus pasti Wulan akan semakin sedih dan bakalan menangis lagi.
“Udahlah, kalau kamu emang nggak sanggup cerita nggak usah dipaksa. “ kata ane.
“Aku nggak mau kamu sedih lagi. “ kata ane lagi.
“Aku udah nggak sedih lagi kok Vin. Kan udah ada kamu. “ jawab Wulan sambil tersenyum. Syukurlah ternyata dia nggak nangis.
“Jelas dong, kan aku datang sebagai dokter pribadi kamu. “ kata ane sambil membusungkan dada.
Wulan cuma tersenyum simpul mendengar kata-kata ane. Ups udah jam berapa ini, ane kemudian liat table-clock di meja Wulan dan ternyata udah jam dua lebih sepuluh. Saatnya menjemput sang tuan putri. Soalnya jarak rumah Wulan dengan kampus Shela lumayan jauh, takutnya ntar kalo ane terlambat jemput bisa-bisa Shela ngamuk.
“Eee Lan, aku pamit dulu ya.. soalnya.. “ ane kebingungan nyari alasan buat pamit.
“Kamu mau kemana Vin ? “ tanya Wulan.
"Aku ada janji dengan..."
Belum sempat ane menyelesaikan kata-kata ane tiba-tiba Wulan memegangi lengan ane dan menempelkan kepalanya ke pundak ane.
“Jangan pergi Vin.. please.. “
Ane hanya terdiam melihat Wulan seperti ini. Apa yang harus ane lakukan ? Apa ane harus bilang sama Shela kalau tiba-tiba ane berhalangan jemput ?
“Permisi bu, Wulan ada ? “ tanya ane.
“Ada mas, sebentar saya panggilkan. “ jawab ibunya Wulan.
“Oh nggak usah bu kalau Wulan lagi sakit biar saja dia istirahat. “ jawab ane.
“Saya cuma mastiin aja soalnya Hpnya nggak aktif sejak tadi pagi. “ kata ane lagi.
“Wulan kayaknya sih nggak sakit mas, tapi sejak kemarin malam dia mengurung diri di kamar. “ kata ibunya Wulan dengan nada kuatir.
“Makan cuma sedikit malah tadi pagi nggak sarapan. Ditanya ada apa jawabnya cuma menggeleng. “ kata ibunya Wulan lagi.
Mendengar penjelasan ibunya Wulan ane menjadi semakin kuatir. Jelas ada sesuatu yang nggak beres sama Wulan.
“Coba kamu temui aja mas, sapa tahu kalau sama temannya dia mau cerita ada apa. “ kata ibunya Wulan.
Ane menuruti saran ibunya Wulan dan langsung ke kamar Wulan yang ada di lantai 2 rumahnya. Setahu ane diantara semua temen kuliahnya, cuma ane aja yang diijinkan Wulan untuk masuk ke kamarnya. Bahkan Yovie yang notabene pacarnya, nggak mendapatkan “hak istimewa” tersebut. Entah alasannya kenapa ane juga nggak tahu.
“Lan…” panggil ane sambil mengetuk pintu.
“Wulan. “ panggil ane lagi.
“Iya sebentar. “ jawab Wulan dari dalam dan langsung membuka pintu.
“Hai… “ sapa ane.
“Hai Vin. Nggak nyangka kamu datang. “ sapa Wulan sambil tersenyum.
Hati ane langsung berbunga-bunga melihat wajah Wulan untuk pertama kalinya hari ini. Dan dia tetap cantik dan mempesona seperti biasanya. Tidak ada tanda-tanda kalau dia sakit atau habis menangis.
“Kamu nggak masuk kuliah dan HP mu mati, karena aku kuatir ya aku langsung kesini. “ kata ane.
“Sorry udah bikin kamu kuatir Vin. Barusan aku nyalain HP, emang ada pesan BBM masuk dari kamu. “ jawab Wulan.
“Oh ya. Ini aku bawain kesukaan kamu. “ kata ane sambil menyodorkan kantung plastik yang berisi dua botol You-C 1000 dan beberapa batang KitKat.
“Wah terima kasih. “ kata Wulan tersenyum riang sambil menerima oleh-oleh dari ane.
“Masuk lah Vin. “
“Iya. “ jawab ane sambil masuk ke kamarnya Wulan.
“Kamu ngapain aja seharian, Lan ? “ tanya ane sambil duduk di karpet.
“Ya nggak ngapain-ngapain. Sejak tadi aku cuma lihat film di laptop. “ jawab Wulan sambil duduk di depan ane.
Ane melihat di meja Wulan memang laptopnya masih nyala dan masih muter film. Ane nggak tahu persis filmnya tapi kayaknya sih Frozen. Wulan membuka kantung plastik pemberian ane lalu membuka sebungkus KitKat, mencuplik 1 fingers. “Nih.. haaaa “ Wulan menyodorkan 1 fingers KitKat itu ke mulut ane dan …. “Aeeemm.. “ mulut ane pun menyambutnya, persis seperti seorang ibu yang nyuapin anaknya. Kami berdua pun spontan tertawa bareng.
“Aku kira kamu sakit, Lan. “ kata ane sambil mengunyah KitKat.
“Tadi ibu kamu kuatir banget kamu karena sejak kemarin malam mengurung diri di kamar. “ kata ane lagi.
“Aku memang sejak kemarin sakit, Vin. “ kata Wulan.
“Sejak kemarin saat aku telpon kamu malam-malam. “ lanjut Wulan sambil menunduk.
“Soal Yovie ? “ tanya ane.
Wulan lagi-lagi nggak menjawab dan tetap menunduk. Waduh kalau ane tanya terus pasti Wulan akan semakin sedih dan bakalan menangis lagi.
“Udahlah, kalau kamu emang nggak sanggup cerita nggak usah dipaksa. “ kata ane.
“Aku nggak mau kamu sedih lagi. “ kata ane lagi.
“Aku udah nggak sedih lagi kok Vin. Kan udah ada kamu. “ jawab Wulan sambil tersenyum. Syukurlah ternyata dia nggak nangis.
“Jelas dong, kan aku datang sebagai dokter pribadi kamu. “ kata ane sambil membusungkan dada.
Wulan cuma tersenyum simpul mendengar kata-kata ane. Ups udah jam berapa ini, ane kemudian liat table-clock di meja Wulan dan ternyata udah jam dua lebih sepuluh. Saatnya menjemput sang tuan putri. Soalnya jarak rumah Wulan dengan kampus Shela lumayan jauh, takutnya ntar kalo ane terlambat jemput bisa-bisa Shela ngamuk.
“Eee Lan, aku pamit dulu ya.. soalnya.. “ ane kebingungan nyari alasan buat pamit.
“Kamu mau kemana Vin ? “ tanya Wulan.
"Aku ada janji dengan..."
Belum sempat ane menyelesaikan kata-kata ane tiba-tiba Wulan memegangi lengan ane dan menempelkan kepalanya ke pundak ane.
“Jangan pergi Vin.. please.. “
Ane hanya terdiam melihat Wulan seperti ini. Apa yang harus ane lakukan ? Apa ane harus bilang sama Shela kalau tiba-tiba ane berhalangan jemput ?
Opiknh dan 19 lainnya memberi reputasi
18
![[TAMAT] Saat Senja Tiba](https://s.kaskus.id/images/2017/05/28/9056684_20170528125804.jpg)
Setelah sekian lama jadi SR di forum SFTH ane memberanikan menyusun cerita ini. Sebenarnya cerita ini sudah lama ane pendam bertahun-tahun, meski begitu cerita ini sempat ane posting disini pake ID lain tapi dalam format plesetan komedi karena ane nggak PD kalau membikin versi real/sesungguhnya.
Pokoknya just enjoy the story hehe biar sama-sama enak
Dan karena ane masih nubi disini mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan ya gan